Kimmy mencoba berusaha melupakan Jasson, laki-laki yang sudah ia sukai sejak dari kecil. Ia memilih fokus dengan pendidikannya untuk menjadi calon dokter.
Setelah tiga tahun, Kimmy kembali menjadi wanita dewasa dan mendapat gelar sebagai seorang dokter muda. Namun pertemuannya kembali dengan Jasson, pria yang memiliki sikap dingin itu justru malah membuat usahanya selama ini menjadi sia-sia.
Sebuah jebakan memerangkap mereka berdua dalam sebuah ikatan pernikahan. Namun pernikahan mereka berdua semata hanya tertulis di atas kertas dan di depan keluarga saja. Perjanjian demi perjanjian mereka sepakati bersama. Meskipun dalam hubungan ini Kimmy yang paling banyak menderita karna memendam perasaannya.
Banyak sekali wanita yang ingin mendapatkan hati Jasson, tak terkecuali teman sekaligus sekretaris pribadinya. Lantas, akankah Kimmy mampu meluluhkan hati laki-laki yang ia sukai sejak kecil itu?
Kisah ini bagian dari My Introvert Husband 3
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona lancaster, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencoba menghindari
"Kakak, aku tadi melihat Kimmy." Perkataan Daven membuat perhatian semua orang teralihkan dan tertarik dengan topik itu terutama Jesslyn dan Jasson. Namun tidak dengan Alea dan Chelia yang merasa terganggu akan nama itu.
"Daven, kau melihat Kimmy? di mana?" Jesslyn yang kala itu tengah duduk segera beranjak berdiri menghampiri Daven.
"Iya, Daven. Kau melihat Kimmy di mana? bukannya Kimmy masih di luar negeri?" Alana tak mau kalah, sama halnya dengan Jesslyn yang merindukan sahabatnya itu. Ia tak sabar mendengar adiknya menjawab pertanyaannya tersebut.
"Aku tadi melihat Kimmy di rumah sakit, Kak. Dan dia sedang menangani orang kecelakaan."
"Rumah sakit mana?" tanya Alana.
"Rumah sakit yang dekat dengan arah menuju ke jalan tol," jawab Daven.
"Aku harus menemuinya." Mendengar perkataan Daven, Kimmy dengan tak sabar untuk menemui sahabatnya tersebut.
"Jesslyn tunggu!" Chelia tiba-tiba menahan tangan Jesslyn.
"Ada apa Chelia?"
"Belum tentu pasti itu Kimmy, karna Daven sendiri tidak begitu jelas melihatnya," ujar Chelia.
"Iya, aku belum tau pasti itu Kimmy atau bukan, tapi dia sangat mirip sekali dengan Kimmy. Dan saat aku mau mencaritaunya, Chelia malah memaksa mengajak pulang!" timpal Daven dengan raut wajah yang sedikit kesal.
"Aku tidak peduli, aku harus mencaritaunya." Jesslyn begitu kekeh, ia mengambil mantel miliknya dan membalutkan mantel itu di tubuhnya.
"Jasson Ayo..." Jesslyn dengan penuh semangat menarik tangan saudara kembarnya yang tengah duduk di atas sofa. Namun tak membuat lak-laki itu memindah posisinya.
"Ke mana?"
"Antar aku menemui Kimmy..."
"Kau tidak dengar, itu belum tentu Kimmy!" seru Jasson.
"Itu pasti Kimmy, ayo antar aku." Jesslyn dengan tak sabar menarik-narik tangan Jasson.
"Jasson ayo! Kalau kau tidak mau, aku akan membawa mobil sendiri biar kau dimarahi oleh papa!" Jesslyn melotototkan kedua matanya, ancamannya pun membuat Jasson terpaksa mengiyakan ajakan saudara kembarnya tersebut.
"Kau ini selalu menyusahkan saja!" Jasson beranjak berdiri dan meraih kunci mobilnya yang tergeletak di atas meja.
