Edgar dan Louna dituduh membuang bayi hasil hubungan mereka. Enggan berurusan dengan hukum, akhirnya Edgar memutuskan untuk menikahi Louna dan mengatakan bayi itu benar anak mereka.
Selayaknya mantan kekasih, hubungan mereka tidak selalu akur. Selalu diwarnai dengan pertengkaran oleh hal-hal kecil.
Ditambah mereka harus belajar menjadi orang tua yang baik untuk bayi yang baru mereka temukan.
Akankah pernikahan yang hanya sebuah kesepakatan itu berubah menjadi pernikahan yang membahagiakan untuk keduanya ?
Atau mereka akan tetap bertahan hanya untuk Cheri, si bayi yang menggemaskan itu.
Yuk ikuti kisahnya...!!
Setiap komen dan dukungan teman-teman sangat berharga untuk Author. Terimakasih 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa Miya ?
Siang ini Cheri masih berada di restoran bersama Tuan Benjamin, Daddy nya Louna.
Nyonya Elise masih belum datang. Ia mengatakan masih membeli sesuatu bersama dengan Nyonya Monik. Dan nanti akan menjemput Cheri di restoran.
"Kedua Nenekmu begitu sibuk, Cheri". Kata Tuan Ben dan dibalas dengan tawa oleh Cheri.
"Kakek jadi lapar. Tapi tidak tega membiarkanmu hanya melihat saja". Tuan Ben melihat kearah ruang kerjanya yang berantakan karena banyak sekali mainan Cheri. Padahal bayi itu masih belum bisa memainkannya.
Ia juga membeli karpet yang bagus agar Cheri bisa bermain dengan nyaman.
"Sayang, aku datang". Suara Nyonya Elise membuat Tuan Ben membuka matanya yang hampir terpejam.
"Ben, kau bilang menjaga Cheri tapi malah kau tinggal tidur". Omel Nyonya Elise.
"Aku lapar, tapi kalau aku makan Cheri selalu melihatnya. Aku jadi tidak tega". Jawab Tuan Ben sambil duduk.
Nyonya Elise mengambil Cheri yang tengkurap dengan empeng di mulutnya.
"Kau lapar juga ya, sayang. Ayo kita buat makanan untukmu. Ada Aunty Jolie juga disini". Nyonya Elise. Membawa Cheri keluar dan menuju ke dapur restoran diikuti Tuan Ben.
Suasana dapur sangat sibuk sebab sudah memasuki waktu makan siang.
"Jolie, coba lihat siapa ini". Nyonya Elise memanggil Jolie, adik Louna yang berprofesi sebagai model.
Ia sedang meminum jus alpukat dan membuat nya sendiri sebab tau jika semua pelayan dan chef sedang sibuk.
"Wah, si pipi bulat disini rupanya. Ayo, ikut dengan Aunty". Jolie mengambil alih Cheri yang mulai mengoceh dengan air liur yang menetes.
"Dia lapar. Mommy ingin membuatkan bubur untuknya. Kau bawa dia keluar. Sebentar lagi Aunty Monik akan datang".
"Baiklah. Ayo, Cheri kita menghirup udara segar. Disini bau asap". Jolie menggendong Cheri dengan gemas. Pasalnya bayi itu sangat empuk jika dipeluk.
"Semoga nanti Aunty juga memiliki bayi selucu dirimu". Katanya menciumi seluruh tubuh Cheri dan Cheri tertawa karena geli.
Bruukk ..
Tiba-tiba ada seorang wanita yang menabrak Jolie dari depan. Untung saja ia menggendong Cheri dengan erat.
"Apa kau tidak punya mata ?" Teriak orang itu yang terlihat terburu-buru.
"Kau yang tidak punya mata. Sudah tau ada aku disini masih saja ditabrak". Sengit Jolie tidak terima dimaki.
"Ah minggir lah, kau mengganggu saja". Katanya dengan menyenggol bahu Jolie. Ia masuk ke dalam restoran sambil sesekali menoleh kebelakang.
"Orang yang aneh". Jolie tidak ambil pusing. Ia melanjutkan lagi langkahnya untuk pergi ke taman di dekat parkiran.
Ia duduk diayunan bersama Cheri yang terlihat gembira.
"Cheri, sayang. Nenek datang". Teriak Nyonya Monik yang baru saja turun dari mobil.
"Kau terlihat nyaman digendong Aunty Jolie. Semoga kau segera diberi yang seperti ini ya, Jolie". Kata Nyonya Monik mendoakan Jolie yang baru satu minggu menikah.
"Terimakasih Aunty. Kau ingin menggendong Cheri ?" Tawar Jolie. Terlihat Nyonya Monik hanya mengusap pipi Cheri dan segan untuk memintanya.
"Oh bolehkah ?"
"Tentu saja. Kenapa tidak ?" Jolie memberikan Cheri pada Nyonya Monik.
"Sebentar. Mommy menelfon". Jolie mengangkat panggilan dari Nyonya Elise yang menanyakan dimana mereka berada. Bubur untuk Cheri sudah siap.
"Mommy membuat bubur untuk Cheri. Sebentar lagi ia akan kemari". Kata Jolie duduk kembali di ayunan.
