Di Chicago modern, kekuasaan bukan lagi soal siapa yang paling banyak menembak. Tapi siapa yang paling bersih menutupinya.
Kenalan dengan Luca Rossi, si Cleaner. Dia bukan tukang bersih-bersih biasa, tapi Consigliere dingin yang jadi otak di balik organisasi mafia Moretti. Dinding kantornya rapi, suit-nya mahal, tapi tangannya berlumur semua dirty work Keluarga—dari pembukuan yang dimanipulasi sampai menghilangkan jejak kejahatan.
Masalahnya, kini Keluarga Moretti di ambang collapse. Bos lama sekarat. Kekuasaan jatuh ke tangan Marco, si pewaris baru yang psikopat, ceroboh, dan hobi bikin drama. Marco melanggar semua aturan, dan Luca tahu: kalau dia diam, seluruh empire mereka hancur. Dengan bantuan Sofia, istri Bos yang terlihat polos tapi menyimpan banyak kartu, Luca memutuskan satu hal brutal: Ia harus mengkhianati bos barunya sendiri.
Di tengah rencana kotornya, Luca bertemu Isabella. Dia cantik, pintar, dan vibe-nya langsung nyambung sama Luca yang kaku. Luca akhirnya merasakan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adrina salsabila Alkhadafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 2: A SILK ALLIANCE
Perjalanan ini terasa seperti perpanjangan dari malam yang dingin dan kotor. Meskipun penthouse Peninsula jauh di belakangnya, jejak kekacauan yang ditinggalkan Marco Moretti masih melekat pada kerah kemeja Luca Rossi. Bau Bourbon, parfum murah, dan keangkuhan yang berlebihan. Luca harus membersihkan itu semua. Tidak hanya secara fisik, tapi secara sistematis.
Maybach hitam itu berhenti dengan tenang di depan gerbang properti Moretti yang menjulang di lingkungan Lake Forest. Bukan kantor Moretti Corp yang berkilauan, melainkan benteng keluarga yang terbuat dari batu dan sejarah. Luca jarang datang ke sini, dan setiap kunjungannya selalu berbau krisis.
Vito membukakan pintu. "Hati-hati, Pak Luca. Jangan ada yang tahu Anda ada di sini."
"Itulah keahlianku, Vito," jawab Luca datar. "Menghilang di balik pandangan penuh."
Luca melangkah melewati koridor marmer yang terasa asing dan dingin. Dinding-dindingnya dihiasi lukisan era Renaisans yang tenang, kontras dengan kegelisahan di dalam dirinya. Ia dipanggil ke ruang perpustakaan pribadi oleh Sofia Moretti. Panggilan ini, secara protokol, adalah pengkhianatan kecil.
Sofia Moretti, istri dari Don yang kini terbaring sakit, sudah menunggu. Luca masuk. Sofia berdiri memunggungi pintu, menghadap jendela besar, mengenakan dress sutra abu-abu gelap yang elegan. Ia sedang sibuk menyiram anggrek putih. Gestur tenang seorang wanita yang mengendalikan dunianya, meskipun dunia itu sedang runtuh. Suasana di antara mereka tegang dan formal.
"Terima kasih sudah datang, Luca," katanya tanpa menoleh. Suaranya lembut, namun Luca menangkap nada baja di dalamnya—nada yang mengingatkannya pada ketegasan Don Moretti di masa jayanya. "Saya harap Marco tidak membuat Anda terlalu lelah."
"Marco melakukan apa yang biasa ia lakukan, Nyonya Sofia. Menarik perhatian yang salah," jawab Luca, memilih duduk di kursi berlengan kulit yang memberinya pandangan jelas ke pintu masuk dan seluruh ruangan. Ia tidak akan pernah membiarkan dirinya terperangkap.
Sofia akhirnya meletakkan alat penyiramnya, sisa air menetes ke lantai kayu mengkilap—satu-satunya ketidaksempurnaan yang ia biarkan. Ia berbalik. Mata hijaunya menatap Luca lurus, tanpa basa-basi.
"Dia bernegosiasi dengan Rocco Bianchi. Di ruang publik, Luca. Penthouse hotel. Dia mencoba menjual aset Moretti kepada musuh kita hanya karena Bianchi menawarkan kickback tunai untuk membeli mainan baru. Dia memperlakukan organisasi ini seperti rekening bank pribadi." Sofia berbicara tanpa emosi yang berlebihan, yang membuat kata-katanya semakin kuat. "Don tidak pernah seceroboh ini."
"Dia bukan Don, Nyonya. Dia hanya penerus nama," balas Luca, nadanya stabil. Dia tidak bersimpati, hanya menyatakan fakta. Monolognya berputar: Marco adalah virus. Don adalah sistem kekebalan.
