NovelToon NovelToon
Khianat Cinta

Khianat Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:500.3k
Nilai: 5
Nama Author: nurselah

Samara wanita yang bergelar Sarjana Ekonomi, terpaksa menjadi seorang pembantu, karena ia tidak bisa meninggalkan ketiga buah hatinya yang masih kecil. Samara mau melakukan pekerjaan apapun yang penting halal, dan ia juga bekerja keras demi menghidupi, kondisi keuangan suaminya yang sedang berada di bawah.

Akan tetapi pekerjaannya saat ini.
Bisa mengetahui kebohongan yang selama ini suaminya tutupi.

Suami yang selama ini ia cintai, telah berkhianat dan membagikan rasa cintanya kepada perempuan lain.

Akankah Samara bertahan dengan suaminya, atau memilih mengakhiri rumah tangganya, yang sudah berjalan selama 10 tahun......???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurselah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4 Arsyaka Diturunkan Dari Jabatannya

Samara yang mencari taksi, untuk membawa Arsya ke rumah sakit. Tiba-tiba saja, ia melihat ada sebuah mobil yang berhenti di depannya.

"Samara!" panggil Rayanza yang sudah membukakan jendela mobilnya.

"Rayanza!" lirih Samara yang kaget melihat Rayanza, yang menghentikan mobilnya di depan Samara dan anaknya.

Rayanza yang melihat Samara dan anak-anaknya, segera pergi menghampirinya.

"Kamu dan anak-anakmu! Mau kemana malam-malam begini?" tanya Rayanza yang sudah berada di dekat Samara.

"Anak aku sakit Ray, bisakah kamu mengantarkan aku ke rumah sakit?" pinta Samara. Karena ia ingin segera membawa Arsya ke rumah sakit. Agar segera mendapatkan penanganan dari dokter.

"Ya sudah ayo, kamu masuk ke dalam mobilku." Rayanza pun mau mengantarkan Samara pergi ke rumah sakit.

Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit. Rayanza hanya fokus mencari rumah sakit terdekat, tidak berani berbicara duluan pada Samara, yang sedang mengkhawatirkan keadaan anaknya yang sedang sakit.

Sesampainya di rumah sakit.

"Terima kasih Ray, atas tumpangannya," ucap Samara yang berterima kasih kepada Rayanza.

"Iya sama-sama," sahutnya.

"Ayo sayang, kita masuk ke dalam." Samara yang menggendong Arsya, mengajak si kembar untuk masuk ke dalam rumah sakit.

Setelah Samara selesai mendaftar, untuk berobat di rumah sakit. Nama Arsya pun di panggil oleh suster. Dan dokter yang berada di rumah sakit, langsung memeriksa keadaan Arsya yang panasnya belum turun.

"Sebaiknya anak ibu di rawat di sini. Karena panasnya tinggi, ada 41. Saya akan mengecek lab darahnya terlebih dahulu. Karena kemungkinan anak ibu terkena DBD dan tipes," ucap Dokter menjelaskan kondisi Arsya.

"Iya Dok, lakukan yang terbaik untuk kesembuhan anak saya," sahut Samara.

"Sus, tolong berikan infusan kepada pasien ini." Dokter pun menyuruh suster, untuk memberikan infusan kepada Arsya, dan membawanya pergi ke dalam kamar rawat.

Samara dan kedua anaknya pun mengikuti suster, yang membawa Arsya ke tempat kamar rawat inap pasien.

"Ibu mohon maaf! Sebaiknya anak ibu jangan ikut menjaga adiknya di rumah sakit. Sebaiknya kakak-kakaknya pergi pulang ke rumah saja, karena tidak baik untuk kesehatan mereka berdua," ucap suster yang tidak mengijinkan Samara membawa si kembar ke dalam kamar rawat inap Arsya.

"Iya sus," sahut Samara.

Suster pun pergi meninggalkan Samara dan kedua anaknya, yang berada di depan pintu kamar rawat inap Arsya.

"Aku harus menitipkan Candra dan Kirana kepada siapa yah?" lirih Samara yang bingung memikirkan si kembar, yang harus ia titipkan pada siapa.

"Sebaiknya aku coba menghubungi Mas Syaka lagi! Semoga saja di sini ada sinyal." Samara berharap di rumah sakit ini mendapatkan sinyal. Untuk bisa menghubungi Arsyaka suaminya.

"Uuuuh! Giliran ada sinyal. No telepon Mas Syaka masih juga tidak aktif," gerutu Samara yang kesal kepada suaminya. Karena sejak siang tidak menjawab panggilan telepon dari Samara, sampai no telepon Arsyaka tidak aktif.

