Pesona Cinta Kakak Sahabatku
Lembaran tisu sudah tidak terhitung jumlahnya, dan sampai sekarang masih terus bertambah sehingga menyebabkan benda berwarna putih itu berserakan di kamar kost-nya.
Seorang gadis menangis tersedu, sambil mencaci maki penyebab yang membuatnya sampai menangis seperti sekarang.
“Hiks … mau taro dimana muka gue, cantik-cantik tapi diselingkuhin. Huaa …. malu banget!!!” Teriakan sedih terus saja dilontarkan, air mata pun masih terus membasahi wajahnya.
Sang sahabat, mengusap bahu gadis itu. Berusaha untuk menenangkan, namun tak berani untuk mengatakan ‘sabar ya’.
“Awas lo ya kalo nyuruh gue sabar!!” Kata Tania dengan tarikan suara cairan yang sering keluar dari hidung.
“Yaelah, Tan. Udah jangan nangis mulu, harusnya lo bersyukur karena tahu sebelum nikah sama tuh jantan.” Timpal Raina, sahabat Tania.
Tania menggeleng, dia tetap saja merasa sedih dan sakit hati begitu mengetahui jika pria yang akan ia nikahi bulan depan selingkuh.
Persiapan sudah dilakukan, namun untungnya undangan belum disebar. Memalukan sekali jika nanti para tamu datang ke tempat acara, tapi pengantinnya tidak ada.
“Hiks setannn setann!!! laki muka pas-pasan kayak kudanil aja belaga selingkuh, mana selingkuhannya bocah ingusan yang kehausan jajan lagi.” Gerutu Tania dengan perasaan kesal.
“Terus gue gimana dong, gimana bilang sama mama papa gue. Hiks … Bobby sialann banget udah bikin hati mungil gue potek!” tambah Tania.
Tisu sudah semakin banyak jumlahnya, membuat Raina bingung harus apa. Menasehati sudah, memintanya untuk melabrak bocah ingusan itu tidak mau, jadi Tania ini maunya apa?
“Udah deh kita jambak aja rambut itu admin proyek, masih bocah tapi bisa-bisanya jadi selingkuhan. Pengen banget gue giles pake dump truck!” Raina ikut geram.
Tania menangis makin keras, kepalanya menggeleng terus sambil menekan air matanya yang seakan tak mau berhenti.
Meski wajah Bobby tidak terlalu tampan, namun hubungan mereka sudah berjalan 3 tahun lamanya. Bukan hal yang mudah lupa begitu saja.
Tania meraih cermin, kemudian menatap wajahnya sendiri. Tangisannya berhenti, kemudian merapikan wajahnya sedikit. Sesaat kemudian wanita itu sudah kembali menangis sambil berkaca.
Raina yang melihat itu tampak geli sendiri, dia merinding dengan sikap sahabatnya yang berubah tiba-tiba itu.
“Gue sayang sama Bobby, Na ….” Erang Tania sambil terus berkaca diri.
“Eh monyet hutan, najiss banget gue denger omongan lo begitu. Udah mah tuh laki kagak ganteng, kulit gelap, bau debu, tukang selingkuh lagi. Terus sekarang gampang banget bilang masih sayang.” Sahut Raina tidak habis pikir.
Raina menoyor kepala Tania. “Ini otak dipake dodol, cantik doang otaknya nggak ada.” Tambah gadis itu kesal.
Tangisan Tania makin keras mendapat perlakuan seperti itu dari sahabatnya.
“Jahat lo, udah gue abis di selingkuhin, lo malah berlaku kdrt sama gue.” Kata Tania.
Raina hanya diam, dia duduk di sebelah Tania kemudian merangkul bahu sahabatnya.
“Udah jangan nangis mulu, tadi gue ajak labrak lo nggak mau, sekarang malah nangis kejer disini.” Tutur Raina melembut.
Tania tidak membalas, tangisannya masih terdengar namun tidak se-histeris tadi.
“Lo tahu kan podcast si Denny Sumargo itu, dia bilang kalo kutukan cewek cantik itu pasti diselingkuhin.” Kata Raina lagi.
Tania menyeka air matanya. “Kok lo nggak diselingkuhin?” tanya Tania.
“Anak sialann, lo doain gue di selingkuhin?!” teriak Raina.
Raina meraih bantal, kemudian memukul wajah sahabatnya itu sampai berbaring. Mereka berdua tertawa bersama.
“Nah kan cantik banget kalo ketawa. Sekarang istirahat dulu, besok kita cincang si Bobby, abis itu pelan-pelan baru lo cerita sama mama papa lo.” Kata Raina.
