NovelToon NovelToon
My Lucky Boy

My Lucky Boy

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:77.5k
Nilai: 5
Nama Author: Sinho

Seorang Wanita yang berjuang bertahun-tahun menghadapi badai hidupnya sendirian, bukan sebuah keinginan tapi karena keterpaksaan demi nyawa dan orang yang di sayanginya.

Setiap hari harus menguatkan kaki, alat untuk berpijak menjalani kehidupan, bersikap waspada dan terkadang brutal adalah pertahanan dirinya.

Tak pernah membayangkan, bahwa di dalam perjalanan hidupnya, akan datang sosok laki-laki yang mampu melindungi dan mengeluarkannya dari gulungan badai yang tak pernah bisa dia hindari.

Salam Jangan lupa Bahagia
By Author Sinho

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

My LB-4

Evan berganti pakaian, lebih tipis dan terlihat rileks, membasuh mukanya lalu bersiap untuk berbaring diatas tempat tidurnya yang sangat nyaman.

Baru saja matanya akan terpejam, samar-samar Evan mendengar suara rintihan, tentu saja membuat nya terkejut, dan seketika bangun dan keluar mencari tau apa yang terjadi.

Rupanya Dry sedang mengigau, berteriak dan menangis bersamaan, hingga kemudian Evan segera memberikan sentuhan di pipinya untuk membangun kan.

"Dry!, bangunlah, hei!"

Dry terkejut, dan melompat memeluk Evan dengan erat.

"Tolong aku, aku tidak ingin mati!" Ucapnya dengan tubuh yang gemetar.

Evan terkejut akan reaksi yang di timbulkan, apa yang sebenarnya terjadi dengan Dry hingga dirinya begitu gelisah dalam tidurnya, bahkan saat terbangun masih terbawa suasana.

Dengan pelan tangan Evan yang awalnya ragu, kini memberikan tepukan lembut di punggung Dry.

"Kau hanya mimpi buruk Dry, tidak terjadi apapun"

Dry perlahan diam, ada air mata yang telah di hapus nya, lalu kemudian melepaskan pelukannya perlahan.

"Sorry, aku hanya terbawa mimpi" ucapnya.

"Hem, tidurlah kembali" ucap Evan lalu bersiap untuk beranjak pergi.

Namun sekilas melihat wajah Dry yang masih gelisah, begitu jelas ada ketakutan di matanya, dan Evan merasa tidak tega.

"Kau kenapa, takut?" Tanya Evan.

"Takut?, ti-tidak, aku hanya tidak bisa tidur saja, tenanglah, kau kembalilah ke kamar, aku akan disini sampai menunggu pagi, setelah itu aku akan pergi"

Evan terdiam, entah kenapa hati nuraninya tak membiarkan, hingga kemudian menarik tangan Dry untuk ikut masuk ke dalam kamarnya.

"Hei, apa yang kamu lakukan!" Teriak Dry.

Evan tak peduli, selain sudah sangat mengantuk, tak ingin membuang waktu dan harus mengawasi Dry di luar sana, dan dengan cepat Evan mendorong Dry untuk tidur di sampingnya.

"Istirahatlah, aku akan membangunkan mu dengan mudah jika mimpi buruk mu datang lagi, di sini juga lebih nyaman daripada di luar sana"

Dry tidak menolak, tangannya dengan gesit menyambar guling dan di gunakan pembatas antara dirinya dan Evan, jelas ada kekhawatiran akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Evan hanya tersenyum, lalu kembali merebahkan tubuhnya, disusul dengan Dry yang kini juga ikut berbaring dengan hati yang entah kenapa menjadi lebih tenang.

*

*

Pagi hari menyapa dengan sinaran matahari yang lembut, perlahan Dry membuka matanya dan merasa tidurnya kali ini begitu nyaman.

"Halo Wanita kaya!"

"Oh Shitt!" Dry terkejut, seketika duduk dan mundur menghindari wajah asing yang sudah terpampang di depannya.

"Kau?" Ucap Dry.

"Kenapa, lupa padaku, padahal semalam kita tidur bersama, sayang sekali" sahut Evan sengaja menjahili.

