NovelToon NovelToon
Menikahi Bos Mantanku

Menikahi Bos Mantanku

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: Me Akikaze

"Apakah kamu sudah menikah?" tanya Wira, teman satu kantor Binar. Seketika pertanyaan itu membuatnya terdiam beberapa saat. Di sana ada suaminya, Tama. Tama hanya terdiam sambil menikmati minumannya.

"Suamiku sudah meninggal," jawab Binar dengan santainya. Seketika Tama menatap lurus ke arah Binar. Tidak menyangka jika wanita itu akan mengatakan hal demikian, tapi tidak ada protes darinya. Dia tetap tenang meskipun dinyatakan meninggal oleh Binar, yang masih berstatus istrinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Akikaze, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tell Me

"Jika anda menginginkan yang lebih cantik, kami akan siapkan," ujar salah satu laki-laki yang sudah tidak muda lagi itu berbisik di telinga Aksa setelah rapat usai. Aksa menatap laki-laki itu dengan tatapan datar. Laki-laki itu terkekeh. "Di sini ceweknya....," laki-laki itu mengangkat dua jempolnya. "Lebih dari sekretaris pak Aksa," imbuhnya.

Aksa melirik ke arah Binar yang berada di meja lainnya, wanita itu tengah sibuk menata berkas yang baru saja dirapatkan.

"Maaf, saya akan kembali ke hotel," jawab Aksa tidak merespon apa yang dikatakan oleh laki-laki itu.

"Atau bisa saya suruh ke hotel di mana Bapak menginap," bisiknya lagi. Aksa berjalan tanpa menoleh.

Bukan hal rahasia, di dunia bisnis ini adalah hal yang sudah sangat biasa. Hanya saja Aksa tidak akan pernah melakukannya, murka Ibunya akan jauh menakutkan. Aksa menggelengkan kepalanya.

Binar masih berada di mejanya, membereskan barang-barangnya saat Aksa mulai meninggalkan tempat tersebut.

"Kamu sekretaris Pak Aksa?" tanya laki-laki yang sama.

"Iya Pak," jawab Binar dengan sopan.

"Minta tolong supaya Pak Aksa selain mendapatkan investor di sini, pak Aksa juga bisa menjadi sponsor utama di perusahaan kita," pintanya.

"Maaf,Pak. Semua adalah hak pak Aksa, saya hanya bawahan saja,"

"Bawahan yang siap dibawa kemana saja ya?" suara itu seolah melecehkan. Binar melihat laki-laki itu dengan tatapan tidak nyaman.

"Maksud Bapak?"

"Bukan rahasia lagi jika sekretaris wanita, apalagi kalau cantik begini, biasanya mudah dibawa kemana-mana, dan...." laki-laki itu berbisik di telinga Binar. Mendengar kalimat terakhir, Binar merasa sangat direndahkan sebagai wanita.

"Jaga ucapan Bapak ya," suara Binar meninggi. Lalu tangannya mengambil ipad dan berlalu.

Binar berjalan keluar ruangan tersebut dan mendapati Aksa berada tepat di depan pintu, dia melirik sebentar ke arah Binar, lalu melihat ke arah laki-laki tadi yang masih berdiri di sana.

"Brengsek," ungkap laki-laki itu mengumpat merdu.

Sepanjang perjalanan, Binar menahan amarahnya. Dia berusaha menahan dirinya agar terlihat baik-baik saja.

Tidak mengucap apapun, Binar masuk ke dalam kamarnya. Aksa hanya melirik, lalu masuk ke kamarnya juga. Malam ini free, tidak ada agenda pertemuan apapun. Binar merasa lega bisa istirahat dengan nyenyaknya. Dia juga sudah menyiapakan makan malam dari hotel untuk Aksa, agar diantara ke kamar saja.

Binar masih terngiang ucapan laki-laki tadi, membuatnya muak dan marah.

Terdengar pintu diketuk, Binar yang baru saja selesai membersihkan make upnya menoleh, mendekat ke pintu. Mengintip dari kaca kecil dan melihat wajah Aksa di sana.

"Pak Aksa?" bisiknya, lalu membuka pintu segera.

"Iya, pak?" Binar mengangguk.

"Saya ingin keluar, bisa temani saya?" tanya Aksa.

