NovelToon NovelToon
Bittersweet Villain

Bittersweet Villain

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Cinta Terlarang / Identitas Tersembunyi / Keluarga / Angst / Trauma masa lalu
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nurul Fhadillah

Aizha Adreena Hayva harus bertarung dengan hidupnya bahkan sebelum ia cukup dewasa, berhenti sekolah, mencari pekerjaan dan merawat adiknya karena orantuanya meninggal di malam yang sunyi dan tenang, bahkan ia tak menyadari apapun. bertahun-tahun sejak kejadian itu, tak ada hal apapun yang bisa dia jadikan jawaban atas meninggalnya mereka. ditengah hidupnya yang melelahkan dan patah hatinya karena sang pacar selingkuh, ia terlibat dalam one night stand. pertemuan dengan pria asing itu membawanya pada jawaban yang ia cari-cari namun tidak menjadi akhir yang ia inginkan.

selamat menikmati kehidupan berat Aizha!!
(karya comeback setelah sekian lama, please dont copy my story!)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Fhadillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 20

Sepertinya Caiden sudah siap untuk mencari ke negara lain saat asistennya dan beberapa orang kenalan yang membantunya dalam pencarian Aizha terus mengatakan tak ada kabar apapun, seolah seperti sosok itu tak pernah ada sebelumnya di dunia ini, seolah tak ada siapapun yang seperti itu pernah ada. Namun sebelum rencana itu terjadi, suatu hal yang tak terduga datang. Dering ponsel Caiden mengema di ruangan kerjanya yang sunyi, nomor tak dikenal, aneh sekali pikirnya. Namun Caiden tetap menerima panggilan itu, tidak lupa juga ia menghubungkannya dengan si asisten agar pria paruh baya itu dapat melacaknya.

“halo, siapa?”

“aku bosan, gadismu tak semenyenangkan itu” tentu saja, si anonim, Caiden sempat berpikir orang itu tak akan pernah menghubunginya lagi namun ini terlihat seperti langkah yang bagus.

“kau sudah membunuhnya?”

“kalau sudah aku tak akan repot-repot telepon orang sialan seperti kamu. Begini saja, ayo kita main, aku punya satu permainan untukmu”

“aku mendengarkan” kata Caiden mencoba terdengar tenang walaupun kini adrenalinnya terpacu dengan cepat dan dia merasa sedikit gugup.

“aku akan memberikan satu clue dan kamu harus mencari jalang ini dalam waktu seminggu, tidak lebih dari itu, kalau kamu bisa menemukannya kamu bisa membawanya pergi, akan aku lepaskan dia, tapi kalau kamu tak bisa menemukannya dalam waktu 1 minggu aku akan langsung membunuhnya dan mengirim tubuh dinginnya padamu, bagaimana?”

“tentu saja, terdengar menyenangkan” dan tak masuk akal, Caiden yakin psikopat itu pasti akan menyulitkan dirinya dan menipunya, namun ini terlihat lebih baik daripada dia tak memiliki petunjuk apapun. Caiden yakin dia pasti bisa menyelamatkan gadis itu, bukan bisa tapi harus!

“tapi satu syarat, ini hanya permainan kita, jika kamu melibatkan orang lain maka permainan ini batal, aku akan langsung membunuhnya” terdengar seperti seorang pemula, dia sepertinya tidak mengerti hal-hal semacam ini.

“tentu saja, hanya kita yang bermain”

​Setelah panggilan itu diakhiri, si asisten hanya bisa melacak bahwa ini masih berada di negara mereka, namun tak bisa menemukan dengan pasti dimana letaknya. Namun sejauh ini, hal itu sudah cukup membantu bagi mereka. Sekitar hampir 10 menit kemudian, sebuah pesan masuk ke email Caiden, clue dari si psikopat dan alamat emailnya terdaftar dari luar negeri, sangat penuh effort hanya demi 1 orang, bukankah begitu!?

​Clue yang dikirimkan berisi:

...Sebuah kotak besi besar yang muncul hanya saat matahari sedang beristirahat, di perairan yang luas....

