NovelToon NovelToon
Perjalanan Waktu Putri Mahkota

Perjalanan Waktu Putri Mahkota

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi / TimeTravel / Tamat / duniamasadepan / Mengubah Takdir / kelahiran kembali menjadi kuat / Fantasi Wanita
Popularitas:6.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Riza melyn

Dalam masa Revisi
__________________________________________

Xian Liu Mei. Seorang gadis cantik bergelar putri mahkota dari kerajaan Xian, Zaman kultivator. Dia mendapat gelar "Dewi Perang" oleh para musuhnya. Liu Mei bukan seorang putri manja, tapi tomboy.

Liu Mei berpindah dimensi ke zaman modern dan menggantikan posisi seorang gadis yang di khianati oleh tunangan dan sahabatnya.

Dengan bantuan ingatan pemilik tubuh dan Ruang Dimensi yang ikut berpindah, Liu Mei memanfaatkan beberapa perhiasan dan koin emas yang dia miliki untuk bertahan hidup di era modern.

Bertemu dengan 4 Pria dengan karakter yang berbeda, manakah yang akan di pilih oleh Liu Mei sebagai pasangan hidupnya?

Bagaimana kisahnya? ayo ikuti cerita ini.

~~~~~~~~~~~~~~~~

Sedikit inspirasi dari novel-novel TimeTravel yang lain, selebihnya Drakor dan imajinasi Author sendiri.

Selamat Membaca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riza melyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebagai Agen Rahasia

"Lian." panggil Michael, "setelah kembali, ada yang ingin papa bicara denganmu." ujar Michael.

Axila mengangguk, "Baik, Papa."

--------

Langkah kaki yang panjang terus mengarah ke depan, tanpa berbelok sedikitpun. Bahkan, langkahnya begitu tegas.

Didepannya terdapat satu pintu yang tertutup, terbuat dari kayu yang dipahat dengan sedemikian rupa dan menghasilkan ukiran yang sedikit rumit.

*Tokk.... Tokk....Tokk...*

Tangannya mengetuk pintu itu, memberikan pemberitahuan jika akannada seseorang yang memasuki ruang kerja sang pemilik. Lalu tangannya mulai memegang handle pintu dan mendorongnya kedepan.

Terlihatlah seorang pria yang saat ini sedang mengerjakan sesuatu dengan serius, tatapan nya yang begitu tajam mengarah pada layar monitor yang saat ini sedang menyala, disampingnya terdapat beberapa dokumen yang sedang terbuka.

"Tuan muda." panggil seseorang dengan suara bariton miliknya.

"Ada apa, Jack?" dia melirik kilas pada asistennya itu, lalu matanya kembali tertuju pada layar laptopnya.

"Ada kabar baik, Nona sudah kembali ke ibukota dengan selamat dan dalam keadaan baik-baik saja." lapornya pada tuannya itu, Mike.

Mike langsung saja menghentikan aktivitasnya, menggeser laptopnya kesamping dan menatap serius asistennya.

"Kau mengatakan sesuatu, Jack?"

Jack kembali mengulang kalimat nya,

"Nona Axila sudah kembali, ia tiba sekitar jam 1 siang di bandara, lalu dijemput oleh kakaknya dan juga nyonya." mau tak mau, Jack harus mengulangi kalimatnya, bukan?.

Mike langsung menutup laptopnya dan juga dokumen yang saat ini berada diatas meja kerjanya.

"Kita kerumahnya sekarang." Mike sudah tak sabar ingin melihat wajah kekasihnya.

"Anda belum makan malam, Tuan. ditambah Nona tak berada di rumahnya, namun berada di rumah orang tuanya saat ini." jelas Jack.

"Kau bisa makan setelah kembali, kita berangkat sekarang!" Mike langsung melangkah keluar dari ruang kerjanya, diikuti oleh Jack yang selalu mengekori tuannya itu.

Jack segera mengendarai mobil, sedangkan Mike berada di belakangnya. Wajah Mike yang biasanya selalu saja terlihat dingin, malam ini berubah menjadi tersenyum. Mereka meninggalkan rumah yang terlihat mewah dengan air mancur didepannya. Bahkan saat keluar dari rumah itu, ada beberapa pelayan uang ikut menghantar tuan mereka kedepan.

*****

Axila, Putra, Maria dan Michael sudah kembali kerumah. Bahkan saat ini Axila sedang mengganti bajunya dengan yang lebih santai.

