Di mulai pada hari itu, hari di mana hati ini terpaut ke pada dirinya ,semuanya berubah pada hari itu.
orang-orang bertanya-tanya apakah standar calon suami ku telah berubah?apakah type cowok ku telah berubah?aku tidak terlihat seperti Zahra yang dulu mereka kenal.
Ya ku akui selera ku kini berubah sejak mengenal dia,bahkan bukan hanya selera tapi hidup ku juga ikut berubah karenanya,semua itu di mulai pada hari di mana aku bertemu dengannya.
Namun tak semudah yang ku bayangkan,jatuh hati kepadanya memberikan ku banyak teka-teki,aku mulai bertanya-tanya,aku ragu,semuanya menjadi satu dalam diriku menjadi satu
Aku terlalu kotor untuknya,aku perempuan yang memilik 1001 trauma dan luka yang amat sangat membekas,mungkinkah ia menginginkan wanita sepertiku?aku rasa aku tak layak untuk itu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Marah
Tulisan ini mengandung cacian,hinaan, kata-kata kasar yang mungkin dapat membuat sebagian pembaca merasa tidak nyaman.di harapkan bijak dalam membaca dan berkomentar
Happy reading 😊
Sesampainya di depan rumah aku turun dan mengucapkan hati-hati kepada teman ku yang akan pulang,aku berniat menunggu sampai mereka benar-benar menghilang dari pandangan ku baru aku beranjak masuk ke rumah,namun lagi-lagi si kepala batu alias Kevin memaksa ku untuk masuk terlebih dahulu kedalam setalah itu baru ia akan pulang,mau tidak mau ku turuti lagi kemauan anak yang satu ini.setelah aku masuk kedalam rumah baru ku dengar sayup-sayup suara motor yang mulai menjauh dari halaman depan rumah ku.
Ku susun sepatu yang ku kenakan pada tempatnya
namun,baru saja kaki ini mau melangkah ke anak tangga untuk menuju lantai atas tempat di mana kamar ku berada
"ZAHRA",panggilnya lantang dengan sedikit emosi yang tak tersalurkan saat memanggil nama ku
Ku palingkan wajah ku ke arah sumber suara dan sontak sesat membuat badan ku mengeras dengan sendirinya
"Abang",sapa ku mencoba untuk mencair kan suasana
"Abang belum tidur?",tanya ku lagi namun tidak mendapat kan balasan
Aku sedikit takut karena tidak biasanya Abang memanggil ku dengan nama asli,biasanya ia selalu memanggilku dengan panggilan rumah yaitu "Ara" ataupun "adek",jika seperti ini pasti emosinya sudah meledak-ledak sedari tadi,aku yakin akan hal itu.
Ku lirik kaka ipar ku berharap meminta bantuan tapi kali ini ia hanya diam sembari menggelengkan kepala pelan
"Takut",ucapan gerak mulutnya yang ku lihat dan bisa ku baca walupun tidak mengeluarkan suara
"Mampus",ucap ku dalam hati sambil meremas jari jemari ku satu sama lain
"Dari mana?",tanyanya ke padaku namun entah kenapa mulut ini seketika membeku,aku hanya bisa diam sambil menunduk dan terus meremas jari jemari ku
"Anak cewek pulang malam-malam",timpalnya lagi sambil terus menatap ku lekat mengintrogasi
"Bisa liat jam kan?udah jam berapa ini?baru pulang kamu,kalau main itu gak pernah ingat waktu,selalu pulang larut malam",
"Tau kan Abang marah kayak gini demi kebaikan kamu jugak Zahra,bukan buat diri Abang sendiri"
Ku lirik lagi kaka ipar ku berharap ia membantu menengan Abang ku kali ini,namun hasilnya tetap sama,nihil.ku lirik ke arah anak tangga di mana kamar bunda berada,ku harap bunda bisa membantu ku kali ini saja namun hasilnya tetap sama,nihil
"Pulang malam,dengan pakaian minim begitu",ucapnya menuding ku dengan pandangan yang kurang suka,semakin dekat dan semakin dekat dengan Abang ku ke arah ku dan sontak aku reflek melindungi diri takut di pukul saat ku lengah
"Mau sampai kapan kamu kayak gini?ha?jawab,mau sampai kapan Zahra,kamu pulang malam berpakaian minim,kamu itu cewek Zahra,cewek harus bisa menjaga auratnya dari yang bukan muhrim.kamu,paham kan?",ucapnya panjang lebar namun aku tetap tidak bisa membela diri karena aku tau aku yang salah disini
"Pulang jam 1 pagi,pakaian minim,mau jadi apa kamu?lonte?",ujarnya sedikit terbawa emosi
"Sayang",panggil kaka ipar ku dengan lembut sambil sedikit menyentuh lengan Abang ku untuk menyudahi ucapnya
Ku akui emang salah ku,tapi aku juga sedikit sakit hati di bilang begitu oleh Abang ku,bisa kan dia ngomong sedikit lembut,mungkin aku akan menurut.
Namun tanpa ku sadari buliran bening hangat mulai mengalir di pipi ku,aku mulai terisak namun masih ku remas jemari ku dan tetap tidak mengeluarkan suara kecuali suara tangisan ku yang tertahan
"Mau jadi apa kamu?",tanya Abang ku lagi sambil duduk di sofa tau dan masih di tenangkan oleh kaka ipar ku
"Kuliah gak mau,ikut kursus gak mau,semua gak mau",ucapnya dengan Nanda melengking
"Apa yang kamu mau Zahra?"
