NovelToon NovelToon
Menikahi Calon Suami Kakakku

Menikahi Calon Suami Kakakku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Pengantin Pengganti / Cinta Paksa / Pelakor jahat / Tukar Pasangan
Popularitas:34.5k
Nilai: 5
Nama Author: Beby_Rexy

Judul buku "Menikahi Calon Suami Kakakku".
Nesya dipaksa menjadi pengantin pengganti bagi sang kakak yang diam-diam telah mengandung benih dari pria lain. Demi menjaga nama baik keluarganya, Nesya bersedia mengalah.
Namun ternyata kehamilan sang kakak, Narra, ada campur tangan dari calon suaminya sendiri, Evan, berdasarkan dendam pribadi terhadap Narra.
Selain berhasil merancang kehamilan Narra dengan pria lain, Evan kini mengatur rencana untuk merusak hidup Nesya setelah resmi menikahinya.
Kesalahan apa yang pernah Narra lakukan kepada Evan?
Bagaimanakah nasib Nesya nantinya?
Baca terus sampai habis ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Beby_Rexy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

Evan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang, seperti sedang sangat menikmati perjalanan bersama dengan Nesya. Tak ada obrolan selama itu, hingga tiba-tiba Evan menghentikan mobilnya di sebuah butik ternama.

“Aku pikir kita akan pergi makan malam,” tegur Nesya yang merasa tak mengerti, bukannya kalau ingin makan itu maka tempat yang di datangi ada warung makan atau sejenisnya?

Evan pun mematikan mesin mobilnya lantas menjawab, “Kamu harus mengganti pakaian kumuh itu.” ucapnya sambil menunjuk tubuh Nesya.

Nesya mendengus kesal lalu mendelik, namun tak berniat untuk menjawab karena malas untuk adu argumen dengan Evan. Jujur saja saat itu dirinya sudah mulai lapar, dia pun memutuskan untuk membuka pintu mobil dan keluar lebih dulu meninggalkan Evan.

Nesya berjalan cepat lalu berhenti dengan cepat juga, ketika dirinya sudah berdiri tepat di depan pintu masuk butik yang tertutup rapat. Dari arah belakangnya, Evan mendorong tubuh Nesya dengan tangan kiri hingga Nesya harus terhuyung berjalan ke depan, namun ketika tangan Evan yang satunya sudah mulai menyentuh pintu untuk dibuka, Nesya malah menghentikannya.

“T–tunggu!” Nesya menghadangkan kedua tangannya ke hadapan Evan.

“Ck, apa lagi?” Evan berdesis kesal.

Nesya tampak ragu lalu memainkan jari-jari tangannya, “A–aku belum pernah datang ke tempat seperti ini, jadi…” Belum selesai dia berucap, Evan yang sudah di buat kesal itu malah menggendongnya dari depan lalu membawa Nesya masuk ke dalam butik super mahal tersebut.

Beberapa orang di dalam butik tersebut langsung terkejut melihat adegan romantis di depan mata, seorang wanita dengan rambut pendek yang di beri warna silver segera mendekati Evan yang masih dalam posisi menggendong tubuh Nesya.

“Tuan Muda Evan, suatu kehormatan Anda mau datang ke butik kecil ini,” sapa wanita yang merupakan pemilik rumah busana tersebut.

Evan mulai menurunkan Nesya dengan perlahan, seperti tidak merasa kesulitan sama sekali atau bahkan merasa berat. “Permak gadis ini,” ucapnya pada wanita berambut silver.

Nesya menggigit bibir bawahnya menahan kesal sekaligus insecure, di dalam hati dia terus merutuki sikap Evan yang malah membawanya masuk setelah dia menolaknya dengan sangat jelas.

“Hai, namaku Anya, pemilik butik ini. Aku sudah tahu apa yang Anda butuhkan, Nona.” Dalam sekali lihat saja, Anya sudah bisa tahu berapa ukuran tubuh Nesya, akan tetapi dia baru menyadari bahwa gadis di hadapannya tersebut berwajah mirip dengan istri Evan yang dia lihat di media televisi kala itu.

