NovelToon NovelToon
PELURU

PELURU

Status: sedang berlangsung
Genre:Gangster / Angst / Bad Boy / Keluarga / Mafia / Balas Dendam
Popularitas:696
Nilai: 5
Nama Author: KEZHIA ZHOU

"KENAPA HARUS AKU SATU-SATUNYA YANG TERLUKA?" teriak Soo, menatap wajah ibunya yang berdiri di hadapannya.

*********************

Dua saudara kembar. Dunia dunia yang bertolak belakang.
Satu terlahir untuk menyembuhkan.
Satu dibentuk untuk membunuh.

*********************

Soo dan Joon adalah saudara kembar yang dipisahkan sejak bayi.
Soo diculik oleh boss mafia Korea bernama Kim.

***********************

Kim membesarkan Soo dengan kekerasan. Membentuknya menjadi seorang yang keras. Menjadikannya peluru hidup. Untuk melakukan pekerjaan kotornya dan membalaskan dendamnya pada Detektif Jang dan Li ayah mereka.
Sementara Joon tumbuh dengan baik, kedua orangtuanya begitu mencintainya.

Bagaimanakah ceritanya? Berhasilkah Soo diterima kembali di keluarga yang selama ini dia rindukan?

***********************

"PELURU" adalah kisah tentang nasib yang kejam, cinta dan balas dendam yang tak pernah benar benar membawa kemenangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KEZHIA ZHOU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BERTEMU SOO

Tanpa menunggu lebih lama, detektif Jang langsung menyalakan mesin mobilnya. Ban berputar cepat di atas aspal ketika ia melaju menuju alamat yang baru saja diterimanya. Naluri penyidiknya menuntun langkahnya—ia merasa jawaban yang ia cari sedang menunggunya di tempat itu.

Sementara itu, di sisi lain kota, Park baru saja menerima perintah dari Kim. Tugasnya sederhana, namun penting—mengambil obat yang sejak lama dikonsumsi Kim dan membawanya langsung ke rumah.

“Soo, paman akan mengambilkan obat untuk ayahmu, dan memberikan itu kepadanya. Tetaplah di rumah dan jangan pergi tanpa ku. Kau mengerti kan?” tanya Park sambil menatap pemuda itu dengan serius.

Soo mengangguk pelan. Dengan gerakan malas, ia menuangkan alkohol ke dalam gelas lalu kembali duduk menikmati rasa panas yang mengalir di tenggorokannya.

“Baiklah. Paman pergi dulu ya,” ujar Park, pria berjas itu kemudian meninggalkan rumah.

Begitu pintu tertutup, kesunyian langsung menyelimuti ruangan besar itu. Hening. Terlalu hening untuk rumah yang ditempati dua orang. Detik-detik berlalu tanpa suara, sampai akhirnya—

Ting tong…

Ting tong…

Soo menoleh ke arah pintu. Ia tidak langsung bergerak, hanya diam sejenak seperti menimbang sesuatu. Kemudian ia berdiri, memasukkan senjata ke saku belakang—sikap berjaga-jaga yang sudah menjadi kebiasaan—lalu melangkah menuju pintu.

Ceklekk…!!

Ia membuka pintu perlahan, dan sosok pria berkaos dengan celana panjang itu muncul tepat di hadapannya. Dalam sekejap Soo mengenalinya—pria yang menodongkan senjata padanya di Busan malam itu.

Detektif Jang, di sisi lain, hampir kehilangan detak jantungnya ketika melihatnya begitu dekat. Wajah itu… benar-benar sama persis dengan putra sahabatnya, Joon. Namun ia berusaha mati-matian untuk tidak membiarkan keterkejutannya terlihat.

“Bolehkah aku masuk?” tanya detektif Jang.

Soo berdiri tegap, matanya tajam menilai tamunya.

“Kau datang kesini mau menangkapku?”

Jang menggeleng pelan, lalu melewati Soo begitu saja dan berjalan masuk tanpa meminta izin. Sikapnya tegas, seolah rumah itu adalah wilayahnya sendiri. Soo memandang punggung pria itu sebentar sebelum menutup pintu dan kembali duduk.

