NovelToon NovelToon
KEMBALINYA JENDERAL PERANG

KEMBALINYA JENDERAL PERANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Kisah cinta masa kecil / Dikelilingi wanita cantik / Percintaan Konglomerat / Bad Boy / Kriminal dan Bidadari / Rebirth For Love
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: SuciptaYasha

Update setiap hari!

Leon Vargas, jenderal perang berusia 25 tahun, berdiri di medan tempur dengan tangan berlumur darah dan tatapan tanpa ampun. Lima belas tahun ia bertarung demi negara, hingga ingatan kelam tentang keluarganya yang dihancurkan kembali terkuak. Kini, ia pulang bukan untuk bernostalgia—melainkan untuk menuntut, merebut, dan menghancurkan siapa pun yang pernah merampas kejayaannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30 Hubungan yang rumit, Kemarahan Antony

Bibir Leon menekan bibir Angeline dengan tegas, penuh klaim. Sentuhan itu tidak berhenti pada ciuman singkat—ia dalam, panas, menggulung lidahnya, menuntut, merenggut napas Angeline.

Tangannya mencengkeram lembut tengkuk wanita itu, seakan ingin memastikan Angeline tidak bisa menghindar. Setiap desakan bibir, setiap gesekan lidah, seolah menjadi tanda kepemilikannya yang tak terbantahkan.

Angeline sempat meronta, tangannya menekan dada Leon, mencoba mendorongnya. Tapi kekuatannya runtuh sedikit demi sedikit. Tubuhnya melemas, napasnya terengah, hingga akhirnya ia hanya bisa terhanyut dalam gelombang panas yang menelan dirinya bulat-bulat.

Detik terasa panjang. Hanya desahan napas mereka yang berpadu.

Akhirnya, Leon perlahan melepaskan ciumannya, menatap wajah pucat namun memerah milik Angeline. Suasana seketika menjadi canggung. Angeline menunduk, rambutnya jatuh menutupi sebagian ekspresinya sehingga sulit terbaca.

Suara Leon terdengar berat, hampir seperti perintah. “Sekarang… apa kau sudah mengingatnya?”

Hening. Angeline menggigit bibirnya yang masih bergetar. “Ya… aku ingat dengan jelas...”

Sekejap senyum tipis muncul di bibir Leon. Perlahan, Angeline mengangkat wajah. Sorot matanya berkilat mengandung kemarahan yang membara.

“Jelas kau seorang bajingan!”

PLAK!

Tamparan keras mendarat di pipi Leon, suaranya membelah udara sore hingga membuat burung-burung di sekitar taman beterbangan panik.

Angeline berbalik cepat, langkahnya penuh amarah. “Sampah! Gila! Bajingan! Brengsek! Dia pikir dirinya siapa, hah!” gerutunya sambil berjalan menjauh.

Leon terdiam, pipinya memerah terasa panas. Ini adalah pertama kalinya Leon dipukul oleh seorang wanita. Dan entah kenapa rasanya lebih menyakitkan dari yang dia bayangkan

Namun, Leon tidak terlalu marah. Karena sekilas, hanya sekilas setelah ciuman panas itu, Leon dapat melihat sedikit ekspresi manis Angeline yang menawan...

....

Beberapa menit kemudian, Ruang Kerja Gerald.

Leon duduk dengan tenang di kursi tamu, wajahnya dingin, nyaris tak terusik meski pipinya masih menyimpan jejak kemerahan. Jemarinya terjalin santai di atas lutut, seolah tak ada satu pun badai yang baru saja ia lalui.

Gerald duduk di mejanya sambil menenggelamkan wajahnya diantara jemarinya. Lama ia terdiam, hanya suara detik jam yang mengisi ruangan.

Hingga akhirnya, sambil menghembuskan napas kasar Gerald bertanya. “Apa yang akan Anda lakukan selanjutnya, Tuan Leon?”

Leon mengangkat alis sedikit, suaranya tenang. “Kau bertanya seakan-akan aku yang salah, Gerald.”

Gerald tampak gugup. “Tapi tetap saja, Anda telah mempermalukan Alric D'Arvenne di hadapan para tamu kehormatan, para bangsawan, dan puluhan wartawan. Semua mata dunia sedang memperhatikan Anda sekarang!"

Gerald mengingat kembali kejadian beberapa jam yang lalu di pesta ulang tahun putrinya. Setelah Angeline pingsan dan Gerald memeluknya, Alric tiba-tiba datang dan memprovokasi Leon. Pria itu membocorkan identitas Leon sebagai aib keluarga dan orang yang seharusnya tidak pernah kembali di hadapan semua orang.

Ia juga memutarbalikkan fakta dan menuduh Leon sebagai orang yang ingin menghancurkan karier Angeline.

Namun, Leon sama sekali tidak terprovokasi. Hingga pada akhirnya Alric melewati batas yang seharusnya tidak pernah ia lewati. Pria itu dengan penuh kelicikan menghina orang tua Leon di hadapan semua orang.

Hal itu membuat Leon begitu marah dan murka, ia mendatangi Alric yang masih berpikir jika Leon tidak mungkin menyakitinya di hadapan umum. Tapi dugaannya salah besar, Leon mencengkram wajah Alric dengan cekatan sebelum membantingnya ke lantai. Belum cukup disana, Leon terus menghajar wajah Alric hingga tidak berbentuk sebelum mematahkan kakinya.

Seluruh kebrutalan Leon terekam kamera wartawan yang melihatnya dengan ngeri, tidak ada yang berani mendekat, tidak ada yang berani bersuara, apalagi membela Alric.