​Clue nya terdengar sederhana dan mudah, namun tak semudah itu mengingat itu bisa menggambarnya banyak sekali jenis tempat. Hari itu juga Caiden mengumpulkan semua tim nya dan mengadakan rapat, dia tak ingin membuang-buang waktunya lebih lama lagi. Kotak besi itu pastinya merupakan bangunan berbentuk persegi dan tentu saja di lautan, di pinggir laut mungkin mengingat kata perairan yang luas tentu saja itu menuju pada laut. Hanya saja bangunan seperti itu jarang sekali ada, Caiden bahkan tak ingat apa ia pernah melihat hal semacam itu. Dengan keyakinan bahwa itu laut, mereka mulai mencari semua lokasi lautan di kota tersebut, semuanya tanpa terkecuali, lalu mereka mulai menyusun rencana pencarian dari laut terdekat sampai terjauh untuk menemukan bangunan apapun yang berbentuk persegi.

​Mereka terbagi menjadi dua tim yang akan pergi ke laut yang berbeda, semua jenis lautan, pantai, pelabuhan, dan segala macam. Mereka tentu saja harus bergerak dengan diam-diam dan hati-hati, tetap waspada karena anonim sialan itu pastinya akan memata-matai dirinya dan dia harus tetap membuat orang bodoh itu berpikir tak ada pihak lain yang terlibat dalam hal ini. Mereka tak yakin soal kalimat yang muncul saat matahari sedang beristirahat, baiklah, itu tentu saja mengarah ke malam hari, pada malam hari, tapi apa yang pada malam hari? Bangunannya hanya muncul pada malam hari? Itu tidak terlalu masuk akal, atau mungkin aktifitas yang terjadi di dalam bangunan itu hanya akan terjadi pada malam hari? Apapun itu, mereka akan memikirkannya lagi nanti, saat ini yang perlu mereka lakukan adalah menemukan bangunan itu dan memikirkan langkah selanjutnya.

​Apapun itu, Caiden berjanji pada dirinya sendiri dia akan menemukan gadis itu dalam keadaan hidup-hidup dan tak akan melepaskan setiap orang yang terlibat dalam hal ini hidup-hidup, pedang maupun pistolnya sudah sangat siap untuk tugas mereka.

​Sudah di penghujung hari saat mereka mengecek pantai kedua yang mereka datangi, tak ada bangunan apapun yang berbentuk persegi yang dimaksudkan, semua bangunan yang ada di sekitar itu terlihat begitu normal, hanya berisi kapa-kapal atau ikan-ikan atau apapun jenis yang berhubungan dengan nelayan, tentu saja, semua bangunan dekat pantai atau laut akan seperti itu, apa yang bisa mereka harapkan.

...☠️☠️☠️ ...

​Aizha duduk di atas ranjang sempitnya, semua orang di ruangan itu sepertinya telah tertidur dan ruangan itu gelap total, semua lampu yang ada telah dimatikan, waktu tidur. Kakinya terikat ke tepi ranjang seperti biasa, makanan disini juga masih sama, makanan yang tak begitu layak dikonsumsi dan bahkan mereka tak repot-repot untuk mengubah menu nya sesekali. Obat-obatan yang mereka berikan membuat tubuhnya menjadi kurus kering, seperti tulang yang dibalut dengan kulit. Aizha membayangkan kedua orangtuanya di tengah kegelapan itu, tidak benar-benar tau kenapa dia bisa berakhir disini, kucing sialan, anak remaja polos sialan. Aizha berhenti memikirkan alasan kenapa dia harus berada disini dan mulai yakin seratus persen ini adalah karma orangtuanya yang harus ia tanggung, dia tau orangtuanya, ah lebih tepatnya ayahnya, dia tau ayahnya tak sebersih itu, tak sebaik citra yang ia tampilkan, dia tau sisi buruk ayahnya dan ini karma atas hal itu.

