NovelToon NovelToon
Cinta Dan Kebohongan

Cinta Dan Kebohongan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Percintaan Konglomerat / Keluarga / Romansa / Bad Boy
Popularitas:29.7k
Nilai: 5
Nama Author: Penaduajempol

Bella mempergoki kekasihnya selingkuh sedang bercumbu di parkiran mall yang sepi. Hal itu membuat Bella syok dengan melihat secara langsung Tama berselingkuh dengan seorang perempuan yang amat dikenalnya. Apa yang akan dilakukan Bella saat tahu Tama selingkuh? Dan bagaimana ia akan memberikan pelajaran pada perempuan yang amat ia percaya selama ini?



Disclaimer; Cerita ini murni karangan Pena dua jempol. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat, peristiwa atau cerita mohon dimaafkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penaduajempol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 3 - Cenayang

"Kamu sama aku aja Bella ...."

"Tama!" Bella menengok ke belakang untuk memastikan bahwa itu memang Tama. Karena sangat jarang Tama mau masuk ke rumahnya.

"Gak bisa, biar Bella saya yang antar." Itu suara dari Andre.

Andre memang kurang menyukai Tama. Entah mengapa. Padahal dulu saat Rita - mami Bella masih hidup, Andre dan Rita memiliki hubungan yang baik dengan keluarga Tama. Namun setelah Rita meninggal, Andre seperti menjaga jarak dengan keluarga Adisutjipto.

Contohnya semalam, lelaki itu enggan mengajak istrinya untuk mengikuti pesta ulang tahun Annastasia yang diadakan di kediaman keluarga Adisutjipto. Ia memilih untuk mengirimkan beberapa kado untuk Anna dan Adi dari pada ikut menikmati pestanya.

"Tadi Om bilang mau antar Lisa, biar Bella sama saya saja Om, semasa mami Rita hidup, beliau mempercayakan Bella kepada saya dan keluarga saya juga."

Jika sudah membawa nama mendiang istrinya, Andre tidak mampu lagi menolak. "Oke baiklah. Jaga putri saya dengan baik tanpa tergores sedikit pun!" tegas Andre.

"Of course. Kami pamit Om."

"Pih, Bella pamit ya!"

Setelah berpamitan kepada orangtuanya, tangan Bella di genggam posesif oleh Tama. Jantungnya seolah berdisko ria di dalam mendapat perlakuan manis dari Tama.

Tama memang lelaki yang posesif dan pencemburu namun terkadang ia acuh dengan kehadiran Bella. Tak heran jika ia selalu memperhatikan jarak ketika mereka berjalan bersama. Tama tidak menginginkan jika Bella berjalan dengan jarak yang berjauhan dengan dirinya.

Maklum mereka jarang dapet momen berduaan. Bella di SMA Alexandra School dan Tama di SMA Angkasa. Sekolah yang di khususkan untuk laki-laki.

Saat sampai di samping mobil, Tama membukakan pintu seat belakang untuk Bella. Ia sempat bingung mengapa Tama menuntunnya untuk duduk di belakang.

Namun saat ia masuk, ternyata di jok depan ada Frilly yang sudah duduk manis dengan handphone di tangan kanannya.

"Morning Bella. tumben Bell, mau di anter Tama. Aku di depan enggak apa-apa 'kan, Bell? aku turun duluan kok, sekolah aku kan Deket dari sini."

"Ah... Iya, Ly."

"Nanti pas sampai sekolah, kamu bisa pindah ke depan. Aku mager banget Bell, kalau harus pindah ke belakang."

"Santai aja, Ly. Sebenarnya Aku gak janjian sama Tama buat berangkat bareng."

"Sorry ya, Aku Engga tau kalau kamu mau nebeng, Bell."

Mobil yang dikendarai Tama mulai jalan dengan perlahan. Iya tampak fokus menguasai jalan sampai tidak terganggu dengan obrolan Bella dan Frilly. Bahkan Tama tidak ikut nimbrung seperti biasanya.

"Papi gak bisa anter aku sampe halte, kebetulan Tama ke rumah. Sekalian deh, Aku juga lagi pengen berangkat bareng Tama, Ly."

"kebetulan banget ya, Bell!"

"Oiya Ly, kata mama kamu, kamu mau daftar di Alexandra School ya. Kita bakal satu sekolah dong!" seru Bella.

"Iya aku mau SMA bareng kamu aja, Bella. Katanya Hera juga mau disana. Nanti kita bisa berangkat sekolah bareng, Bell. Seru pasti. Aku gak sabar nunggu saat itu."

