Sepasang suami istri yang saling mencintai dengan ekonomi kehidupan yang telah mapan harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa sang wanita tak mampu memberi keturunan! Hal itu membuat Beril Destia kecewa atas dirinya sendiri!
Sementara sang suami Bastian Devald juga pihak keluarganya telah begitu mengidamkan sosok malaikat kecil diantara mereka! apakah Beril akan dengan sengaja membagi belahan hatinya pada wanita lain demi seorang keturunan? atau dia justru mengundurkan diri sebagai seorang istri dan merelakan segala kenangan indah bersama sang lelaki pujaan??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penampakan Quedlinburg Di atas Jembatan Bemberg!
Senja selalu tampil mengagumkan di mata Beril! mungkin itulah alasan kenapa Devald merecoki istrinya untuk segera meninggalkan gedung Levusc'o Gallery!
Dia selalu pengertian! tanpa harus mengatakan apapun! ia dengan percaya diri memperpanjang jarak demi bisa membawa diriku menyaksikan pemandangan favorit ini dari jembatan Bamberg!! sungguh suami idaman bukan? entah kebaikan apa yang kulakukan di masa lalu hingga diriku bisa berjodoh dengan pria baik seperti dirinya!!
Beril tersenyum simpul sembari melirik sepintas pada paras tampan sang suami yang kini sibuk memutar-mutar stir kendaraan saat melintasi jalanan panjang diatas jembatan megah kota Quedlinburg!
"Kenapa mencuri pandang seperti itu??"
"Aku?? mencuri pandang??"
"Siapa lagi jika bukan dirimu, honey??"
"Yang benar saja!! untuk apa aku mencuri pandang pada sosok pria yang selalu membuntuti langkah kakiku??"
"Hey!!! Beril Destia!!! apa kau lupa?? Nyonya Devald itu tak akan mampu terlelap dengan nyenyak jika ia tak memeluk pria ini sepanjang malam! kau paham kan-, alasan kenapa dia selalu membuntuti mu?"
"Kenapa harus membahas hal itu??"
"Supaya dirimu tak pernah melupakan ku!!" tatapan dalam penuh kasih yang tertuju ke arahnya seketika membuat Beril menyandarkan kepala pada lengan sang suami.
Keheningan pun terjadi beberapa saat, rasa nyaman atas usapan telapak tangan sang suami pada surai rambutnya perlahan membuat Beril menyembunyikan netra indah miliknya.
"Honey! jangan tidur terlebih dahulu, dirimu bahkan belum memiliki makan malam!!"
"Ehhhmmmm???" wanita itu menggeliat sebelum akhirnya kembali menegakkan postur tubuh.
"Aku tak ingin mood mu berantakan saat kita tiba di rumah, honey!"
Beril mengangguk, ia mengacak rambut sebelum akhirnya menguap di samping tubuh sang pria.
"Bagaimana desain proyek yang kau ambil untuk model pria itu?? siapa namanya??"
"Andrew Sky,"
"Nah iya-, apa kau yakin ingin mencoba menghandle pakaian yang ia kenakan dalam beberapa fashion show yang akan di gelar di Quedlinburg??"
"Apa kau meragukan kemampuan istrimu??"
"Bukan-, aku sama sekali tak memiliki pemikiran seperti itu honey! hanya saja! pria itu terkenal arogan-, aku hanya khawatir jika dia justru menyulitkan mu!" Devald berucap gagap saat ia mendapati bibir Beril yang tiba-tiba mengerucut.
"Seburuk itukah nama Andrew Sky?? bukan hanya dirimu my pookie! Jessica juga berkata demikian!!"
"Jessica???"
"Gadis yang sempat melihat kita bermesraan di ruangan kerja ku tadi!!"
"Aaaaaghh!!! dia!"
Jadi namanya Jessica? kenapa istriku terlihat begitu dekat dengannya? apa dia gadis yang baik? Beril selalu gampang dimanfaatkan oleh siapapun yang mengakui dirinya sebagai teman! astaga!!?
"Tuan Devald!!! awass!!!!"
Dahi Beril seketika terbentur dasboard kendaraan tatkala Devald menginjak rem secara tiba-tiba!
"Hyaaaak!!!! pengemudi sialan!!!! tak bisakah kau memotong jalan dengan sopan???" Bastian Devald pun mengumpat seketika saat kaca kendaraan berhasil turun dengan sempurna.
"Aaaaw-wwh!!!"
"Astaga!!! honey!!! are you alright??? tunggu dahi mu terluka?? Aaaaaghh!! aku sungguh minta maaf!!!" hypercar dengan tipe Audi R8 GT berwarna putih itu seketika menepi, Devald yang menyadari bahwa Beril mendapatkan cedera pada dahi membuat pria itu terlihat begitu panik.
"My hubby! it's okay! Iam fine! aku-, sungguh tak apa-apa! hanya sedikit berdarah! kita hanya perlu mengompresnya saat tiba di rumah, bukan??"
"Tidak!!! kita harus ke rumah sakit honey!!!"
"Tapi-,"
"Diam dan menurut lah!! aku tak akan bisa memaafkan diriku sendiri jika sampai ada hal buruk yang terjadi pada dirimu!! Okay!!"
Usapan lembut pada pipi juga surai rambutnya lagi-lagi membuat Beril terbius! wanita itu akhirnya mengangguk patuh atas perkataan Bastian Devald.
****
Terduduk di atas ranjang penanganan Stegen hospital! Beril terus mematung sembari memegangi area dahinya yang terus mengeluarkan cairan kental berwarna merah.
"Sepertinya benturan nya cukup kuat! apa kau merasa pusing atau semacamnya??"
Beril menggeleng lemah dihadapan sosok pria berjas putih dengan stetoskop yang menggelantung di bagian leher.
"Suster Imora, segera siapkan peralatan!!"
"Baik dokter!!"
Ada apa ini? apa cedera yang dialami oleh istriku benar-benar serius??
"Bagaimana keadaan istri saya dokter, Henricht??" Devald seketika mengejar langkah kaki sang petugas medis yang kini mengayunkan kaki menuju pada meja kerjanya.
"Cedera yang dialami-, memang tidak terlalu serius! tapi tetap saja-, Nona Beril membutuhkan beberapa jahitan pada area dahinya yang terus mengeluarkan darah!!"
"Apa ini akan mempengaruhi kesehatan nya dimasa depan??"
Apa maksudnya ia menanyakan hal seperti ini? apa dia bahagia jika Beril mengalami luka serius?? suami macam apa dirimu ini, Devald???
Tatapan sinis justru tertampil nyata dari paras sang dokter, pria itu membuang nafas kasar sebelum akhirnya kembali membuka suara,
"Tak akan terjadi apapun! jika Anda sebagai seorang suami bisa bertindak dengan jauh lebih waspada!!! apa kau mengerti, Tuan Devald??"