NovelToon NovelToon
My Love Friend

My Love Friend

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Bad Boy / Kisah cinta masa kecil / Cintapertama / Idola sekolah / Cinta Murni
Popularitas:674
Nilai: 5
Nama Author: LoveHR23

Fahrul Bramantyo dan Fahrasyah Akira merupakan sahabat sejak kecil, bahkan sejak dalam kandungan. Mereka sangat akrab bak saudara kembar yang merasakan setiap suka dan duka satu sama lain.

Namun semuanya berubah saat kesalahpahaman terjadi. Fahrul menjadi pria yang sangat kasar terhadap Fahra. Beberapa kali pria itu membuat Fahra terluka, hingga membuat tubuh Fahra berdarah. Padahal ia tau bahwa Fahra nya itu sangat takut akan darah.

Karena Fahra kecil yang merasa takut kepada Fahrul, akhirnya mereka pindah ke Malang dan disana Fahra bertemu dengan Fahri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LoveHR23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ini Bukan Mimpi

"Happy Birth Day Fahrul" teriak Fahra tak terlalu keras. Namun suara itu masih bisa terdengar oleh seisi kelas. Semua mata tertuju pada meja tempat Fahrul duduk. Namun tidak dengan Ridho. Pria itu masih tertidur pulas dimejanya.

Mendengar sebuah teriakan yang menyebut namanya, sontak membuat Fahrul yang semula sibuk bermain ponsel, menjadi berdiri. Ia melihat seorang gadis yang tak ingin dilihatnya, kini sedang berdiri dihadapannya sembari membawa kue. Fahra tersenyum saat melihat Fahrul berdiri. Ia merasa bahwa ini akan menjadi hari keberuntungannya.

Pria itu memutar bola matanya malas. Tanpa memperdulikan gadis itu, Fahrul kembali duduk dan bermain ponsel. Tidak terlihat Beni disamping. Beni memang selalu datang terlambat.

Fahra mengerutkan dahinya. Senyum diwajahnya masih berusaha ia pertahankan. "Rul, Happy Birth Day." ucap Fahra lagi dengan senyum yang sudah mulai berkurang.

~"Tuhan, semoga Fahra baik-baik aja." -batin Cinta.

"Rul, maaf ya. Fahra benar-benar lupa sama tanggal 23 maret. Maaf ya. Sebagai gantinya, Fahra buatin kue spesial untuk Fahrul. Ini buatan Fahra sendiri." ucap gadis itu sedikit lirih namun tetap tersenyum.

Fahrul melirik ke arah Fahra dan kuenya. Ia memutar bola matanya malas. Pria itu menghela nafasnya dan mulai berdiri. Fahrul juga tersenyum remeh ke Fahra.

Brukk!!

Pupus sudah. Kue yang dengan susah payah Fahra buat. Kue yang ia usahakan selama 12 jam. Dan kue yang membuatnya tidur hanya sekitar 2 jam, kini sudah tergeletak dilantai. Fahrul menjatuhkan kue itu tanpa merasa bersalah.

Suara jatuhan kue itu pun membuat seisi kelas terkejut. Termasuk Ridho yang sontak berdiri disaat tidur pulasnya. Ia melihat kue yang berserakan didekat meja Fahrul.

"Kue siapa nih? Sayang banget, dibuang." ceplos Ridho tak tahu apa yang terjadi. Fahrul melirik sahabatnya tajam.

Fahra hanya menunduk gemetar. Mata gadis itu tak henti-hentinya melihat ke arah kue yang telah ia buat dengan susah payah. Perlahan air matanya mulai jatuh. Hanya senyum sendu yang terlihat diwajahnya. Fahra mulai melangkahkan kakinya mendekati Fahrul. Matanya mulai terangkat dan menatap mata Fahrul lekat.

"Maaf" hanya itu yang dapat Fahra ucapkan pada Fahrul. Ia tak mampu berkata apapun lagi.

~"Ya Tuhan, apalagi ini? Kasian Fahra."~ batin Cinta. Gadis itu hanya bisa melihat Fahra dengan rasa iba. Walau takut, ia tetap coba memberikan diri untuk membantu Fahra. Ia berlari mengambil sekop dan pel untuk membersihkan kue yang jatuh. Terlihat Fahra tengah bersimpuh didekat kue yang jatuh itu.

~"Fahra kenapa? Apa itu.... Oh my god. Jangan-jangan itu..."~ batin Ridho. Sepertinya Ridho bisa menebak bahwa itu adalah alasan Fahra datang awal. Dan itu juga lah alasan kenapa wajah dan mata Fahra terlihat tidak sehat.

Belum sampai Cinta membawakan sekop dan pel. Tiba-tiba Fahrul berjongkok menyetarakan matanya dan Fahra. Fahrul menatap Fahra begitu tajam. Ia meremas bahu Fahra dengan sangat kuat, hingga gadis itu meringis kesakitan. Fahrul mengangkat Fahra untuk berdiri. Bukan. Fahrul bukan ingin membantu Fahra. Dia memegang kedua pipi Fahra dengan tangan kanannya begitu keras.

