Rena sedang asik membaca sebuah novel fantasi favoritnya, tak lama kemudian dia tertidur. Ketika dia membuka matanya dia sudah berada di dalam novel yang tadi di bacanya.
"Putri.Rena, apakah kamu sangat membenciku, mengapa kamu ingin bunuh diri"
" Siapa dia, mengapa dia terlihat bersedih, dan kenapa dia memanggilku putri Rena dan apa katanya aku ingin bunuh diri? ", tanya Rena dalam hati
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mira Dita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Saat ini putri Rena sedang berjalan - jalan dengan dayangnya di sekitar istana. Putri Rena sangat kagum, istana tempatnya sekarang dia tinggal sangatlah besar dan indah. Bentuk ukiran dan ornamen di dinding istana juga sangat menarik. Pot bunga yang diletakkan di sudut - sudut istana lebih menambah keindahan dan keasrian istana ini. Ketika sedang asik berjalan - jalan menikmati suasana di dalam istana. Putri Rena memegang sebuah vas bunga yang menarik perhatiannya, karena menurutnya vas itu memiliki bentuk yang unik.
Putri Rena berpikir "Bila vas dan hiasan dinding yang ada di istana saat ini bisa dia bawa ke jamannya dan menjualnya, dia pasti akan menjadi seorang miliader dadakan. Karena bisa menjual barang antik dan bersejarah. Ha ha ha", Putri Rena tertawa dalam hati membayangkan hal konyol yang ada di pikirannya. Setelah puas melihat - lihat suasana dalam istana, putri Rena melanjutkan perjalanannya lagi.
"Ayo Lia, kita lanjutkan lagi, sekarang antar saya melihat - lihat taman istana! ",
"Mari putri saya antar ke tempat taman istana! ",
Ketika hendak melanjutkan perjalanannya, ada prajurit yang lewat, mereka kemudian memberi salam pada putri Rena.
"Selamat siang putri Rena! ", kata prajurit itu.
"Selamat siang! ", jawab putri Rena.
Setelah memberikan salam prajurit itu pun pergi melanjutkan tugasnya. Putri Rena dan dayangnya juga melanjutkan perjalanannya menuju taman istana.
Sekarang putri Rena sudah berada di taman istana. Putri Rena sangat takjub dengan keindahan taman istana yang penuh dengan beraneka bunga berwarna - warni. Bahkan ada jenis bunga yang tidak pernah dia lihat di jaman dia dulu. Di sekitar taman itu ada bangku dan meja yang disediakan disana. Putri Rena dan dayang berjalan menuju kesana. Setelah sampai putri Rena duduk sambil menikmati keindahan taman itu.
"Putri apa perlu saya siapkan minum dan camilan untuk menemani putri di sini? ", tanya dayangnya.
" Benar bawakan minum dan camilan ke sini! ", titah putri Rena.
Sambil menunggu kedatangan dayangnya putri Rena menikmati keindahan taman istana itu. Saat ini putri Rena sedang berpikir.
"Wah bila ini ada di jamanku aku akan memfoto dan mempostingnya di media sosialku. Aku juga memberikan apresiasi bintang lima bagi pengurus taman yang indah ini. Sayang sekarang belum ada hp dan internet, aku jadi tak bisa membuat konten". Putri Rena kembali tertawa dalam hatinya membayangkan pikirannya yang konyol.
"Come on, sekarang harus fokus jangan terus bercanda", Putri Rena memberi semangat pada dirinya sendiri.
Putri Rena tak sabar hanya duduk saja dan menunggu kedatangan dayangnya. Dia kembali berjalan - jalan berkeliling taman istana. Putri Rena mencoba mencari tanaman yang sekiranya bisa dia jadikan obat - obatan atau minimal bisa dia jadikan bumbu masaknya. Dalam novelnya putri Rena yang asli sebenarnya pandai meracik obat - obatan, tapi obat - obatan itu hanya dia berikan untuk keluarganya sendiri. Orang tua dan kakaknya sering pergi berperang, pasti sering mengalami luka - luka di tubuhnya, karena itu putri Rena dulu sering membuat obat - obatan yang di berikan untuk ayah, ibu dan kakaknya.
Ayahnya putri Rena mempunyai dua orang istri. Istri pertama adalah ibu kandungnya. Dia adalah istri sah yang merupakan panglima perang sama seperti ayahnya, dan putri Rena juga memiliki kakak laki - laki yang sering ikut orang tuanya berperang. Dan istri kedua ayahnya adalah selirnya.
