Dia terbuang, dia tak dianggap dan dia tidak pernah ada.
Alora namanya. Anak yang terbuang dan diambil oleh agen pembunuh dan di rekrut menjadi anggota sejak umur tujuh tahun.
Gadis kecil yang terbiasa melawan arus dunia hingga tumbuh besar dan ingin kembali melihat tempat asalnya.
Siapakah Alora ini?? dan hal mengejutkan apa yang ia lakukan ??
cuss baca 👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria ardila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Karena kabar duka yang berturut turut, pihak istana tidak melakukan kegiatan pembelajaran maupun makan bersama di ruang makan.
Para tuan putri dan Lora hanya mendekam di kamar dan jika keluar pun hanya sekitar tempat mereka saja. Makan diantarkan pelayan saat sudah jam makan.
Ini seperti kesenangan diatas kesedihan orang lain. Tidak ada kegiatan dan mereka tidak akan kelelahan berjalan bolak balik dengan jarak yang jauh tiap hari.
Persahabatan Lora dan Tuan putri pun berjalan dengan mulus dan semakin erat. Mereka akan berbincang sesekali bermain catur untuk mengisi kesuntukan.
Malam ini adalah malam terakhir kehidupan santai tersebut dan besok mereka akan menghadapi bermacam kegiatan lagi.
"Aku tidak menyangka, kita sudah setengah bulan saja hidup bersama." Ucap Putri Hawa tersenyum.
"Dulu aku berpikir tidak akan ada yang mau berteman denganku, tapi ternyata aku punya kalian yang susah dan sedih bersama sama." Putri Warsi tersenyum menatap teman temannya satu per satu.
"Isshhh... Jangan sedih sedih gitu dong, kita kan masih lama disini dan jika kita di pilih menjadi istri pangeran, bukankah kita akan bertemu lebih sering." Ucap Lora setelah itu ia memakan buah anggur yang sudah tinggal separuh.
"Berbicara tentang menjadi istri pangeran, aku belum dekat dengan pangeran manapun dan selain Lora yang dekat dengan Pangeran Kiran, bukankah yang lain tidak pernah berdekatan dengan pangeran?" Ucap Putri Hawa.
"Aku lebih baik tidak dekat dengan siapapun." Ucap Putri Kairi sarkas seperti biasanya.
"Tapi aku sedikit takut, kita hanya pilihan dan aku takut dipilih oleh orang yang salah. Terkadang aku sedikit menyesal datang kesini." Ucap Putri Warsi.
"Kalian masih mending bisa mendapatkan Pangeran yang baik karen satu iblis telah memilih aku." Ucap Lora dengan ekspresi dramatis.
Yang lainnya pun hanya bisa terkekeh mendengar ucapan Lora.
"Kalau Putri Syaru bagaimana? apakah sudah ada yang di sukai?" tanya Lora kepada Putri Syaru yang memang pendiam sejak mereka pertama kali kenal.
"Aku tidak menyukai siapapun, tapi jujur aku kasihan melihat Pangeran Jiran." Putri Syaru berucap dengan suara kecil seperti biasa.
Lora mengerutkan keningnya, semakin dilihat maka Putri Syaru ini adalah gadis yang begitu baik. Dia pendiam dan juga hanya bersuara sesekali, dia hanya mengamati tanpa bermaksud ikut campur dan kali ini ia mulai...
kecurigaan Lora meningkat pada Putri satu ini.
"Aku awalnya juga kasihan tapi semakin kesini aku semakin berpikir kalau pangeran Jiran dicelakai bukankah itu berarti dia memiliki banyak musuh. Aku takut hidup dengan orang yang memiliki banyak musuh, rasanya nyawaku bisa hilang kapan saja." Dengan wajah yang kentara dengan rasa takut Putri Hawa berucap.
"Iya, anak dan istrinya meninggal dalam jangka waktu sehari. Aku rasa Pangeran Jiran pasti terpukul akan hal ini." Putri Warsi pun terlihat kasihan.
"Ternyata menjadi seorang Pangeran tidaklah seenak yang dilihat, pasti banyak bahaya yang mengintai mereka sedari kecil." Lora bertopang dagu menatap ke arah tehnya.
"Jangankan jadi pangeran, jadi seorang Putri saja, aku sering di musuhin oleh saudara ku yang lain. Bahkan saat mau kesini saja mereka banyak yang iri, mereka tidak tau saja kalau disini tidaklah seenak yang mereka kira." Ucap Putri Kairi.
.
.
.
bersambung
jangan lupa like and vote ya
salam hangat dari author