Baju over size berwarna putih, dipadukan dengan celana pendek sebatas lutut berwarna hitam dan rambutnya diikat asal.

Kaki Axila melangkah keluar dari kamarnya, berjalan kesalah satu pintu berwarna cokelat yang berjarak sekitar 10 meter dari kamarnya, dan itu artinya harus melewati kamar Putra.

*Tokk..Tokk..Tokk..*

"Papa..?" panggil Axila.

"Masuklah, sayang." balas Michael dari dalam ruang kerjanya, matanya tertuju pada salah satu dokumen yang berada ditangannya.

Axila memasuki ruang kerja Michael, melihat pria paruh baya yang umurnya sudah menginjak 54 tahun itu.

"Papa belum mengganti pakaian?"

"Papa akan menggantinya nanti, setelah ini." balas Michael. "duduklah." sambung Michael karena Axila tak kunjung duduk dihadapannya.

Segera Axila menarik bangku itu, lalu mendudukinya.

"Apa yang ingin papa bicarakan denganku? kelihatannya serius."

Michael mengangguk, "Ini tentang identitas mu yang bahkan belum kami temukan, selain yang sama dengan apa yang tertera di KTP mu, sayang." Jelas Michael.

Axila mengangguk paham, tentu saja mereka tak menemukannya. Karena dia sudah menyimpan semuanya dengan sangat rapi, tak akan bisa dibobol pertahanan dari sistem yang sudah dibuatnya. Apa lagi jika bulan "AL"

"Papa dan yang lain coba untuk mendiskusikan hal ini, namun tetap saja tak menemukan apapun." Jeda Michael, "Selain itu, kau juga mengatakan jika kau bukanlah apa yang kami maksud, papa mengerti itu. Tapi, bagaimana bisa? apa kau punya latar belakang yang sangat berpengaruh, Lian?" akhirnya, apa yang selama ini dipendam bisa diungkapkan olehnya.

Axila menggeleng, "Aku mempunyai latar belakang yang biasa-biasa saja.

Ahh... tidak juga, yah. Aku cukup berpengaruh bagi temanku, dan menjadi iblis untuk musuhku. Itu saja." balas Axila. Yang Axila maksud adalah dirinya dimasa lalu, bukan yang sekarang.

Michael mengangguk, sepertinya memang benar. Tapi sepertinya Axila orang yang bisa diandalkan, bahkan sangat bisa.

"Papa, Jendela Oscar, dan yang lain sudah memutuskan. Kau akan menjadi orang yang bermain dibelakang, maksudnya kau akan menjalankan misi-misi rahasia. Entah itu jangka panjang ataupun sebaliknya.

Apa kau siap, Lian?" tanya Michael, dia tak memutuskan sepihak. Harus melalui orang yang bersangkutan juga. Apa lagi mereka belum tahu seberapa kuat kekuatan Axila dalam militer, ataupun pengaruhnya diluar sana.

"Baiklah, aku setuju. Lagi pula, aku malas harus terus seperti ini." balas Axila dengan santainya, bahkan dia menjawab tanpa beban ataupun memikirkan terlebih dahulu.

"Baiklah, seperti kau akan menjalankan misi mu setelah kembali dari cuti nanti."

"Tak apa papa, aku setuju. Asalkan, aku tetap bisa beristirahat dengan tenang." balas Axila.

Obrolan mereka terhenti karena seorang pelayan yang mengetuk pintu kerja Michael.

Axila melangkah dan membukakan pintu, melihat siapa yang berada diluar sana. Meskipun ia sudah tahu hanya dengan membaca pikiran orang yang berada di depan pintu.

"Ada apa?" tanya Michael yang juga ikut keluar dari ruang kerjanya, dia tak pernah mengijinkan seseorang untuk masuk kedalam ruangan ini. Dan yang biasa membersihkan ruang kerjanya adalah Putra, ataupun Maria. Selain itu tidak ada yang boleh masuk kedalam sana.

"Maaf, Tuan. Tapi, saat ini tuan Mike dengan asistennya berada dibawah. Mereka mencari Nona Axila." jelas pelayan itu.

Axila mengangguk, "kau boleh kembali." balasnya, lalu ditatapnya Michael.

"Pa-"

"Pergilah duluan, papa mengganti baju dulu." ujar Michael memotong ucapan Axila.