Gerald mengusap wajahnya kasar, keringat dingin merembes di pelipisnya. “Apa Anda sadar apa yang telah Anda lakukan? Alric bukan sembarang anak bangsawan. Dia adalah putra kesayangan Antony D’Arvenne!”

Ia mencondongkan tubuh ke depan, tatapannya penuh panik. “Kabar ini pasti sudah sampai di telinganya sekarang. Dan saya yakin—Antony telah murka. Saya tidak akan terkejut jika malam ini juga dia mengirim pembunuh bayaran untuk menghabisi Anda.”

Leon hanya duduk santai, menautkan jari-jarinya di atas lutut. Wajahnya tetap dingin, bahkan nyaris acuh. “Biarkan dia murka. Biar dia mengirim siapa pun yang dia mau. Aku tidak peduli.”

Gerald terperanjat, lalu menghela napas berat, hampir frustasi. “Tentu saja Anda tidak peduli. Anda adalah pria yang dijuluki jenderal perang… tapi kali ini berbeda.” Suaranya merendah, sarat dengan kecemasan. “Kali ini, Anda sendirian. Tidak ada pasukan. Tidak ada bawahan yang melindungi Anda!”

Tatapan Leon perlahan mengeras, sorot matanya menusuk tajam ke arah Gerald dengan sedikit rasa tersinggung. “Apa kau meremehkanku, Gerald? Apa kau lupa? Aku dijuluki jenderal perang bukan karena pasukanku. Julukan itu lahir karena aku sendiri yang membantai musuh-musuhku. Dengan tanganku sendiri! Dengan darah mereka yang menodai tanah tempatku berdiri!”

Keheningan menelan ruangan. Detik jam terdengar semakin keras. Gerald terdiam, matanya memandang Leon lama—dan seketika ia teringat, pria di hadapannya bukanlah perwira biasa. Ia adalah veteran dengan seribu pertempuran, seorang pria yang berjalan beriringan dengan kematian.

"Maafkan saya..." ucap Gerald pada akhirnya.

Leon menghela nafas panjang, ia menyandarkan tubuhnya ke kursi, nada suaranya lebih tenang daripada sebelumnya.

“Selain itu, ada hal yang jauh lebih penting daripada masalah ini.”

Kening Gerald berkerut. “Apa maksud Anda? Apa yang bisa lebih penting daripada ancaman dari keluarga D’Arvenne?!”

Leon menatapnya lurus. “Putrimu.”

Gerald sontak terbelalak, nyaris berdiri dari kursinya. “A-Angeline?!”

Ia buru-buru mengangkat tangan, mencoba menenangkan suasana. “Tuan Leon, dengarkan saya baik-baik. Saya… saya memang melakukan kesalahan waktu itu. Saya salah bicara. Saya seharusnya tidak menyebut Anda sebagai calon menantu di depan semua orang. Saya tidak serius tentang hal itu!”

Namun Leon tidak bergeming. Ia hanya meraih cangkir kopi di meja kecil di samping kursinya, menyeruput perlahan dengan ketenangan yang menusuk.

“Semuanya sudah terlanjur, Gerald. Dunia sudah percaya. Dan tidak ada yang perlu kau klarifikasi pada media.”

Gerald mengerutkan alis, suaranya tercekat. “Tidak ada yang perlu… diklarifikasi? Maksud Anda?”

Leon meletakkan cangkirnya dengan lembut, lalu menatap Gerald dengan sorot mata yang penuh arti. “Biarkan saja orang-orang berkata begitu. Biarkan dunia percaya bahwa aku adalah calon menantumu.”

Wajah Gerald memucat, suaranya nyaris bergetar. “T-tidak mungkin… Tuan Leon, jangan bilang, Anda benar-benar… menyukai putriku?”

Leon tidak menjawab. Ia hanya kembali meraih cangkir kopi, menyeruput dengan santai, seakan pertanyaan itu terlalu sepele untuk dijawab.

Gerald mencondongkan tubuh, menatapnya penuh harap. “Itu tidak benar, kan?”

Namun Leon tetap diam.

“Kan?” ulang Gerald sekali lagi, lebih lemah, sebelum akhirnya hanya bisa bisa menjatuhkan diri di kursinya dengan lemas.

1
Hendra Saja
sampai saat ini menarik....MC nya Badas...
Hendra Saja
semangat up Thor.......makin seru
Rudik Irawan
sangat menarik
Kustri
☕semangat UP😍
Cha Sumuk
mantap mc cowok nya ga kaleng2 bnr..
Caveine: makasih kak🥰🥰
total 1 replies
Kustri
kutemani thor☕☕☕untukmu💪
Caveine: makasih bang 🥰🥰
total 1 replies
Kustri
wajib dibaca!!!
Kustri
waduuuh jgn biarkan wanitamu dipermalukan , leon
ayooo muncullah!!!
Kustri
weee... leon curi start
gmn malu'a klu tau angeline anak si komandan🤭😄
Kustri
angeline anak komandan?
Kustri
tambah semangat 💪
Kustri
woii tanggung jwb kau, leon🤭
Kustri
apa edward kakak leon
Kustri
latihlah anak" buah garka spy lbh tangguh
Kustri
uuh.... kalimat"mu, keren
sangtaipan
mantap
Kustri
gaaaas pooll
Kustri
wkwkkkk... victor polisi penjilat, rasakno!!!
ternyata sang komandan telah mengenal leon
Kustri
siap thor!
ah, leon akhir'a dpt sekutu
Kustri
seruuu...!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!