Update: 12:00 WIB
Chen Sisi, seorang koki terkenal di zaman modern, tiba-tiba saja meninggal karena kelelahan dan jiwanya pindah ke tubuh seorang gadis di zaman Tiongkok kuno. Melalui gelang giok putih warisan keluarga neneknya, Chen Sisi membuka ruang ajaib dan memelihara seekor kucing putih spiritual.
Jago memasak, pandai pengobatan serta memiliki kakek eksentrik, Chen Sisi membuat sang raja perang, Tianlong Heyu yang membenci wanita, langsung memikirnya. Dengan resep-resep andalan zaman modern, Chen Sisi mengguncang dunia kuliner Tiongkok kuno.
Awalnya Tianlong Heyu hanya menyukai masakan Chen Sisi. Tapi semakin lama, dia ingin membiarkan gadis itu memasak untuknya seumur hidup.
Akankah sang raja berhasil mengikat koki cantik itu di sisinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Curry Noodles
Chen Sisi mendengar suara Baiyue memanggilnya, mau tidak mau meletakkan mangkuk dan pergi menyusulnya. Tubuhnya sudah lebih baik setelah menghangatkan diri dan makan sesuatu.
Dia memegang lentera kecil sebagai penerangan jalan dan melihat kucing putih Persia berada di dekat seekor kuda hitam.
Kuda hitam jantan itu tampak sehat dan terawat dengan baik. Tapi saat ini salah satu kakinya terluka karena tergores sesuatu. Kuda tersebut meringkik ringan seolah-olah merintih kesakitan, lalu mendengus saat melihat Chen Sisi.
“Apa yang terjadi?” tanya Chen Sisi.
Baiyue melihat seorang pria berjubah brokat hitam tak sadarkan diri tak jauh dari keberadaan kuda hitam.
Chen Sisi memeriksa keadaan pria itu dan menghela napas lega. Pria itu hanya pingsan tapi tubuhnya tampak tidak sehat.
Dilihat dari pakaiannya, pria yang memiliki wajah halus dan tampan tersebut harus berasal dari keluarga bangsawan.
Di zaman yang kuno ini, status seseorang dilihat dari cara berpakaian, penampilan atau seberapa luas rumah mereka. Gantungan giok juga menjadi tanda pengenal.
Chen Sisi menggelengkan kepala saat memikirkan ini. Di zaman modern nya, tidak semua orang kaya menunjukkan seberapa banyak harta yang dimiliki.
“Tuan, salah satu kaki kuda terluka dan pria ini juga pingsan. Haruskah kita menolongnya?” Baiyue tidak tahu pria asing ini sehingga cukup tidak yakin.
“Tolong saja.”
Chen Sisi juga lulusan dokter pengobatan modern dan tradisional. Terlalu kejam jika meninggalkan orang di sini membeku sampai mati bukan?
Chen Sisi memasukkan kuda dan pemiliknya itu ke dalam ruang giok putih dan kembali ke gua.
Setibanya di gua, dia mengeluarkan alas bersih dan mengeluarkan pria serta kuda yang terluka untuk diobati.
Saat ini, wajah Tianlong Heyu begitu pucat dan tubuhnya dingin.
Chen Sisi telah belajar pengobatan Tiongkok kuno dan mulai memeriksa denyut nadinya.
“Penyakit apa ini?” Dia sendiri kebingungan.
“Apakah ada yang salah dengan tubuhnya?”
“Baiyue, kamu bisa memeriksanya?”
“Aku akan mencobanya.”
Kucing putih Persia itu segera menyentuh dahi Tianlong Heyu dengan kaki depannya lalu memeriksanya dengan kemampuan ilahi.
“Tuan, sepertinya dia diracuni oleh bunga sihir busuk.”
“Apa itu?” Chen Sisi tidak pernah mengetahui bunga sejenis ini di zamannya.
Pada akhirnya, Baiyue mengeluarkan buku kuno tentang segala jenis tanaman dan bunga herbal dari ruang giok putih.
“Bunga sihir busuk ini sejenis bunga beracun yang hanya ampuh pada pria. Pria mana pun yang tak sengaja mengonsumsi ekstrak bunga ini, maka akan lemah dan jatuh sakit setiap kali bersentuhan dengan wanita terlalu lama,” jelasnya sedikit serius. Dia merasa kasihan dengan Tianlong Heyu, pria tampan yang menjadi korban.
“Sangat ajaib? Lalu kenapa dia memilikinya?”
“Mungkin seseorang membencinya. Siapa yang tahu.”
Kucing putih itu memberikan buku kuno tersebut padanya.
“Obat yang ampuh untuk ini adalah bunga biru es yang hanya muncul pada saat musim dingin tapi sangat jarang ditemukan.”
“Bunga biru es?” Chen Sisi berpikir dan segera mengeluarkan tanaman berbunga dari ruang giok putih. “Apakah ini?”
“Ya.” Baiyue mengangguk. “Pemilik tubuh asli memetik bunga tersebut dari bukit lalu jatuh dan mati.”
