Awalnya semua begitu indah untuknya. Memiliki keluarga yang sempurna dengan ayah dan ibu yang sangat mencintai dan menyayanginya, tapi kebahagian itu hanya sementara. Cinta pertamanya di dunia ini direnggut darinya, seketika semuanya berubah menjadi duka.
Kehidupan baru mulai dijalani saat seseorang datang dan dikehidupan ibunya. Menjadi anak tiri dari seorang pengusaha yang sukses dan hidup dengan kemewahan yang dirasakannya.
Tapi..., semua tidak seindah yang dijalaninya. Hanya ada kesedihan yang dirasakannya karena penghinaan yang didapatnya dari orang yang sangat disayanginya.
Wanita itu hanya berharap mendapatkan kebahagian, memiliki sosok pelindung yang baru untuknya. Sampai akhirnya sebuah takdir kehidupan yang tak terduga, menikah dengan seorang pria yang tak dikenalnya.
Tidak ada cinta,tidak ada kebahagian yang dirasakannya, hanya ada sebuah rahasia besar yang tersimpan di dalam pernikahan itu.
Hanya menunggu kapan Rahasian itu terbongkar dan menjadi Bom waktu di pernikahan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mutiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30 Pernikahan
Terdengar hentakan langkah kaki yang berjalan dengan terburu-buru memasuki gedung pernikahan. "Astaga aku sudah telat", gumam arga.
Semua para tamu undangan sudah berada di meja mereka masing-masing, tempat duduknya yang berada di barisan terdepan membuatnya merasa tidak percaya diri saat harus berjalan diantara mata yang tertuju kepadanya.
Dari kejauhan, Kenichi yang sudah berdiri di depan altar pernikahan terus memperhatikannya arga yang berjalan menyelinap dari satu meja ke meja lain hingga sampai di mejanya.
"Bisa bisanya dia baru datang", gumam Kenichi.
Begitu arga duduk di bangkunya, dia mengangkat setengah tangannya dan melambaikannya kepada kenichi yang dari tadi melihat kearahnya, tetapi Kenichi yang melihat hal itu langsung memalingkan wajahnya.
Bola matanya berputar memerhatikan orang-orang disekitarnya, belum ada terlihat kehadiran daichi dan sakura sama sekali. Rasa khawatirnya semakin bertambah saat dia tidak melihat sosok yukari ditengah- tengah keluarga besarnya.
"Hmmm, ada apa dengan ekspresi wajahnya itu, seakan dia benar-benar gugup saja", gumam arga yang memperhatikan Kenichi.
Di balik pintu yang besar itu, Gwen berdiri sambil menggenggam erat buket bunga yang ada ditangannya. Sangkin gugupnya dia bahkan mengeluarkan keringat di keningnya, sakura yang melihat wajah Gwen berkeringat langsung sigap menghapusnya tanpa merusak makeup diwajahnya.
"Gwen, jangan sampai keringatmu membuat makeup mu menghilang", gumam sakura.
" Maaf kak", ucapnya.
Dari luar terdengar suara musik dimainkan, sebuah alunan musik yang begitu melo mengiringi pengantin wanita memasuki ruangan tersebut dan Gwen sadar bahwa sudah waktunya untuk dia masuk. Pintu besar itu terbuka, suara musik itu semakin jelas terdengar di telinga nya.
Ratusan mata tertuju kearahnya, perlahan dia melangkahkan kakinya memasuki ruangan tersebut dengan iringan musik wedding.Pandangan matanya hanya fokus menatap kedepan, tanpa memperhatikan orang-orang disekitarnya yang terus memandanginya. Hanya satu hal yang dapat mengalihkan perhatiannya, ketika dia melihat ibu dan ayahnya yang melemparkan senyum untuknya, senyum bahagian itu justru membuat air matanya ingin jatuh saat melihat ibunya tanpa ayah kandungnya.
Selangkah demi selangkah dia berjalan,sampai akhirnya dia melihat sosok Kenichi yang sedang berdiri dengan begitu gagahnya sambil tersenyum menatap kearahnya. Kedua matanya terus menatapnya, sorot mata itu berbeda dari biasanya, wajahnya terlihat tenang dan lembut nyaris tanpa celah sedikit pun.
Hari ini kehidupan barunya benar- benar dimulai, selangkah demi selangkah kakinya berjalan menghampiri pria yang hanya dalam hitungan menit saja akan menjadi suaminya dan teman hidupnya. Sejak hari ini dia berjanji pada dirinya bahwa dia akan sepenuhnya memberikan seluruh cinta yang dimilikinya kepada pria yang saat ini berdiri menunggunya, meski dia tahu bahwa dia tidak akan mendapatkan cinta dari Kenichi.