"Samara!" panggil Rayanza yang masih berada di dalam rumah sakit. Dan ia pun pergi menghampiri Samara dan kedua anaknya, yang berada di luar pintu kamar rawat inap Arsya.

"Ray, kamu belum pulang?" tanya Samara. Saat ia melihat Rayanza yang pergi menghampirinya.

"Iya Ara, kamu sebaiknya pergi ke dalam menemani si kecil. Biar aku yang menjaga si kembar," ucap Rayanza.

"Tapi....?"

"Aku tahu anak kecil tidak boleh berada di dalam kamar rawat inap pasien. Sebaiknya kamu pergi ke dalam menemani si kecil. Nih kartu namaku, di sana ada alamat dan nomor teleponku." Rayanza memberikan kartu namanya pada Samara.

"Aku bukan penculik Ara!" ucap Rayanza lagi.

"Bukan seperti itu Ray....?" ucapan Samara terhenti. Karena ia mendengarkan suara dering handphonenya

Drt-drt-drt suara dering handphone Samara.

"Mas Syaka, akhirnya kamu menghubungi aku," lirih Samara dan segera menerima panggilan dari Arsyaka suaminya.

"Kamu dan anak-anak pergi kemana?" tanya Arsyaka yang berada di sebrang sana. Karena Arsyaka sudah pulang ke rumahnya.

"Arsya di rawat di RS Bunda Mas, ia panasnya tinggi. Kata dokter Arsya terkena DBD dan juga tipes Mas," sahut Samara menjelaskan tentang kondisi Arsya anaknya.

"Ya sudah, aku akan segera pergi ke sana." Arsyaka langsung mematikan teleponnya. Dan segera pergi ke RS Bunda tempat Arsya di rawat.

"Ray, sebaiknya kamu pulang saja. Karena Suami aku sebentar lagi juga datang." Samara tidak jadi menitipkan si kembar kepada Rayanza.

"Iya sudah, kalau begitu aku pergi dulu yah. Semoga anak kamu cepat sembuh," pamit Rayanza kepada Samara.

" Aamiin, terima kasih Ray atas doanya. Kamu hati-hati dijalan ya," ujar Samara.

Rayanza menjawab ucapan dari Samara, dengan cara mengagukan kepalanya. Dan melangkah pergi meninggalkan Samara dan kedua anaknya, yang berada di depan pintu kamar rawat inap Arsya.

Samara dan si kembar pun menunggu kedatangan Arsyaka, di depan pintu kamar rawat inap Arsya. Karena Arsya sudah tertidur di dalam kamar rawat inapnya, setelah mendapatkan penanganan dari dokter.

Tidak lama kemudian.

Arsyaka pun datang ke kamar rawat inap Arsya.

"Mas!" panggil Samara ketika melihat kedatangan Arsyaka suaminya.

"Bagaimana kondisi Arsya?" tanya Arsyaka yang sudah berada di dekat Samara dan si kembar.

"Arsya sudah tertidur Mas, dan Alhamdulillah panasnya juga sudah turun," jawab Samara.

"Syukurlah, kamu jaga Arsya di sini. Biarkan Candra dan Kirana pulang bersamaku. Ayo sayang kita pulang!" ajak Arsyaka kepada kedua anaknya.

"Aku mau disini saja! Menemani bunda dan Arsya." Candra menolak ajakan dari Arsyaka.

"Sayang, tadi memangnya tidak dengar ucapan suster barusan! Anak kecil tidak boleh berada di rumah sakit. Jadi Candra dan Kirana pulang sama ayah ya? Doakan saja, semoga Arsya cepat sembuh dan bisa bermain bersama-sama lagi." Samara membujuk si kembar. Agar mau pulang bersama dengan ayahnya.

Candra dan Kirana pun akhirnya mau pulang bersama dengan ayahnya. Sedangkan Samara menjaga Arsya yang di rawat di RS Bunda.

Selama Samara menjaga Arsya di rumah sakit. Arsyaka tidak sama sekali bergantian menjaga Arsya, ia hanya melihat sebentar keadaan Arsya. Setelah itu Arsyaka pulang ke rumahnya, dengan alasan menjaga Candra dan Kirana.

Beberapa hari kemudian.

Samara dan Arsya pun pulang ke rumahnya, tanpa di jemput oleh Arsyaka suaminya.

"Assalamu'alaikum." Samara mengucapkan salam, sebelum masuk ke dalam rumahnya.

"Waalaikumsalam. Hore bunda dan Arsya sudah pulang!" ucap Candra dan Kirana yang melihat kedatangan Samara dan Arsya.

"Iya sayang. Bi, bi Siti?" Samara memanggil pembantunya.