"Hmm.."

Kakinya melangkah meninggalkan ruang kerja Michael, melewati kamar Putra yang tak tertutup rapat.

Kakinya menuruni anak tangga, bisa dilihat dari atas, jika disana ada Mike dan Jack yang sedang duduk mengobrol dengan Maria.

Mike mengalihkan pandangannya pada tangga, setelah mendengar suara langkah kaki yang sedang menuruninya.

"Honey.." Segera saja Mike berdiri, berjalan mendekati Axila yang juga sudah berada dilantai bawah.

Segera ditariknya Axila kedalam pelukannya.

Meskipun sedikit risih karena mendapat pelukan dari Mike, Axila tetap membalas pelukan itu.

"Apa kau sehat?" tanya Axila.

"Harusnya aku ayang bertanya padamu, apa kau baik-baik saja disana?" balas Mike balas bertanya.

"Hmm, aku baik-baik saja." balas Axila.

"Eh, eh eh. apa-apaan nih main nyosor aja, lepasin Adel gue woy." pekik Putra dari atas, kakinya bahkan menuruni tangga dengan sangat cepat.

Axila dan yang lain segera melihat kearah dimana Putra datang.

Setelah tiba disana, Putra menarik Axila menjauh dari Mike.

"Jangan main peluk aja, ijin dulu kek sama abangnya." ujarnya pada Mike, membuat pria itu menjadi kesal dengan tingkah temannya. Sedangkan Axila hanya diam disampir Putra dan menatap jengah kakaknya.

"Dia itu kekasihku, untuk apa aku harus mendapatkan ijin mu dulu agar bisa memeluknya?" sindir Mm Mike.

"Tentu saja, kau harus mendapatkan ijin dan restuku dulu. Jika tidak, pergilah dan cari wanita lain. Karena ada banyak sekali lelaki yang saat ini sedang mendekatiku, agar mendapatkan restuku dan memiliki adikku ini." timpal Putra.

"kau...."

"Nak Mike, jangan didengar ucapannya. Dasar anak nakal, carilah wanita mu dan kenalkan pada kami, adikmu saja sudah mempunyai kekasih tapi apa, kakak nya malah masih menyendiri." sambung Maria, membuat Mike tersenyum dan mengarahkan jempolnya pada Maria.

"Ahhh,,, mengapa mama malah membelanya dan bukan aku, aku anak mama bukan Mike." rengek Putra.

Tanpa disadari, sosok pria paruh baya sudah berada dibelakangnya dan menarik kuping Putra.

"Ah,, Ah,, papa sakit. Lepas pa, sakit." putra terus mengadu.

"Jangan menggoda adikmu Putra, ingatlah umurmu sekarang. Kau sudah dewasa." Mike menarik kuping Putra dan berjalan kearah sofa, dimana Maria dan Jack sedang terkekeh melihat mereka.

Mau tak mau, Putra pengikut langkah ayahnya, dari pada telinga semakin sakit jika mempertahankan posisi berdirinya.

"Kau membuatku malu, mana ada tentara yang lembek dan merengek. Kau harusnya tegas, dasar anak manja." Michael terus memberikan celoteh pada Putra, sedangkan yang lain terus menertawakan Putra yang saat ini memegang kupingnya yang memerah.

Axila menatap Mike yang saat ini juga sedang menatapnya, "ada apa?"

Mike menggeleng, "tak ada. Kau sangat cantik, itulah mengapa aku suka."

Axila bukan gadis yang akan memerah wajahnya saat ada yang mengatakan hal itu padanya, hanya seutas senyum yang terlihat darinya.

"Terima kasih."

Mereka bergabung dengan yang lain, mengobrol dan tertawa.

Kemudian Axila dan Mike duduk ditepi kolam renang, mereka memisahkan diri dari uang lain yang saat ini masih terus mengobrol.

"Bagaimana keadaan disana?" tanya Mike.

"Yah, seperti yang kau tahu. Aku bisa mengatasinya dengan baik." balas Axila.

"Bukankah, itu tugas yang sulit?"

"Aku sudah terlatih, bahkan entah sudah berapa banyak orang yang kehilangan nyawanya di tanganku."

Mike menatap Axila dengan bingung,

"Perang. Aku hanya mempunyai dua pilihan membunuh atau dibunuh, hanya itu saja." ujar Axila menjelaskan.

