NovelToon NovelToon
Bloom Of The Crimson Mark

Bloom Of The Crimson Mark

Status: sedang berlangsung
Genre:Iblis / Identitas Tersembunyi / Rebirth For Love / Dark Romance / Fantasi / Reinkarnasi
Popularitas:400
Nilai: 5
Nama Author: NINI(LENI)

Update Every day

Qing Lou tak tahu kenapa, ia terjebak di dunia entah apa ini. Dan di paksa melakukan hubungan dengan pria asing, yang katanya akan menikahinya.

mengira itu omong kosong seorang pria, siapa sangka pria itu membawanya..tidak, tidak...lebih tepat menculiknya.

dan ya...

cari sendiri kelanjutannya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NINI(LENI), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22

Angin Timur Kerajaan Yuelong berembus lembut melewati paviliun istana utara—tempat kediaman Yang Mulia Rui dan satu-satunya orang yang berdarah murni garis naga putih.

Ia berdiri membelakangi jendela tinggi, rambut hitam peraknya terurai hingga pinggang, berterbangan dengan ringan. Mata emas pucatnya memandang langit yang berwarna redup.

Di balik lambang ketenangan itu, tersimpan kekuatan yang jauh lebih menakutkan dari siapapun di Benua Tengah, bahkan tak tahu seberapa kuatnya.

Tubuhnya tegap namun halus, wajahnya tampan namun berkabut dingin, bibir tipisnya seolah tidak pernah mengenal senyum.

Dan yang paling mencolok, Aura ilahinya yang memancarkan dengan begitu saja. Seolah ia adalah utusan langit yang tidak boleh ditentang siapa pun.

Di belakangnya, para tetua kerajaan berdiri dengan kepala tertunduk. Sebelum kata-kata itu terucap, langkah cepat terdengar.

Sang pengawal pribadi Putri Qing Xian, Hei Shun dengan tiba-tiba menyembul dari bayang-bayang, berlutut dalam-dalam, kepalanya sampai hampir menyentuh lantai marmer.

"Yang Mulia Rui… Putri Qing Xian telah kembali, saya sudah menjalankan tugas dengan baik."

Suara Hei Shun sedikit bergetar, bukan karena takut, tapi karena menahan rasa lega bercampur kepedihan.

Selama ini dialah satu-satunya yang diizinkan mendekati Putri sejak kecil, melindunginya seperti bayangan.

Rui menoleh sedikit.

Satu lirikan mata emas pucatnya sudah cukup membuat ruangan itu bergetar halus. "Aku tahu."

Nada suaranya datar. Mengalir namun tajam seperti bilah salju, memancap ke tanah.

Di samping Rui, seorang pria berdiri tegap namun auranya mengerikan—Qing An, Kaisar Yuelong.

Tatapan Qing An reda sedikit ketika mendengar berita bahwa putrinya telah kembali. Dan rasa bersalah menghantuinya selama puluhan tahun akhirnya sirna.

"Tepat waktu…" gumamnya lirih.

Hei Shun menunduk, menunggu perintah lebih lanjut. Lebih tepatnya tak berani berdiri tanpa ada perintah.

Rui melanjutkan, "bawa dia ke Paviliun Salju. Pastikan tidak ada yang melihat. Dia kembali dalam keadaan…" yang terjeda tak ingin melanjutkan.

Hei Shun tertegun, namun tetap menjawab, "Baik."

Dan ia menghilang dalam bayangan. walaupun masih bingung, kenapa kaisar sangat menghormati Yang Mulia Rui itu??

Perbincangan Dua Penguasa

Begitu Hei Shun pergi, Rui kembali menghadap Kaisar.

Suasana menjadi berat. "Apa yang selanjutnya kita lakukan yang mulia?" ucap Kaisar Qing An.

Rui hanya menatap dengan datar, "seperti yang ku duga, ingat Qing Xian mulai bangkit. Dan aku tidak ingin dia mengingat masalalu yang begitu menyakitkan."

Qing An menghela napas panjang. Sebenarnya tidak tahu apa yang dibicarakan oleh ini, tapi hanya tahu kalau putrinya, lebih tepatnya Putri angkatnya itu dibawa dalam bentuk bunga tiga helai...mengatakan dia bukan gadis biasa.

Tapi kenapa harus menghilang selama 12 tahun? apa ini juga bagain rencananya?

"Kuduga begitu… kedatangannya ke Benua Tengah pasti membuka luka lamanya." gumamnya dengan merasa bersalah.

Rui menautkan tangan di belakang punggung. "Itu sebabnya aku memberikan saran ini.

Hapus ingatannya.

Seluruh masa lalu yang berhubungan dengan masa kecilnya, pelariannya, dan… siapa sebenarnya dirinya." Dengan suara tanpa ada rasa bersalah.

Qing An menutup mata. Bagaimana bisa melakukan itu, seorang gadis yang memiliki misinya dan bahkan tak pernah merasakan kasih sayang dengan nikmatnya masa pertumbuhan.

"Bukankah itu,terlalu kejam?"

"Tidak lebih kejam dibandingkan ia kembali dekat dengan pria monster itu," jawab Rui tanpa berkedip dan sangat membenci pria itu.

"Jika kekuatan Qing Xian bangkit saat emosinya tidak stabil… kehancuran Yuelong hanya tinggal menunggu waktu."

Rui lalu membungkuk sedikit, suaranya merendah namun tajam. "Dan… jika pria itu menemukan Qing Xian lebih dulu, kita tidak akan bisa mengendalikan apa pun yang terjadi."

"Aku tak membiarkan dia membunuhmu lagi, bahkan menghilang perasaanmu padanya! Xixi...maafkan aku!"