"Apa yang kamu mau?bilang sama Abang",timpalnya lagi
"Abang cuman punya kamu Zahra,kamu satu-satunya adek Abang,kamu harus Abang jaga dengan sebaik-baiknya,kalau sampai terjadi apa-apa sama kamu Abang gak tau harus gimana",ucapnya sambil menarik nafas dalam-dalam
""Bisa gak kamu dewasa sehari aja?bisa gak,dewasa sesuai dengan umur kamu yang udah bukan anak-anak lagi?ucapnya berhenti sejenak
"KALAU ORANG NANYA ITU DI JAWAB",bentak nya tiba-tiba membuat ku kaget,namun aku masih tetap memilih diam
"Mau sampai kapan Zahra?mau sampai kapan kamu begini?
"Abang gak bisa baca isi otak kamu, Abang gak bisa",ucapnya frustasi
"Apa yang ada di dalam otak kamu",ucapnya lagi dan beranjak Bangun dari duduknya mendekati ku sambil menoyor kepala ku
"Apa isinya di dalam sini",tanya nya lagi sambil menuding kepala ku berkali-kali
"Tarik tiga malam-malam,kamu pikir hebat?kamu pikir keren begitu?enggak Zahra.kamu cewek begitu di pandang rendah di tambah pakaian kamu yang kayak sampah ini",ucapnya lagi dan lagi sambil menyentuh pakaian yang sedang aku kenakan
Isak tangis ku makin mengeras aku tidak bisa membendung nya lagi, mungkin kalau orang lain yang menganggap ku cewek murahan aku masih bisa terima,tapi kalau keluarga ku sendiri yang bahkan mereka tau aku seperti apa,itu aku tidak bisa terima
Dengan mata yang masih sembab aku memilih untuk naik ke atas ke kamar ku berada,aku capek,aku malas meladeni Abang ku itu,ku tinggal kan ia dengan istrinya di ruang tamu,lalu aku naik ke kamar ku
Di dalam kamar suara isakan ku Semakin menjadi-jadi
aku menumpahkan semuanya sambil mendekap boneka kesayangan milik ku yang di hadiahkan Abang ku saat aku menginjak bangku SMP
Ku pandangi bingkai foto yang terpampang jelas di meja belajar,ku lihat foto ku yang sedang di gendong oleh Abang ku saat aku berusia 5 tahun.
ku pandangi terus menerus sambil menangis,ku akui emang aku yang salah tapi bisakah ia lebih baik lagi saat menasehati ku?
Entah kenapa tiba-tiba terlintas di fikiran ku ucapan berapa saat lalu yang Abang ku ucapkan tadi
"Abang cuman punya kamu Zahra,kamu satu-satunya adek Abang,kamu harus Abang jaga dengan sebaik-baiknya,kalau sampai terjadi apa-apa sama kamu Abang gak tau harus gimana",
Terngiang-ngiang di kepala ku ucapan tersebut,ya aku akui aku yang salah,besok aku harus minta maaf ke Abang dan mengakui aku yang salah batin ku sambil berdiri di hadapan cermin
Setelah usai meyakini diri aku berniat untuk mencuci wajah ku agar tidak sembab bangun pagi nanti,setelah itu seperti biasa aku memakai step by step skincare rutin,namun tiba-tiba aku mulai teringat lagi
"Mau jadi apa kamu?", pertanyaan yang tadi di tanyakan kepada ku sontak terngiang-ngiang di kepala ku
"Iya ya,aku mau jadi apa?",tanya ku kepada diri ku sendiri di hadapan cermin
Ku pandangi piala yang tersusun rapi,ku pandangi sertifikat yang aku dapatkan saat bersekolah dulu,satu per satu memori mulai teringat jelas bahwa dulu aku adalah anak yang penuh ambisi dan tekat yang kuat,bahkan dulu aku ingin kuliah di universitas ternama di negri ini,namun entah kenapa aku mulai terbawa arus fikir ku.
ku rangkai semua ingatanku,ku ingat-ingat lagi memori semua yang aku alami,namun lagi-lagi bulir bening membasahi pipi ku setalah aku tau semua ini terjadi setelah hari itu,hari dimana aku tidak bisa melupakan kejadian itu sedetik pun sampai hari ini
Ku sentuh handphone milik ku dan ku baca satu persatu cht isi grup di dalamnya yang seketika melenyapkan semua fikiran buruk ku tadi.namun Kevin tiba-tiba menelpon karena aku tidak merespon di dalam GC
"Zahra",panggilnya di seberang sana
"hmmmm",jawab ku singkat
"Habis nangis ya?",habis di marahin sama abang mu?",tanya nya penasaran
"Iya,udah ya aku mau tidur ngantuk",bales ku langsung mematikan telpon secara sepihak
Bukannya apa,aku lagi malas aja menjawab pertanyaan yang akan membuat ku menangis lagi,jadi lebih baik ku akhiri
...----------------...
Hai Jagan bom like santai aja kali,kasi jeda dulu dikit buat author🤭
btw gimana kabar kalian? Alhamdulillah baik kan?
Jagan lupa jaga kesehatan dan minum air putih yang banyak ya
ig.godomiba
karya pertama "diary Mentari",Jagan lupa mampir 🤗
Lagu-lagu nya lana del rey semua
langsung dowlod apk nya karena penasaran dengan cerita kk ini buat