"B-baik Pak, tapi saya belum mandi,"

"Saya juga, setengah jam lagi kita ketemu di lobby,"

"Baik, Pak"

Tidak ada ucapan lain selain iya, meskipun tujuannya pun dia tidak tahu. Binar bergegas masuk ke dalam kamar mandi dan mandi dengan kilat, 30 menit terasa amat singkat untuk mandi dan make up kembali.

Binar celingukan di lobby mencari Aksa yang katanya akan bertemu 30 menit setelah pemberitahuan tadi. Tapi dia tidak melihat batang hidung Aksa.

Terdengar suara klakson dari depan pintu, kaca mobil terbuka dan nampak jelas Aksa dibalik kemudi. Binar menyadari jika Aksa sudah berada di sana menunggunya, Binar segera keluar.

"Bapak tidak pakai sopir?" Binar mengernyit, melihat Aksa sendiri yang akan mengemudikan.

"Enggak, ayo naik"

"Baik," Binar menjawab dengan suara ragu. Binar duduk di samping Aksa, ini adalah adegan kesekian dia duduk di samping Aksa. Tapi tetap saja membuatnya canggung.

"Jadi saya mau survey bagaimana mall di kota ini," Aksa membuka obrolan setelah beberapa saat mereka terdiam setelah mobil berjalan.

"Ini kota kalau dibilang kecil ya tidak kecil tapi dibilang besar juga tidak besar, tapi di sini cukup ramai,"

Aksa melihat ke samping, kaget mendengar penuturan Binar.

"Iya pak, tapi di sini mall selalu ramai,"

"Oh ya?"

Binar mengangguk.

"Kamu kok paham sekali?"

"Karena saya lahir di sini" jawab Binar dengan senyum kecilnya.

"Pas berarti saya ngajak kamu kesini,"

Binar hanya tersenyum mendengarnya. Tapi ternyata bekerja dengan bos besar seperti Aksa membuatnya banyak mendapat tekanan mental, dimuali dari mengenal orang seperti Martin yang lingkupnya sangat tidak sehat dan aneh menurut Binar yang tidak terbiasa dengan hal tersebut. Lingkungan klien yang menurutnya sangat-sangat rusak moralnya dengan menganggapnya sebagai wanita gampangan.

"Maaf karena sudah membuat kamu tidak nyaman, jangan pikirkan, saya akan membatalkan kerja sama saya dengan Pak Erik," Aksa menyebut nama laki-laki itu. Binar menoleh ke arah Aksa, tidak menyangka itu akan dilakukan Aksa.

"Saya paling jijik dengan laki-laki yang memandang rendah wanita," Aksa menggeleng. Mobil perlahan masuk ke dalam basement. Sekeliling menjadi sedikit gelap. Aksa melepas sabuk pengamannya, begitu juga Binar. Mereka turun dari mobil dan masuk ke mall lewat pintu basement.

Aksa nampak menikmati pandangannya, di mana banyak orang yang menghabiskan waktu di mall tersebut.

"Jadi berapa lama kamu menghabiskan waktu di kota ini?"

"Seumur hidup, Pak. Hanya saja setahun ini harus meninggalkan kota tercinta," Binar membuka obrolan.

"Orang tua masih di sini?"

Binar mengangguk, kembali mengingat keberadaan orang tuanya di sini.

"Kamu boleh pulang ke orang tua setelah pekerjaan semua selesai," Aksa memberikan ide. Binar terdiam sesaat, tidak semudah dan sesederhana itu. Hal itu tentu membahagiakan, tapi tidak semudah itu. "Nggak apa-apa lho kalau kamu mau ketemu, it's okay" Aksa benar-benar memberikan kesempatan untuk Binar.

Aksa menarik kursi dan memberikan kode pada Binar untuk duduk di sana, sebuah tenant kopi ternama. "Aku tahu kamu suka kopi, pasti kamu juga suka kopi ini, aku pesan dua,"

"Terima kasih, Pak."

"Beneran, setelah ini aku butuh informasi yang banyak dari kamu mengenai kota ini, bagaimana masyarakat di kota ini,"

"Tapi saya bukan analis, Pak. Saya rasa ada yang jauh lebih kompeten dibandingkan saya,"

"Informasi dari warlok juga tidak kalah penting,"

Kopi yang dipesan Aksa baru saja tiba, terlihat asap mengepul. Aromanya menggugah selera.

