NovelToon NovelToon
Terpaksa Menjadi Sugar Baby Tuan Mafia

Terpaksa Menjadi Sugar Baby Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

'Apa dia bilang? Dia ingin aku jadi Sugar Baby?.' Gumam Sheilla Allenna Arexa

"Maaf?!." Sheilla mengernyitkan dahinya, bingung sekaligus tak mengerti. "Mengapa aku harus menjadi Sugar Baby mu?." Tanyanya dengan nada bicaranya yang sedikit keras.

Sean memijat rahang tegasnya sembari tetap menatap ke arah Sheilla dengan seringain kecil di bibir pria itu.

"Bagaimana menurutmu?." Tanya Sean pada Sheilla. "Apa kamu tidak tau apa kegunaan Sugar Baby dalam konteks ini? Sudah ku jelaskan dan bukankah kamu sudah dewasa?."

Kemarahan melonjak dalam diri Sheilla dan wajahnya memerah karena begitu marah.

"Sudah ku bilang, AKU BUKAN P--"

**

Sheilla Allenna Arexa adalah gadis biasa yang mendapati jika dirinya tiba-tiba terjerat dengan seorang bos mafia yang kejam karena hutang dari sepupunya sebesar 5 juta Dollar. Untuk menyelamatkan keluarganya dan juga membalas budi mereka karena telah merawatnya, Sheilla terpaksa menyetujui kontrak menjadi budak dengan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4

    "Bos."

    Alex baru saja bersikap sombong pada Sheilla di ruang bawah tanah dan saat ini, wajah pria itu nampak pucat pasi. Matanya penuh dengan kecemasan dan Sheilla menyadari bahwa dirinya benar. Bajingan-bajingan itu takut pada Sean.

    Tidak boleh melakukan kekerasan pada wanita atau pun anak-anak, itulah peraturan keras dari Sean.

    "Apa kau mengenal gadis itu?." Pria berambut hitam itu bertanya dengan nada dinginnya.

    Alex mengalihkan perhatiannya dari pria sopan dan beralih ke pria berambut hitam ketika mendengar pertanyaan itu.

Dan ketika pandangannya tertuju pada Sheilla, Alex tiba-tiba melayangkan tatapan tajamnya dan kemudian dia berpura-pura seolah tidak terjadi sesuatu ketika dia kembali menatap wajah berambut hitam itu.

    Namun, Sheilla tidak melewatkan pandangannya meskipun itu hanya sesaat. Begitu pula pria sopan itu. Dia menyipitkan matanya dan segera kembali ke sifat aslinya saat melihat perubahan dari raut wajah Alex.

    "S-saya tidak mengenalnya." Jawab Alex dengan nada bicaranya yang gemetaran.

    

    "Pembohong!." Sheilla sangat marah. Mengapa dia begitu sofistik?. "Jika kau pikir, kau akan baik-baik saja karena berpura-pura tidak mengenalku, kau salah!."

    Sheilla tampak seperti anak kucing yang amarahnya meluap-luap karena ekornya diinjak. Sudut mata Sean yang melihat hal itu, tidak bisa menahan dirinya untuk tidak tersenyum. Ia akan menjadikan Sheilla miliknya yang menyenangkan jika di pelihara.

    "Bos, maafkan saya. Saya memang mengenal dia, dia memukuli saya dan lihatlah wajah saya, dia mencakarnya..."

    "Aku tidak tau kau juga punya cakar, kucing kecil?."

    Alex terkejut, melihat pria sopan itu tidak marah, tetapi tampak geli setelah mendengar apa yang baru saja dirinya katakan. Pria sopan itu menatap kearah Sheilla dengan raut wajah senangnya.

    Perasaan Alex menjadi tegang dan dia tidak bisa berkata apa-apa. Saat itu dia berpikir jika dirinya telah mengambil mangsa yang salah, karena sepertinya kedua bosnya itu mengenal Sheilla.

    "Aku bukan kucing! Dan wajahnya memang pantas untuk dicakar." Kata Sheilla membela diri, dia tidak menyadari jika nada bicaranya terdengar sangat menyedihkan dan bahkan ada sedikit suara manja. Begitu kata-kata itu keluar, Sheilla juga terkejut ketika dia baru saja menyadari bagaimana cara dirinya berbicara dengan seorang mafia dengan nada seperti itu?.

Meskipun pria sopan itu baru saja menyelamatkan dan meskipun dia juga sangat tampan.