“Rupanya kau seorang peminum,” ujar Jang setelah melihat alkohol di atas meja.

Soo mengangkat gelasnya dan meneguk isinya tanpa ekspresi, lalu menatap balik lelaki paruh baya itu.

“Kau siapa? Dan untuk apa datang kerumahku?”

Senyum kecil muncul di bibir Jang. Ia sudah cukup yakin bahwa ini bukan halusinasi atau salah lihat. Pria di depannya benar-benar memiliki wajah yang sama persis dengan Joon.

“Aku hanya ingin tau, mengapa kau berada di Busan malam itu,” jawab Jang, mencari celah untuk menggali informasi.

Soo menyilangkan kakinya, tubuhnya menyandar santai di sofa meski tatapannya tetap waspada.

“Memangnya kenapa? Aku hanya sekilas mendapatkan informasi bahwa akan ada pelelangan di sana. Jadi aku tertarik ingin menyaksikannya. Tidak taunya kalian datang sebelum aku mendapatkan sesuatu dari sana.”

Jawaban Soo membuat Jang tersenyum tipis—pemuda itu tahu bagaimana berbicara tanpa membuka terlalu banyak pintu.

Namun Soo tidak berhenti di situ. Ia balik bertanya, matanya menyipit sedikit.

“Lalu kenapa kau melepaskanku malam itu?”

Jang menghela napas, mengalihkan pandangan ke depan. Punggungnya disandarkan ke sofa.

“Entah. Aku pun tidak tau kenapa aku melepaskanmu malam itu. Tapi jika aku mendapatimu melakukan suatu kejahatan lagi, aku akan menyeretmu ke penjara,” ujarnya, nada mengancam jelas terdengar.

Ancaman itu menggantung di udara, menambah ketegangan yang sudah tercipta sejak awal pertemuan mereka.

Soo tertawa kecil mendengar ucapan lelaki itu—tawa ringan namun penuh nada mengejek.

“Hahaha… kalau begitu semoga kau beruntung,” ucapnya sambil merapatkan bibir, lalu menatap Jang dengan sorot dingin yang menusuk.

Detektif Jang memperhatikan perubahan ekspresi itu dengan saksama.

“Sorotan matanya sangat berbeda dengan Joon. Caranya berbicara pun jauh dari Joon,” batinnya.

Ada sesuatu dalam diri pemuda ini—sesuatu yang membuatnya merasa seperti sedang menatap bayangan yang tidak sepenuhnya dikenalnya.

“Soo…!!” panggil Jang pendek, seolah ingin menguji reaksi.

Soo langsung memperbaiki posisi duduknya, tubuhnya menegang. Mata hitamnya menatap Jang dengan keterkejutan yang tak sempat ia sembunyikan.

“Kau tau namaku?” tanyanya lirih.

Jang tersenyum kecil sambil mengangguk.

“Rupanya dia benar bernama Soo,” gumamnya dalam hati, semakin yakin dengan kesimpulannya.

Ia kembali menatap pemuda itu.

“Tentu aku tau namamu. Namamu beberapa kali kudengar dari orang-orang yang kasusnya kutangani,” ujarnya tenang.

Soo hanya menanggapi dengan senyum tipis. Ia menuangkan alkohol lagi ke dalam gelas, menenggaknya tanpa ragu. Detektif Jang memperhatikan setiap gerakannya—tajam, penuh perhitungan, dan tidak pernah lengah.

“Apakah orangtuamu tidak mengajarimu sopan santun?” tanya Jang tiba-tiba.

Soo langsung menoleh.

“Apa?” balasnya datar.

Jang hanya memberikan senyum tipis.

“Seharusnya jika ada orang yang lebih tua bertamu ke rumahmu, setidaknya tuangkan dia minum dan ajaklah dia minum.”

Soo kembali tersenyum, kali ini lebih sinis. Ia kemudian meletakkan pistolnya di atas meja dengan sengaja. Suara logam yang menyentuh permukaan membuat ruangan seketika terasa lebih dingin.

Jang justru memandangi senjata itu sambil tersenyum—bukan karena merasa tidak aman, tetapi karena pemuda ini benar-benar berani menantang seorang detektif di tempatnya sendiri.