"Jasson, apa aku boleh ikut?" pinta Alea.
"Tentu saja, ayo ikutlah!"
"Tidak usah, kau di rumah saja mempersiapkan pestaku dan Jasson!" perintah Jesslyn.
"Ehmmm..."
"Biarkan Alea ikut!" seru Jasson. Jesslyn tak punya pilihan lain selain menuruti perkataan saudaranya itu. Alana hendak ikut juga bersama mereka, namun Kimmy melarangnya. Jesslyn segera mengajak Jasson berangkat ke tempat yang saat ini menjadi tujuannya.
***
Healthy Hospital
Mobil putih yang dikemudikan oleh Jasson berhenti di depan rumah sakit yang dimaksud oleh Daven. Letak rumah sakit tersebut memanglah cukup jauh dari rumahnya, terlebih lagi karna kemacetan yang padat hingga membutuhkan waktu satu jam setengah untuk tiba di sana.
"Apa ini rumah sakit yang dimaksud oleh Daven?" tanya Jasson.
"Iya, ayo kita turun!" ajak Jasson.
"Kau saja yang turun, aku akan menunggu di sini!"
"Jasson, ayo turun. Kalau kau tidak turun--"
"Mau mengadukanku kepada papa? adukan saja!"
"Kau benar-benar menyebalkan!" Jesslyn turun dari mobil, membanting pintu mobil itu sekeras mungkin dan terpaksa mencari Kimmy sendiri di dalam rumah sakit itu, sementara Jasson dan Alea menunggu di dalam mobil.
Kimmy menyusuri rumah sakit yang tidaklah kecil itu, namun tak ada tanda-tanda bahwa sahabat kecilnya itu ada di sana. Hingga Jesslyn memutuskan untuk menanyakan Kimmy kepada seorang perawat yang baru saja melintas di hadapannya.
"Suster tunggu..."
"Iya, ada yang bisa saya bantu, Nona?"
"Apa di rumah sakit ini ada dokter yang bernama Kim--"
"Jesslyn..." Suara seorang laki-laki yang tak asing di telinganya memanggil dirinya. Membuat Jesslyn segera menoleh ke asal suara tersebut.
"Paman Louis?" Jesslyn membalikan tubuhnya dengan sempurna menghadap ke arah laki-laki yang tak lain ialah ayah dari sahabatnya, Louis terlihat berajalan menghampiri Jesslyn. Sementara perawat yang dipanggil oleh Jesslyn berlalu pergi dari sana.
"Kau sedang apa di sini, Nak?" Louis mengusap kepala putri sahabatnya tersebut.
"Paman bekerja di sini?" tanya Jesslyn. Louis membenarkannya.
"Paman, apa Kimmy sudah pulang dari luar negeri?" pertanyaan Jesslyn yang terdengar mendesak, membuat Louis mengernyitkan dahinya dengan penuh tanya.
"Iya, kenapa memangnya, Nak?"
"Tadi Daven mengantarkan temannya untuk melakukan medical check-up di rumah sakit ini. Dan dia tidak sengaja melihat seorang dokter yang mirip sekali dengan Kimmy. Makanya Jesslyn langsung kemari untuk memastikannya sendiri, Paman. Apa benar Kimmy sudah pulang dari pendidikannya?" Penuturan Jesslyn membuat Louis begitu terkejut. Ia seketika bungkam dan bingung untuk menjawabnya.
"Paman kenapa diam? Apa benar Kimmy sudah pulang dari luar negeri?" Jesslyn menggelayuti tangan Louis berharap sahabat ayahnya segera menjawab pertanyaannya tersebut.
"Ehm, Ki-Kimy belum kembali, Nak. Mungkin tahun depan dia kembali." Jawaban Louis membuat harapan Jesslyn untuk bertemu dengan sahabatnya, kini menjadi musnah. Raut wajahnya terlihat begitu kecewa, padahal dirinya tadi sangat berharap sekali bertemu dengan Kimmy, sahabat yang ia rindukan selama tiga tahun ini.
