Di hari pernikahannya Ayla memilih pergi dan tak ingin menikahi laki-laki yang dia cintai.
Tapi dia tak menyangka,akhirnya tunangannya malah memilih menikahi kakaknya sendiri.
Sejak saat itu, Ayla pikir kisah cintanya sudah berakhir. Dan berusaha menghapus semua rasa cintanya pada lelaki itu.
Tapi, ternyata laki-laki yang sudah menjadi kakak iparnya itu tidak berhenti mengejarnya.
Bagaimana bisa dia kembali mencintai pria yang sudah memilih wanita lain, bahkan sudah menjadi kakak iparnya itu.
Bisakah Ayla benar-benar terlepas dari kakak iparnya. Ataukah dia akan memilih mengembangkan sisa-sisa cintanya pada kakak iparnya?
Baca kisah mereka, dalam novel.
"Di Kejar Kakak Ipar"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss HF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alasan
"Kenapa kak Juan melakukan itu? Apa kakak tidak memikirkan perasaan istri kakak? Dan juga adiknya tadi. Apa kakak ingin mempermainkan keduanya?" Tanya Noah sambil jalan mengikuti langkah Juan.
Langkah Juan lalu terhenti. Lalu menatap adiknya itu.
"Jaga bicaramu kalau kamu tak tahu apa-apa." Juan lanjut berjalan.
"Dia menangis sangat keras tadi. Setelah mengetahui hubungan kak Juan dan Kakaknya." Lanjut Noah.
Juan lalu berbalik menatap adiknya itu.
"Aku sudah menduga kalau dia mendengar percakapanku dengan Ayra. Tapi, aku tidak perlu menjelaskan apa-apa padamu. Jadi, jaga bicaramu." Ucap Juan mengancam adiknya dengan tatapan dingin.
"Kalian darimana saja?" Tanya Elizabet kepada kedua putranya itu, tanpa menjawab Juan hanya lanjut berjalan ke arah tamu-tamunya.
Elizabet menggeleng dan menghela melihat tingkah putranya yang dingin itu. Padahal sebelumnya dia sudah mulai banyak bercerita, terutama tentang Ayla. Karena itu Elizabeth sangat menentang pernikahan Juan dan Ayra.
Bahkan Elizabeth sering mengundang Ayla ke rumah mereka, karena itu dia sangat yakin dengan pilihan Juan. Meskipun tidak selangsing, dan semodis Ayra, Ayla sangat teduh dan menenangkan hati. Sementara Ayra membawa aura glamor dan mewah tapi di saat bersamaan, menyilaukan dan menyakitkan mata.
"Noah, mama mau kenalkan gadis cantik padamu. Dia salah satu anak teman mama." Ucap Elizabet kemudian menarik tangan Noah.
"Apa mama yakin, mau memperkenalkan anak teman mama. Aku masih belum kepikiran untuk menikah. Usiaku masih 27 tahun." Ucap Noah membuat Elizabeth menghentikan langkahnya.
"27 tahun itu, sudah cukup tua. Jangan menikah terlalu tua seperti Juan. Usia sudah 35 tahun. Nanti kamu kesulitan melihat anakmu. Saat anaknya remaja nanti, dia sudah 50 tahun." Ucap Elizabeth menatap putra bungsunya itu dengan mata menyidik.
Noah menggeleng. "Aku masih ingin menikmati masa mudaku." Ucap Noah lalu berbaur dengan tamu lainnya. Terutama dimana tamu muda berada.
"Kamu tau? Aku sangat terkejut ketika tau Ayla yang akan menikah dengan Tuan Juan Arvano. Kamu tahu, dia itu pria dingin yang sama sekali tak pernah terlibat skandal dengan wanita manapun." Ucap salah satu wanita.
"Bahkan banyak gosip yang mengatakan, kalau dia itu gak normal. Tau kan maksudku." Ucap wanita lainnya lagi.
"Kalau menikah dengan Ayla, aku yakin itu hanya setingan." Ucap wanita ketiga tertawa diikuti tawa lainnya.
"Melihat ternyata Kak Ayra yang menikah, aku baru bisa yakin. Kalau mereka pasangan yang benar-benar serasi." Ucap wanita pertama tadi.
"Memangnya kenapa dengan Ayla?" Tanya Noah yamg nimbrung.
"Siapa dia? Kenapa sangat tampan?" Bisik wanita-wanita tak menjawab pertanyaan Noah.
"Perkenalkan, aku Noah Arvano." Ucap Noah, dan mata ketiga wanita itu membelalak dan langsung bersalam dengan Noah.
Noah mengeluarkan senyum mautnya.
"Ngomong-ngomong kenapa dengan Ayla" Tanya Noah lagi.
Salah satu wanita memasang wajah meremehkan.
"Sekarang dia mungkin terlihat lebih langsing dan kelihatan lebih baik. Dulu dia itu gemuk seperti ngok ngok, dan selalu di bully. Kalau bukan karena kak Ayra. Aku gak yakin dia bisa melewati masa sekolahnya dengan selamat." Ucap wanita kedua tertawa dan kedua wanita lainnya mengikuti.