​Bagaimana perasaan kedua orangtuanya saat mereka tau anak sulung mereka menghadapi hal semacam ini? bagaimana jika mereka masih hidup dan mendapati hal ini? apa yang akan mereka lakukan? Dia sangat merindukan Nuka, sangat sangat merindukan adik kecilnya itu, apa yang sedang gadis kecil itu lakukan saat ini? apa hidupnya baik? Siapa yang mengurusnya? Aizha muak, dia sangat muak dengan tubuhnya, dengan dirinya sendiri, dengan setiap pria sialan yang harus dihadapinya, dia muak dengan hidupnya yang berantakan ini. mereka terus memaksanya melakukan ini dan itu, memaksanya mengkonsumsi ini dan itu, Aizha merasakan kewarasannya yang menghilang sedikit demi sedikit, dia mulai berada di batas kewarasannya, dia sudah menjadi gila, benar-benar gila dan muak.

​Apa Aizha masih bisa berharap untuk diselamatkan? Diselamatkan oleh siapa? Apa Caiden masih mengingat dirinya? sepertinya pria itu sudah kembali ke kehidupan normalnya seperti pada saat sebelum bertemu Aizha. Apa dia masih dikejar? Atau selama ini bukan dia yang dikejar, bukan dia yang mereka cari tapi dirinya sendiri?! Mungkin setelah Aizha dikurung di tempat ini kehidupan Caiden menjadi tenang lagi, damai seperti sebelumnya.

​Miris sekali kehidupan Aizha, kedua orangtuanya meninggal saat dia bahkan belum paham apapun soal dunia ini, dia harus belajar menghasilkan uang dan kerja mati-matian demi adiknya, menjadi orangtua bagi adik kecilnya dan mengurusnya saat Aizha sendiri bahkan belum benar-benar bisa mengurus diri sendiri, dan pada akhirnya kini dia berada disini, di situasi dimana tubuhnya digunakan seenaknya seperti barang yang dijadikan bisnis. Aizha tersadar hidupnya tak terasa lagi seperti hidupnya sendiri dan tubuhnya bahkan bukan lagi miliknya sendiri, dia hanya barang rongsok yang terus digunakan, digunakan, dan digunakan tanpa henti sampai nanti benar-benar rusak dan tak bisa dipakai lagi. Bahkan menangispun tak ada artinya lagi, menangis tak mengubah apapun lagi, Aizha bahkan tak bisa pergi, tak bisa melepaskan jiwanya untuk pergi dan bebas, fisik, kejiwaan, mentalnya, semua terasa begitu jauh dari dirinya bahkan jika semua itu adalah milik dirinya.

​Hari ini dia dibawa lagi setelah dimandikan dan di dandani dengan rapi, ah tidak, bukan rapi, di dandani seperti boneka yang harus memenuhi hasrat orang-orang sialan. Tempat yang mereka datangi selalu berubah-ubah, tergantung dimana klien yang memesannya. Padahal mereka masih berada di kota yang sama, sudut lain kota ini. dia sudah berada disini bertahun-tahun sejak usia 18 tahun, namun betapa miris sekali dia tak pernah bertemu siapapun yang dia kenal atau pernah ia lihat, seperti berada di tempat lain yang asing. Saat mereka masuk, aroma rokok dan alkohol selalu tercium, dirinya kini selalu berada di tempat-tempat kotor yang diisi orang-orang busuk, sama busuknya seperti dia sekarang.

​Si wanita berotot itu menuntun Aizha ke depan pintu kamar yang bahkan tak ada nomornya, dia mengetuk beberapa kali lalu membuka pintu itu, wanita berotot itu mendorong tubuh Aizha dengan kasar kedalam ruangan itu hingga membuat Aizha terhuyung. Setelah ia berada di ruangan kamar itu, pintu dibelakangnya langsung tertutup rapat. Aizha mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan itu, tak ada siapa-siapa disana, hanya ada tempat tidur yang masih rapi belum tersentuh dengan beberapa botol minuman keras tersusun di meja tak jauh dari sana. Dari pintu lain, terdengar suara air yang menyala, pria itu sepertinya tengah mandi. Aizha berjalan mendekati tempat tidur sambil memperhatikan seluruh isi kamar yang tak begitu besar itu. satu-satunya barang mahal dan berkelas di tempat kumuh ini adalah beberapa botol sampaye branded berharga jutaan (tebak Aizha). Lucu sekali mereka memilih tempat kumuh seperti ini agar tak ketahuan namun masih memiliki selera tinggi, kalau begitu pergi saja ke negara lain, pesan hotel VVIP mewah disana beserta wanita-wanita penghiburnya daripada berada disini.