Dengan rasa cinta yang telah tumbuh di hatinya,dia percaya semakin hari rasa cinta itu akan semakin tumbuh menjadi besar, dengan kesabaran yang dimilikinya dia akan menunggu Kenichi untuk belajar mencintainya. Tidak akan ada kata menyerah yang akan keluar dari mulutnya karena dia akan terus menanti untuk mimpinya itu terwujud.
Tidak masalah baginya jika Kenichi belum mencintainya, hanya dengan bersamanya saja sudah mampu membuatnya bahagia. Dia telah lama menjalani kehidupan yang begitu menyedihkan dan keras selama ini, dia mampu bertahan dan melewatinya. Jadi tidak masalah baginya jika dia harus berjuang dan bertahan lagi di dalam kehidupan pernikahannya nantinya.
Dia akan terus bertahan meskipun nanti hari-hari yang dijalaninya hanya ada kesedihan, dia akan kembali bangkit dan berjuang lagi meski hanya ada penolakan yang akan diterimanya dari Kenichi yang tidak memiliki cinta untuknya karena dia percaya suatu saat kenichi akan membuka hatinya untuk dirinya dan selama itu dia akan tetap berada di sisi Kenichi.
Wajah itu semakin lama semakin jelas dilihatnya, matanya hanya fokus menatap Kenichi yang berjalan mendekat kearahnya. Kedua pandangan mata mereka bertemu dan saling melemparkan senyuman satu sama lain, hingga Kenichi mengulurkan tangannya dihadapan Gwen.
Gwen terus memperhatikan tangan Kenichi yang berada di depannya, sampai akhirnya dia meraih tangan itu dan menyentuh telapak tangan Kenichi yang sangat lembut. Begitu erat kenichi menggenggam tangan Gwen dan bersama-sama keduanya berjalan ketempat mereka akan mengucapkan janji pernikahan dihadapan seluruh tamu undangan yang akan menjadi saksi pernikahan keduanya.
Keduanya saling bergantian mengucapkan janji pernikahan, kenichi dengan begitu tenang mengucapkan kata demi kata hingga menciptakan sebuah kalimat yang membuat seluruh tubuhnya menggelitik saat mendengar kenichi bersumpah akan selalu menjaga dirinya sampai maut memisahkan mereka.
Mendengar setiap kalimat yang diucapkan Kenichi kepadanya dihadapan semua orang yang ada di tempat itu membuat Gwen tak kuasa menahan lagi air matanya. Dia benar- benar telah bersalah mempermainkan sebuah pernikahan yang begitu sakral dengan mengucapkan janji bukan hanya di hadapan orang- orang yang hadir tetapi yang lebih penting di hadapan Tuhan.
Air matanya terus keluar, ditatapnya wajah Kenichi saat tiba gilirannya yang mengucapkan janji pernikahan. Sulit rasanya membuka mulutnya, bahkan suaranya sama sekali nyaris tak terdengar saat mengucapkan janji pernikahannya. Melihat hal itu Kenichi mencoba menenangkannya dengan memberikan senyuman kepada Gwen yang terlihat begitu rapuh, sampai akhirnya dia mampu mengucapkan janji pernikahannya.
Seluruh tamu undangan yang hadir langsung bersorak penuh kebahagian saat keduanya telah resmi menjadi sepasang suami istri. Kenichi terlihat bahagia dengan mengangkat kedua tangannya kearah para tamu undangan yang terus bersorak sambil bertepuk tangan untuk keduanya.
"Cium!!!! Cium!!! Cium!!!
Suara tepukan dan sorakan itu kini terdengar berbeda dari para tamu undangan. Sekilas kenichi melirik kearah Gwen yang terlihat canggung, perlahan kenichi berjalan mendekat kearah Gwen hingga membuat perasaan Gwen semakin gugup.
"Apa mungkin dia akan mencium ku?
"Apa dia akan melakukannya?
Itulah pertanyaan yang berputar - putar di kepala Gwen saat ini. Tepat dihadapannya, Kenichi berdiri dengan mata yang memandanginya. Diraihnya kedua tangan Gwen, satu langkah mendekat hingga akhirnya dia dengan lembut mencium keningnya dengan spontan kedua mata Gwen tertutup saat merasakan sesuatu menempel di keningnya.
