" Sial! hanya dia yang bisa membuat ku kembali bergairah setelah sekian lama aku tak berselera kepada seorang wanita. " Batin Devan menatap gadis yg ada di hadapan nya.
Siapa kah gadis itu? yuk simak kisah nya🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindasarie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 4
"ko malah ketawa sih? Nyebelin tau gak?" Radha merajuk.
"ternyata prof. Devan bisa ngelawak juga." kekeh Hana.
"apaan sih, dah ah mau pulang. Ga mood!" Radha hendak bangkit dari duduk nya tapi urung karena Hana menahan nya.
"jangan marah dong Ra, eumm gimana kalau nanti sore kita ke mall." Hana memberi saran dengan antusias.
"ngga ah, males." balas Radha.
"Ck, ayolah Ra, kita quality time. Udah lama juga kita ga jalan bareng." Hana merengek berusaha membujuk sahabat nya.
Huh
"yaudah deh iya." jawab Radha dengan malas.
"Nah gitu dong, kan cantik." Hana mencolek dagu Radha.
.
.
.
.
Sore hari nya, sesuai rencana. Kini Radha dan Hana sudah ada di pusat pembelanjaan. Dua sahabat itu menyusuri mall dengan ceria. Radha dan Hana mampir ke beberapa toko fashion namun tak ada yang menarik perhatian Radha. Dari tadi hanya Hana yang belanja, terlihat banyak paper bag yang sudah Hana jinjing. Sementara Radha hanya menjinjing satu paper bag berisi parfum yang tadi ia beli.
"Ra, ko dari tadi kamu ga beli baju, tas, atau sepatu sih?" tanya Hana.
"di rumah masih banyak yang belum terpakai Han." jawab Radha apa adanya. Karena memang Radha tidak kekurangan fashion.
"hmm iyaa deh percaya putri nya om Wijaya." goda Hana sambil mencolek pinggang Radha.
"apaan sih Han, lebay deh." Radha tertawa geli melihat tingkah sahabatnya yang jahil.
"hahaha..." Mereka tertawa bersamaan. Apalagi kalau melihat sesuatu yang lucu dua sahabat itu tidak perlu berbicara hanya dengan saling pandang juga pikiran mereka satu frekuensi. Begitulah sahabat yakan? Lanjut.
"kamu masih ada yang mau di beli ngga?" tanya Radha.
"udah cukup deh kayak nya." balas Hana sambil melirik belanjaan nya.
"ya sudah kalo gitu kita makan yok, lapar!" ajak Radha.
"oke let's go!" Hana menjawab dengan antusias.
Radha dan Hana memilih restoran seafood. Karena kali ini Radha ingin memakan Alaska king crab. Hana juga tak mau kalah, ia ingin memakan gurita raksasa🤣
Radha dan Hana duduk di meja paling ujung, karena views nya langsung menghadap ke pusat kota. tidak lama, pelayan datang mengantarkan pesanan mereka. Tanpa aba aba mereka langsung menyantap makanan nya.
Ketika sedang asyik menikmati makanan nya, tiba tiba Radha ingin buang air, akhirnya ia terpaksa harus pergi ke toilet.
"Han, aku ke toilet dulu ya." pamit Radha.
Hana hanya menganggukkan kepala nya sebagai jawaban.
Di toilet.
Radha sudah menyelesaikan hajat nya. kemudian ia berjalan ke luar. Akan tetapi ponsel nya berbunyi, Radha segera merogoh ponsel tersebut di dalam tas nya. Karena tidak memperhatikan jalan akhirnya Radha tidak sengaja menabrak seorang anak kecil yang sedang berlari.
Bruk
Anak kecil itu pun terjatuh bersama dengan ponsel Radha.
"astaga..." Radha sangat syok dengan kejadian barusan. Ia melihat anak kecil itu menangis.
"maaf, aku tidak sengaja." Radha segera berjongkok menghampiri anak tersebut.
Ketika Radha hendak membantu anak kecil itu, tiba tiba terdengar suara Bariton seseorang.
"Apa yang kau lakukan pada anakku?"
Deg
Radha menoleh, dan betapa terkejutnya ketika mendapati dosen yang semena mena itu ada di hadapan nya yang tak lain adalah Devan.
"P-prof.."
"jawab!" bentak Devan.
