Odi berjanji akan mencari keluarga yang telah menyebabkan kematian kedua orang tuanya dan akan membalaskan dendamnya. Bertahun - tahun dia mencari keberadaan keluarga pembunuh itu hingga akhirnya dia menemukannya.
Cinta gadis yang ceria menjalani hari - harinya sebagai gadis sederhana. Pernah terlahir kaya tetapi nasib yang membuatnya kini harus berjuang hidup sendiri.
Dengan bekerja dia bisa melanjutkan hidupnya dan juga kuliahnya. Tapi siapa sangka sebuah kejadian yang membuat dia terjebak dan harus hidup bersama pria dingin dan keras.
Akankah dendam Ody terbalaskan? Ataukah dia malah terjebak sendiri dalam dendamnya?
Selamat membaca semoga kalian suka..
*sebelum baca klik tombol favorit ya 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon winda siregar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Pak..
Semua ruangan sudah saya bersihkan kecuali kamar dan ruangan kerja Bapak. Karena saya tidak tau yang mana kamar Bapak? saya takut salah masuk ruangan sementara pesan saya tidak juga Bapak balas.
Oleh sebab itu saya jadi tidak bisa membersihkan kamar Bapak dan tidak bisa mengantarkan pakaian kotor Bapak ke loundry. Mohon maaf sebelumnya Pak, tapi saya rasa keputusan saya ini tidak salah. Jangan pecat saya ya Pak.
Terimakasih.
Cinta ❤
Cinta keluar dari apartement Melodi lima menit sebelum jam lima sore. Dia berjalan menuju lantai dasar dan keluar mencari angkutan umum menuju kos - kosannya.
Selang beberapa menit saja Melodi dan Wildan sudah sampai di apartement. Melodi langsung membuka pintu apartement dan menemukan selembar kertas yang berisikan tulisan Cinta.
Melodi membacanya dan langsung meremas kertas itu dan membuangnya di lantai dengan kasar. Wildan penasaran langsung mengambil kertas itu dan membacanya.
"Berani sekali dia, di hari pertama sudah bisa berbuat sesuka hatinya" ucap Melodi geram.
"Hei dia memang tidak salah. Malah dia gadis yang patuh. Dia tidak berani melakukan tindakan yang memang kamu larang. Coba kamu cek ponsel kamu apa benar dia ada mengirim pesan kepada kamu?" tanya Wildan membela.
Melodi langsung meraih ponselnya dan mengecek pesan. Ternyata memang benar asisten pribadinya yang baru sudah mengirim pesan.
"Ada?" tanya Wildan.
"Ada. Tadi kita kan meeting penting, jadi aku belum sama sekali membuka ponselku" jawab Melodi.
"Ya sudah kamu harus terima, ini bukan salahnya" sambut Wildan.
Wildan tersenyum melihat bagian paling bawah di kertas itu. Tertera nama Cinta pakai simbol hati.
"Gadis yang menarik" gumam Wildan.
Melodi duduk dengan kasar di sofa ruang tamu.
"Aku haus Di" ucap Wildan.
"Kamu ambil sendiri, aku bukan pembantumu" perintah Melodi.
"Baiklah... " Wildan berjalan menuju dapur dan membuka lemari es.
Saat dia hendak membuka pintu kulkas lagi - lagi Wildan menemukan secarik kertas yang di tempel di dinding kulkas.
Wildan tertawa membaca pesan dari Cinta.
Pak kalau Bapak bersedia mengisi isi kulkas , saya akan memasakkan makanan untuk Bapak 😊.
Tertanda
Cinta ❤
"Sepertinya dia ingin menabur cinta di apartement ini. Menarik, gadis pemberani dan percaya diri" gumam Wildan.
Wildan mengambil dua minuman botol dan membawanya ke depan. Wildan membagi satu untuk Melodi dan menyerahkan kertas yang dia temukan di dapur.
"Apa ini?" tanya Melodi bingung.
"Baca saja, kamu pasti tau" jawab Wildan.
Melodi membacanya dan dia jadi semakin kesal.
"Cih baru hari pertama sudah banyak permintaan. Aku merasa tidak cocok dengannya" umpat Melodi.
"Ayolah Di.. aku tidak akan mau membantu kamu mencari asisten rumah tangga. Kamu selalu tidak sabar, kita belum tau gimana cara kerjanya. Dia baru satu hari bekerja di sini dan sejauh ini" Wildan memandang sekeliling apartement Melodi.
"Sejauh ini pekerjaannya bagus, bersih dan rapi. Dia juga terlibat baik tidak perhitungan dengan tenaganya. Buktinya dia meminta kamu mengisi kulkas kamu agar dia bisa memasak untuk kamu. Bukan kah dia sangat perhatian?" tanya Wildan.
"Aku tidak butuh perhatiannya, aku tidak butuh masakannya. Aku bisa mencari makanan aku sendiri, memilih apa yang ingin aku makan" tegas Melodi.
"Ayolaaah kasih dia kesempatan, dia tidak salah. Coba kamu pikirkan baik- baik. Kata - kata dia tidak salah" bujuk Wildan.