Lagi-lagi Fahra hanya bisa menahan air matanya agar tidak tumpah. Namun apalah daya. Cengkraman Fahrul begitu kuat. Fahra hanyalah perempuan biasa. Air matanya kini telah jatuh karena sakit.

"Lo, gak usah sok perhatian sama gue! Gue gak butuh perhatian lo! Gue gak butuh semua ini! Dan gue, gue juga gak butuh lo! Lo itu cuma seorang pembunuh dimasa lalu gue! Menurut gue, Fahrasyah Akira udah mati! Mati bersamaan dengan kak Andin!" ucap Fahrul penuh penekanan.

Mendengar ucapan Fahrul, gadis itu tertegun. Ia tak menyangka Fahrul akan mengatakan itu padanya, dan didepan teman-teman mereka. Tuhan, apalagi ini.

Brakk!

Aww! Sssttt

Tak hanya itu. Fahrul juga mendorong Fahra hingga gadis itu terjatuh dan kepalanya terbentur dikursi tempat anak-anak lelaki berkumpul. Cairan kental berwarna merah yang sangat Fahra takuti, akhirnya keluar lagi.

"FAHRA!!!" teriak Cinta dan bergegas berlari menghampiri Fahra.

"RUL!!" Ridho juga ikut berteriak melihat perbuatan anarkis Fahrul. Rahang Ridho berbunyi. Ia begitu geram dengan tingkah sahabatnya itu. Para siswa dikelas juga terkejut. Banyak diantara mereka yang merasa iba dengan Fahra. Namun hanya Cinta dan Ridho lah yang berani bersuara. Ridho melangkahkan kakinya mendekati Fahrul. Dia menatap lekat pria itu.

Saat baru saja masuk kelas, Beni terkejut. Ia menghentikan langkahnya didepan pintu. Pria itu juga terkejut saat melihat Fahra yang terduduk dengan lumuran darah didahinya. "Huftt.. Dasar Fahra. Pasti dia buat gara-gara lagi sama Fahrul. Harusnya pas Fahrul marah, dia bilang gini 'ampun bang jago' hihi" ucapnya.

"Rul, lo harusnya gak perlu sampai kayak gini. Apa salahnya, Fahra berbuat baik sama lo? Dia gak salah, Rul. Dia cuma care sama lo. Harusnya lo bisa hargai itu. Lo gak pernah ngebully orang sampai kayak gini, Rul. Gue tau lo." ucap Ridho lembut. Ridho memang pria yang lembut.

"Raa, lo gakpapa? Jidat lo berdarah." ujar Cinta yang panik saat melihat darah didahi Fahra.

"Gakpapa kok. Fahra udah gak takut darah. Fahra baik-baik aja kok Cinta. Cinta ada jaketkan? Fahra boleh pinjem gak? Boleh ya." lirih Fahra dengan ekspresi sedikit ngeri. Fahra masih memegang kepalanya yang berlumuran darah.

"Gue gak perduli sama dia! Kalau dia mau mati pun, gue seneng. Dia itu terlalu beruntung karena masih hidup sampe sekarang. Harusnya dia udah mati, disaat dia bunuh kak Andin." Fahrul tersenyum sinis membalas pertanyaan Ridho.

"Gak punya hati lo, Rul! Maaf, gue harus tolongin Fahra karena gue masih punya jiwa kemanusiaan." ujar Ridho penuh penekanan. Dia melangkahkan kakinya mendekati Fahra dan Cinta yang masih terduduk dilantai.

"Cin, lo tolong beresin ini ya. Biar gue yang bawa Fahra ke UKS."

"Iya. Bentar, Do. Gue ambil jaket gue dulu." belum sempat Cinta melangkah, Ridho langsung menghentikan langkahnya.

"Gak usah. Pake jaket gue aja."

"Tapi jaket lo putih"

"Gak masalah. Lo ambilin jaket gue aja, cepet."

Cinta langsung bergegas mengambil jaket yang terletak dimeja dekat mereka terduduk, yaitu dimeja tempat duduk Ridho. Fahra hanya tersenyum menatap Ridho. Gadis itu terlihat begitu lemah, hingga ia tak bisa berkata apapun.

Ridho memberikan jaketnya kepada Fahra. Ia menutup wajah Fahra yang berdarah dengan jaket putih itu. Dengan gagah, pria itu menggendong tubuh Fahra yang lumayan mungil.

Ia berjalan mendekati pintu dan berhenti dihadapan Beni. Ridho hanya melirik Beni sebentar, dan segera melanjutkan langkahnya. Ridho tau Beni tak akan membantunya. Beni sama saja seperti Fahrul. Bahkan Beni lebih senang jika keseharian mereka diisi dengan membully orang.

1
LoveHR23
keren dan semangat
LoveHR23
👍💪
LoveHR23
semangattt authorr😍
Anonymous
bagus
Anonymous
Hera kerennn💪
Anonymous
waww
Anonymous
😍😍😍
Anonymous
great💪
Anonymous
😍
Anonymous
💪😍
Anonymous
semangat💪
Anonymous
awww lucu banget😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!