Setelah mendengar itu, Noah langsung pergi dan menggeleng. "Para wanita yang tidak menyenangkan." Dia mencari wanita yang tak suka bergosip dan menarik.
Sementara itu, Daisy yang masih terduduk lemas di lihat oleh Linda.
"Sayang, kamu baik-baik saja?" Tanya Linda melihat keponakannya itu.
Ayla hanya tersenyum merasa tak berdaya. Linda membantu Ayla berdiri dan duduk di atas tempat tidur.
"Bibi, bisa bantu aku carikan baju yang cocok untuk menghadiri acara itu?" Ucapan Ayla membuat Linda terkejut.
"Apa? Kamu ingin hadir?" Tanya Linda masih tak percaya.
"Mau gak mau, aku pasti akan ketemu sama mama, papa dan juga keluarga lainnya." Ucap Linda yang memaksakan senyumnya pada bibinya itu.
Setelah para tamu, dan kerabat-kerabat sudah pulang Ayla memutuskan untuk memasuki aula dan menunjukkan wajahnya sambil tersenyum.
"Kak Ayra, selamat. Dan juga Juan selamat atas pernikahan kalian." Ucap Ayla tersenyum seolah tak terjadi apa-apa, tapi Teddy yang emosi berjalan cepat menghampiri Ayla dan menamparnya dengan keras.
"Plaaaak"
Ayla yang kesakitan dan terkejut langsung memegang pipinya dan menahan tangisnya. Semua orang di ruangan itu terkejut.
"Sayang... " Teriak Anna langsung berdiri melindungi Ayla.
"Kenapa kamu harus menamparnya. Apa tidak bisa kamu mendengarkan alasannya dulu?" Teriak Anna pada suaminya.
Sementara itu Juan sudah di sampingnya dan memeriksa pipi Ayla. Tapi Ayla memalingkan wajahnya dan menepis tangan Juan.
Dan hal itu membuat Juan kesal. Tapi Ayla juga melihat Juan dengan tatapan kesal.
"Baiklah, berikan alasanmu sekarang" Ucap Teddy kesal. Tapi Ayla tak bicara apa-apa.
"Kamu lihat, dia bahkan tak punya alasan untuk mempermalukan kita. Ini pertama kali kamu membuat kesalahan, tapi kenapa harus hal sebesar ini kamu mempermalukan aku.. Hah? " Tanya Teddy berteriak.
"Aku hanya belum siap menikah. Aku ingin lebih lama dengan karirku, dan fokus dengan karirku. Setelah aku pikir-pikir, menikah akan mengekang ku dan juga karirku." Ucap Ayla menatap ayahnya.
"Omong kosong. Apa aku memaksamu untuk menikahi Juan? Ini adalah keinginan kalian, dan sekarang kamu beralasan belum siap? Dan takut tidak bebas lagi dengan karirmu?" Tanya Teddy dengan emosi yang belum surut.
"Sudahlah, tidak usah mempermasalahkan ini lagi. Lagipula Juan sudah menikah dengan Ayra. Bisnis kita masih bisa berlanjut. Jadi aku rasa sudah tidak ada masalah di sini. Meskipun aku sangat menyukai Ayla untuk menjadi menantuku, tapi kurasa kita tak berjodoh untuk menjadi ayah dan anak." Ucap Markus menenangkan Teddy dan mengusap kepala Ayla.
"Kamu benar-benar buat ayah kecewa Ayla." Teddy lalu pergi dengan kecewa.
Pipi Ayla masih merah.
"Pasti sangat sakit." Ucap Ayra yang lalu memberikan es yang di balut saputangan ke pipi Ayla.
"Maafin aku kak. Sudah menyusahkan mu. Dan kakak harus menggantikan aku menikahi Juan." Ucap Ayla yang pura-pura tak tahu hubungan Juan dan Ayra.
Juan menatap Ayla dengan heran.
"Kami sudah menyiapkan kamar untuk Juan dan juga keluarga kalau kalian ingin menginap di sini." Ucap Anna yang menatap Ayla dengan kecewa dan pergi mengikuti suaminya.
"Aku dan istriku akan pulang." Ucap Markus merangkul istrinya.
"Aku akan menginap di sini." Ucap Juan masih menatap Ayla, tapi Ayla sama sekali tak mau menatap ke arah Juan.
Juan lalu menarik pergelangan tangan Ayla.
"Lepaskan!!! " Ucap Ayla menghempas tangan Juan dari tangannya.
"Kita sudah berakhir, jadi aku mohon jangan melakukan hal yang tidak pantas kamu lakukan" Ucap Ayla berusaha menjauh dari Juan.
Tapi Juan malah melingkarkan tangannya di pinggang Ayla dan menariknya dengan kencang, membuat orang yang berada di ruangan itu terkejut. Ayla juga melotot menatap Juan, berusaha melepaskan pelukannya dari Juan.
"Plaaaak" Linda yang tiba-tiba datang langsung menampar Juan dan menarik tubuh Ayla.
*bersambung...