Anya memekik lalu membekap mulutnya yang terlanjur menganga karena terkejut. “Oh astaga, maafkan aku jika lancang. Maksudku apakah Anda adalah Nyonya Maris? Istri dari Tuan Muda Evan, bukan?”

Nesya langsung merasa canggung, sebab dirinya dan Evan sudah tidak berstatus suami istri lagi, baru saja akan membuka mulutnya untuk berkata tidak, namun Evan telah lebih dulu memotongnya.

“Lakukan saja pekerjaanmu, bodoh.” Ucapan Evan membuat Anya kelabakan.

“T–tentu saja, mari Nyonya ikut aku ke dalam. Ada banyak gaun sempurna untuk Anda kenakan.” Anya menarik pelan lengan kurus Nesya dan membawanya dari hadapan Evan.

Deretan gaun-gaun indah sudah memukau mata cantik Nesya, puluhan gaun berada dalam satu kamar yang luas di lantai tiga bangunan tersebut. Nesya masih terpana memanjakan kedua matanya, melihat satu persatu dari gaun tersebut lalu Anya datang menghampirinya dengan membawa satu buah gaun di tangan kanannya.

“Aku sudah membawa satu gaun termahal dan menurutku sangat sempurna di tubuh Anda, Nyonya.” Anya menatap Nesya yang tidak memperhatikan dirinya karena masih sibuk memandangi pajangan gaun di sekitarnya.

“Apa kah Anda ingin gaun yang lain, Nyonya? Katakan saja, puluhan gaun yang ada di ruangan ini adalah gaun edisi terbatas, hanya ada satu di dunia tak ada duplikatnya. Semuanya di hiasi dengan batu berlian langka dan juga…”

“Aku pakai yang sudah kamu sediakan saja, terima kasih.” Nesya memotong perkataan Anya yang sangat panjang itu, di dalam hati Nesya mencibir bahwa Anya itu seperti ibu-ibu yang sangat gemar berbicara panjang lebar.

Anya akhirnya tersenyum senang sampai-sampai bola matanya berbinar cerah. “Aku bisa jamin gaun ini akan membuat Tuan Muda terpana melihan Anda.”

Nesya hanya tersenyum, melirik ke arah gaun berwarna krem yang di pegang oleh Anya sambil berkata di dalam hati, ‘Dia sama sekali tidak akan terpana, aku hanyalah seorang gadis biasa yang tak ada artinya bagi Evan.’

Satu setengah jam berlalu, tepat pada pukul sembilan malam Nesya keluar menemui Evan di ruang tunggu. Anya tetap mendampinginya, dengan tersenyum merekah seolah menyuguhkan suatu mahakarya miliknya kepada Evan.

“Tuan Muda, maaf membuat Anda menunggu lama, Nyonya Muda sudah siap,” ucap Anya, penuh semangat menunggu pujian keluar dari mulut seorang Evan.

Evan tengah duduk di sofa tunggal dengan bersilang kaki, melepas tatapannya dari ponsel lalu mengangkat wajah keatas kemudian terkunci pada satu sosok yang membuatnya bergumam tanpa sadar, “Cantik.”

“Ahha! Sudah ku duga!” Anya begitu histeris bahagia mendengar pujian Evan terhadap penampilan Nesya, tepat seperti keinginannya.

Evan berdehem sejenak karena sedikit malu telah ketahuan memuji Nesya, ia lalu berdiri dan menghampiri Nesya tanpa bisa melepaskan pandangannya yang telah terkunci pada gadis bergaun krem tersebut.

Ketika Evan berdiri di dekat Nesya mereka terlihat seperti pasangan yang serasi, Evan dengan setelah jas hitamnya dan Nesya dengan gaun berwarna kulit berlengan panjang namun bagian bawahnya berukuran pendek beberapa senti diatas lutut. Sepasang sepatu bertumit dengan warna senada menambah kesan mewah, tak hanya itu saja, Anya juga menambahkan asesoris perhiasan di berbagai bagian tubuh Nesya.

