nissa seorang gadis cantik nan ayu,dan menjadi yatim piatu di tinggalkan orang tuanya sejak berumur lima tahun, nissa hidup bersama neneknya di desa terpencil, nenek yang sangat menyayanginya melebihi apapun di dunia ini, namun siapa sangka di balik wajahnya yang cantik nan ayu tersimpan seribu dendam pada pembunuh orang tuanya yaitu arya juragan perkebunan
teh yang berusia 28 tahun, dan nissa yang kala itu berumur 17 tahun terpikat dengan laki-laki tampan yang menolongnya ketika dia terjatuh ke sungai,laki-laki itu ternyata dari golongan bangsa jin
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CancerGirls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34. Bagas
Karena sudah mendekati malam dan di desa melati juga tidak ada penginapan nissa
mengusulkan untuk mereka tidur di rumah bekas peninggalan mbah uti dan orang
tuanya.
disini lah mita mengenang semuanya, saat nissa menceritakan pada rangga, tentang kisah nissa dan mita ketika mereka berdua masih remaja, hidup susah hanya makan singkong dan daun singkong rebus setiap harinya.
jarang sekali mereka makan nasi,makan nasi jika ada hajatan saja ..dan orang yang punya hajat memberikan mbah uti nasi berkat,untuk mita dan nissa, kadang juga seorang tetangga
memberi mbah uti sebakul nasi atas kerjanya sebagai pencuci piring, atau mencuci pakaian
tetangga, agar bisa menghidupi kedua anak yatim piatu itu.
terkadang mbah uti hanya di beri lima buah jagung rebus oleh seseorang yang meminta pijat padanya, nissa dan mita bekerja keras mencari selembar uang untuk kebutuhan membeli bumbu atau minyak goreng dengan menjual sayuran yang berada di kebunnya.
rangga terdiam mendengar cerita ibunya, hatinya terenyuh, serta terharu atas perjuangan ibu dan bibinya yang begitu
semangat menjalani hidup apa adanya.
rangga sempat berpikir, kehidupannya sangat jauh berbeda dengan kehidupan yang di alami oleh ibunya itu, ia yang hidup dengan kemewahan oleh ibunda ratu, tak jarang rangga menghabiskan makanannya ia selalu menyisakan makanan membuat nissa kadang
memarahinya.
itu sebab nissa selalu memarahinya bukan karena ia benci bukan..tetapi untuk mendidik putranya untuk menghargai makanan yang belum tentu di dapat oleh kebanyakan orang di luar sana, orang yang tidak seberuntung dirinya, bahkan mungkin lebih menderita dari pada nissa dan mita.
rangga menyadari tentang kesaksian bisu rumah yang sangat sederhana ini, pakaian-pakaian nissa dan mita masih
tersusun rapi di lemari yang telah usang dan berdebu, pakaian yang sangat tak layak pakai.
nissa dan mita nampak merapikan kamar yang akan ia gunakan untuk tidur, kasurnya begitu keras seprainya berbau tak sedap seperti bau kain yang di simpan lama di dalam lemari, namun tak membuat dirinya
enggan untuk tidur disana..
bukankah itu tempat ia terbaring lelah saat usai melakukan begitu banyak tugasnya ketika mereka masih remaja?
" apa kamu nyaman niss? " tanya mita terbaring di samping nissa.
" yah aku rindu pada masa-masa seperti ini" jawab nissa.
" andai saja mbah uti masih ada..mungkin kita akan membawanya keliling dunia.." tutur mita,
nissa nampak menghapus air matanya yang
tanpa perintah sudah meleleh di pipinya
nissa rindu harum tubuh mbah uti..hingga ia tertidur di malam itu.
rangga yang belum terbiasa merasa tidak nyaman tidur di kamar mbah uti, ia benar-benar tidak bisa tidur.
matanya tak jua terpejam, ia membuka pintu kamar nissa dan mita, mereka berdua tidur sangat lelap.
" astaga..kenapa aku tidak bisa seperti ibu dan bibiku..mereka sangat pulas dengan
selimut usang itu ..tidak merasa gatal sama sekali.." pikir rangga.
rangga melangkahkan kakinya keluar halaman ia akan tidur di mobilnya, saat ia hendak mendekati mobilnya, nampak
suara sOsok menggeram, sosok itu terdapat di samping mobil milik rangga, dan rangga
terkejut ketika sosok itu adalah seekor singa putih yang tengah memakan ayam milik warga.
" ayah?" rangga tampak memanggil sosok itu dengan sebutan ayah.
nampak singa itu menoleh dan berlari, rangga
mengejar singa putih itu dengan sangat cepat, kemudian dengan IImu dari eyang ratunya akhirnya ayahnya tertangkap juga.