"What?!, oh my God!" Dry baru teringat apa yang telah terjadi semalam, dan jika saja dirinya tak di beri sesuatu yang membuat perutnya sakit di pesta, mungkin tidak akan berakhir seperti ini, batin Dry yang segera berlari dengan muka bantal dan baju yang acak-acakan.

Evan yang melihat hal itu tersenyum, lumayan bisa untuk hiburan di pagi hari, karena Dry terlihat begitu lucu saat hampir saja terjungkal saat akan memasuki kamar mandi.

"Mandilah!, kau jorok sekali!" Teriak Evan.

"Brengsek!, aku akan buat perhitungan dengan mu!" Terdengar teriakan Dry menjawab dengan kesal, dan hal itu membuat Evan semakin tertawa.

Lama sekali pintu itu tertutup, Evan mengamati dari tadi, dan saat akan mengetuknya, tiba-tiba saja kepala Dry nongol disana.

"Beri aku baju mu, atasanku basah dan bau muntahan"

"Bagaimana jika kau keluar dan pilih sendiri, aku tidak tau ukuranmu, kecuali kau biarkan aku masuk dan melihat ukuran tubuhmu, hem?"

"Kau kurang ajar sekali, minggir!" Dry lalu menerobos Evan hanya dengan menggunakan handuk besar yang terlilit di tubuh nya.

Evan membelalakkan mata, sengaja menggoda dengan bersiul seolah sangat menikmati pemandangan panas di depan mata.

"Jangan kelewatan, aku akan mencungkil matamu!" Teriak Dry sambil tangannya terus mencari.

Dan akhirnya menemukan satu baju Evan yang besar dan cukup untuk menutupi tubuhnya hingga sampai batas lututnya.

Dengan cepat Dry pun merapikan rambut dan juga Tas yang masih tergeletak di lantai.

Sementara Evan masih memperhatikan hingga selesai.

"Ada apa?" Tanya Dry yang sadar telah di perhatikan sejak tadi.

"Apa kau terbiasa berbagi kamar dengan laki-laki?" Tanya Evan.

"Memangnya kenapa, ada masalah?" Tanya Dry.

Evan hanya mengangkat kedua bahunya sebagai jawaban yang ambigu dan sulit diartikan.

"I'am a Virgin" satu jawaban Dry yang singkat dan cukup untuk menjelaskan.

"Okey, I'am sorry" sahut Evan.

"Aku tidak butuh itu, jam berapa sekarang?, sial, mereka pasti akan menggunakan hal ini untuk menyerang ku lagi, brengsek!"

Evan hanya menghela nafas panjang, menikmati pemandangan seorang wanita cantik yang berjalan kesana kemari mencari barang-barang nya, hingga tak terasa membuat Evan tersenyum melihatnya.

"Apa kau melihat Tas ku?" Tanya nya.

"Ada di belakangmu" jawab Evan.

"Ish, kenapa aku tak bisa melihatnya" Dry merasa kesal sendiri, lalu sentuhan terakhir di berikan, segala makeup yang ada di tas di keluarkan untuk membuat wajahnya tampil lebih segar.

"Apa kau akan bekerja dengan bajuku yang kau pakai itu?" Tanya Evan.

"Aku tak perlu bekerja, uang hanya perlu aku ambil jika di perlukan" ucapnya.

"Baiklah wanita kaya, sepertinya aku harus mendapatkan mu agar hidupku lebih mudah" ucap Evan di sengaja.

"Ck, aku tidak suka laki-laki parasit seperti mu, jadi jangan bermimpi mendapatkan ku, mengerti!"

Kembali Evan tertawa, lalu mengangguk mengerti dan kemudian, sesuatu membuatnya melebarkan mata.

"Ini uang untuk bajumu, dan bantuanmu semalam tadi, cukup?" Tanya Dry tanpa sungkan.

Evan tersenyum tipis, lalu menerima uang yang di sodorkan dan menghitungnya, lumayan banyak, dan Evan lebih maju mendekat.

"Jika aku membuatmu berteriak dan mende-sah, apa uang yang akan kau beri lebih dari ini?"

"Apa?!" sontak Dry terkejut, mencari cara bagaimana untuk mundur dan keluar dari tatapan mata Evan yang seolah akan menelannya hidup-hidup.