Evan meraih tangan mungil Nesya lalu membawanya keluar dari butik tersebut, melajukan mobilnya untuk menuju ke restoran yang telah ia siapkan sebelumnya.

Beberapa menit kemudian mereka tiba tanpa ada percakapan sama sekali, Nesya yang gugup dan Evan yang sedang menata hati karena terus-terusan saja memuji kecantikan Nesya di dalam hati.

Restoran mewah sudah berada di hadapan mereka, Nesya menggandeng lengan Evan setelah di minta oleh lelaki itu, rambut panjang bergelombangnya di biarkan terurai namun di buat sangat rapi oleh Anya. Dua orang pelayan laki-laki segera menyambut dan menggiring mereka ke rooftop, ada beberapa meja yang terisi oleh tamu lainnya, Evan dan Nesya duduk di meja bagian pinggir pagar pembatas di rooftop tersebut.

Pemandangan lampu kota begitu indah di malam itu, Nesya baru pertama kali melihatnya dari ketinggian, sehingga hal itu menjadi pengalaman yang membuatnya bahagia, sesederhana itu dan Evan tersenyum melihatnya.

“Kamu terihat bahagia sekali,” cibir Evan, padahal dia kagum pada kesederhanaan Nesya.

Nesya semakin menunjukkannya dengan melebarkan senyuman ke arah Evan, sehingga membuat Evan semakin terpana. “Iya, aku suka sekali! Aku belum pernah pergi ke tempat mewah seperti ini, biasanya aku dan Sifa hanya makan di warung baso dengan pemandangan hamparan sawah.” Dia tertawa kala mengingat kenangan bersama sahabatnya.

Hati Evan terenyuh, sebagai orang kaya dia rutin menyumbangkan sebagian uangnya untuk diberikan pada kaum duafa. Akan tetapi saat mendengar sendiri bagaimana kehidupan mereka melalui Nesya, Evan merasa Tuhan telah berlebihan memihak dirinya.

1
Reni Anjarwani
lanjut thor
Indra wijaya
sayaaaang up ya cuma satu lagi dong Thor
Indra wijaya
suka banget sama Nesya di tunggu yah thor up nya
Reni Anjarwani
lanjutt
Reni Anjarwani
lanjut thor
Lauren Florin Lesusien
𝚖𝚊𝚊𝚏 𝚝𝚑𝚞𝚛 𝚓𝚗𝚐𝚗 𝚝𝚎𝚛𝚜𝚒𝚗𝚐𝚐𝚞𝚗𝚐 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚜𝚎𝚍𝚒𝚔𝚒𝚝 𝚋𝚊𝚍𝚊𝚜 𝚒𝚗𝚒 𝚌𝚛𝚎𝚊𝚔𝚝𝚎𝚛 𝚗𝚎𝚜𝚢𝚊 𝚓𝚗𝚐𝚗 𝚝𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚕𝚎𝚕𝚎𝚝 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚕𝚎𝚖𝚊𝚑 𝚋𝚒𝚗 𝚝𝚘𝚕𝚘𝚕
𝚜𝚞𝚊𝚖𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚖𝚋𝚒𝚜𝚗𝚒𝚜 𝚍𝚒 𝚒𝚖𝚋𝚊𝚗𝚐𝚒 𝚍𝚒𝚔𝚒𝚝 𝚌𝚎𝚠𝚛𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚍𝚒𝚔𝚒𝚝 𝚋𝚊𝚍𝚊𝚜 𝚝𝚑𝚞𝚛
Indra wijaya
gak sabar pengen Nesya ketemu sama Evan
Reni Anjarwani
lanjut trs thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Happy Kids
hamidun?
Happy Kids
kiki selingkuhan bagaskara??
Happy Kids
nah kl kaya gtu konsepnya. kenapa yg nikah bukan narra aja lgsug? kan toh si evan jg bakal di kasi obat, trs drama seolah uda malam pertama kan? wkwkk gimana sii narra ini malah meribetkan diri
Reni Anjarwani
doubel up thor
Indra wijaya
author lagi
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Indra wijaya
tenang saja farel nanti pasti di kasih gantinya sama author
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!