NovelToon NovelToon
Diceraikan Suami, Dipinang Sahabat Kakakku

Diceraikan Suami, Dipinang Sahabat Kakakku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengganti / Cerai / Wanita Karir / Angst / Romansa
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Anjana

Dinda tidak menyangka kalau pernikahannya bakal kandas ditengah jalan. Sekian lama Adinda sudah putus kontak sejak dirinya mengalami insiden yang mengakibatkan harus menjalani perawatan yang cukup lama. Hingga pada akhirnya, saat suaminya pulang, rupanya diceraikan oleh suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 30 Kenyataan yang sebenarnya

Suasana di ruang rawat Vikto dipenuhi tekanan yang tak terlihat. Dinda duduk di sisi ranjang, menggenggam tangan suaminya dengan lembut, sementara Ziro menjaga jarak. Riko hanya berdiri di dekat pintu, memperhatikan tanpa suara. Dirinya sengaja belum pulang, yakni demi mengetahui kondisi mantan istrinya baik-baik saja, meski harus disuguhkan dengan api cemburu.

Tiba-tiba, pintu diketuk.

Seorang staf keuangan perusahaan Kusuma memasuki ruangan dengan wajah gelisah. Ia langsung menunduk hormat pada Vikto.

“Maaf, Tuan… tapi saya harus mengatakan hal penting. Kami menemukan hard drive cadangan di ruang kerja Tuan Abdi. Seluruh laporan yang diklaim bocor… hanyalah rekayasa. Tidak ada penggelapan. Nominal yang dituduhkan sengaja dipindahkan ke rekening bayangan… atas instruksi langsung dari Tuan Abdi.”

Ruangan itu langsung membeku.

Dinda menahan napas.

Riko mengerutkan kening.

Ziro melotot tidak percaya.

Dan Vikto yang baru saja siuman beberapa jam lalu, ia membuang selimutnya, bangkit duduk meski tubuhnya masih lemah.

“Apa kau bilang barusan?” suaranya berat, tertekan.

Staf itu menelan ludah. “Semua rekaman, penandatanganan, bukti transfer… semuanya dibuat untuk menciptakan tekanan. Agar Tuan Vikto menerima perjodohan dengan Nona Kaira.”

Seolah dunia berhenti berjalan.

---

Tak menunggu waktu, Vikto memaksa turun dari ranjang. Infusnya hampir tercabut jika Dinda tidak cepat menahannya.

“Kak Vikto, jangan! Kamu baru sadar dari koma,” seru Dinda panik.

Namun amarah dalam diri Vikto telah meledak. Air mata bercampur kemarahan membuat dadanya naik turun.

“Dinda… aku harus menemui Papa.”

Ziro mencoba menenangkan. “Bos, nanti dulu. Kondisi Bos belum kuat.”

“Terserah kondisiku! Papa sudah… Dia menyebabkan Oma… Oma…” Suaranya pecah. “Semua ini karena ambisinya.”

Dinda menahan wajah Vikto dengan kedua tangannya, memaksanya menatap. “Kak… dengarkan aku… aku ada di sini. Oma Hela tidak ingin kamu menyiksa diri seperti ini. Tolong, tarik napas dulu…”

Vikto menggigit bibirnya, menahan emosi yang hampir meledak. Tubuhnya bergetar, antara marah, kecewa, dan berduka.

Riko, meski cemburu, ikut bicara untuk meredam. “Vikto, kalau kamu memaksa sekarang, kamu bisa tumbang lagi. Dan Dinda juga… dia sudah cukup hancur. Jangan tambah beban di pundaknya.”

Ucapan itu sukses menghentikan Vikto.

Vikto yang baru bisa turun dari ranjang, ditemani Dinda menuju kamar rawat ayahnya. Ia ingin menuntut kejelasan, yakni tentang “sakitnya”, tentang perusahaan, tentang semua yang membuat Oma Hela ambruk hingga akhirnya berpulang.

Namun begitu sampai di depan pintu, kamar itu rupanya sudah kosong. Tidak ada lagi pasien didalamnya. Vikto benar-benar tercengang melihat kondisi didalamnya.