    'Berhenti! Sudah cukup! Sheilla ada apa dengan dirimu?.' Pikirnya dalam hati.

    

    Pandangan pria sopan itu sama sekali tidak mau melewatkan melihat raut wajah Sheilla, dia tidak bisa menahan tawanya.

    "Menarik sekali, bahkan seekor kucing pun akan bisa mencakar orang ketika dia merasa cemas." Pria itu bergumam dengan nada santainya.

    "Kucing? Kalau kau ternyata menertawakanku, maka aku akan benar-benar mencakar mu." Setelah mengatakan hal itu, Sheilla terdiam dan ia menyesalinya. Ada apa dengannya? Mengapa dia tidak bisa menahan lidahnya saat menghadapi pria itu?.

    "Jadi. Kau menindas gadis kecil itu terlebih dahulu, dan dia mencakar mu untuk membela diri?." Pria sopan itu tiba-tiba merendahkan nada bicaranya saat bertanya dan menatap Alex dengan raut wajah dinginnya. Ada aura mendominasi yang keluar dari dalam dirinya, yang tidak sesuai dengan penampilannya yang sopan

    "Saya tidak melakukannya, keluarga dia memiliki hutang dan kami datang untuk menagih hutang itu..." Kata Alex menjelaskan dengan wajah pucat pasi dan keringat bercucuran di dahinya.

    "Dasar pembohong! Kau berbohong tentang pertengkaran ku denganmu dan sekarang kau menuduh keluargaku berutang padamu. Kau, kau benar-benar jahat!." Sheilla belum pernah bertemu dengan pria seperti Alex sebelumnya. Amarah membuncah dalam dirinya, membuatnya gemetar.

    Baginya Alex benar-benar pria yang jahat. Karena menahan rasa marah dan kesal pipi Sheilla mengembung dan ia juga mengepalkan tangannya, ingin memberikan Alex sebuah pukulan, tetapi didikan yang diterimanya membuat Sheilla tidak bisa berkata-kata kasar apalagi melakukan kekerasan. Jadi, gadis tak berdaya itu hanya bisa mengulang kata-katanya 'Kau benar-benar jahat.' untuk menegur Alex dan mengepalkan tangannya untuk menahan amarahnya.

    Sementara itu, pria sopan itu menoleh menatap Sheilla. Ia memperhatikan gadis kecil itu yang tampak mungil, wajahnya memerah karena marah dan napasnya sedikit terengah-engah, dan dengan napas Sheilla yang cepat itu, dua benjolan sedang di dada Sheilla juga terlihat melambai ke atas dan kebawah, menarik perhatian pria sopan itu.

    Merasakan tatapan penuh nafsu, Sheilla tiba-tiba mendongak dengan gugup dan ragu ke arah pria yang sopan itu. Sementara pria itu dengan enggan mengalihkan pandangannya kembali ke arah Alex. "Jadi, kau memutuskan untuk menggunakan gadis itu untuk melunasi utang?." Tanya nya dengan nada dingin.

    "Maafkan saya, Bos. Saya tidak akan melakukannya lagi." Mendengar kata-kata dingin dari pria yang sopan itu, Alex tidak punya keberanian untuk membela diri dan mulai memohon ampun.

    'Bos? Siapa bos yang sebenarnya? Pria mana yang sebenarnya bernama Sean?.' Batin Sheilla, ia benar-benar bingung.

    Awalnya, Sheilla mengira jika pria berambut hitam itu adalah Sean. Namun kini, tampaknya cara berpikirnya berubah dan mengira jika pria yang sopan itu adalah Sean.

    Menyadari raut wajah bingung yang terpancar di wajah Sheilla setelah mendengar perkataan Alex.

    Pria sopan itu berjalan selangkah demi selangkah mendekati Sheilla sembari buka suara. "Bukankah kau mengatakan kalau dirimu adalah gadis milik Sean? Kau tidak mengenali siapa Sean? Atau kau hanya berencana untuk tidur dengannya saja lalu meninggalkannya?." Tanya pria sopan itu.

    Ruangan itu tiba-tiba menjadi sunyi, dan terdengar suara jarum jatuh ke lantai. Pria berambut hitam dan Alex diam memperhatikan Sheilla dan pria sopan itu.

    Gadis itu mendongak dan ke-dua matanya terbelalak. "K-kau bos Mafia? Itu artinya kau Sean? Benarkan?."