​Aizha tersentak sadar saat pintu kamar mandi terbuka, seorang pria berusia mungkin 50 tahunan keluar dengan dada terbuka dan hanya melilitkan handuk di pinggangnya. Tubuh pria itu cukup kekar walaupun usianya sudah tua, dia pasti sering berolahraga dan masih menganggap penampilan itu penting tak peduli dengan uban yang hampir memenuhi kepalanya.

“kita bisa mulai” kata pria itu dan menyuruh Aizha mengambil minyak pijat aromaterapi sambil membaringkan tubuhnya yang masih dibalut handuk itu di atas tempat tidur. Aizha tak mengatakan apapun dan hanya mengikuti perintah, dia mengambil salah satu minyak aromaterapi yang ada di sudut ruangan, mengambilnya dengan acak tak peduli mana yang lebih enak, toh dia hanya ingin cepat-cepat keluar dari tempat busuk ini.

​Aizha lelah, sangat lelah, baik fisik maupun mentalnya. Pria yang sudah tertidur lelap disampingnya seperti monster, seperti makhluk buas yang ingin dilenyapkan oleh gadis itu. tubuhnya kaku dan banyak lembam-lembam bekas pukulan pria itu, dia tipe orang yang menikmati rasa sakit orang lain, dia hanya akan merasa puas saat melihat darah atau mendengar jeritan orang lain. Aizha mendudukan tubuhnya, dia jarang bertemu dengan orang seperti itu namun hari ini sialnya dia harus berhadapan dengan orang seperti itu. Aizha memakai kembali pakaiannya, ia yakin ada beberapa orang yang berdiri menjaga di depan pintu kamar itu dan dia tak akan bisa pergi kemanapun sebelum waktunya, namun siapa yang peduli?

​Gadis itu mengambil salah satu botol minuman keras yang sering menjadi alasan adanya korban jiwa di perkelahian bar, botol kaca yang telah kosong itu terasa agak berat di genggaman Aizha, dia menimbang-nimbang sambil berjalan kesisi lain tempat tidur, tempat dimana pria itu tertidur dengan amat sangat lelap setelah mabuk berat. Dalam remang-remang kamar itu, Aizha mengangkat tinggi-tinggi botol kaca itu diatas kepalanya dengan kedua tangan kurusnya. Jika Aizha yang dulu berada di situasi ini dan melakukan hal ini, dia pasti akan bergetar hebat dan ketakutan, dia tak akan berani melakukannya dan merasa cemas, namun sosoknya saat ini tak dapat merasakan apapun, tak ada perasaan takut ataupun cemas, ia tak merasakan apapun selain rasa muak, tangannya menggenggam erat botol kaca itu hingga buku-buku jarinya memucat. Dengan cepat dan kuat Aizha mengayunkan botol kaca itu ke kepala si pria hingga bunyi pecahan yang ditimbulkan memekakkan, terasa lebih keras dari yang seharusnya, memecahkan malam yang sunyi.

​Pria itu tersadar dengan darah yang mengalir dari kepalanya, pecahan botol itu berserakan di sekitarnya, ia menatap Aizha dengan binggung dan marah. Sebelum pria itu sadar sepenuhnya dan melawan balik, Aizha langsung melompat keatas tubuh pria itu dan menusuk leher bagian kirinya berkali-kali, pria itu mengeluarkan suara tercekik yang aneh lalu tak bergerak lagi dengan mata melotot lebar, walaupun begitu Aizha terus menusuknya, wajah dan pakaiannya telah dipenuhi oleh noda darah. Aizha berhenti setelah dua orang yang menjaga diluar segera masuk ke dalam kamar dan menarik Aizha dengan kasar dan menghempaskannya ke lantai. Mungkin Aizha sungguh telah menjadi monster, tak ada perasaan apapun yang ia rasakan bahkan setelah melihat tubuh kaku yang dirusaknya, ia baru saja membunuh seseorang dengan hanya menggunakan botol minuman keras yang pecah dan Aizha merasa bersemangat? Dia merasa puas dan adrenalinnya berpacu dengan cepat, perasaan yang ia rasakan seperti perasaan puas setelah menaiki wahana ekstrem dan merasa tak semenakutkan itu.