"Justru itu masalahnya," Sofia mendekat, melipat kedua tangannya di depan tubuh. "Dia menghancurkan kehormatan yang dibangun Don selama tiga puluh tahun dalam tiga minggu. Saya menjaga citra publik Keluarga, Luca. Saya memimpin yayasan amal, saya tersenyum di depan kamera, saya mencuci nama Moretti di mata publik. Tapi Marco... dia membuat pekerjaan saya mustahil. Dia membuang semua yang saya pertahankan."
Luca mengangguk. Dia memahami beban Sofia. Dia dan Sofia sama-sama cleaner, hanya di ranah yang berbeda. Sofia membersihkan citra. Luca membersihkan realitas.
"Saya sudah melihat datanya, Nyonya Sofia. Dan itu lebih buruk dari yang Anda kira," kata Luca, menyandarkan tubuhnya sedikit ke depan. "Moretti Corp akan runtuh dalam enam bulan jika dia terus seperti ini. Bukan karena tekanan dari FBI atau rival, tapi karena mismanagement dan kecerobohan kriminalnya. Jika kita membiarkannya, tidak akan ada yang tersisa untuk diperjuangkan."
Hening sejenak. Sofia memproses kata-kata itu. "Saya tahu risiko untuk Anda, Luca. Anda adalah orang kepercayaannya, Consigliere-nya. Jika Anda mengkhianatinya, Anda mengkhianati Keluarga. Dan konsekuensinya—"
"Konsekuensi terbesar adalah kehancuran," potong Luca, suaranya tajam. Ini adalah titik baliknya. Tidak ada ruang untuk keraguan. "Saya loyal pada visi Don, Nyonya Sofia. Visi stabilitas dan kekuatan, yang menjamin kehidupan ratusan keluarga yang bekerja di bawah kita. Bukan pada pewaris yang mabuk dan psikopat yang menganggap trust fund lebih penting daripada nyawa."
Ekspresi Sofia sedikit melunak, seolah ia baru saja mendapatkan konfirmasi dari satu-satunya orang yang ia butuhkan. "Jadi, apa yang Anda butuhkan dari saya?" tanyanya, tidak lagi merengek atau meragukan, tetapi kini bersikap sebagai sekutu yang setara dan pragmatis.
Luca menyadari inilah kesempatan yang ditunggunya. "Akses. Saya butuh semua data lama Don. Bukan yang ada di server utama Moretti Corp, yang pasti sudah diubah Marco. Saya butuh arsip pribadi. Kontrak, perjanjian rahasia, off-the-book assets—semuanya yang disimpan Don di tempat yang hanya ia percaya."
"Dan apa yang akan Anda lakukan dengan itu?"
"Saya akan mencari bukti yang lebih kuat dari sekadar penyalahgunaan dana. Saya akan mencari kesalahan mendasar yang akan mengungkap bahwa Marco tidak hanya buruk, tapi juga berbahaya bagi semua orang. Sesuatu yang akan membuat Consigliere lain, Kapo, dan bahkan Prajurit yang loyal pun membalikkan punggung mereka dari Marco. Saya akan buat kejatuhannya terlihat legal, Nyonya Sofia. Bersih."
Luca tidak akan menggunakan pisau atau pistol. Dia akan menggunakan hukum, akuntansi, dan pengkhianatan. Itu lebih kejam, dan lebih efektif.
Sofia berjalan ke rak buku antik, menggeser volume tebal yang terlihat seperti edisi pertama Shakespeare. Di baliknya, terdapat sebuah brankas kuno tersembunyi. Dia membuka brankas itu dan mengambil kunci kecil, berkarat, yang terasa dingin di telapak tangannya.
"Ini kuncinya, Luca. Kunci brankas utama Don di vila Lake Geneva. Tempat dia menyimpan semua rahasia yang tidak boleh disentuh oleh teknologi. Tidak ada yang tahu ini ada, kecuali saya dan dia." Sofia melempar kunci itu ke atas meja. Kunci itu berputar dan berhenti tepat di depan Luca. "Saya percaya Anda, Luca. Jangan membuat saya menyesal."
"Saya menghargai kepercayaan Anda, Nyonya Sofia. Tapi percayalah pada data, bukan pada saya. Data tidak pernah berbohong." Luca mengambil kunci itu, merasakan bobot pengkhianatan yang baru ia tanggung.
"Selamat datang di perang, Luca," kata Sofia, kini senyumnya tipis, penuh perhitungan. "Perang yang tidak boleh meninggalkan sidik jari atau tetesan darah."
"Perang saya selalu bersih, Nyonya Sofia. Saya akan memastikan Marco dan kekacauannya tidak pernah terlihat seperti sebuah kejahatan. Tapi hanya sebuah kesalahan yang harus dibersihkan."
Dengan kunci itu di saku jasnya, Luca tahu dia baru saja melintasi garis. Dia bukan lagi Cleaner yang melayani Keluarga, tapi Cleaner yang merencanakan kematian Keluarga—demi menyelamatkan Keluarga itu sendiri. Tugasnya baru saja berubah dari membersihkan kejahatan menjadi membersihkan masa depan.
.