Pria Autisme Itu Adalah Suami Ku

Dua bulan berlalu.

Hueeek. Hueeek. Hueeek.

Rissa memuntahkan semua isi perut, tetapi perasaan dia belum melakukan sarapan. Dengan cepatnya Elwin menghampiri Rissa yang sedang ada dikamar mandi.

" Rissa, a-ada apa denganmu?" tanya Elwin dengan anda khawatirnya

" A-aku tidak tau kenapa, rasanya perutku gak enak sekali"

Hueeek. Hueek. Hueeek.

Rissa kembali muntah, dimana Elwin begitu sangat khawatir sekali dengan keadaannya Rissa. Kini dia keluar dari kamar mandi serta langsung menuju pintu kamarnya dan keluar.

Brak!

Farrel yang sedang membuat sarapan kini terperanjat karena mendengar suara pintu yang begitu keras sekali, dia melihat kearah belakangnya tidak ada siapa-siapa.

Namun saat dia kembali menoleh kearah kompornya, betapa terkejutnya dia melihat Elwin tepat ada disampingnya.

" Astaga" terkejutnya Farrel sambil memegangi dadanya" Kamu sedang apa tiba-tiba ada disampingku?" tanya Farrel

Elwin menarik nafasnya mencoba untuk mengatur nafasnya.

" I-itu R-rissa s-sedang muntah-muntah" ucap Elwin membuat Farrel terbelalak

" Muntah?" tanya Farrel diangguki oleh Elwin

Farrel langsung mematikan kompornya, lalu dia berlari mengarah kamarnya Rissa, begitu juga Elwin mengikuti Farrel dari arah belakang.

Saat tiba dikamarnya.

Hueeeek. Hueeeek. Hueeek.

Terdengar lagi suara Rissa sedang muntah didalam kamar mandi.

" Rissa" panggil Farrel sambil menyusulnya kekamar mandi

Rissa yang sudah bersender tepat diatas wastafel dia benar-benar tidak tau secara tiba-tiba ingin muntah saat bangun tidur.

Dengan cepatnya Farrel mendekat kearah Rissa.

" Rissa, ada apa denganmu?" tanya Farrel tang yang begitu sangat khawatir sekali

" Kak, perut Rissa benar-benar tidak enak sekali rasanya" jawab Rissa sambil memegangi perutnya

" Kamu makan apa tadi malam sehingga bisa begini?" tanya Farrel kembali

" Tidak ada kak"

Rissa menjadi semakin sangat lemas sekali, dia pun hampir jatuh namun ditahan oleh Farrel.

" Kita kerumah sakit ya" ucap Farrel sambil menggendong Rissa

Setelah dia menggendong Rissa, kini dia membawanya keluar dari kamar mandi serta keluar dari kamarnya. Elwin benar-benar sangat khawatir sekali melihat keadaan Rissa begitu.

Saat keluar, Ferry yang baru saja turun dari anak tangga dia begitu terkejut melihat Farrel menggendong Rissa dengan cepatnya dia menghampiri mereka.

" Farrel, ada apa dengan Rissa?" tanya Ferry

" Aku juga tidak tau, Elwin mengatakan dia muntah-muntah saat aku masuk ternyata dia memang benar muntah"

" Lalu kau mau membawanya kemana?"

" Kerumah sakit, cepat kau setir mobilnya"

Ferry menganggukkan kepalanya lalu dia mengambil kunci mobil serta menggandeng Elwin, sangking khawatirnya Elwin hanya terdiam dia tidak tau harus bagaimana.

Sedangkan Rissa, dia hanya menutup matanya karena begitu sangat lemas sekali rasanya tenaganya sudah habis semua karena muntah-muntah tadi.

" Rissa, jangan tutup matamu. Kamu harus tetap sadar" ucap Farrel yang masih menggendong Rissa

" Rissa hanya menutup mata saja kak, karena rasanya begitu lemas sekali kak sehingga membuat Rissa tidak mampu membuka mata"

" Bertahanlah, kita akan kerumah sakit"

Anggukkan Rissa begitu sangat lemah sekali, hal itu benar-benar membuat para ketiga pria itu sangat khawatir dengan keadaan Rissa yang secara tiba-tiba muntah.

Rissa juga tidak tau, padahal dia tidak ada makan apapun selain yang dimasak oleh Farrel. Apapun yang dia mau selalu Farrel yang memasak.

Tidak mungkin Rissa salah makan, karena selalu dijaga oleh Farrel tentang makanannya.