Bukannya mengerti, Mike semakin bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.

"Perang? kau pernah mengikuti peperangan?"

"Pernah, bahkan aku tinggal di daerah perbatasan kerajaan untuk mempertahankan kerajaanku" ingin sekali dia katakan seperti itu, namun itu tak akan dia ucapkan pada orang lain.

"Tidak. Aku tak pernah." balas Axila mengalihkan pandangannya kearah kolam.

"Lalu, apa maksud dari yang tadi." tanya Mike yang sangat penasaran, dia memang pandai bersilat lidah, tapi tidak saat ini.

"Jika aku gagal dalam tugasku, bukankah aku mati?" ujar Axila.

Mike paham, jadi Axila menganggap tugasnya seperti perang. Jika ia gagal dalam menjalankan tugasnya, itu sama saja ia mati.

Entah dari mana datangnya, tiba-tiba terdengar seperti gemuruh. Namun bukan datang dari langit, namun dari pria disebelahnya.

."Hahahaha...

kau belum makan malam?" tanya Axila setelah tertawa beberapa saat.

Wajah Mike jadi memerah, bisa-bisanya perutnya tak bisa diajak kerja sama disaat seperti ini.

"Ayo ikut aku, aku masakan sesuatu untukmu." tangan Axila langsung saja menarik Mike berdiri dari duduk mereka.

"Memangnya kau bisa masak?" tanya Mike.

"Sedikit, aku tak pandai memasak. Namun bisa membuat dirimu kenyang saat ini." balas Axila, mereka memasuki rumah dan berakibat di dapur.

Mike menatap Axila yang saat ini sedang mempersiapkan bahan-bahan masakan.

"Kau mau masak apa? mungkin aku bisa membantu sedikit."

Axila menggeleng, "aku bisa sendiri." balasnya.

Tangan Axila membuka kulkas, mengeluarkan beberapa potong sosis, telur, dan juga daun bawang.

Axila mulai mengiris daun bawang tipis, setelah mencincang bawang putih dan mewah. Selanjutnya ada sosis yang dipotong miring.

Mike tersenyum, Axila sangat cekatan saat ini. Tangannya benar-benar sangat lincah memotong bahan-bahannya.

Sedangkan dari ruang santai yang memang bisa langsung melihat kearah di dapur, Maria dan Michael tersenyum melihat kedekatan sepasang kekasih itu.

Putra juga sama, dia tak menyangka jika kekasih adiknya adalah temannya sendiri. Terdengar sangat lucu.

Jack? jangan ditanya lagi. Dia bahkan baru bisa melihat tuannya tersenyum pada perempuan. Axila adalah perempuan pertama yang mampu memikat hati Mike. Karena sejak dulu, wajah itu tak pernah tersenyum pada lawan jenisnya, tak terkecuali pada wanita yang sudah mengandung dan melahirkan dia.

"Aku baru saja mempunyai seorang putri, namun dia malah sudah mempunyai kekasih sekarang." Ujar Maria mengalihkan perhatian ketiga pria yang bersamanya.

"Mama." panggil Putra dan Michael bersamaan.

"Aku tak apa, jangan menatapku seperti itu." sambung Maria, karena melihat kesedihan Dimata suami dan anaknya.

Sementara itu, Axila sudah memanaskan wajan yang sudah diolesi dengan mentega. Setelah wajannya panas, Axila mulai menggoreng bawang putih dan mewah sampai wangi. Lalu memecahkan dua butir telur sambil diaduk-aduk, dan tak lupa sosial. Selanjutnya ada nasi putih yang ditambahkan, dan diaduk-aduk oleh gadis itu. Tak lupa penyedap rasa dan sedikit garam agar menambah cita rasa di masakannya.

Mike terus tersenyum menampilkan deretan giginya, Axila terlihat sangat sempurna dimatanya. Melihat Axila yang begitu cekatan, Mike semakin terpesona dengan makhluk ciptaan Tuhan yang satu ini.

"Perfect" gumam Mike.

Melihat itu, Putra dengan jahilnya mendekat, dia tahu sebentar lagi Axila akan selesai dengan masakannya.

Setelah menaruhnya diatas piring, Axila mengambil satu sendok dan meniup nasi yang baru saja dia sajikan.

Axila berencana untuk menyuapi Mike, namun belum sempat sendok itu sampai pada mulut Mike, ada tangan lain yang menarik tangan Axila dan segera melahap nasi goreng itu.