Diceritakan juga dalam novel. Kalau sebenarnya selir ayahnya putri Rena dulu adalah dayang yang mengurus kediaman ayahnya. Saat itu ibu putri Rena yang seorang panglima perang sedang di panggil ke istana, dan ayahnya putri Rena sendirian saja di rumah. Dayang itu memanfaatkan keadaan rumah yang sedang sepi. Dia memberi ayahnya air minum yang sudah di beri obat tidur. Setelah mengetahui ayahnya sudah tidak sadarkan diri, dayang itu membawa ayahnya ke kamar. Dayang itu berbuat seolah - olah dia telah di perkosa oleh ayahnya dengan merobek - robek bajunya sendiri dan membuka baju ayahnya. Tak lama kemudian datanglah neneknya yang melihat keadaan putranya dan dayang itu. Tentu saja neneknya sangat murka. Neneknya akhirnya memutuskan untuk menikahkan ayahnya dengan dayang itu, karena tidak mau ada rumor yang jelek menyebar di kediaman putranya. Tak lama kemudian datanglah ibunya. Tentu saja setelah mendengar kejadian tentang suaminya dan keputusan mertuanya untuk menikahkan suami dengan dayang itu ibunya sangat sakit hati dan tidak terima. Tapi lama kelamaan, ibunya mengikhlaskan suaminya untuk menikah lagi. Dayang itu akhirnya dijadikan selir ayahnya. Dayang itu melahirkan anak beberapa bulan kemudian.
Dengan melihat tabiat selir ayahnya yang pandai menjebak dan memanipulasi keadaan, jiwa putri Rena yang baru sangat yakin, anak yang di kandung selir itu, bukan anak kandung ayahnya. Dayang itu memanfaatkan dirinya yang sudah hamil dan kemudian menjebak ayahnya. Karena putri Rena melihat tidak ada kemiripan sama sekali, antara anak itu dengan ayahnya maupun dengan selirnya.
Sejak kecil putri Rena tinggal dengan selir dan anaknya. Seperti kebanyakan cerita novel lainya putri Rena yang asli hidup dengan selir dan anaknya yang kejam. Dia di jadikan pembantu di rumahnya sendiri. Ayah, ibu dan kakaknya tidak tahu dengan kelakuan selir dan anak selirnya itu, karena mereka sering pergi berperang. Selir ayahnya itu sangat pandai memutar balikkan keadaan. Putri Rena yang dulu juga tidak berani mengadukan kelakuan selir dan anaknya karena mendapat ancaman akan meracuni keluarganya bila berani mengadukannya. Ketika orang tua dan kakaknya berperang, selir itu diam - diam menikahkan putri Rena yang asli dengan pangeran yang memiliki julukan pangeran kutukan yang saat ini menjadi suaminya. Sebenarnya tujuan selir itu adalah menjual putri Rena agar mendapatkan uang dan untuk menguasai harta ayahnya. Selir dan anaknya menganggap putri Rena akan mati di tangan sang pangeran kutukan, agar tidak mengganggu mereka lagi dan agar putri Rena tidak akan bisa mengadukan perbuatan mereka selama ini. Tapi sekarang ada jiwa baru yang menempati raga putri Rena. Putri Rena yang baru ini akan mengumpulkan bukti semua kejahatan selir dan anaknya tersebut dan membalas semua perbuatan selir dan anaknya itu.
Kembali lagi ke taman istana.
Dayang putri Rena telah tiba dengan membawa minum dan camilan. Putri Rena yang merasa haus segera menikmati minum dan camilan yang di bawa dayangnya.
Setelah berkeliling seluruh istana, dan puas berada di taman istana mencari tanaman yang dibutuhkannya, putri Rena kembali ke kamarnya di istana Mawar. Sekarang putri Rena sudah memahami dan hafal seluk beluk istana. Sebenarnya selama dia berjalan - jalan mengelilingi istana dengan dayangnya, putri Rena tahu ada seseorang yang diam - diam mengawasi dia dan dayangnya. Sepertinya itu adalah pengawal bayangan yang diutus suaminya untuk menjaganya.
Putri Rena berencana akan keluar istana nanti malam dengan memanjat tembok di belakang istana. Dia harus mencari cara agar bisa mengelabuhi pengawal bayangan itu.
Malam hari telah tiba. Untuk mengelabuhi pengawal itu, putri Rena pura - pura mengantuk dan menguap.
"Aku mengantuk sekali sekarang. Huah.. ", Putri Rena berbicara dengan mengeraskan suaranya sambil pura - pura menguap.
Putri Rena lalu masuk kamarnya. Setelah agak beberapa lama, dia mematikan lampu kamarnya. Seakan - akan menandakan putri
Rena sudah tidur. Melihat lampu kamar yang sudah mati dan pengawal bayangan itu yakin putri Rena sudah tidur. Dia lalu pergi untuk melaporkan pada junjungannya pangeran Deren. Setelah sampai di hadapan pangeran Deren.
"Lapor yang yang mulia, sekarang tuan putri Rena sudah tidur",
"Baiklah. Apa saja yang dilakukan istriku seharian ini? ",
"Tuan putri hanya berjalan melihat - lihat seluruh istana ditemani dayangnya, dan terakhir tuan putri pergi ke taman istana memetik beberapa tanaman dan duduk menikmati keindahan taman istana sambil minum dan makan camilan yang di bawakan dayangnya", jawab pengawal itu.
"Kerja bagus, terima kasih laporannya. Besok lanjutkan lagi tugasmu. Terus awasi dan jaga istriku. Aku tak mau lagi kejadian istriku tercebur ke danau terulang lagi! ", titah pangeran Deren pada pengawalnya.
"Baik yang mulia, sekarang hamba undur diri dulu! ", kata pengawal itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
perbaikan tulisannya Thor