Gadis berusia dua puluh tahun harus merelakan impian pernikahannya dengan sang kekasih demi memenuhi keinginan terakhir sang ayah. Ia di jodohkan dengan bujang lapuk berusia empat puluh tahun yang hidup dalam kemiskinan.
Namun siapa sangka, setelah enam bulan pernikahan Zahira mengetahui identitas asli sang suami yang ternyata seorang milyarder.
Banyak yang menghujatnya karena menganggapnya tidak pantas bersanding dengan sang suami hingga membuatnya tertekan. Akan kah Zahira tetap mempertahankan pernikahan ini atau ia memilih untuk meninggalkan sang suami?
Dukung kisahnya di sini!
Terima kasih buat kalian yang mau suport author.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MEMILIH UNTUK PERGI
" Pernikahan ini palsu."
Jeduarrr...
Bagai di sambar petir di siang bolong, Della dan Aarav sama sama terkejut. Meskipun sedetik kemudian Aarav mengembangkan senyuman.
" A.. Apa tante?" Tanya Della menatap bu Hesti.
" Ya, pernikahan ini palsu. Aku sengaja melakukan ini demi Hira, karena aku tidak mau memiliki menantu selain dirinya." Sahut bu Hesti.
Della tersenyum kecut, " Heh, apa tante kira aku percaya?" Ujar Della. " Aku yang menyiapkan pernikahan ini, pak penghulu, saksi, dan dokumen nikah ini, semuanya asli. Aarav juga sudah mengucapkan ijab qobul yang membuat aku menjadi istri sahnya. Lalu kenapa tante bilang kalau pernikahan ini palsu? Pernikahan ini sah di mata hukum tante." Imbuh Della membela diri.
" Yang pertama, bagaimana kamu bisa menganggap pernikahan ini sah sedangkan yang menjadi wali nikahmu bukan ayah kandungmu? Pernikahan ini akan di katakan sah kalau ayah kandungmu sendiri yang menjadi wali nikahmu saat ini. Bukan lah ayahmu masih hidup, Della." Ucap bu Hesti tersenyum remeh.
Della mengepalkan erat tangannya, karena mengejar waktu agar Aarav tidak berubah pikiran, ia sampai tidak mengundang ayah kandungnya. Ia malah mengundang ayah angkatnya untuk menjadi wali nikahnya.
" Dan yang kedua." Ucap bu Hesti menatap pak penghulu. " Pak penghulu, saksi dan buku nikah itu juga palsu Della."
Deg....
Jantung Della seolah berhenti berdetak.
" Ba.. Bagaimana mungkin?" Tanya Della tak percaya.
" Kamu pikir, hanya kamu yang cerdik di sini?" Bu Hesti tersenyum lagi, " Kau tidak menyadari kalau aku lebih cerdik di sini." Imbuhnya. " Orang orangmu yang kamu bayar untuk menikahkan kamu dengan Aarav sudah aku ganti dengan orang orangku. Kalau tidak percaya kau telepon saja penghulu yang kamu sewa dan tanyakan dimana dia sekarang."
Della langsung menelepon penghulu yang ia undang.
Tut... Tut...
" Halo nona, nona tolong saya!"
Della tercengang mendengar suara penghulunya.
" Anda dimana pak? Kenapa anda tidak datang ke sini?" Tanya Della.
" Di tengah perjalanan kami di hadang orang orang suruhan bu Hesti nona. Saat ini kami di sekap. Ini yang menerima telepon anak buahnya bu Hesti nona. Tolong segera bebaskan kami."
Della mematikan sambungan teleponnya. Ia menatap bu Hesti dengan tajam.
" Rupanya kau berbuat curang tante. Setelah kau mendapatkan bukti bukti itu, kau mempermainkan aku. Kalau begitu aku tidak mau jadi saksi masalah ini. Aku yakin, meskipun ada bukti tapi tanpa saksi kalian tidak akan menang." Ucap Della.
" Siapa bilang nggak ada saksi?"
Della terkejut, Arkan mendekatinya lalu menunjukkan ponselnya.
" Semua yang anda katakan tentang kesaksian anda sudah ada di sini nona. Jadi kami tidak membutuhkan anda lagi." Ucap Arkan.
Tubuh Della terhuyung, ia merasa kalah.
Bu Hesti tersenyum, ia mendekat. " Sekarang pergilah! Terima kasih atas kerja kerasmu. Aku akan mentranfers sejumlah uang untuk usahamu ini. Dan ingat! Jangan pernah ganggu keluargaku lagi. Apalagi mendekati Hira. Kalau tidak, kau akan tahu akibatnya. Aku pasti akan membuatmu mendekam di penjara bersama dengan kakek simpananmu itu." Ancam bu Hesti.
" A.. Aku akan pergi." Dengan rasa malu yang telah menutupi wajahnya, Della pergi meninggalkan ballroom hotel itu. Bu Hesti bernafas lega.
" Arkan, apa sudah kamu lakukan perintahku yang terakhir?" Tanya bu Hesti.
" Sudah nyonya, saya sudah melapor polisi dan mengirimkan bukti buktinya. Sekarang tuan Seno sedang di bawa ke kantor polisi oleh orang orang kita." Sahut Arkan.
" Kerja bagus, saya akan berikan bonus buatmu." Ucap bu Hesti.