"Ka-kau gila?, jangan sampai aku menghancurkan isi kepalamu yang kotor itu!" Dry meninggikan intonasi.

Evan terdiam, menatap dan melihat jelas jika ada kekhawatiran yang cukup besar di mata Dry, lalu dirinya tiba-tiba saja tertawa

"Ok Dry, aku terima uang mu, lumayan untuk beberapa hari mengisi perutku"

Dry seketika bisa bernafas lega, lalu kemudian, menyambar sepatu dan segera memakainya.

"Apapun itu, aku berterimakasih sudah membantuku Ev, aku pergi" Dry siap melangkahkan kaki

"Tidak masalah Dry, sampai bertemu kembali!" Teriak Evan, saat Dry mulai membuka pintu Apartemennya.

"Aku harap tidak Ev, Selamat tinggal" Jawab Dry tanpa menoleh lagi ke belakang.

Sementara Evan hanya menghela nafasnya, lalu membereskan kamarnya yang terlihat begitu berantakan akan kelakuan satu wanita.

Jangan lupa, KOMENnya, LIKE, VOTE, HADIAH, dan tonton IKLANNYA.

Bersambung.

1
Retna Tri Tunjung
kwkkw kena grebeg kamu Evan...langsung disuruh akad kayanya..
Salbiah Usman
Pasti ada rahsia besar di balik kunci itu,,semoga inunya Dixon suatu harri bisa menceritakannya,dan pasti kematian ibunya dry bukan kecelakaan biasa
Ita Xiaomi
Siap-siap terkagum-kagum.
Muhammad Makmun Syukrillah
ko jadi makin penasaran deh lanjut thor
Muhammad Makmun Syukrillah
ko Evan nyosor aja yah apa Ethan sama? apa karna Evan sang casa nopa
Yhanie Shalue
apakah orang tua dry yg kasih kunci itu waktu mereka kecelakaan,, duchh semakin penasaran dan g asabar untuk baca kelanjutannya
Titik Subekti
Lanjut thor tambah menarik ceritanya
Yhanie Shalue
evan mulai berani ni,, bilangin mommy Alena loh😅
Gayuh Ginanjar
Thor bsok up 2 ato 3 eps dunk malming biar g suntuk di tanah rantau..... lnjut Thor.....
wardah
cuuz.lanjuut
ummah intan
lanjut
Tutik Sriwahyuni
pasti ada kaitannya dgn keluarga paman tiri, evan tugas mu nambah lg buat memiskinkan belatung yg sudah mengambil hal dryana
Aghitsna Agis
kayanya itu kunci harta karun yg mau diambil.sm pamannya tapi keburu dikasihkan ke ibu dixon semoga dry bilang fito uto mrip dia lg kecil atau lihatkan foto dry lg kecil biar yeungkap tekateki itu tenang ibu dix ada evan yg melindinginya
wanti astuti
Pasti yg akan di tolong ibu nya Dixon adalah ke dua orangtua Dryana tp blum sempat di tolong ibu Dixon sdh di ancam dluan oleh paman tiri Dryana yg jahat itu
Sugiharti Rusli
ada koneksi apa yah antara Dryana dan ibunya si Dixon🙄🙄🙄
Arin
Itu pasti ayah dan ibu Dryana yang nyawanya di lenyapkan oleh keluarga pamannya. Berusaha meminta tolong tetapi sebelum sempat di tolong ternyata ibu Dixon mendapat ancaman akan ikut si bunuh jika ikut campur
Aghitsna Agis
evan evan tiap ada jesemoatan main nyosor aja taju2 momy ada dibelakangmu mau gimana hayo ditunggu kelanjutannya thor mks
Ayu Septiani
laaah... si Evan ini sudah berani cium cium Dry 😄😄😄😄 awas di getok sama mommy mu 😁😁😁
Tutik Sriwahyuni
haduh ev awas tuh ada yg berontak tp gk bisa 😅😅😅
Sugiharti Rusli
eeh si Evan yah, wah kacau nih kalo dia uda ga bisa mengendalikan dirinya ke si Dry nanti, bisa diamuk mommy Alina ga tuh dia😆😆😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!