NovelToon NovelToon
Ibu Aku Harus Kemana?

Ibu Aku Harus Kemana?

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Fantasi Wanita
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author:

Kaira Lestari anak berusia 19 tahun yang dulunya seorang anak kecil yang selalu manja dan bahagia,namun kepergian sang Ibu membuatnya hancur berantakan.Ayahnya menikah lagi dengan seorang janda yang membawa satu anak perempuan yang hampir satu usia dengan nya. Hidup nya di siksa habis habisan,selain Luka batin,luka dan lebam selalu memenuhi tubuh nya. Akankah ada hari bahagia atau senyum lagi muncul di bibir gadis itu?

Beda

“Kalau kamu nggak mau keluar,biar papa dobrak pintu ini!”suara Bima menggema di setiap sudut rumah,wajahnya memerah,emosinya sudah di ujung kepala.

Ceklek…..

Saat pria paruh baya itu ingin mendobrak pintu, tiba-tiba saja pintu kamar itu sudah terbuka, menunjukkan wajah tenang Kaira keluar dari dalam kamar.

Plakk…..

Plakk…..

Tidak ada kalimat keluar dari dalam mulut Bima, pria itu sudah langsung memberikan dua tamparan pedas kepada Kaira, di sisi kiri dan juga kanan pipinya. Yang membuat sudut bibir gadis itu mengeluarkan sedikit bercak merah. Wajahnya juga merah. Sepertinya tamparan yang diberikan oleh Bima lumayan keras.

“Apa yang sudah kamu lakukan? Berani beraninya kamu menyiram ibumu dengan air panas dan tidak mengerjakan pekerjaan rumah sedikit pun, dimana otakmu!?”bentakan pria itu dengan menunjuk ke arah Kaira.

Kaira terus memperlihatkan wajah tenangnya,menatap pria yang terus berbicara kepadanya.

Lalu Bima menarik tubuh Kaira ke ruang tamu.

“Cepat minta maaf kepada Ibumu!”bentak Bima lagi sembari melepaskan sedikit kasar tangannya yang menggenggam tangan puterinya.

Mata Kaira melirik ke arah Mita dan Andini yang tersenyum mengejek ke arahnya.

“Aku nggk salah,jadi aku tidak perlu minta maaf”

“Ngk apa apa kok Kaira, kalau memang kamu nggk suka lihat ibu dan Andini di sini,biarkan ibu pergi dari rumah ini bersama dengan Andini.”

“Mah,kok ngomong gitu?”ujar Bima dengan berdacak pinggang.lalu tatapan pria itu kembali tertuju kepada puterinya.”kamu memang jahat Kaira! Ibumu sudah mencoba yang terbaik untukmu,tapi kamu tidak pernah bersyukur,sangat jarang ibu sambung itu baik, bahkan ada ibu sambung yang tega menyiksa anak sambung nya.tapi kamu beda,di beri ibu sambung yang baik tapi kamu malah bersikap kurang ajar.”

Kaira tersenyum tipis,berusaha kuat bukan berarti hatinya tidak sesak mendengar ucapan papahnya.

Semakin lama,pria paruh baya itu semakin menjauh darinya.

“Ohh iya? Jadi aku yang kurang bersyukur?”Kaira menarik nafas dan membuangnya,memberi kelonggaran ke detak jantung untuk mengurangi sesak dadanya dan memperkuat dirinya membalas ucapan papah nya.”apa papah pernah mendengar cerita dari sisiku? Kenapa papah hanya mendengar cerita dari sisi mereka? Kenapa papah sedikit pun tidak ada rasa peduli padaku dan bertanya apakah yang di ucapkan keduanya benar atau tidak?”

Tatapan gadis itu samar,air mata yang berusaha ia tahan menutupi manik matanya.bibirnya bergetar,tapi ia berusaha menahannya.

Ingatan perlakuan papahnya kepadanya terlintas di kepalanya.

“Papah selalu percaya pada mereka berdua,papah tidak pernah memeprdulikanku sedikit pun,padahal..padahal aku adalah anak kandung papah..”masih banyak lagi yang ingin ia sampaikan kepada pria paruh baya itu.

Plakk…

Plakk…..

Bukan rasa kasihan yang diberikan Bima kepada putrinya, bukan introspeksi diri yang dilakukan oleh Bima, melainkan sebuah tamparan dia berikan kepada putrinya. “ jadi selama ini kamu membanding bandingkan kamu dan juga Andini bukan anak kandung papa?.pantasan kamu selalu berulah Kaira!”

Kaira hanya diam,tidak ada gunanya dia berbicara,papahnya tidak akan mengerti.