"Seriusan? wah bakal perang mulu neh kamu sama Hera," ledek Bella dengan tawa yang ia tahan agar tidak heboh di dalam mobil. Frilly mengangguk dengan tawa kecilnya.

Tidak lama kemudian, mereka telah sampai di gerbang SMP Cendrawasih, tempat dimana Frilly sedang menimba ilmu.

"Frilly, lu gw turunin di sini aja ya. Gak perlu masuk ke dalam 'kan? takut macet keluarnya, kasian nanti Bella kesiangan."

"Iya Tama!" walau wajahnya agak menunjukan rasa kesal, tapi senyumnya masih menghiasi wajah putih nya.

"Oiya Tama, ini bekal buat kamu. Mama ku yang buat. Dimakan ya. Bella, see you ya!" pamit Frilly.

Bella sebenarnya tidak pernah heran dengan interaksi Tama dan Frilly ataupun teman mereka yang lainnya. Karena kedekatan mereka sudah terjalin semenjak mereka kecil. Hal yang seperti tadi sudah biasa untuk Bella.

"Kamu gak mau pindah ke depan, Yank?"

"Aku pindah langsung aja ya, gak usah keluar," ucap Bella sambil bersiap untuk pindah ke bangku depan.

"Senyamannya kamu aja." Tama membantu Bella untuk maju ke depan.

"Tam, aku boleh gak buka kotak makannya yang Frilly kasih ke kamu? aku penasaran sama masakannya Tante Amber. Udah lama banget 'kan, kita gak makan masakan Tante Amber. Kangen banget aku!"

Tama menoleh sekilas ke arah Bella dan tersenyum. "Buka aja. Suapi aku ya. Aku belum sarapan soalnya."

"Siap Kapten!" seru Bella.

"Oiya Sayang, kapan ya aku dapet restu dari papi kamu, papi Andre kayanya gak suka ya sama aku?"

Bella melirik Tama sekilas dengan tawa yang ia tahan. 'Ternyata dari tadi Tama diam aja karena mikirin hal ini?'

"Papi suka kok sama kamu, Tam. Dia cuma cemburu aja. Cemburu anak gadisnya udah ada yang naksir. Papi takut kamu ngambil Aku dengan cepat."

"Masa sih?" Terlihat Tama tidak percaya dengan apa yang Bella katakan.

Bella menggenggam tangan Tama erat. "Kamu percaya deh sama aku, Papi itu sebenarnya merestui kita. Memang Semenjak Papi menikah dengan mama Inah hubungan kami renggang. Tapi Papi masih perhatian banget di belakang aku, bahkan dia punya semua kontak temen sekelas aku. Unik 'kan Papi?!"

"Seriusan kamu, Yank? Aku cuma takut aja kalau tiba-tiba kamu nanti di jodohin sama papi kamu." Tama mengelus elus puncak kepala Bella sebelum gadis itu turun dari mobil.

"Itu gak mungkin Tama, papi bukan tipikal orang yang pemaksa. Udah ya, Tam, jangan di pikirkan masalah itu, nanti kamu stress," pinta Bella.

Sepanjang perjalanan, Bella tidak berhenti menyuapi Tama dengan bekal yang tadi Frilly berikan. Tama makan dengan lahap dan cepat, sesekali ia meminta Bella untuk mencicipi bekal yang di bawa Frilly.

Tak terasa, mereka telah sampai di Alexandra School dan Bella dengan cepat mengambil tasnya dan kotak makannya.

"Thank you, Tama. Aku masuk kelas dulu ya!"

"Iya sayang. Semangat belajarnya ya. Karena kecerdasan kamu mempengaruhi anak-anak kita nanti!" teriak Tama dari dalam mobil.

"Tama ... jangan keras-keras. Masih di lingkungan sekolah. Kamu Hati-hati ya di jalan. Nanti aku pulang sama Wulan. Kamu gak usah jemput."

Tama hanya mengangguk dan terkekeh pelan lalu menjalankan mobilnya untuk segera meninggalkan Alexandra School.

Room Chat Grup Pecinta Alam pemula

Kamandanu: Diharapkan setiap anggota baik kelas 10 dan 11 berkumpul setelah pulang sekolah di kantor sekre untuk membahas perihal pelantikan yang akan diadakan dalam dekat ini.

Bella membaca WhatsApp nya dan menghela nafas pelan sambil menolehkan kepalanya pada Wulan yang duduk di belakang mejanya.

"Lan, kamu mau gak nungguin aku selesai rapat? sejam doang palingan. Setor muka doang deh aku."

"Pecinta alam mau kumpul nanti siang, Bell? Aku ikut dong!" pinta Melisa.