" Terima kasih nyonya." Ucap Arkan.
" Kepada para tamu undangan, saya ucapkan terima kasih atas kehadiran anda semua, mohon maaf jika hari ini kalian semua harus melihat drama yang sangat memalukan keluarga saya. Saya harap kejadian ini tidak perlu terdengar ke telinga orang luar. Karena siapa yang berani menyebarkan gosip, dia harus siap menanggung konsekuensinya. Saya rasa acara telah selesai. Saya permisi." Ucap bu Hesti meninggalkan tempat acara.
" Mama." Panggil Aarav membuat bu Hesti menghentikan langkahnya.
Aarav mendekati ibunya. " Terima kasih mama sudah mau membantuku. Aku tidak tahu, tanpa mama aku akan jadi apa." Ucap Aarav.
Bu Hesti menatap putranya, " Mama melakukan ini demi Hira. Tapi entah Hira bisa melihat semua ini atau tidak mama tidak tahu."
Mengingat Hira membuat Aarav menjadi gelisah. " Ma, dimana Hira? Aku harus meminta maaf padanya." Tanya Aarav.
" Kamu tidak hanya harus meminta maaf padanya, tapi juga harus mencarinya."
" Apa maksud mama?" Tanya Aarav.
" Hira pergi entah kemana. Mama sudah menyuruh orang orang kita untuk mencari tapi tidak ketemu."
" Apa?????" Pekik Aarav. " Mama jangan bercanda! Kasih tahu aku dimana Hira, ma." Imbuh Aarav.
" Mama sudah bilang tidak tahu. Tadi saja kamu tidak peduli dengannya, lalu kenapa sekarang kamu bingung mencarinya?" Sindir bu Hesti.
" Aku tahu aku salah ma. Aku minta maaf! Aku memang bodoh karena bertindak dengan ceroboh. Tapi bukan kah mama sudah menangani semuanya? Sekarang aku tinggal minta maaf sama Hira." Ujar Aarav.
" Tidak selamanya mama bisa mendampingimu Aarav. Kalau kamu tidak bisa berpikir jernih atau bertindak ceroboh lagi, mama takut kamu akan menghancurkan keluargamu sendiri."
" Iya ma aku tahu. Sekali lagi aku minta maaf. Tolong kasih tahu aku dimana Hira sekarang! Aku akan membujuknya dan meminta maaf padanya ma. Aku akan menebus kesalahan ini padanya." Desak Aarav.
" Kesalahan yang kau lakukan kali ini sangat fatal. Tidak ada wanita yang rela suaminya menikah lagi. Apalagi keputusan itu di ambil di depan matanya. Mama rasa harga diri Hira terluka saat ini. Bahkan hatinya pasti sangat sakit. Kalau dia memilih pergi, itu sudah pilihan yang sangat tepat. Jika mama jadi dia, mama juga akan melakukan hal yang sama. Dan sekali lagi dengar baik baik! Mama tidak tahu Hira pergi kemana. Jadi jangan tanyakan hal itu lagi pada mama. Kamu ingin menebus kesalahanmu bukan? Maka kamu harus cari sendiri dimana Hira berada. Mama terlalu lelah hari ini, mama mau pulang. Sebelum kamu menemukan menantu mama, kamu tidak di ijinkan pulang ke rumah utama."
Setelah mengatakan itu bu Hesti pergi meninggalkan Aarav. Tubuh Aarav luruh ke lantai, dunianya terasa hancur karena ulahnya sendiri.
" Hira, kamu kemana sayang? Tolong jangan tinggalkan mas! Pernikahan mas dan Della tidak terjadi. Mas mohon kembalilah!" Aarav begitu menyesali perbuatannya sendiri.
Bu Hesti menoleh ke belakang. " Sebagai pria sejati, kau harus bertanggung jawab dengan apa yang telah kamu perbuat. Rupanya selama ini aku terlalu memanjakanmu. Memimpin perusahaan saja bisa, giliran masalah seperti ini melow kayak permen karet." Ujar bu Hesti dalam hati.
" Arkan!!!!!!" Panggil Aarav berteriak.
Arkan yang berada di luar langsung berlari menghampiri Aarav.
" Iya tuan."
" Kerahkan semua anak buahmu dan cari istriku. Kalian harus bisa menemukannya, kalau tidak maka aku akan memecat kalian semua." Titah Aarav dengan nada tinggi.
" Maaf tuan! Anak buah kita sudah mencari nyonya muda sejak tadi, tapi kami tidak bisa menemukannya."
Karena emosi Aarav langsung berdiri, ia menarik kerah leher Arkan.
" Cari lagi! Sampai ketemu! Kalau tidak, kau akan tahu akibatnya!"
" Ba.. Baik tuan." Sahut Arkan.
Aarav mendorong Arkan, " Argh!!!!!" Teriak Aarav menarik rambutnya sendiri dengan kasar.
" Aku harus menemukan Hira, ya aku harus menemukannya." Aarav berjalan dengan langkah cepat meninggalkan ballroom hotel. Arkan menggelengkan kepalanya, " Giliran sudah begini saja baru ingat sama istri. Tadi di cegah sama nona Hira, nggk mau mendengarkan. Semoga anda bisa menemukan nona Hira, tuan."
TBC...
..pintaran mak mu dr pd luu...😏😏