dunia fanasia. hidup segala macam ras. dari ras manusia, setengah hewan, peri, kurcaci, duyung, iblis, malaikat, bahkan dewa pun ada di dunia ini.
aku adalah dewa perang. tugasku adalah berperang jika tahta dewa di serang, atau jika atasanku menyuruhku turun ke dunia untuk menyelesaikan masalah.
tapi... tak ada masalah yang muncul yang mengharuskan aku turun. dan juga sudah ratusan ribu tahun tak ada yang menyerang tahta dewa. jangankan menyerang, makhluk jaman sekarang bahkan untuk naik ke langit ke tempat tahta dewa mereka tak mampu. aku mulai bosan.
jadi setelah ribuan tahun aku berhasil menciptakan sihir baru, sihir reinkarnasi. akhirnya... selamat tinggal kebosananku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon amar basalamah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pesta
pada malam hari pesta besar diadakan di istana dan festival juga diadakan diluar. hari ini menjadi peringatan kemenangan perang melawan bencana labirin peringkat S. ragas ingin merahasiakan namanya, namun mustahil karena berita sudah tersebar, prajurit putih adalah ragas, dan ragas adalah pemimpin geng hembusan angin.
pesta begitu ramai, banyak bangsawan melakukan dansa di tengah ruangan luas istana, instrumen musik terdengar begitu halus dan indah, beberapa mengobrol sambil mencicipi makanan di piring kecil, dan beberapa lain hanya bergosip.
Geng hembusan angin datang ke pesta, semua mata langsung tertuju pada ragas. seorang anak kecil yang menjadi pahlawan mereka. beberapa tersenyum kagum, beberapa diam, dan kebanyakan orang tak percaya. terlebih para bangsawan yang tak melihat perang secara langsung. mereka menganggap ragas adalah pahlawan palsu yang dibuat untuk menutupi sesuatu.
Tapi tatapan tidak senang mereka dapat dengan mudah dibaca oleh ragas. tidak ingin mesalah lebih lanjut, ragas memutuskan untuk unjuk diri. boleh saja menjadi sabar dan diam, tapi tidak jika harga diri diinjak. menunjukkan kekuatan akan membuat pihak yang merasa lemah akan mundur.
ragas melangkah ke tengah ruangan dimana pasangan-pasangan sedang berdansa. mata kembali tertuju pada ragas.
"aku ingin mengadakan pertarungan kecil. yang berhasil mengalahkan aku, akan aku beri 1000 emas. terserah kalian ingin menyerang aku bersamaan atau menantang duel". ucapan ragas menggema di tengah ruangan. raja, ratu, raizen, emilia, melania, kesatria, dan semua orang yang hadir disana, semua mendengar ucapan ragas tanpa terkecuali. instrumen musik dihentikan.
awalnya tak ada yang maju karena ragu-ragu, itu terlalu menguntungkan bagi mereka, dan ragas seakan tidak mendapat apa-apa dari pertarungan ini. pasangan-pasangan yang berdansa di sekitar ragas menjauh, takut terseret dalam pertarungan.
"yang benar saja, sepertinya kalian cuma bisa bicara, melawan anak kecil pun kalian takut". mendengar provokasi ragas, mereka yang tak percaya pada kekuatan ragas maju. sedangkan yang tau kekuatan ragas memilih untuk diam, karena mereka tau kalau bertarung mereka akan kalah.
"nama aku... ".
"tidak perlu perkenalan diri, maju saja langsung dan serang. aku ingin ini cepat selesai". belum selesai kesatria memperkenalkan diri, ragas sudah memotong ucapannya seenaknya.
Kesatria yang marah langsung maju mengeluarkan pedangnya. tanpa ragu dia menebas tubuh kecil ragas, tapi hanya dengan dua jari ragas menghentikan ayunan pedang. ibu jari dan jari telunjuk ragas yang mencubit pedang tak bergerak sedikit pun. lalu dengan ragas memasukkan manna dalam pedang, pedang mengalami retak dan setelahnya hancur berkeping-keping, hanya menyisakan sedikit bilah yang menempel pada gagangnya.
Selagi kesatria terkejut dengan apa yang terjadi dengan pedangnya, ragas memukul uluh hati nya dengan tangan kiri. kesatria memegangi perutnya terhuyung kebelakang sebelum akhirnya jatuh dan pingsan.
"jangan satu-satu, ini terlalu mudah, kalian serang saja sekaligus". mendengar provokasi ragas mereka maju bersamaan menyerang. mereka tak lagi memikirkan perasaan malu karena mengkeroyok anak kecil.
Geng hembusan angin yang lain hanya menikmati makanan. kebanyakan dari mereka tidak menonton, karena bagi mereka pertarungan kesatria melawan ragas tidak menarik sama sekali. satu persatu kesatria pingsan dan kalah. tidak ada darah sama sekali, ragas dengan baik mengontrol kekuatannya dan hanya menyerang tempat-tempat yang tidak berbahaya.