"Oh... begitu ya, Paman." Jesslyn berucap dengan suara yang tak bertenaga sembari menjauhkan tangannya.
"Iya, Nak. Sekarang kau pulang-lah, ya. Paman tinggal dulu, karna Paman harus melakukan tindakan operasi kepada pasien Paman." Louis mengusap-usap kepala Jesslyn. Jesslyn hanya menganggukan kepalanya tanpa bersuara. Louis berlalu pergi dari sana, ia sejenak menatap Jesslyn dari kejauhan sebelum dirinya masuk ke dalam salah satu ruangan.
***
Kimmy terlihat baru saja keluar dari ruang UGD, dirinya baru saja selesai menangani pasien yang tadi sempat mengalami kecelakaan yang cukup parah. Waktu pulangnya jadi terundur, namun Kimmy tak mempermaslahkannya, karna nyawa seseorang sangatlah penting baginya.
Suara dering ponsel yang pendek terdengar satu kali menandakan ada sebuah pesan masuk di ponsel miliknya, Kimmy segera mengambil ponsel yang kala itu terselip di dalam kantung jas putih yang masih melekat di tubuhnya. Terlihat ada satu pesan masuk dari Louis. Kimmy segera membuka pesan tersebut.
Sayang, Jesslyn sekarang ada di rumah sakit ini. Dia sedang mencarimu, karna tadi Daven tidak sengaja melihatmu di sini. ~ Papa.
Kedua mata Kimmy seketika membulat dengan sempurna setelah membaca pesan singkat yang dikirimkan oleh papanya tersebut.
"Mati aku... Jesslyn tidak boleh melilhatku. Aku harus segera pergi dari sini." Kimmy mengembalikan ponsel miliknya di tempat semula, sebelum akhirnya dirinya memilih pergi meninggalkan rumah sakit tempat dirinya saat ini bekerja.
Suara sepatu fantovel yang berbenturan dengan lantai terdengar sangat jelas, kedua matanya mengawasi ke arah sekitar dengan penuh kehati-hatian, agar Jesslyn tidak melihat dirinya. Dan saat Kimmy keluar dari rumah sakit langkah kakinya terhenti tatkala dirinya melihat Jasson dan Alea turun dari mobil berwarna putih yang ia yakini adalah mobil milik Jasson.
"Jasson ... Alea?" Kimmy sejenak mematung memperhatikan mereka berdua yang tengah tertawa bersama dari kejauhan, seakan mengingat kembali hal yang menyakiti hatinya di pesta tiga tahun yang lalu itu, kini ia melihat pemandangan yang serupa.
Namun, Kimmy tiba-tiba membalikkan tubuhnya saat Jasson tak sengaja melihat ke arahnya dan mencoba menghamprii dirinya. Kimmy mengurungkan niatnya untuk pulang, ia seolah lupa bahwa di dalam rumah sakit tersebut masih ada Jesslyn, hingga akhirnya dirinya memilih kembali memasuk ke rumah sakit tersebut dan mencoba bersembunyi di sebuah lorong sepi yang ada di rumah sakit itu.
"Kenapa aku harus melihat dia lagi?" Kimmy menjatuhkan tubuhnya haingga dirinya duduk di bawah lantai. Ia meletakan wajahnya ke kedua lututnya yang menutup rapat, seakan menyesali adanya hari ini.
"Kimmy..." Seseorang tiba-tiba menyentuh bahunya, membuat Kimmy segera mengangkat wajahnya untuk melihat orang tersebut. Kedua mata Kimmy dibuat membulat seakan hendak terlepas dari tempatnya. Seseorang yang tak asing kini berdiri di hadapannya.
"Je-Jeslyn..."
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
Jangan lupa dukungan like dan votenya ya...
🥰🥰🥰