"S-saya.." Radha sangat gugup dan takut.
"Papa..." teriakan Rega mengalihkan perhatian Devan.
"mana yang sakit boy?" tanya Devan pada putra nya.
"ini nya atit papa.." jawab Rega dengan suara khas anak kecil. Rega menunjuk lengan mungil nya yang tadi ia gunakan untuk menumpu tubuh nya.
"kakak itu yang buat lega jatuh pah." Rega mengadu kepada Devan.
Radha semakin takut melihat tatapan tajam Devan.
"Kau harus bertanggung jawab!" Devan berbicara dengan raut datar.
"m-maaf aku tidak sengaja." balas Radha.
Devan tidak menggubris ucapan Radha, Devan justru memberikan sebuah alamat kepada gadis itu.
"datanglah ke alamat ini, tunjukkan seperti apa tanggung jawab mu. Jika dalam 2 hari kau tidak menemui ku, maka aku akan menghancurkan bisnis ayahmu!" ancam Devan.
Setelah mengatakan hal itu, Devan pergi begitu saja dengan memangku Rega. Sementara Radha masih sangat syok dengan kejadian tersebut. Yang membuat nya sangat syok adalah ancaman Devan barusan.
"kenapa aku selalu sial jika bertemu dengan pria itu!" lirih Radha.
Radha kembali ke tempat nya dengan mood yang sudah berantakan.
"lama banget ke toilet nya." Hana langsung bertanya.
Huh
"pulang yu Han." balas Radha.
"loh, ko tiba tiba pulang sih. Itu kepiting nya belum abis." Hana menunjuk makanan Radha.
"take away aja Han, aku sakit perut." Radha beralibi.
"pantesan kamu lama di toilet." pikir Hana, karena memang kejadian tadi masih di area toilet, jadi Hana tidak mengetahui nya.
"ya sudah, aku panggil pelayan dulu."
Hana memanggil pelayan untuk minta take away pesanan Radha, karena sangat sayang sekali Radha baru memakan nya sedikit. Jadi akan mubazir jika di tinggal kan begitu saja apalagi harga Alaska king crab lumayan juga.
.
.
.
.
Radha telah sampai di rumah nya yang mewah berlantai tiga. Wijaya adalah seorang pengusaha yang sukses. Jadi soal ekonomi Radha sama sekali tidak kekurangan apapun.
Radha terpaksa pulang karena memang papa nya melarang Radha untuk pergi dari rumah, lagi pula Radha merasa kasihan jika harus meninggalkan sang papa takut papa nya itu akan semakin terhasut oleh Wina.
Radha langsung masuk ke dalam kamar nya yang bernuansa hijau muda dan menutup pintu nya dengan keras. Dari kemarin Radha merasa sial sekali.
"Arrrrrgh.. Kenapa sih aku harus bertemu dengan pria brengsek itu terus? apalagi sekarang harus bertanggung jawab pada anak nya." Radha berteriak frustasi sambil memukul mukul bantal sebagai pelampiasan amarah nya. Saking kesal nya Radha terus menggerutu hingga tertidur karena kelelahan.
.
.
.
Tok tok tok
Radha mengerjapkan mata nya, entah sudah berapa lama Radha tertidur dan terbangun karena mendengar suara pintu kamar nya di ketuk.
"Non, makan malam sudah siap.Tuan Wijaya sudah menunggu di bawah." panggil bi Darmi asisten rumah tangga di rumah Radha.
" eunghh.. iya bi, nanti aku turun." teriak Radha dari dalam kamar nya.
beberapa menit berlalu, kini Radha sudah berada di meja makan bersama Wijaya. ayah dan anak itu akan makan malam.
"tumben baru turun, biasa nya lebih dulu." Wijaya membuka obrolan.
"maaf pah, Radha ketiduran sepulang dari mall bersama Hana." jawab Radha.
Wijaya menganggukkan kepala nya. "setelah makan, ada yang ingin papa bicarakan denganmu, nanti kita bicara di ruang keluarga." sambung Wijaya.
Radha mengerutkan kening nya. "soal Tante Wina." tanya Radha.
"hmm" Wijaya mengangguk.
Radha tak merespon lagi, dan kini mereka makan malam dengan hening hanya ada suara sendok dan garpu yang menghiasi kesunyian meja makan tersebut.