"kesatria kita hanya jadi mainan baginya, orang ini memang sesuatu" gumam raizen.
Tak lama kemudian kesatria yang maju jatuh semua dan tak ada lagi yang berani maju. ragas keluar tanpa luka dan tanpa sedikit pun keringat keluar.
"jika kalian ingin bertarung jangan sungkan untuk datang kepada aku, dan tentunya kalian harus siap setidaknya menerima beberapa patah tulang".
setelah kejadian itu pesta kembali dilanjutkan dan instrumen musik kembali bersuara. riska mengajak ragas berdansa. ragas awalnya menolak, tapi entah kenapa riska jadi sedikit memaksa.
"kapan lagi kita akan hadir pesta seperti ini". setelah mengatakan itu tangan riska langsung menarik ragas. dan mereka segera melakukan dansa. gerakan ragas cukup bagus. semua orang tidak akan mengira kalau itu adalah pertama kali ragas berdansa. cukup hanya melihat gerakan yang pasangan dansa lain lakukan.
"aku kira aku akan mengajari kamu". riska sedikit kecewa karena gerakan ragas yang cukup bagus.
"jadi kamu berniat mempermalukan aku" ucap ragas tersenyum menaggapi candaan riska.
Disisi lain miri mengajak rud berdansa, tapi dia menolak dengan lucu.
"aku tidak bisa berdansa, memangnya kamu bisa".
"eh.. ngak sih". dan miri menggenggam keplanya karena malu.
"kalau begitu gimana kita bisa berdansa".
Sans juga diajak berdansa dengan melania, dan melania sangat memaksa. sans terpaksa ikut. dia berdansa dengan kaku dan memalukan, tapi melania tidak mempermasalahkan itu dan hanya menikmati.
Setelah riska selesai berdansa, ragas memperhatikan eris yang sedikit murung. sambil mendesah karena suatu alasan ragas menarik eris ke tengah, dimana semua yang disana sedang berdansa. kali ini gantian ragas bersama eris dan riska mundur dengan senyum puas.
"ta-tapi aku tidak bisa berdansa" ucap eris.
"tidak masalah, kamu cukup ikuti gerakan manna yang aku salurkan ke kaki dan tubuhmu". eris mengangguk mengerti.
Awalnya gerakan eris kaku, namun semakin lama dia mulai lihai dan ahli. mengikuti manna yang menuntun gerakan. mendengarkan alunan musik. dan menatap mata ragas. bagi ragas itu adalah momen lain ketika bersenang-senag, tapi bagi eris itu adalah momen berharga yang tidak akan pernah dia lupakan.
di akhir pesta ragas maju berhadapan dengan putri pertama. semua orang melihatnya, tak mengerti apa yang akan dia lakukan.
"pegang tangan aku putri". perintah ragas, aku akan membuat kamu merasakan berdansa. putri tau itu sesuatu yang hampir mustahil baginya, tapi dia percaya pada ragas dan perlahan menggenggam tangannya.
ragas menyuntikkan manna kedalam tubuh emilia. menggerakkan kakinya secara paksa untuk berdiri, lalu dengan perlahan ragas membawanya melangkah hingga ke tengah ruangan.
"bagaimana rasanya bisa berdiri?".
"eh... sebenarnya aku tidak merasakan apa-apa di kaki aku, tapi aku tahu kalau aku sedang berdiri".
"tentu saja, jiwa di mata dan kaki kamu diambil, jadi bahkan jika aku menusuk kakimu kamu tidak akan merasa sakit. cobalah merasakan manna yang aku alirkan di kaki kamu".
Ragas mulai bergerak membawa tangan dan kakinya melakukan dansa. instrumen musik kembali di mainkan. gerakan emilia yang bagus membuat semua orang terbelalak karena terkejut. orang yang mereka tahu lumpuh kini bukan hanya dapat berjalan, tapi dia sedang melakukan gerakan rumit di hadapan mereka.
Sejatinya semuanya adalah gerakan ragas, dia yang menggerakkan kaki emilia. emilia hanya menggerakkan tangan dan mencoba merasakan manna yang mengalir di kakinya.
"aku dapat merasakannya, itu bergerak seperti sebuah otot, bergerak menarik dan mendorong".
"kau benar, jika kamu bisa melakukan itu kamu dapat dengan bebas mengendalikan kaki kamu". dan dengan gerakan terakhir dansa mereka selesai. emilia dapat dengan jelas merasakan nafas ragas di lehernya sebelum akhirnya menjauh.
Semua orang tercengang dan bertepuk tangan. tak percaya mereka melihat keajaiban di depan mereka. seperti sebuah sulap yang dipertontonkan.
Ragas mengembalikan emilia ke tempatnya dan pesta pun berakhir.