“Makasih ya, Na. Lo sahabat baik gue, banget-banget pokoknya.” Ungkap Tania dengan sungguh-sungguh.
“Iya tau gue, udah ah tidur besok harus kerja. Dan ya, gue yakin nanti lo dapet yang lebih, jauh lebih baik dari si Bobby.” Sahut Raina lembut.
Kedua gadis itu pun tidur setelah hampir 3 jam Tania menangisi nasibnya yang di selingkuhi oleh sang calon suami.
***
Tania dan Raina sudah bersiap untuk berangkat bekerja, kondisi Tania pun sudah jauh lebih baik. Dia berusaha untuk tidak sedih lagi, dia yakin akan mendapat laki-laki yang jauh lebih baik.
Selain itu, Tania bersyukur karena memiliki Raina dalam hidupnya. Sahabat sejak awal perkuliahan sampai dengan hari ini, terhitung sudah hampir 7 tahun persahabatan mereka.
Kini mereka berdua pun bekerja di perusahaan bahkan divisi yang sama, yaitu finance bidang konstruksi bangunan.
“Hari ini gue aja yang bawa mobil.” Kata Tania.
Raina yang sudah siap duduk di kursi kemudi lantas mengangguk. Dia kemudian berpindah posisi dan membiarkan sahabatnya itu menyetir.
“Hati-hati lho, Tan. Jangan karena sakit hati, nyawa kita bahaya. Nggak penting frustasi buat si Bobby.” Ucap Raina mengingatkan.
“Iyalah, gue juga ogah kali. Lagian kan kita masih muda, gue mau ngerasain di geledah-geledah sama suami gue.” Balas Tania sambil cengengesan.
Mereka pun langsung berangkat mengingat hari semakin siang. Perjalanan tidak terlalu jauh, bahkan hanya butuh waktu 30 menit dengan mobil.
Selain itu, rumah mereka juga tidak jauh dari kantor tapi memutuskan untuk kost agar bisa bebas dan mudah jika ada pekerjaan urgent.
“Eh, Tan. Gue belum bilang ya.” Ucap Raina tiba-tiba begitu mereka sampai di parkiran.
“Apaan?” tanya Tania bingung.
“Hari ini abang gue balik, nanti gue pulang ke rumah dulu ya buat nyambut dia.” Jawab Raina.
Tania menatap sahabatnya itu dengan aneh. “Lo jangan halu begitu, Na. Kita udah sahabatan lama, nggak pernah tau gue kalo lo punya abang.” Timpal Tania sewot.
“Apaan halu, gue beneran punya abang dodol. Dia kerja di Kalimantan, udah lama banget dan nggak pernah pulang selama itu, makanya lo nggak pernah liat.” Ujar Raina dengan tak kalah sewot.
“Yaudah iya-iya, makanya kalo punya abang cerita kek, selama ini lo berasa jadi anak tunggal kayaknya.” Cibir Tania.
“Enak sih, dimanja mama papa.” Kata Raina dengan riang.
Tania mendengus, kemudian lekas menyamai langkah sahabatnya itu untuk sampai di kantor.
Sampai di kantor, Tania dan Raina langsung sama-sama sibuk dengan pekerjaan mereka, dan kebetulan sekali mereka berdua bersama manajer keuangan akan visit ke lapangan.
“Heh, lo aman ke lapangan? nanti ketemu sama kodok empang itu.” Kata Raina menongolkan kepalanya dari meja sebelah.
“Aman lah, gue nggak bakal sedih lama-lama apalagi gamonin si Bobby. NOT MY STYLE!!” sahut Tania dengan bangga.
Raina bersorak, bahkan sampai bertepuk tangan yang mana hal itu mengundang tatapan orang sekitar.
“Jangan berisik lo, lagian ngapain sih tepuk tangan? lo pikir gue burung?!” Cibir Tania dengan mata yang menatap sinis Raina.
Raina hanya cengengesan, kemudian lanjut bekerja.
Bersambung ......................................................
HALO GUYS, BERTEMU LAGI DENGAN KARYA TERBARU DARI AUTHOR ILANG-ILANGAN KAYAK AKU, HEHEHE. SEMOGA SUKA CERITANYA YA, LUV U SEMUA ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Teh Yen
mampir Thor ,, 😁
terlalu yah ganteng Kagak berani" nya selingkuhin Tania terlalu tp beruntung loh udh ketauan belangnya sebelum nikah coba kalau udh nikah bisa makan ati lu Tania
2025-05-05
0
secret
bru mampir thorrr, bab awal dah seruuu ajaa nihh.. semangat thorr
2025-05-11
0
Miss Typo
mampir thor
akhirnya setelah bbrpa purnama baca lagi karya kak Alfi 👏
2025-05-05
0