Mata Mike terbelalak melihat itu, matanya juga ikut mengarah saat sendok itu bukan datang kemulut nya, namun orang lain.

"Enak, Baby. Kakak juga mau dong." pinta Putra.

"Tidak, ini punyaku." sambung Mike cepat, dihalanginya Axila dari Putra.

"Aku juga mau, aku mau makan masakan adikku, kau tahu." balas Putra, tangannya mendorong tubuh Mike kesamping.

"Axila memasak nasi goreng itu untukku, kau tak boleh mengambilnya." balas Mike mendorong tubuh Putra.

"Tidak, itu harus aku yang duluan."

"Aku!"

"Aku!"

Terjadilah rebutan antara kedua pria itu, sedangkan yang lain menahan tawa melihat dua pria yang sedang rebutan itu.

Finish nya, Axila membagi rata nasi goreng yang dimasaknya. Untung saja Axila menambahkan banyak nasi tadi, jadi cukup untuk kedua pria yang saling rebutan itu.

"Kalian habiskan, aku mau tidur dulu. Bye..." ujar Axila meninggalkan Mike dan Putra yang sedang melahap nasi goreng buatan Axila.

"Lah, kok pergi sih, Honey?" tanya Mike.

"Aku capek, dengerin kalian rebutan terus dari tadi." balas Axila santai, dia langsung saja berjalan menjauh dari meja makan.

Mike yang melihat itu segera meletakkan sendok dan garpu nya. Begitu juga dengan Putra, sebenarnya dia tak lapar. Hanya saja, dia ingin menjahili sepasang kekasih itu. Alhasil, tak sesuai rencananya.

"Kalian mau kemana?" tanya Maria.

Mike dan Putra yang akan beranjak dari meja makan segera menghentikan aksi mereka dan menatap Maria.

"Ada apa, Ma?" tanya Putra.

"Setelah rebutan makanan, kalian mau meninggalkan makanan yang sudah anak mama buatkan dengan susah payah? kalian mau di jewer telinganya, hmm?"

Mike dan Putra mengalihkan pandangan mereka pada piring yang masih terdapat banyak nasi diatasnya. Memang benar, Axila membuatnya dengan susah payah tadi.

Tanpa disuruh dua kali, kedua pria tampan itu segera melahap makanan mereka sampai habis, meski tak ada Axila disana.

Mike dan Putra bukan langsung berpisah disana, mereka masih mengobrol santai, meskipun Mike selalu bersikap dingin. Namun malam ini dia sedikit mencari.

1
Efa Arfa
suka jalan cerita nya... runut dan mudah dimengerti
Teti Kaka Hotimah
seru banget beda dengan novel2 lain.....makasih thor ide mu sangat luar biasa
Suzana Diro
kesian pada mu jack di lupakan pada hal cacing perut mu itu pon ikut demo jaga



oh kasian aduh kasian pov jack
Teti Kaka Hotimah
tegang
manusia planet Saturnus
siapa yang menaruh bawang disini😭😭😭
nurliana
Luar biasa
Yoni Hartati
bukannya kartu itu cuman ada 3 m? berati yg diambil cuman ada 1m?
Adit Tiyas
emang artor nya tolol
Adit Tiyas
emang emsi nya tolol
Yoni Hartati
padahal dgn kemampuan hacker nya bisa menghancurkan mantan tunangan dan mantan sahabat nya. hancurkan perusahaan nya 😁😁
Nitnot
Luar biasa
Pipit Pipit
baca 3 kali malah😊
Astuti tutik2022
sdah pernah bca di thun 2021,tpi ingin bca lagi 🤭🤭
maria handayani
/Sweat/
Ida. Rusmawati.
/Smile/
X'tine
gilaaa... bisa kayak mendadak nich Axila... menyala Bosque 🔥 ketemu sama musuh... santuy aja Thor.. kami selalu setia pada cerita mu...
X'tine
ceritanya bikin gak bisa lepas, thor... walau mata berat... tetap lanjut Thor.. alias bergadang He He he...
X'tine
aku 💚 padamu Thor.. karena cerita nya gak bertele2..
X'tine
mantap otak Axila, cerdas dan pintar... suka... 💚
X'tine
iihhhh... mantap bgt Axila... tentara wanita.. kuat dan tangguh... keren Thor...💚
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!