Melodi menarik nafas panjang.
"Baiklah akan aku beri dia kesempatan" ucap Melodi.
Melodi beranjak dan melangkah menuju kamarnya sedangkan Wildan berjalan menuju ruang kerja Melodi untuk mengecek rekaman CCTV hari ini.
Wildan sudah lebih sebagai sahabat, sehingga apapun yang dia lakukan di rumah Melodi tidak perlu meminta izin lagi.
Hubungan mereka yang sudah seperti saudara membuat Wildan menganggap hidup Melodi juga bagian dari tanggung jawabnya. Dia harus memastikan keselamatan sahabatnya sekaligus bosnya di kantor.
Wildan mulai memperhatikan layar monitor. Dia melihat waktu di layar tepat saat Cinta masuk ke dalam apartement.
"Kamu datang ke sini sekitar jam sebelas siang ya" ucap Wildan.
Wildan memperhatikan cara kerja Cinta.
"Mmmm bagus, kamu kerja dengan cepat dan bersih" puji Wildan.
Cinta masuk ke ruangan meja makan dan dapur. Wildan tersenyum melihat monitor saat memperhatikan bagaimana wajah Cinta saat menuliskan memo dan menempelkannya di pintu kulkas.
"Gadis pemberani dan cantik. Kamu sangat percaya diri" puji Wildan lagi.
Sekarang Cinta sedang membersihkan teras samping dan kolam renang. Lagi - lagi Wildan tersenyum melihat reaksi wajah Cinta ketika memungut sampah - sampah minuman Melodi.
Wajah Cinta tampak jijik apalagi saat dia memengang botol minuman hanya dengan dua jarinya seolah - olah dia tidak ingin mau menyentuhnya.
Cinta duduk di pinggiran kolam renang sambil memainkan airnya. Tampak jelas Cinta sangat ingin sekali berenang di dalamnya.
Cinta duduk di kursi santai dekat kolam renang dan beristirahat hingga akhirnya dia tertidur karena buaian angin.
"Gadis cantik dan sepertinya dia wanita baik - baik. Apakah kamu tidak tertarik dengan wanita ini Di" gumam Wildan.
Wildan mengetik dilayar monitor kemudian mencetaknya. Tiba - tiba pintu ruangan kerja Melodi terbuka.
"Di sini kamu rupanya? Aku cari - cari, kirain sudah pulang" tanya Melodi.
"Aku sedang memberi petunjuk pada gadis itu agar dia tidak melakukan kesalahan besok" ucap Wildan.
"Apa itu?" tanya Melodi.
Wildan menunjukkan hasil kerjanya dan dia menempelkan kertas itu tepat di depan pintu ruang kerja Melodi.
Melodi hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah Wildan. Melodi duduk di depan meja kerja dan menatap layar monitor.
"Kamu membuka rekaman CCTV?" tanya Melodi.
"Iya, penasaran. Aku pengen lihat tampang gadis itu" jawab Wildan.
Melodi mulai membuka email dan melanjutkan pekerjaannya.
"Kamu gak tertarik ingin melihat wajah gadis itu?" tanya Wildan.
"Untuk apa, gak penting" jawab Melodi.
"Ya kan gak ada salahnya Di. Siapa tau kamu bertemu dengannya nanti" ujar Wildan.
"Bukankah peraturanku sudah jelas. Jangan sampai dia bekerja saat aku ada di apartement. Itu artinya aku memang tidak mau bertemu dengannya ataupun tidak ingin melihat wajahnya" jawab Melodi cuek.
"Dia gadis yang cantik lho Di" ujar Wildan.
"Emang ngaruh dalam kehidupanku?" tanya Melodi terus asik bekerja.
"Siapa tau dia memang akan berpengaruh kelak dalam hidup kamu. Masa depan itu rahasia Tuhan Di, kita tidak tau dan tidak bisa juga menentukannya" jawab Wildan.
"Aku yakin dia tidak akan berpengaruh dalam hidupku. Wanita seperti itu sudah bisa aku tebak. Dia pasti gadis kampung yang pasti sangat takjub bisa bekerja di apartement mewah ini. Apalagi mendapat gaji besar yang aku berikan dia pasti tidak menyangka akan dapat yang sebesar itu hanya sebagai pembantu" ucap Melodi.
Sebenarnya ucapan Melodi tidak salah semua. Seperti yang Wildan lihat tadi, Cinta begitu senang ketika membaca isi peraturan dari Melody. Dia pasti sangat senang mendapat gaji sebesar itu hanya sebagai asisten rumah tangga yang waktu kerjanya juga tidak panjang.
Apalagi hanya mengurus satu orang dewasa seperti Melodi. Pasti kerja nya tidak berat. Melodi juga tipe orang yang tidak suka urusan pribadinya dicampuri sehingga gadis itu tidak perlu repot untuk mengurus majikan yang punya banyak kemauan.
Melodi hanya butuh seseorang yang membersihkan apartementnya mengurus pakaiannya, hanya itu. Selebihnya dia bisa melakukannya semua sendiri.
.
.
BERSAMBUNG
a