“Mau kemana kamu?”

Bima menarik tangan Kaira yang melangkah meninggal kan mereka.

“Siapa yang mengajarimu seperti ini kenapa semakin lama kamu semakin kurang aja*?”

Kaira menatap pria itu,dan memberikan senyum tipis.”aku belajar dari papah.”

Setelah mengucapkan demikian,Kaira melepaskan tangannya dan melangkah meninggalkan orang orang yang ada di ruang tamu.

“Kaira..Kaira kamu memang tid-“

“Pahh..pahh sudah jangan di kejar lagi..”Mita menarik tangan suaminya yang berusaha mengejar Kaira yang sudah masuk ke dalam kamarnya.

Bima mengusap wajahnya kasar.”kurang aja* anak itu…”

“Sabar pah,mama juga diperlakukan seperti itu,nasehat tidak akan di dengarkan olehnya pah kecuali kita bersikap tegas!”

“Maksud mama?”

“Lebih baik…”

.

“Haii Ra…”

Kaira hanya tersenyum ke layar ponsel dimana di sana terdapat wajah sahabatnya,siapa lagi kalau bukan Maya.

“Are you okey?”

Kaira mengangguk kan kepalanya.

“Kenapa tadi lo nggk sekolah?”

“Tadi gue…gue telat bangun,jadi nggak sempat sekolah.”

“Benar karena telat bangun?”

“Iya…ohh iya apa ada tugas?”

“Hmm ada,bentar gue kirim ke lo,nggk terlalu banyak sih,besok pagi harus di kumpul sebelum bel masuk.”

“Oke,makasih May..”

“Iya sama sama,ohh iya Ra,tadi si Fathan nyariin lo.”

“Buat apa?”

“Nggk tahu,dia nanya kenapa lo nggak sekolah,kan tumben banget tuh anak.lo memang nggak kenapa napa kan Ra?

“Nggak May,gue baik baik aja kok.kalau gitu udah dulua ya,gue mau ngerjain tugas yang lo kirim.”

“Gue udah siap sih,lo mau nyontek punya gue aja?”

“Nggk usah,gue aja yang kerjain.”

“Iya udah deh kalau gitu..byee Ra,sampai ketemu besok ya..”

“Oke May..”

Tutt…

Panggilan pun terputus. Bukannya Kaira tidak mau menyontek hasil kerjaan sahabatnya, hanya saja dia tidak terlalu suka menyontek, dia ingin mengerjakan sendiri supaya dia mengerti dengan tugas yang ia kerjakan.

Kaira meletakkan ponselnya, dia tidak langsung mengerjakan tugas, melainkan menatap plafon kamar membayangkan jalan cerita hidupnya.

“Lo harus bisa Kaira,melawan takdir yang selalu menyiksa lo.”ucapnya memberi semangat kepada dirinya sendiri.dia membayangkan wajah ibunya,membayangkan masa masa kecilnya yang penuh kebahagiaan,tidak ada kekurangan sedikit pun,setiap hari bibir nya selalu tersenyum,menerima kejutan dari ibunya yang selalu mewarnai hari harinya.

Tesss…

Air matanya kembali menetes,kekehan kecil muncuk dari bibirnya.”benar ya kata orang,roda kehidupan itu berputar,dulu gue bahagia banget,sekarang,gue menderita..”ucapnya sembari menghapus air matanya.

“Tapi kenapa harus gue?,masih banyak anak anak yang seusia gue di luaran sana,kenapa mereka tidak merasakan kehidupan yang sama seperti yang gue jalanin?,gue masih butuh kasih sayang orang tua yang lengkap,yang bisa membimbing lebih baik lagi.”ucapnya dengan bibir gemetarnya.

Kaira kembali menarik nafas dan membuangnya,seperti biasa,fungsinya untuk memberi kelonggaran di dalam hatinya yang sesak.

Gadis itu tidak mendengar suara ribut lagi di luar kamar,sepertinya kedua orang tua dan Andini sudah masuk ke dalam kamar masing masing.

Tadi Kaira sengaja menghubungi sahabatnya supaya dia tidak punya waktu untuk merenungi nasibnya,tapi semua percuma juga,tetap saja dia membutuhkan waktu untuk memberikan luang untuk menumpah kan rasa sakit hati nya.

1
Celeste Banegas
Wah, seru banget nih ceritanya, THOR! Lanjutkan semangatmu!
FalconSC99
Jelas banget ceritanya!
Nurbaya Simanjorang: Hehe terima kasih,jangan lupa terus ikuti alur cerita author ya🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!