​Wanita berotot yang selalu mengurus mereka datang dan membawanya kembali. Setelah hari itu, banyak orang bawah membicarakan dirinya, lebih tepatnya pembunuhan yang ia lakukan. Aizha pikir dia akan dimasukan ke penjara dan itu akan jadi akhir yang baik untuk dirinya, namun bahkan setelah beberapa hari berlalu, dia masih terkurung di tempat busuk itu dengan kaki terikat. Dia tidak diperbolehkan kemana-mana, dia tak lagi keluar dan hanya berada di ruangan itu, selalu ada satu orang yang akan mengawasi dirinya setiap saat.

“kamu lelah bunuh diri dan sekarang kamu beralih membunuh orang?! Bisa berhenti bertingkah gak!?” kata wanita sialan yang mengurungnya, bos mereka, orang yang membuatnya berada disini, orang yang ia kenal, orang yang ia kira baik. Wanita itu berbicara dengan geram dan bahkan menjambak rambut Aizha dengan kuat.

“lakukan hal bodoh sekali lagi dan aku akan benar-benar membunuhmu tanpa ampun” wanita itu melepaskan rambut Aizha dengan sangat kasar lalu merapikan pakaian mewah yang ia kenakan.

“kalau begitu lakukan saja sekarang, bunuh saja aku sekarang, kenapa harus repot-repot menunggu lebih lama lagi?! Dasar pecundang!” kata Aizha geram.

“tutup mulut wanita kotor sialan ini” perintah si wanita sambil berbalik berjalan menjauh, suara high heels nya yang bergema perlahan menghilang. Si bawahan yang sangat patuh pada perintah atasannya itu mulai menjambak rambut Aizha, menamparnya dengan kuat hingga sudut bibirnya robek dan mulai menyiksanya. Aizha selalu berharap mereka akan menyiksanya sampai dia benar-benar mati namun mereka berhenti, berhenti tepat saat ia merasa paling ingin mati.

1
Nur Yuliastuti
terimakasih dobel up nya 🤗😍
Nur Yuliastuti
terimakasih up nya 🤗😍
Nur Yuliastuti
Aizha 😢😢
neen
soo sweet.. jng biarkan kenyataan menghncurkan hal manis ini.
Nur Yuliastuti
segera pulih ya Izha,, semoga tinggal bahagia nya
Nur Yuliastuti
Aamiin
Nur Yuliastuti
terimakasih up nya 🤗❤️
Nur Yuliastuti
😔😔
Nur Yuliastuti
banyak belajar dr sini,, pikir kan baik buruknya sebelum melakukan sesuatu
Nur Yuliastuti
kalau sakit hati sdh tertanam ya 😔
Nur Yuliastuti
br ini baca yg ber genre seperti ini,,, keren Thor,, terimakasih up nya,, sukses sll untuk semua karyanya 🤗❤️
Nurul Fhadillah: Terimakasih🤗
total 1 replies
Nur Yuliastuti
bennnar 🙊
Nur Yuliastuti
diakan teman SMP Aizha yg tinggal bersama nenek baik hati itu?
Nurul Fhadillah: Iya dia😭😭
Nur Yuliastuti: diakah
total 2 replies
Nur Yuliastuti
akhirnya
Nur Yuliastuti
barangkali jawaban dr clue nya Den
Nur Yuliastuti
keluar dr kandang macan masuk ke kandang singa 🙈
Nur Yuliastuti
terimakasih up nya 🤗❤️
Nur Yuliastuti
big hug Aizha
Nur Yuliastuti
namanya adiknya Aizha bagus banget
neen
ouhh.. so sad..knp sprti ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!