"Bunda. Bi Siti sudah tidak bekerja di rumah ini lagi," sahut Kirana yang memberitahukan kepada Samara. Kalau Bi Siti pembantunya, sudah tidak bekerja lagi di rumahnya.

"Iya Bun. Ayah dan Omah memecat Bi Siti." Candra pun membenarkan ucapan dari Kirana. Karena mereka berdua melihat Bi Siti pergi meninggalkan rumahnya, dan berpamitan kepada Candra dan Kirana. Kalau Bi Siti tidak bisa bekerja lagi di rumah mereka berdua.

"Kenapa Mas Syaka tidak memberitahu aku terlebih dahulu?" batin Samara sambil berpikir.

"Oh begitu. Arsya Bunda buat minuman dulu ya." Samara pun melangkah pergi menuju dapur.

Akan tetapi sebelum Samara sampai di dapur, ia melihat Arsyaka yang sedang berbicara di telepon.

"Mas. Mas Syaka?" panggil Samara.

"Kamu sudah pulang?" tanya Arsyaka sambil memasukkan hpnya.

"Iya Mas,"

"Oh iya Mas, kenapa Bi Siti Mas pecat?" tanya Samara penasaran.

"Aku tidak mungkin memperkejakan Bi Siti lagi. Karena jabatan aku sekarang ini, hanya menjadi pegawai staf biasa. Mas juga tadi, tidak bisa menjemput kamu di rumah sakit. Karena mobil kamu, dan punya Mas di jual. Sekarang ini, kita hanya punya dua kendaraan motor saja, yang satu buat kamu mengantarkan anak-anak pergi ke sekolah. Sedangkan yang satunya lagi, untuk Mas pergi bekerja," tutur Arsyaka yang menjelaskan tentang kondisinya saat ini.

"Apalagi biaya rawat inap di rumah sakit Arsya lumayan besar, jadi untuk sementara waktu. Mas harap kamu bisa melakukan pekerjaan rumah tanpa ada pembantu," lanjut Arsyaka lagi.

"Iya Mas, tidak apa-apa. Aku juga sudah biasa kok mengerjakan pekerjaan rumah," sahut Samara yang mengerti tentang kondisi keuangan Arsyaka suaminya.

"Terus uang mobil aku mana Mas?" tanya Samara yang menginginkan uang mobilnya, yang di jual oleh Arsyaka tanpa memberitahukannya terlebih dahulu.

"Mas kemarin kan sudah bilang! Kalau Mas punya bisnis baru, dan memerlukan biaya yang sangat besar. Jadi kamu tidak perlu meminta uang mobil itu, toh mobil itu atas nama Mas." Arsyaka menjawab pertanyaan dari Samara sambil berlalu pergi meninggalkan istrinya.

"Tapi.... Mas?" Samara yang hendak menanyakan lebih lanjut, di tinggalkan begitu saja oleh Arsyaka suaminya.

"Mas, meski mobil itu atas nama kamu. Tapi itu hasil kerja keras aku sendiri, sebelum aku menikah denganmu Mas." lirih Samara yang bersedih. Karena Arsyaka tidak izin terlebih dahulu kepadanya, sebelum menjual mobil miliknya.

1
Noerlina
Biasa
Noerlina
Kecewa
Sitifirash Sulaiman
Samara kan perempuan yang bodoh
Sitifirash Sulaiman
mampus la lo Samara perempuan dok jagoan tp otak letak kat lutut
Sitifirash Sulaiman
bodoh Samara sok jagoan mampus la lo
Sitifirash Sulaiman
bodoh bodoh bodoh Samara bodoh teramat bodoh
Sitifirash Sulaiman
Samara perempuan nk bodoh teramat Bodoh bodoh bodoh....geram aku
Sitifirash Sulaiman
ternyata Samara perempuan bodoh
Soraya
samara megang surat rumah arsyaka yang baru jual aja rumah nya
Soraya
anehnya tabrakan parah tpi chelsea gak keguguran
Soraya
Samara anak kuliahan tpi bodoh dan gak peka
Soraya
istri yang gak peka
Soraya
mampir thor
Arin
hehe maaf sy udh seuzon sm kmu nay...
Arin
dasar keluarga lampir
Arin
semoga lumpuhny ngga sembuh,biar di pecat
Arin
heh setan...enak bngt loh gilirn skit nyari samara,Sono SM jalng aja😡😡👊👊👊
Arin
dasar pasangan LAKNAT...sy tunggu karmamu😡😡👊
Arin
dan nanti klo kmu bneran di turunin jbtny ya biar tau rsa,semoga karma scptny dteng buat psngn laknat itu
Arin
setan tuh si syaka....udh punya anak 3 kok msih gtel,blm jga kaya udh bertngkah😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!