Tempat tidur sudah dirapikan, infus menghilang, bahkan catatan medis tidak tertinggal sama sekali. Ruangan itu seolah tidak pernah diisi pasien.

“A-apa… ini?” Vikto mematung, rahangnya mengeras. “Mana Papa?”

Dinda yang berdiri di belakangnya menelan ludah. “Kak… mungkin dipindah? Kita bisa tanyakan ke perawat—”

Belum sempat Dinda melangkah, Ziro muncul tergesa-gesa, napasnya memburu. “Bos… saya sudah cek seluruh lantai. Tuan Abdi… sudah pergi. Dia keluar dari rumah sakit dua jam yang lalu.”

“Apa?” Suara Vikto merendah namun bergetar, tanda bahaya yang Dinda kenal makin jelas.

Ziro menunduk. “Dan… itu bukan karena kondisi beliau membaik. Sebenarnya… Tuan Abdi tidak pernah sakit kritis, Bos. Semua itu… cuma rekayasa.”

Dunia Vikto seperti runtuh tanpa suara.

“Apa maksudmu?” Tatapannya tajam, menusuk, memaksa.

Ziro ragu sejenak, tapi pada akhirnya ia bicara.

“Pingsannya… dibikin-bikin. Dia hanya ingin memaksa Bos menyetujui perjodohan dengan Nona Kaira. Termasuk data penggelapan itu, Bos… itu juga bagian dari rencana mereka. Kebocoran dana memang ada, tapi bukan Bos yang harus menanggungnya. Itu dijadikan alasan untuk menekan keluarga Bos.”

Hening. Hening yang terlalu dingin.

Vikto memejamkan mata, napasnya naik turun. Tangan mengepal begitu kencang hingga buku-buku jarinya memutih.

“Jadi… semua ini,” suaranya pecah namun penuh bara, “sampai Oma… sampai beliau… jatuh sakit dan—”

Dinda spontan memeluk lengannya, mencoba menghentikan goncangan di tubuh suaminya.

“Kak… jangan menyalahkan diri sendiri. Bukan Kakak penyebabnya. Bukan.”

Tapi air mata Vikto sudah menggenang.

“Aku anaknya, Dinda…” suaranya serak, jatuh patah. “Aku… bahkan tidak sempat meminta maaf pada Oma. Sementara Papa… Papa malah memilih bohong daripada menyelamatkan ibunya sendiri.”

Dinda menggenggam wajah Vikto, memaksa pria itu menatapnya.

“Kak… Oma tidak pernah menyalahkanmu. Bahkan saat terakhir… dia hanya meminta aku untuk tetap berada di sampingmu. Itu bukti beliau percaya Kakak adalah pria yang benar. Bukan mereka.”

Vikto terisak dalam diam, bahunya bergetar sementara Dinda memeluknya erat-erat.

---

Ketegangan itu pecah seketika ketika pintu belakang rumah sakit terbuka dan terdengar seseorang memanggil dari kejauhan.

“Bos!” Ziro kembali masuk dengan wajah lebih serius. “Kami sudah dapat info dari satpam gerbang. Tuan Abdi meninggalkan rumah sakit bersama sopir pribadi. Sepertinya… beliau kembali ke kediaman.”

Vikto menghapus air matanya, sorot matanya berubah, dingin, tegas, seperti batu yang retak namun tetap kokoh.

“Baik.”

Ia berdiri tegak.

“Aku akan menemui Papa.”

Dinda langsung memegang tangannya.

“Kak… tolong, jangan emosi. Ingat Oma… ingat apa yang beliau titipkan padaku. Aku mohon sama Kakak, jangan pulang dulu. Kondisi Kakak belum stabil. Kak Vikto masih butuh perawatan. Kalau Dokter sudah mengizinkan, baru Kakak bisa pulang."

Vikto menatap istrinya lama, sangat lama… sebelum akhirnya ia mengangguk pelan.

“Baik. Kakak turuti perkataan mu.”

Dinda mengangguk, merasa lega karena suaminya dapat dikendalikan. Riko yang mendapati keamaan untuk Dinda tidak begitu mengkhawatirkan karena adanya orang-orang kepercayaan Vikto selalu siaga, Riko memilih pamit untuk pulang.