"Sorry, boleh tanya sesuatu?" ujar Aksa setelah menyesap kopinya, Binar yang masih memegangi gelas kopinya mengarahkan pandangannya ke Aksa.

"Iya, Pak"

"Menurut kamu, usia 30 belum menikah itu apa termasuk tua?" tanya Aksa blak-blakan.

Binar menelan ludahnya, tidak biasanya Aksa yang terlihat kaku dan formal itu bertanya hal nyeleneh. Binar menggeleng.

"Apakah aku perlu untuk kencan buta?"

Pertanyaan semakin kemana-mana. "Aku tipe orang yang enggan ribet, tapi ternyata keluargaku menginginkan aku menikah. Bahkan aku tidak yakin jika menikah itu akan membuat orang bahagia atau tidak," Aksa kembali menyesap kopinya. Binar terdiam, kembali dia memegang gelas kopi dengan kedua tangannya. Untuk menghindari rasa canggung menjawab, Binar ikut menyesap kopinya.

Pernikahan adalah hal yang membahagiakan, namun itu bukan untuk dirinya saat ini. Dia sedang bertarung dengan dukanya pernikahan saat ini.

"Binar!!" ucap sebuah suara memecahkan keheningan yang tercipta antara Aksara dan Binar Senja.

1
neur
kereeen
Sunaryati
Selidiki Pak Aksa siapa suami Binar, setelah tahu pecat saja, kan istrinya juga menyarankan untuk keluar dari perusahaan anda
Sunaryati
Kau sekarang karirmu bagus Tama tapi ingat karma
Sunaryati
Tabiatmu buruk suka mengkonsumsi minuman soda dan beralkohol, hatimu busuk begitupun dengan Tama, fix anak yang ditunggu cacat atau keguguran dan rahim diangkat. Sedangkan Binar makin bersinar
Sunaryati
Calon mantan mertuamu nanti akan malu sendiri oiya perusahaan Helena sudah bermasalah kan? Mungkin sebentar lagi kolaps
Sunaryati
Semoga setelah lepas dari Tsma kamu menemukan kebahagiaan kamu, Binar. Dan Tama Tama hidup dalam penyesalan, kemiskinan, dan kehampaan, itu harapan emak Thoor. Pengkhianat jangan dilindungi 💪💪🙏🙏
Sunaryati
Semoga berjalan lancar dan sukses Bos Aksa dengan pendamping sekretaris handal
Sunaryati
Semoga anak Helena cacat karena selalu mengkonsumsi minuman beralkohol
Sunaryati
Semangat semoga kamu semakin sukses dan dikelilingi banyak orang yang menyayangimu, Binar
Sunaryati
Segera layangkan gugatan cerai jika perlu laporkan dengan bukti, tentang perzinahan
Sunaryati
Benar kamu harus cepat- cepat pergi. toh Tama juga berpikiran untuk melepasmu dan Helena menginginkan Tama. Tapi kemungkinan Tama lusa berselingkuh lagi, kamu yang diperjuangkan 5 tahun saja diselingkuhin apalagi Helena hanya sebentar, apalagi jika Helena tak punya kuasa lagi
Sunaryati
Syukurin kamu suami tamak, pokoknya kamu dan Helena harus dapat karma yang pedih. Kamu wanita tersakiti yang tangguh emak suka. Jika dia manusia itu sudah dapat karma emak beri 5 ⭐
Sunaryati
Beri karma pada Helena dan Tama Thoor, buat bangkrut dan Tama dipecat
Sunaryati
Oh kirain lihat Tama dan selingkuhannya, ternyata Bosnya yang mabuk
Sunaryati
Kamu seharusnya instropeksi diri Tama, atau kamu terlanjur nyaman dengan perselingkuhan kamu
Sunaryati
Langsung ketahuan kan Tama, sebentar lagi hancur hidupmu dan tamat karirmu dan selingkuhan kamu seharusnya direkam Binar, jadi jika Tama mengelak ada bukti.
Sunaryati
maksudnya Binar
Sunaryati
Wah Binatang jadi sekretaris Pak Aksa, semoga tempat kerja suaminya dan bisa membongkar perselingkuhan mereka.
Sunaryati
Nah benarkan ada bau perselingkuhan?
Sunaryati
Salah paham, kamu🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!