Keheningan panjang jatuh di antara mereka. Qing An pada akhirnya membuka mata. "…Baik. Lakukan."

Rui mengangguk halus, langsung menghilang dengan suara menggema diruangan itu. meninggalkan kaisar seorang diri.

"Aku akan menghapusnya sendiri. Bahkan Hei Shun tidak boleh tahu. Tidak boleh ada satu pun tahu."

...----------------...

Sementara itu, di Benua Tengah…

Kaisar Lian Zhen masih terbaring koma di ranjang emasnya selama dua minggu penuh, tanpa terlihat tanda - tanda bangun dari tidur panjanganya itu.

Tubuhnya kini jauh lebih kurus, wajahnya pucat seperti mayat, bahkan tak layak disamakan dengan seorang manusia.

Namun jantungnya tetap berdetak kuat, seolah bertahan karena seseorang yang menunggunya dalam mimpinya, yaitu.

Qing Lou.

Dan pada hari ini masuk ke empat belas hari dalam tidur panjangnya, kali ini mimpinya berubah.

Ia berdiri di tepi paviliun lotus, yang indah. Langit biru yang cerah, angin yang berhembus dengan hangat.

Di sana ia melihat, Qing Lou berdiri dengan gaun putih sederhana, tersenyum lembut.

Senyuman yang jarang sekali terlihat, bahkan biasanya selalu menatapnya dengan emosi dan kadang kala membencinya. Tapi wujud Qing Lou saat ini merasa aneh.

"Kamu… Qing Lou," gumamnya.

Ia berjalan mendekatinya, hingga mata mereka saling memandang. Tangan Qing Lou menyentuh wajahnya, lalu menarik ke dalam pelukannya. Tubuhnya terhuyung dan mereka saling memeluk satu sama lain.

Untuk pertama kali, dunia terasa damai bagi Lian Zhen. Mereka duduk bersama, Qing Lou tiba-tiba tertawa kecil.

"Qing Lou, aku sungguh mencintaimu!" bisiskannya membuat Qing Lou menatap arahnya dengan rambut yang terhembus oleh angin.

Ia melihat Qing Lou yang sekarang begitu cantik, bagaikan bunga yang tak ternoda oleh apapun, sungguh dirinya terpesona dengan Qing Lou versi ini, ataukah melihat sisi lain wanitanya yang banding terbalik itu.

Waktu berjalan lambat, seolah langit ingin memberi mereka kebahagiaan singkat ini.

Namun perlahan, tubuh Qing Lou memudar.

Wajahnya kabur. Ujung jari-jarinya hilang.

"Qing Lou!" Lian Zhen langsung memeluknya.

Wanita itu tersenyum sedih. "Berjanjilah padaku…"

suaranya lembut, bergetar.

"Hiduplah dengan baik. Jangan menyerah, percayalah aku selalu ada untukmu..." Dan tepat saat tubuhnya tertiup angin—

hilang sepenuhnya, bahkan sekali lagi tak bisa melakukkan apapun lagi. Bahkan bertanya- tanya pada dirinya. apakah akan selalu seperti ini...selalu kehilangan orang dicintainya?

Sesosok bayangan hitam tiba-tiba muncul dari balik kabut. Bentuknya tinggi, besar, bahkan bentuknya tak jelas bagaikan kabut yang terus bergerak.

Sampai...

Suara seraknya merayap masuk ke telinga Lian Zhen. "Kau ingin kekuatan? Kau ingin...membawanya kembali? Kau ingin menghancurkan siapa pun yang menghalangimu untuk mengambilnya darimu?"

Lian Zhen terdiam, itu semua yang diinginkannya. Matanya kini berubah menjadi merah gelap dan menatap asap itu dengan tajam. "Aku ingin… Qing Lou kembali."

"Kalau begitu…bangunlah dan terima kekuatanku!" Lian Zhen mendekat dan bayangan itu masuk dalam tubuhnya hingga muncul ada tanda aneh itu.

...----------------...

Mata Lian Zhen terbuka secara tiba-tiba. Dengan kekuatan membuat Jiang Yu tersentak.

"KAISAR!!!"

Para tabib menjerit.

Pengawal hampir menjatuhkan nampan obat.

Roh energi meledak dari tubuhnya seperti badai, membuat tirai sutra bergetar hebat.

Jiang Yue sampai terbelalak, hampir saja menjatuhkan dokumen yang ia bawa.

"Kaisar… Yang Mulia… Anda… Anda sadar!"

Lian Zhen menatap kosong beberapa detik, Jiang Yu dengan gesit membantu untuk Lian Zhen terduduk,

kemudian menginjak lantai, langsung berdiri tegap, seperti tidak pernah koma.

"Yang Mulia anda baru bangun...." Tapi saat ingin melanjutkan bicaranya melihat bola matanya itu sudah berubah.

"Biarkan semua keluar!" ucapnya dengan tenang tapi rasanya lebih menyeramkan daripada biasanya.

Jiang Yue langsung menunduk. "T-Tentu, Yang Mulia…"

Begitu semua orang pergi, Lian Zhen menatap kedua telapak tangannya, merasakan kekuatan baru berdenyut seperti api hitam di dalam tubuhnya.

Ia menarik napas panjang.

"…Tunggu aku, Qing Lou."

Matanya memerah.

"Aku akan menyelamatkan mu!"

..._BERSAMBUNG_...

1
Fransiska Husun
bagusss thorr
Leni: penulisnya ngerasa kurang soalnya...
total 1 replies
Leni
sekelas pemula bagus sii
うacacia╰︶
Gak disadari sampai pagi cuma baca cerita ini, wkwkwk.
Leni: terima kasih
total 1 replies
sareishon
Teruslah menulis dan mempersembahkan cerita yang menakjubkan ini, thor!
Leni: terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!