"Oh rupanya kau sudah datang, Monik". Kata Nyonya Elise yang menghampiri mereka dengan membawa nampan makanan.
"Iya. Aku tadinya ingin masuk tapi tidak sengaja melihat Cheri dan Jolie disini". Jawab Nyonya Monik.
"Baiklah, biar aku menyuapi Cheri". Nyonya Elise yang menyuapi Cheri makan dan Nyonya Monik yang menggendong Cheri. Kedua wanita paruh baya itu sangat senang mengasuh Cheri.
Jolie tersenyum melihatnya. Jika ia memiliki anak, ia berharap akan mendapatkan kasih sayang yang sama dari Mommy nya dan mertuanya.
"Aunty... Aunty Monik". Panggil seseorang.
Nyonya Monik memandang ke arah sumber suara. Begitu juga dengan Nyonya Elise dan Jolie juga ikut menoleh.
Jolie mengernyitkan keningnya. Bukankah wanita ini tadi yang menabraknya dan Cheri.
'Jadi ia mengenal Aunty Monik'.
"Miya ?" Kata Nyonya Monik pelan. Ia merasa tidak nyaman.
"Aunty, aku tidak menyangka akan bertemu dengan Aunty disini. Padahal niatku ingin mengunjungi Aunty nanti siang". Kata wanita berambut sebahu itu melangkah mendekat.
"Oh, iya. Tidak disangka sekali ya, Miya. Kapan kau kembali dari luar negeri ?" Tanya Nyonya Monik berbasa-basi.
"Baru kemarin aku datang, Aunty. Oh iya, aku dengar Ed sudah jadi pemimpin di Rumah Sakit milik Daddy nya. Aku belum bertemu dengannya. Pasti dia semakin tampan dan gagah". Kata Miya tanpa dosa.
Nyonya Elise dan Jolie seketika melebarkan matanya mendengar ucapan. Apa yang dia katakan ? Dia baru saja memuji suami Louna ?
Sedangkan Nyonya Monik merasa bingung harus bicara apa. Ia merasa sungkan pada Nyonya Elise dan Jolie.
Miya tidak berhenti bicara. Ia terus menerus memuji Edgar tanpa menyadari dua wanita lain yang mendengarnya ingin sekali menerkam.
Nyonya Elise dan Jolie saling melempar pandangan seolah bicara lewat tatapan mata itu.
"Eh, Aunty. Ini bayi siapa ? Kenapa kau menggendongnya ?" Miya baru menyadari jika Nyonya Monik menggendong bayi di depan dadanya.
Lalu Miya menoleh ke samping Nyonya Monik dan melihat ada Jolie. Miya ingat, wanita ini yang bertabrakan dengannya tadi sebelum masuk ke restoran.
"Kau ? Bukannya kau yang tadi.." Miya menunjuk Jolie.
"Aku yang tabrak". Jawab Jolie sengit.
"Salahmu sendiri berjalan sangat lamban". Balas Miya tidak mau kalah.
"Apa ? Kau sudah bersalah masih menyalahkan ku". Jolie tidak terima disalahkan. Ia sudah mengambil ancang-ancang ingin menyerang Miya.
"Jolie, sudahlah. Lihat, Cheri melihatmu terus dari tadi. Jangan sampai kau membuatnya takut". Kata Nyonya Elise mencari alasan. Ia sudah hapal dengan kedua putrinya yang tidak bisa disinggung.
"Oh, jadi bayi ini adalah anakmu. Tidak tau malu mengapa merepotkan Aunty Monik untuk menggendongnya. Harusnya kau gendong sendiri dia". Kata Miya sekali lagi memancing amarah Jolie.
"Kau ini benar-benar". Jolie sudah menarik rambut Miya tapi Nyonya Elise dan Nyonya Monik menghentikan nya.
"Miya, jaga ucapanmu. Memangnya kenapa kalau aku menggendong bayi ini. Lagi pula Jolie bukanlah Mommy dari bayi". Kata Nyonya Monik yang masih berusaha bersabar.
Nyonya Monik masih menghargai orang tua Miya yang merupakan sahabat baik dari Daddy kandung nya Edgar. Jadi ia tidak mau bersikap kasar pada Miya meskipun ia ingin melakukannya dari tadi.
"Benar sekali. Aku bukan Mommy dari bayi ini. Karena aku adalah Aunty nya. Dan bayi itu adalah anak dari Kakakku dan Edgar". Jolie sengaja menyebut nama Edgar agar membalas ucapan Miya yang seolah tau segalanya tentang Edgar.
Benar saja. Mendengar jika ini anak Edgar membuat wajah Miya pias. Ia tertegun. Tidak percaya dengan apa yang di dengar nya.
Melihat wajah Miya yang seperti itu membuat Jolie dan Nyonya Elise tertawa. Sedangkan Nyonya Monik masih menahan tawanya
"Kau bohong. Edgar tidak mungkin memiliki anak". Ucap Miya menggelengkan kepalanya.
"Itu terserah padamu. Aku tidak mau membuang waktuku untuk menjelaskan nya padamu". Cibir Jolie.
...
dan asli yaa.. cerita ini isinya santai dan kocak 👍🏻😁😂
please Up terus yaaa.. sukkaaa bangettt 😘❤️❤️