" ayah ini aku rangga, ada ibu dan bibi juga kami mencarimu ayah.." rangga menitipkan air matanya.
singa putih itu tertunduk wajahnya, ia tidak dapat berbicara sedikitpun.
" ayah ..ayah jangan khawatir kami semua sudah tau kalau ayah di usir oleh eyang,
sebab itu kami mencari ayah..ayah tenang saja..ibu akan mengobati ayah ..ayo yah kita
kejutkan ibu..." ajak rangga pada ayahnya yang berwujud singa putih.
singa putih itupun mengikutinya masuk kedalam ruang tamu.
" ibu..bibi..bangun..aku sudah bertemu dengan ayah.." rangga nampak bahagia ia
membangunkan ibunya dengan mengguncangkan tubuh ibunya perlahan.
tak lama nissa dan mita terbangun, mereka berdua keluar.
nissa memeluk tubuh singa putih itu dan beberapa kali mengecupnya dengan bercucuran air mata.
" mas aku merindukanmu.." nissa memeluknya dengan erat tak ingin sosok itu
meninggalkannya lagi.
berbeda halnya dengan mita, yang melihat wujud asli iparnya itu dengan ketakutan luar biasa, ia memeluk tubuh rangga dari belakang dengan sangat erat.
rangga merasakan tubuh mita menggigil ketakutan.
" tenang bi..ayahku tak suka daging bibi. kata ayah terlalu banyak lendir" rangga terkekeh
mengarang ceritanya.
mita memukul punggung rangga, tanpa bersuara sedikitpun dan beberapa kali lengan rangga tercakar oleh kuku mita yang
memegangnya terlalu erat.
" aku akan mencoba menyembuhkan mu mas bagas.." ucap nissa mengambil sembilah
pisau dan melukai ujung jarinya kemudian meneteskan darah nissa pada tubuh suami
ghaibnya itu.
tak berselang lama tubuh singa putih itu berubah menjadi sosok bagas.
rangga dan nissa berhambur memeluk bagas penuh haru, mita menangis melihat itu, ia pun terharu tak ingin ikut adegan peluk-pelukan
yang terjadi antara mereka, kemudian rangga menghampiri mita dan memeluk bibinya
" kamu juga mau merasakan di peluk kan bi? seperti inilah rasanya" rangga memeluk tubuh
mita.
mita mendorongnya dan keributan itu pun kembali terjadi.
" ayo mas kita masuk kedalam mobil..aku yakin sebentar lagi akan ada pertarungan di antara mereka berdua" nissa dan bagas berlalu.
" jangan kurang ajar kamu rangga!! aku ini bibimu.." teriak mita suaranya sampai
terdengar di telinga bagas dan nissa
" aku ini ponakanmu bi...masa bibi tidak mau di peluk keponakanya..sedangan temanku saja waktu kecil sering di peluk bibinya..." terang rangga tidak mau kalah.
" itu berbeda bodoh!!otak mesum!!! kamu sudah besar..bahkan kamu sudah mengerti
bagian sensitive wanita .." mita menatap nyalang keponakan angkatnya.
" ayolah bi..." rengek rangga.
mita merasa sangat jijik dengan rangga saat memintanya seperti itu, lalu mita hendak keluar rumah di ikuti rangga yang
mengikutinya.
setelah sampai di halaman mereka akan menyusul bagas dan nissa.
" ayolah bibi cantik..yang oh my hot..." ledek rangga, membuat mita makin kesal dan
hendak menutup pintu dengan kencang.
namun rangga menghalanginya.
" jangan mimpi..." mita menarik gagang pintu dan hendak menutupnya sekeras mungkin, serta menguncinya.
" stop bibi..kamu bisa merubuhkan rumah buyutku .." teriak rangga.
mita menghempaskan tangan ponakannya itu.
" jangan lakukan seperti itu lagi bi...kamu akan melakukan kesalahan yang fatal jika
merobohkan rumah buyutku!!! bukan pintunya saja yang akan roboh..bisa-bisa rumah buyutku akan kamu robohkan jika kamu menutupnya dengan sangat keras!!" seru rangga, menyalahkan mita,mita pun murka.
" hai bodoh!otak mesum!!!kamu malah menyalahkan ku?? bukankah kamu yang slalu
menggodaku???jangan salahkan aku jika aku menanggapi godaan mu!!aku tidak peduli
walau kamu keponakanku sekalipun !!!" hardik mita.
bagas tertawa terbahak-bahak.
" yasudah ayo bi.." rangga menyeringai ke arah mita, sangat menyeramkan sekali.
hingga mita berlari ke arah mobil.
" akhhhh...tidaaakk..."