“Maaf, tapi aku tidak terbiasa minum dengan orang yang tidak aku kenal,” jawab Soo.

Tiba-tiba—

Ceklek…!!

Pintu terbuka keras.

Park, baru tiba setelah melihat ada mobil tak dikenal terparkir di depan rumah, langsung masuk sambil mengacungkan pistol. Tatapannya membeku ketika mendapati Soo duduk bersama lelaki paruh baya itu.

“Detektif Jang..?” ujarnya dalam hati, kaget bukan main.

Park mengenali pria itu seketika—orang yang dulu bekerja bersama Kim, sebelum ia dipindahkan untuk menjaga Soo. Sementara itu, detektif Jang bergerak cepat mengangkat kedua tangannya, menunjukkan ia tak berniat melakukan perlawanan, meski mata keduanya saling menilai dengan penuh waspada.

Soo yang melihat reaksi Park justru tertawa pelan, seakan seluruh ketegangan tak berarti baginya.

“Tenanglah paman… dia hanya ingin bertamu, dengan memberikanku ancaman bahwa akan menyeretku ke penjara jika aku melakukan kejahatan,” kata Soo santai, seolah hal itu tidak lebih dari candaan biasa.

Park langsung menurunkan pistolnya, memasukkannya kembali ke saku celananya. Sementara itu, detektif Jang masih memandangi pria tersebut, menimbang-nimbang situasi dengan sorot mata seorang penyelidik yang tidak pernah lengah.

“Dia pasti lelaki bernama Park, pemilik mobil yang terdaftar itu,” gumam Jang dalam hati.

Ia kemudian berbalik, mengalihkan pandangannya kembali kepada Soo.

“Baiklah kalau begitu, aku akan kembali ke kantor. Karena aku tidak mendapatimu melakukan kejahatan. Sehingga aku tidak punya alasan untuk menyeretmu pergi bersamaku ke dalam penjara,” ucapnya, masih memandang Soo tanpa menghilangkan kewaspadaannya.

Soo merespons dengan senyuman khas miliknya—senyum tampan yang justru tampak dingin dan kejam. Jang akhirnya melangkah keluar, menutup pintu tanpa banyak suara sebelum pergi menuju mobilnya. Dari dalam rumah, Soo masih duduk santai sambil kembali menyesap minumannya. Suara mesin mobil Jang terdengar samar, menjauh perlahan hingga menghilang.

Park berdiri mematung sejenak, wajahnya jelas menunjukkan rasa kesal yang ia tahan sejak tadi. Setelah yakin detektif itu benar-benar pergi, emosinya pun meledak.

“Soo…” panggil Park, suaranya meninggi penuh amarah.

Soo mengangkat kepala, terkejut karena belum pernah mendengar Park berbicara sekeras itu padanya.

“Tidak seharusnya kau dengan mudah membukakan pintu untuk semua orang!! Bahkan memasukkan orang asing sesuka hatimu! Orang yang tidak kau kenal sama sekali!! Apakah kau tau itu berbahaya, ha??” bentak Park, nafasnya memburu menahan emosi.

Soo menyipitkan mata, memandang Park dari ujung kaki hingga kepala. Nada kesal Park tak membuatnya gentar, justru menimbulkan rasa heran.

“Ada apa denganmu?” tanyanya, alis terangkat.

Park membalas dengan tatapan tajam, berusaha menahan kekhawatiran yang terselip di balik kemarahannya. Soo, tidak peduli, menuang alkohol ke gelasnya lagi. Namun sebelum ia sempat mengangkatnya, Park sudah lebih dulu merebut gelas itu dari tangannya.

Soo sontak berdiri, tubuhnya tegang.

“Apa yang kau lakukan?” katanya, nada suaranya ikut meninggi.

1
Aman Wijaya
lanjut Thor semangat semangat
own
gak heran kalau Soo tumbuh menjadi pria yang keras kepala atau arogan 👍
own
penasaran gimana mereka kalau udah gedhe🤭
own
Aku suka banget cerita beginian. Baru 2 bab aja dah kerenn.. lanjut Thor! Jangan kasi kendor /Drool/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!