Semua orang yang menyaksikannya langsung bersorak, Kenichi langsung menarik tubuh gwen mendekap di tubuhnya dan melambaikan kedua tangan mereka kepada para tamu yang hadir sambil tersenyum. Begitu jelas sekali Gwen bisa melihat semua para tamu yang ada disana, sampai pandangan terfokus ke sudut meja sisi kiri saat melihat kehadiran Aiko dan Aya yang menghadiri pernikahannya.
Begitu semangatnya Gwen melambai- lambai kearah kedua temannya itu, dan di balas dengan lambaian keduanya meski terlihat jelas di wajah mereka yang shock dengan semua yang terjadi saat ini.
"Benarkah itu, Gwen?"tanya aya yang terus memperhatikan Gwen.
"Entahlah aya, aku juga tahu. Bagaimana bisa dia terlihat begitu berbeda dengan Gwen yang kita kenal", gumam Aiko.
"Bahkan dia berasal dari keluarga yang terpandang. Dia benar - benar sukses membohongi kita", gumam aya.
"Dan kita harus menutut penjelasan darinya nanti", balas Aiko yang melempar senyum kepada Gwen.
Mereka mulai berjalan, menghampiri kedua orang tua mereka. Minori langsung memeluk Gwen begitu erat dengan berlinang air mata. "Selamat putriku, semoga hanya ada kebahagian yang akan kamu rasakan nantinya", ucap minori.
"Aku sangat menyayangi mu,bu", ucap kepada moniri, lalu memeluk arata ayah tirinya yang selama ini telah merawatnya dan membesarkannya.
Kemudian matanya seolah mencari - cari seseorang, dia sama sekali tidak menemukan yukari disana. Ada rasa kekecewaan di dalam dirinya saat tahu kakak tirinya itu sama sekali tidak menghadiri pernikahannya. Perhatiannya langsung teralihkan saat tangan Kenichi menggenggam erat tangannya dan membawanya pergi menemui keluarga besarnya, secara bergantian keluarga besar Kenichi memberikan pelukan hangat untuknya .
"Selamat bergabung di keluar besar kami, sayang", ucap imoto.
"Ini adalah bibi ku yang paling tua, namanya bibi imoto", jelas Kenichi.
Gwen dengan sopannya, menundukkan kepalanya dihadapan imoto dan arashi. "Jangan lakukan itu sayang", ucap imoto.
Lalu langkah mereka terhenti saat menyapa sakura dan daichi, sakura langsung memeluk dan mencium gwen. "Selamat sayang", ucap sakura.
"Terima kasih kak", ucap Gwen.
"Hei",ucap kenichi yang langsung memeluk daichi.
Keduanya saling berpelukan cukup lama, saling menepuk punggung satu sama lain. "Terima kasih telah membantuku", ucap kenichi.
"Sudah seharusnya", jawab daichi sambil melepaskan pelukan mereka.
"Gwen kenalkan ini Daichi Tama kakak sepupuku ", ucap kenichi.
Gwen langsung menjabat tangan daichi. "Senang bertemu dengan kakak", ucapnya.
"Aku juga Gwen, selamat ya", ucap daichi.
Ditatapnya Gwen, saat dia melihat wajah gwen. Dia tiba-tiba saja merasa kasihan dengannya, bagaimana pun dia sudah tahu bahwa kenichi sama sekali tidak mencintainya dan saat ini telah menyembunyikan sebuah kenyataan dari dirinya.
Dia tahu tidak akan mudah untuk Gwen menjalani pernikahan itu nantinya, dia sangat tahu dengan sikap yang dimiliki kenichi. Akan banyak kesulitan saat dia harus berhadapan dengan kenichi yang memiliki sifat kaku,dingin bahkan sama sekali tidak mempedulikan orang disekitarnya. Hanya ada dua kata yang ingin sekali disampaikannya kepada Gwen yaitu Bersabar dan Bertahan selama hidup bersama kenichi.
"Gwen, semoga kamu selalu bahagia ", ucap daichi.
Mendengar ucapan daichi yang secara tiba- tiba mengatakan hal seperti itu kepadanya membuat Gwen merasa bingung. Dia merasa saat melihat daichi, sifat uang dimilikinya dan Kenichi hampir sama, Gwen sama sekali tidak menyangka bahwa akan keluar sepenggal kalimat harapan untuk dirinya dari mulut seorang Daichi Tama.
"Terima kasih kak", kawan Gwen sambil tersenyum.
Bersambung...
penasaran nih gmna ending nya,msa ya d cut aja smpe dsni???
kok gantung gini crtanya??