ini tentang alea si gadis polos keturunan mata sipit yang mencari jawaban mengenai hidupnya
tentang ketidak Adilan yang dia terima dari orang orang dekat yang dia sebut keluarga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
twenty-seven
Alea memang tidak pernah berpikir kalau william itu makhluk miskin yang tak sengaja tersasar masuk ke kamarnya. Sejak dia tahu harga hoodie yang dahulu iya pakai. Alea membuat catatan di kepala kalau william bukan orang yang sembarangan.
Namun, mengendarai Rolls Royce bukankah sangat keterlaluan untuk anak 17 tahun? Apalagi menabrakannya dengan sengaja ke mobil lain. Biaya perawatannya pasti sangat mahal sekali.
Dia punya uang dan dia mengakui dirinya orang kaya. Dua fakta lain alea temukan tentang william, selain cabul di juga narsistik.
" Kita belanjanya di pasar tradisional aja, liam. Aku udah punya langganan sendiri kok. Mbak yayu, seragam yang dia jual bagus-bagus dan murah". Alea merinding sendiri melihat banderol di seragam yang ia pegang hampir satu juta rp. Entah dari benang apa pakaian ini dibuat sampai harganya semahal ini.
" Udah yang ini aja. Kenapa harus nyari sesuatu yang gak ada sementara yang ada udah di depan mata".
" Tapi.." alea teringat uang di kantungnya sisa 10.000, gadis itu jadi cemas sendiri, bagaimana kalau william menyuruhnya membayar di kasir nanti. Laki-laki ini kan sedikit lain.
" Ada yang mau lo beli lagi nggak?".
Alea menggeleng cepat.
" Nggak, ini aja deh".
"Cuma ini doang? Serius?".
Alea mengangguk mantap.
"Kalau ini mau nggak lo?".
William menawarkan sebuah kaos berwarna merah muda dengan gambar kelinci di tengahnya.
" Lucu kalau lo yang pakai, kalau gue yang pakai sih ngga lucu".
" Semua barang di sini lucu-lucu, harganya doang ya nggak lucu". Alea melirik sedikit banderol nya dan benar saja, angka nol setelah angka 8 di depan ada lima. Alamak, untuk kaos biasa seperti ini saja harganya bisa sama hal ini. Alea sampai meringis ngeri.
" Nih lo cobain bajunya". Suruh william.
"Enggak ah, mahal. Aku juga udah punya banyak kok kaos".
"Tapi yang dari gue belum ada, kan. Makanya cepat nih cobain sama ini juga sekalian". William memberi rok pendek berwarna putih yang ada di sebelahnya. Lalu meletakkan dua benda itu dipelukan alea.
"Ganti baju lo yang basah itu biar gak kedinginan.
"Tapi..."
"Apa lo mau telanjang aja? Gue sih nggak masalah, malah suka. Cuma emang aga repot dikit harus nonjokin setiap orang yang ngeliatin lo di mall ini kalau lo telanjang".
" Ihh, liam. Kenapa sih mulut kamu cabul terus". Alea merengut masam.
"Soalnya lo suka banget membantah gue, emang apa susahnya sih nurutin apa yang gue mau. Cepet sana ganti sebelum gue yang gantiin baju lo di sini, mau?".
Alea menggeleng cepat lalu kabur seribu langkah dari william.tak lama gadis itu kembali muncul dengan paper bag ditangan, tempat dia menaruh bajunya yang lama. Alea melangkah malu-malu.
Rok pendek yang dia gunakan sedikit lebih tinggi dari dengkul, membuat paha putihnya jadi terekspos banyak. Selain itu kaos yang dia kenakan juga kebesaran, badan alea jadi tenggelam habis.dirinya yang kecil semakin kelihatan mungil.
William yang sedang duduk, langsung berdiri dari duduknya. Wajah laki-laki itu sumringah melihat penampilan gadis di hadapannya.
" Nah, kalau gini kan mantep". William berjalan, tangan laki-laki itu menarik pinggang Alea agar menempel pada tubuhnya.
" Cantik banget sih, gue suka. Bajunya cocok banget sama Lo.seksi".
" Apaan sih ".
Alea malu-malu dipuji seperti itu, dia menyelipkan rambutnya di balik telinga sambil menahan senyum.salah tingkah karena diperhatikan terang-terangan.
" Lo gemesin banget, kalau gini mana bisa gue tahan".
" Tahan apa?". Perkataan wiliam membuat alea curiga.gadis itu mendorong dada william agar sedikit menjauh.
" Jangan deket-deket".
" Kenapa?". Wiliam malah makin mendekat. " Kita nggak akan dimarahin satpam ko, kecuali kalau gue cium Lo".