Wulan menatap Bella dan Melisa dengan wajah menggodanya. Pasalnya ia hapal dengan Melisa yang sedang naksir salah satu kakak kelas mereka dari ekskul pecinta alam.

"Jungkook Dateng 'kan ya?" tanya Meli yang membuat Bella bingung

"Saha eta Jungkook?" tanya Wulan.

Seingat Wulan, Jungkook tidak bersekolah di Indonesia. Siapa yang Meli maksud mirip Jungkook. Karena rata rata murid disini Chinese jadi sulit membedakan. Bahkan wulan pun masih suka salah sapa teman-teman nya karena wajah mereka hampir mirip.

"Jungkook siapa? Emang ada ya, murid Alexandra yang mirip Jungkook?" tanya Bella penasaran.

Meli berdecak gemas. "Temen Kak Danu, Bell. Ahh kamu mah, masa cogan disini gak tau. Itu loh yg berwajah oriental. Gajah di depan mata tak nampak, semut di ujung kulon keliatan!" gerutunya gemas karena Bella tidak mampu mengetahui cowok yang dirinya maksud.

"Cakep!" jawab Hani yang baru bergabung.

"Ishhh bukan pantun ya, Han!" bentak Melisa.

"Hahahhahaha oalah kak Kenzo. Bener ga Mel?" tebak Bella.

"Ngapain nyebut-nyebut kak Kenzo? gebetan aing itu mah!" Wulan menyela.

"Ishhh Wulan ngikut-ngikut aja. Kamu mah cocok sama kak Ian, which is dia tipe kamu banget." Terjadi perdebatan antara Wulan dan Meli yang membuat Bella geleng geleng kepala.

"Emang Kak Danu dan teman-temannya itu terkenal ya di Alexandra?" tanya Bella sambil membolak balikan lembar soal yang sedang ia isi.

"Bella, serius Lo gak tau siapa Kamandanu Harrison dan teman-temannya itu?" tanya Hani bingung.

Bella menggeleng pelan namun ia mengangguk cepat. "Aku tahu mereka, mereka senior di ekskul Sispala. Memang mereka berpengaruh kuat di sekolah ini ya? Apa mereka tukang bully?"

Hani yang gemas dengan Bella. Segera angkat bicara. "Bukan tukang bully, mereka it--"

"Bell ... Bellaaaa ... Ada yang cariin kamu di depan kelas!" teriak salah satu teman sekelasnya yang sedang berdiri di depan kelas.

Gegas Bella menuju depan pintu. Dia merasa tidak sedang punya janji temu dengan siapapun. Kira kira siapa yang mencarinya dan ada keperluan apa.

Saat Bella sudah di depan pintu, ia melihat ada laki-laki berkulit putih pucat, dengan lesung pipi menghiasi wajahnya saat tersenyum dan postur tubuhnya benar-benar tinggi. Meskipun senyumnya tidak dalam namun dimplenya tercetak jelas.

Tinggi Bella hanya Sedada lelaki itu. Sehingga ketika mereka berhadapan, Bella harus mengangkat kepalanya untuk melihat lawan bicaranya itu.

Bella kenal laki-laki ini. Dia Kamandanu, kakak kelasnya yang kemarin menemaninya menunggu Tama. Bahkan baru saja dirinya membicarakan lelaki itu beserta antek-anteknya.

'Panjang Umur!' batin Bella.

"Bella, maaf menganggu waktunya sebentar. Saat rapat nanti, bolehkah saya minta tolong kamu untuk menjadi notulen saya? Karena team saya sedang naik ke Rinjani dan team wanita dalam perjalanan pulang dari Buntak. Di angkatan saya hanya saya dan Ian yang standby di basecamp," pinta Danu menggunakan bahasa Inggris yang sangat formal.

"Iya kak bisa." Bella sedikit bingung. 'Kan bisa ya dia ini minta tolong via WhatsApp. Kenapa langsung datang ke kelas ini,' batin Bella.

"Saya minta tolong kamu dengan datang langsung ke kelas, karena saya bingung minta tolong sama siapa. Secara yang saya kenal, hanya kamu di pertemuan nanti sore, jadi... Kebetulan sekalian lewat kelas kamu," jelasnya.

Bak cenayang. Apa yang terpikirkan di otak Bella terjawab sudah. Bella hanya mengangguk dan tersenyum sungkan membalas kakak seniornya ini.

"So. See you, Isabella," pamit Danu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Bell, please ya ... aku ikut masuk ke ruangan nya," pinta Melisa.

"Aku tanya Kak Danu dulu ya. Boleh enggaknya. Takutnya ada pembahasan yang gak boleh orang luar tau."