    Mendapat tatapan terkejut dari Sheilla, pria sopan itu berhenti dan mencondongkan tubuhnya ke telinga Sheilla. "Sepertinya kau akan menjadi lebih pintar setelah mendengar kata kasur. Tapi aku tahu kalau aku akan mengingatmu kalau kau ada di dalam diriku." Perkataannya secara tidak langsung mengakui bahwa dia adalah Sean, sang bos mafia

    Sheilla berdiri kaku setelah mengetahui kebenaran itu secara tiba-tiba. Suara serak dan seksi pria itu bergema di telinganya. Ia seakan merasakan hembusan napas pria itu di telinganya, membuat telinganya gatal, begitu pula hatinya.

"Ahem," pria berambut hitam itu tidak bisa menahan batuk setelah melihat keduanya semakin dekat. Sean melirik pria itu dalam-dalam. Dan pria berambut hitam itu memutar matanya dan memberi isyarat dengan dagunya, menunjukkan bahwa Alex masih berlutut di sana.

    Sean mengatur napasnya, menjauh dari Sheilla dan berjalan duduk di kursi kebesarannya.

    "Jadi, kau hanya pergi untuk menagih hutang?." Tanya Sean pada Alex.

    "Ya, itu benar, Bos." Alex dengan sadar menjawab.

    "Tidak mungkin. Tidak mungkin keluarga ku berhutang pada seorang mafia." Saat ini, Sheilla juga meredakan amarahnya terhadap Sean yang baru saja menunjukan dirinya yang sebenarnya.

    "Diego, pergi dan periksa semuanya." Perintah Sean pada pria berambut hitam.

Alex mencoba berkata lebih banyak lagi, tetapi dihentikan oleh tatapan dingin Sean dan dia segera menundukkan kepalanya tanpa suara.

    Setelah beberapa saat, pria berambut hitam yang diketahui namanya sebagai Diego masuk dan mengangguk ke arah Sean. "Nona Sheilla, keluargamu memang berutang uang kepada Mafia, ini adalah hutang judi sepupumu." Kata Diego menjelaskan dengan lembut.

    "Tidak mungkin. Aku tidak pernah mendengar itu di rumah. Dan aku yakin kalau kalian pasti salah orang."

    Meski pun sepupu Sheilla putus sekolah saat dia masih kecil dan tidak pernah menduduki jabatan yang layak setelah itu, dia pasti tidak mungkin berutang kepada MAFIA.

    "Namamu Sheilla Allenna Arexa  Dan sepupumu bernama Mark Eleseo Maxime, kan?." Tanya Sean memberikan penjelasan pada Sheilla, lagi dengan sabar. Setelah gadis itu menepis penjelasan Calvin.

    Sean mengerti perasaan Sheilla. Keluarga penjudi biasanya tidak percaya bahwa salah satu anggota keluarga mereka akan berjudi dan tentu juga berutang kecuali mereka melihat buktinya dengan mata kepala mereka sendiri.

    Jadi, Sean kembali buka suara sebelum Sheilla sempat menjawab pernyataan yang sebelumnya. "Kalau kau masih tidak percaya, kita bisa membawa keluarga paman mu ke sini. Dan kau bisa bertanya langsung pada mereka."

    Mendengar usulan yang Sean katakan, membuat kedua mata Sheilla berbinar. Ini adalah cara yang bagus untuk membuktikan bahwa sepupunya tidak bersalah. Begitu terbukti bahwa sepupunya tidak berutang uang kepada mafia, Sheilla bisa pulang dan meninggalkan tempat terkutuk ini.

Adapun Sean, meskipun dia adalah bos mafia, dia baru saja menyelamatkan dari cengkraman Alex. Sheilla ingin mempercayainya."Setuju. Begitu sudah dipastikan kalau sepupuku memang benar-benar berutang padamu, kita pasti akan membayarnya. Aku ingin menyelesaikan masalah ini dengan cara resmi, bukan dengan cara ilegal."

Mendengar perkataan Sheilla, Sean pun mengangguk setuju. "Tentu, ayo bertaruh."

1
Siti Aishah
good
Mimik Pribadi
Ayo donk thor,smangat up nya,aku tunggu kelanjutan nya,,,,☺️🤗
Mimik Pribadi
Hahaaa,,,Begitulah rasanya cinta Sean,untung yng kamu mkn es cream, jdi tidak seburuk kata perumpamaan yng mengatakan klo sdh cinta, tahi ayam pun serasa coklat Sean 🤣🤣🤣
Mimik Pribadi
Menarik,,,,aku suka ❤️
Jenny
baru nemu ceritamu kak, nyimak dulu yaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!