Terlahir dari keluarga kaya raya dan terpandang, anak bontot yang seharusnya selalu mendapat kasih sayang, namun itu tidak berlaku bagi Rangga Guitama.
Rangga Anak bungsu dari tiga bersaudara, namun tidak pernah mendapat kasih sayang dari orang tuanya, karena Rangga tidak jenius seperti kakak kakaknya, dia tak mampu menyamai akademis sang kakak, dia anggap bodoh oleh keluarganya, menurut keluarga nya Rangga hanya anak pembawa sial.
Mau tau ceritanya yukkk ikuti...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
"Sayang..." panggil Rangga
"Ya kak...." ujar Rania yang berada di dalam dekapan Rangga menikmati pemandangan laut lepas.
Rangga memutar tubuh Rania menghadap ke arahnya.
"Menikah lah dengan kakak Rania" pinta Rangga sungguh sungguh.
Rania menatap dalam mata sang kekasih, dia pun sudah tidak ingin lagi tinggal sendiri, apa lagi sekarang ada biang onar yang selalu memaksa ini dan itu, namun tidak berani bercerita kepada Rangga, dia tidak ingin sang kekasih mencemaskannya, namun lama lama hidupnya merasa selalu di intai, lebih baik dia menikah dengan sang kekasih yang selalu mampu menjaganya.
"Aku mau kak" ujar Rania tersenyum lembut kepada kekasihnya itu.
Rangga lansung memeluk erat kekasih hatinya itu, menyalurkan rasa yang ada dalam dirinya.
"Minggu depan kita menikah di KUA saja ngak apa kan" ujar Rangga sendu, inginnya mengadakan pesta impian untuk sang istri namun apa ada, keluarganya tidak kan perduli, lagi pula siapa yang akan mereka undang, tidak ada orang orang terdekat yang perduli dan menyayangi mereka.
"Tidak apa, yang terpenting sah secara agama dan negara sudah cukup, lagi pula siapa yang akan kita undang" ujar Rania.
"Rania, bersamamu kakak bahagia, bersamamu kakak merasa berarti, bersamamu kakak merasa di butuhkan, tetap lah bersama kakak sayang, apa pun yang terjadi gegamlah tangan kakak dengan erat" ujar Rangga dengan pandangan sendu nya.
"Nia ngak mau genggam tangan" ujar Rania, tentu saja suasana haru biru itu jadi ambyar gara gara ucapan Rania.
"Loh... Kenapa ngak mau, apa Rania ngak sayang kakak, ngak cinta kakak" ujar Rangga kecewa.
"Nia cinta banget sama kakak, Nia sayang banget sama kakak, Nia ngak mau genggam tangan kakak, Nia mau nya peluk kakak, karena di dalam pelukan kakak Nia merasa nyaman" ujar Rania langsung memeluk erat Rangga.
Rangga terkekeh sambil mengeluarkan air matanya, sungguh dia sangat bahagia dengan ungkapan hati Rania.
"Nia...." Ujar Rangga yang hanya mampu mengucap nama belakang sang kekasih hati, sambil memeluk Rania.
"Hmmm....." ucap Rania dalam dekapan sang kekasih, dia memejamkan matanya, menyelami rasa nyaman yang di berikan oleh kekasihnya itu.
"I LOVE YOU" bisik Rangga di kuping sang kekasih dengan suara beratnya.
"I LOVE YUO TOO" bisik Rania juga.
Cup....
Cup....
Cup....
Rangga mengecup puncak kepala sang kekasih bertubi tubi.
Rangga melepaskan pelukannya dan merogoh kantong celananya dan mengeluarkan cincin cantik dari dalam celananya itu, dan memasukan ke dalam jari manis Rania.
Cup....
"Kak... Cantik banget" ujar Rania melihat cincin cantik di jari manisnya itu, dan tersenyum manis, memandangi jarinya, walau bukan intan berlian, namun Rania sangat bahagia.
"Maaf ya, kakak belum mampu memberikan berlian, hanya mampu membelikan emas biasa" ujar Rangga penuh sesal.
"Ini bukan soal murah dan mahalnya kak, tapi soal ketulusannya" ujar Rania memegang ke dua pipi Rangga.
"Aahh.... Kamu selalu bisa membuat kakak bahagia sayang" ujar Rangga.
"Dan kakak selalu bisa membuat aku nyaman dan di lindungi" ujar Rania terkekeh.
"Rasanya pengen meluk kamu terus sayang, tidak ingin melepaskan kamu" ujar Rangga semakin mengeratkan pelukannya.
Tiba tiba Rangga ingat sesuatu.
"Sayang... Lusa kakak ke Bogor mau ikut pertandingan di sana" ujar Rangga.
"Pergilah, asal pulang dengan selamat" ujar Rania tersenyum hangat.
"Pasti" ujar Rangga.
"Pegang ini ya, gunain aja klau kamu butuh apa apa" Rangga memberikan amplop pemberian abang Albi tadi.
"Tapi kak" belum sempat Rania melanjutkan ucapannya jari telunjuk Rangga sudah menepel di bibir Rania.
"Kakak tidak menerima penolakan, karena sebentar lagi kita menikah, jadi gunakan itu untuk kebutuhan kamu nanti, sewa kebaya misalnya, make up, dan lain lain" ujar Rangga dia tau kekasihnya itu selalu menolak klau di kasih apa pun.
"Baik lah...." ujar Rania memang benar adanya apa yang di bilang Rangga dia butuh uang untuk persiapan pernikahan mereka.
"Ya sudah, kita makan malam, setelah itu kita pulang, ohhh... iya, kamu mengundurkan diri aja besok ya, kak ngak ingin kamu kerja sambil kuliah lagi, hidup kamu mulai sekarang tanggung jawab kakak" ujar Rangga.
Rania hanya mengangguk mengikuti perkataan calon suaminya itu.
"Gadis pintar..." ujar Rangga menepuk nepuk puncak kepala Rania.
Bersambung....
Hallo... Rayder... buat kalian yang baru gabung, jangan lupa baca juga novel lain outhor ya.
* Aira si gadis dingin
* Suamiku yang tak di anggap
* Nikah Rahasia
* Ketika suami tidak lagi jadi harapan
* cobalah jadi aku sebentar saja
* Suami cacatku
Terimakasih....