“…” Begitu menyedihkan?
Saat ini bukan waktu yang tepat untuk membahas penyakit pria yang pingsan itu.
Chen Sisi hanya membuat obat herbal yang cocok untuk menghangatkan tubuhnya. Lalu dia juga mengobati kaki kuda yang terluka.
Tak lama setelah itu, Tianlong Heyu terbangun dengan kepala agak pusing dan tubuh kedinginan.
Samar-samar dia bisa melihat api unggun di sampingnya serta seseorang tak jauh darinya. Sebagai seorang prajurit yang telah berlatih sejak dini, Tianlong Heyu selalu waspada.
Mengetahui ada orang lain, dia segera bangun dan berusaha untuk mengambil pedangnya. Tapi dia bahkan tidak tahu di mana pedangnya.
“Kamu akhirnya bangun. Apakah tubuhmu masih tidak nyaman?” tanya Chen Sisi.
Tianlong Heyu sedikit tertegun. Ini suara wanita. Lalu aroma makanan yang membuat perutnya keroncongan bahkan lebih malu.
Dia belum pernah secanggung ini. Apa lagi tak bisa dekat dengan wanita. Lalu ….
Tianlong Heyu akhirnya duduk perlahan dan melihat dengan jelas sekitarnya.
Seorang gadis yang sekiranya berusia empat belas atau lima belas tahun duduk di seberang api unggun sambil makan semangkuk mi kari yang harum. Bahkan seekor kucing berbulu panjang tengah makan ikan bakar.
“Di mana ini?” tanyanya.
Dia ingat sebelumnya jika hitam yang ditungganginya tak sengaja menginjak sesuatu dan jatuh berguling sebelum akhirnya pingsan.
“Ini di gua. Aku mendengar suara kuda meringkik sebelumnya dan pergi memeriksa sebelum akhirnya menemukanmu. Jika tidak ditemukan, kamu mungkin akan mati beku keesokan harinya.” Chen Sisi tidak malu atau kesal dengan nada dingin pria itu.
Meski Tianlong Heyu meragukannya dan curiga jika gadis itu sengaja ingin mendekatinya, tapi tak ada alasan lain untuk membantah.
Dia tak menyangka akan langsung pingsan setelah berguling dari bukit. Belum lagi penyakitnya kambuh lagi meski tidak dekat dengan wanita mana pun.
“Apakah kamu ingin makan sesuatu?” tawar Chen Sisi.
Tianlong Heyu menatap mi kari yang terlihat enak di matanya, lalu mengangguk. Dia jarang makan mi karena sudah lama tidak kembali ke ibu kota. Pasukan makanan di barak juga menepis sehingga dapur juga berhemat.
Dia menyaksikan Chen Sisi memasak mi kari untuknya, menambahkan telur, sosis dan sayuran hijau. Lalu tambahkan sedikit kerupuk mentah sebagai pengental kuah.
Bahkan ada beberapa bahan yang tidak diketahui olehnya. Namun setelah melihat prosesnya dari awal hingga akhir, rasanya terlihat menyegarkan.
“Apakah kamu suka makanan pedas?” tanya Chen Sisi.
“Ya, tidak masalah.” Tianlong Heyu berkompromi.
Oleh karena itu, Chen Sisi juga mengiris cabai rawit merah. Ketika mi kari dituangkan ke mangkuk,
Tianlong Heyu benar-benar ingin mencoba rasanya. Potongan tomat ditambahkan ke mangkuk.
Jangan lupa juga perasaan jeruk lemon atau jeruk limau untuk menambahkan sedikit rasa asam pada makanan.
“Cobalah.” Chen Sisi memberikan mangkuk itu pada Tianlong Heyu.
Tianlong Heyu memegang sumpit dan mencoba rasa mi kenyal. Berbeda dari kebanyakan mi lainnya yang pernah dia coba, mi kari ini terlihat keriting.
Untuk beberapa saat dia terkejut dan akhirnya memujinya diam-diam. Rasanya memang enak, gurih dan pedas. Rasa kari yang kuat tidak membuatnya cepat bosan.
Pada akhirnya, satu mangkuk mi kari special habis. Entah kenapa, setelah mencoba makanan tersebut, Tianlong Heyu merasa tubuhnya lebih enakan. Entah karena mungkin dia tidak makan banyak selama di barak dikarenakan penghematan makanan prajurit.
“Kupikir kamu tidak akan menyukainya,” kata Chen Sisi.
Sayangnya meskipun Tianlong Heyu menikmati makanan tersebut, dia masih acuh tak acuh padanya. Untuk pertama kali baginya merasa kenyang seperti ini setelah bertahun-tahun hidup di barak militer yang kekurangan pasukan makanan.
“Ngomong-ngomong, siapa namamu dan kenapa datang ke kaki bukit di malam hari seperti ini?” tanya gadis itu.
“Hanya mencari sesuatu yang tidak penting,” jawabnya tapi tidak memperkenalkan diri.
meskipun rada berat tapi ceritanya bagus bgt gk ngebosenin