"Dinda, aku pamit pulang. Kalau ada apa-apa, atau kamu butuh sesuatu, hubungi aku."

Dinda tidak menjawab sama sekali, rasa kecewanya masih membekas dalam ingatannya. Riko yang tidak mendapat respon dari mantan istrinya, pun langsung balik badan dan pergi meninggalkan rumah sakit. Pergi dengan penuh penyesalan, dan penyesalan terbesar baginya.

1
Qaisaa Nazarudin
Noh yang lain,Denger gak tuh pesen Oma ke Dinda..Buka telinga kalian lebar2...
Qaisaa Nazarudin
Alhamdulillah,ku pikir Oma manggil Dinda nyuruh dia ninggalin Vikto..
Apa keluarga nya Percaya dengan omongan Dinda nanti tentang wasiat Oma,Takutnya menuduh Dinda mengada2..Harusnya 2 orang yg masuk sebagai saksi..
Qaisaa Nazarudin
Selalu ALASAN ini yg digunakan untuk memaksa anak2 MENIKAH, Dengan cara begini anak2 gak bisa MENOLAK..🤦🤦
Qaisaa Nazarudin
Baru juga Vikto dan Dinda menemukan BAHAGIA, udah ada aja hambatan nya..kasian banget Dinda..
Qaisaa Nazarudin
Ialah dia PERGI dia udah diceraikan,ngapain lagi dirumah ini..Riko juga udah gila Talak kayaknya,Sebelum Cerai kenapa gak diselidiki dulu kebenaran nya,main Percaya gitu aja omongan mereka, Sekarang kamu yg kayak orang SEWEL,Kalo ketemu juga Dinda udah MILIK orang lain,Rasain kamu..😠😠😠
Uba Muhammad Al-varo
Riko oh Riko..... penyesalan terdalammu udah terlambat dan kau Vikto jagalah selalu Adinda.
Uba Muhammad Al-varo
semoga aja Adinda baik' saja dan kabar yang terjadi pada tuan Abdi tidak mempengaruhi pernikahannya Adinda dan Vikto
Uba Muhammad Al-varo
Vikto udah cinta dan sayang ke Adinda ternyata udah lama 😉😊
Uba Muhammad Al-varo
nggak salah kok kalian berdua tidur berpelukan,Vikto dan Adinda kan udah resmi menikah 🙂🙂🙂
Uba Muhammad Al-varo
semoga ini awal kebahagiaannya Adinda dan Vikto
Anjana: Semoga ya kak, kasihan menderita terus😭
total 1 replies
Uba Muhammad Al-varo
jadi kalau seumpamanya Riko menemukan Adinda, Riko tidak bisa membawa pulang Adinda karena Adinda sudah menikah dengan Vikto.
Uba Muhammad Al-varo
akhirnya Vikto dan adinda menikah 🙏
Uba Muhammad Al-varo
karena sering bertemu antara Adinda dan Vikto akhirnya benih cinta tumbuh diantara kedua nya
Uba Muhammad Al-varo
akhirnya Adinda sembuh kembali dan mendapatkan kerja, buktikan ke keluarga nya Riko,kamu bisa sukses dan berhasil menjalani hidup
Uba Muhammad Al-varo
semoga cintanya Vikto diterima oleh Adinda dan mereka segera menikah
Uba Muhammad Al-varo
akhirnya Adinda bertemu dengan Vikto semoga ini juga awal kehidupan nya Adinda lebih baik lagi
Uba Muhammad Al-varo
Adinda....😭🤧😭🤧😭🤧 semoga kamu mendapatkan kebahagiaan ditempat baru
Uba Muhammad Al-varo
semangat sembuh Adinda,kamu pasti bisa melewati ujian sakit ini💪💪💪💪💪
Uba Muhammad Al-varo
benar Oma Hela kalau cinta sejati memang harus diuji dengan badai yang besar demi bisa bertahan
Uba Muhammad Al-varo
benar omongan mu mbak Tia,Vikto itu ada rasa sama Adinda
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!