Setelah menghubungi Danu, ternyata Meli dan Wulan diperbolehkan ikut masuk ke ruang sekretariat untuk mengikuti rapat. Karena rapat ini bersifat transparan, dan hanya membicarakan poin poin penting selama nanti mereka menaiki gunung yang ketinggian nya tidak lebih dari 2500mdpl.

Disini mereka masih mempelajari tahap-tahap dasar sebagai pecinta alam. Maka dari itu di pilihlah gunung sebagai metode pelajaran praktek nantinya, bukan lagi menelusuri bukit atau hutan.

Rapat awal membahas tentang keorganisasian baru. Dikarenakan angkatan Kamandanu sudah harus menyerahkan jabatannya kepada adik kelasnya agar mereka bisa lebih fokus menuju kelulusan dan mengejar universitas impian mereka.

"Tolong di catat ya, Bell. Untuk ketua dan wakil sudah di tentukan. Untuk anggota lainnya kita bicarakan setelah pelantikan nanti,"

"Siap Kak!"

Danu memperhatikan Bella dengan lekat, Bella merasakan jika dirinya sedang ditatap dengan lekat oleh kakak kelasnya kemudian ia balik menatap Danu dan menaikan kedua alisnya sambil memiringkan kepala seolah mengatakan 'Ada apa?'.

Danu dengan gugup segera menggelengkan kepalanya dan kembali fokus pada pembahasan lainnya.

Selanjutnya Danu membahas mengenai Navigasi Darat, Survival, Search And Rescue (SAR), dan PPGD (pertolongan pertama gawat darurat).

Mereka juga belajar tali temali/Simpul dalam membuat tandu nanti, mengikat tiang tenda dan pasak, serta lain lainnya.

"Contohnya, bisa kalian liat di YouTube channel Adrian Chama ya!"

"Yee lu mah, malah promosiin channel gue. Malu anjir!" kesal Adrian.

"Gak apa-apa Kak, kita malah sudah subscribe, like dan komen YouTube Kak Ian." Goda salah satu siswi.

"Oke oke, gue lanjut ya. Siapa disini yang belum pernah naik gunung? Kalau yang belum pernah naik, mulai sekarang setoran lari kelilingi lapangan 5 kali sehari dan medical check up sebelum hari H." Pertanyaan yang disertai pernyataan dari Kamandanu membuat atmosfer di basecamp mendadak hening.

Pasalnya trek gunung yang akan mereka daki kali ini memiliki Medan yang cukup berat selain harus memiliki pengalaman mendaki juga harus bisa wall climbing.

"Saya ...."

Semua orang melihat siapa orang yang mengangkat tangan sendiri dikarenakan belum pernah naik gunung.

TBC

Terimakasih sudah Like, Subscribe dan Vote karya ini. Terima kasih juga ulasan ⭐ 5 nya. Sehat selalu untuk para majikan ku yang setia membaca karya ini.

1
Nita Zali
lagi dan lagi konfliknya...
amateur dara
ya ampun apa jangan-jangan kamandanu yang berbuat /Sob/
amateur dara
Bella benar2 pengertian /Sob/
amateur dara
hampir aja lu jadi cowo bego lagi, Nu. gemes gue
Diyah Pamungkas Sari
kampret otor bkin ngaka "prindapan" bisanya kesana halunya 🤣🤣
Pena dua jempol: wkwkkwwk 🤣 makasih kak udah baca karya aku yang agak absurd dan cabul ini 🤣
total 1 replies
Nita Zali
moga Bella n Danu bersama...jgn biarkn mrk berpisah thor
amateur dara
dinasti PV bakal panjang nih romannya. /Drool/
Pena dua jempol: ikuti terus kisahnya ya kak 🫰🏿
total 1 replies
amateur dara
wah... Daebak.
amateur dara
di cintai secara ugal-ugalan sama cogil kaya Danu tuh /Drool//Drool//Drool/
amateur dara
omo /Whimper//Whimper//Whimper/
amateur dara
poor camilla
amateur dara
Bu Anna benar-benar trauma sama keluarga harrison
amateur dara
ngakak sama gurunya /Facepalm/
amateur dara
eka please lah /Facepalm/ ngakak bgt sumpah kelakuan lo
Pena dua jempol: konyol ya kak 🤣
total 1 replies
amateur dara
ada lagi aja hambatan buat mereka /Sob/
amateur dara
/Drool//Drool//Drool//Angry/ chapter terbaik
Pena dua jempol: terima kasih 🫰🏿
total 1 replies
amateur dara
asli #Darkromance terseru
amateur dara
Danu... nakal ya /Panic/
amateur dara
iyakah ... ayo dong Bella meet up sama danu
amateur dara
Bella kabur, mel... bukan amnesia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!