NovelToon NovelToon
Celeste & Para Dewa

Celeste & Para Dewa

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Romansa Fantasi / Epik Petualangan / Perperangan / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:771
Nilai: 5
Nama Author: kirlsahoshii

Di dunia yang diatur oleh kekuatan enam Dewa elemen: air, angin, api, tanah, es, dan petir, manusia terpilih tertentu yang dikenal sebagai Host dipercaya berfungsi sebagai wadah bagi para Dewa untuk menjaga keseimbangan antara kekuatan ilahi dan kesejahteraan Bumi. Dengan ajaran baru dan lebih tercerahkan telah muncul: para Dewa sekarang meminjamkan kekuatan mereka melalui kristal, artefak suci yang jatuh dari langit.

Caela, seorang perempuan muda yang tak pernah ingat akan asal-usulnya, memilih untuk menjadi Host setelah merasakan adanya panggilan ilahi. Namun semakin dalam ia menyelami peran sebagai Host, ia mulai mempertanyakan ajaran ‘tercerahkan’ ini. Terjebak antara keyakinan dan keraguan, Caela harus menghadapi kebenaran identitasnya dan beban kekuatan yang tidak pernah ia minta.

Ini cerita tentang petualangan, kekuatan ilahi, sihir, pengetahuan, kepercayaan, juga cinta.

**

Halo, ini karya pertamaku, mohon dukungannya ya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kirlsahoshii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan

Caela terdiam sejenak, dia sebenarnya ingin mengatakan sejujurnya pada Fae. Setiap hari dia dengar hal itu. Dewa Varuna dalam dirinya sering berbisik hal itu, di mimpinya setiap hari dia mendengar hal itu. Tapi Caela juga harus waspada, dia tak bisa langsung berbicara hal itu, khawatir ternyata justru hal ini membuat Caela harus dihukum mati karena telah memercayai mitos ajaran lama dan juga ketahuan seorang Host asli.

“... Kau… Mau coba tes kepercayaanku pada ajaran Dewa, ya?” Caela mendengus di depan wajah Fae.

Fae menaikkan alisnya seperti sedikit terkejut dengan ucapan Caela, dia pun mundur kembali dan memberi jarak pada Caela.

“Oh, tidak. Itu salahku. Bukan maksudku juga begitu. Lupakan saja,” katanya dia memalingkan wajahnya ke arah meja bar lagi.

Jantung Caela sedikit berdetak, campur aduk antara jarak Fae yang tadi terlalu dekat dan juga soal pertanyaannya. Dia pun tak tahu pasti soal kegundahan perasaannya, yang pasti, dia lega tiba-tiba Fae menghentikkan perbincangan soal itu.

Tak lama dari situ, Fae tiba-tiba berdiri dari kursinya dan melihat ke arah Caela, “Senang bertemu denganmu, Caela.” katanya sambil tersenyum.

Caela hanya melihat Fae dengan wajah datar, lalu Fae melanjutkan langkahnya, di kejauhan dia menyapa lagi dengan senyumnya.

“Sampai jumpa lagi.” katanya.

Fae pun menghilang dari pandangan Caela. Siapa orang ini? ‘Sampai jumpa lagi’ katanya. Lalu, Caela memesan segelas air pada bartender itu kembali dan meminumnya.

**

Keesokan harinya, Caela terbangun lagi kali ini dengan mimpi yang sama. Sejak Dewa Varuna bersemayam di dirinya, mimpinya semakin jelas dan suara Dewa semakin sering datang ke benaknya.

Dia terbangun di sebuah kamar di kastil pusat kota Central. Seseorang mengetuk pintunya, dia adalah penjaga kastil yang memberikan informasi bahwa pertemuan akan segera dilaksanakan di hall dan Caela harus bersiap. Caela pun segera bersiap-siap, sedikit merasa grogi, apa yang akan dibicarakan di pertemuan para Hosts ini. Terkadang pikirannya juga masih terbayang dengan kata-kata Fae soal bisikan para Dewa.

Sesampainya di hall, Caela digiring oleh petugas kastil untuk masuk. Saat pintu terbuka, dia sudah melihat ada seorang perempuan berambut pirang panjang sedikit bergelombang duduk di sudut, juga sosok yang ia kenal, Valia. Valia terkejut ketika melihat Caela matanya melebar ke arahnya dan dia menyeletuk.

“K-Kau? Bocah dari Tevira? Sedang apa di sini?” tanya Valia terkejut.

Caela tidak menggubris pertanyaan Valia dan duduk berjarak di antara perempuan itu dan Valia.

“Kau sudah kenal dengannya, Lord Valia?” tanya perempuan tersebut, suaranya sangat lembut.

“Dia berasal dari desa yang sama denganku,” kata Valia.

“Oh, sungguh kehormatan, desa Tevira bisa mendapat dua orang Hosts,” kata perempuan tersebut sambil memberikan gestur penghormatan pada Dewa.

Valia mendengus, Caela tidak menggubris keduanya, tapi dia mendengar dengan jelas. Perempuan ini juga pasti seorang Hosts. Tak lama, pintu hall kembali dibuka, muncul seorang perempuan dengan jubah hitam dan rambut terikat di ujung atas tersenyum, di belakangnya ada sosok pria yang Caela kenal.

“Caela!” Fae menyapanya dengan nada gembira.

Semua orang di ruangan terkejut Fae tiba-tiba menyapanya seperti seorang kawan lama. Sama halnya dengan Caela, matanya melebar melihat ke arah Fae.

“Fae… Ternyata kau… Juga seorang Host…” Caela bergumam kecil terkejut dengan kehadirannya.

Fae hanya terkekeh sedikit dengan wajah terkejut Caela, perempuan berjubah hitam itu melihat ke arah Fae dan Caela sambil tersenyum kecil lalu menyahut sambil berjalan ke arah Caela.

“Sepertinya aku melewatkan perkenalan denganmu, salam kenal aku Shala, Host dari Dewa Es, Kamui, juga ibu dari Fae.” katanya Shala memberi gestur hormat pada Caela.

Caela yang sedang duduk menunduk dan memberikan hormat kepada Shala. Ibu dan anak seorang Host? Sungguh sebuah privilege, Caela berpikir, mereka berdua pasti adalah penyihir yang kuat di tempatnya berasal. Setelah itu, mereka berdua duduk, Fae duduk berseberangan dengan Caela, senyumnya tak pernah lepas dari Caela dan dia terus melihatnya. Perempuan yang duduk di ujung meja pun melihat interaksi itu, air mukanya sedikit merasa muram lalu dia melihat ke arah Caela.

“Aku Alana, Host Dewa Angin, Shuen dari Moriad.” katanya wajahnya datar ke arah Caela.

Caela mengangguk dan memberikan gestur hormat sedikit ke arahnya, “Salam kenal,” balas Caela dengan nada formal.

Alana lalu melihat ke arah Fae, “Lord Fae, kau sudah kenal Caela sebelumnya?”

Fae tersentak sedikit tapi pandangannya tidak lepas dari Caela, “Bisa dibilang begitu,”

“Dari mana kalian kenal?” tanya Alana.

“Apa itu penting bagimu, Lady Alana? Aku hanya pergoki Caela minum  idalam seteguk di bar.”

Alana sedikit manyun dengan respon Fae. Valia hanya kebingungan melihat percakapan ini. Caela hanya menghela napas agak sedikit bingung, apa dia harus malu akan hal itu atau tidak. Namun Fae tertawa kecil melihat reaksi Caela. Hal ini jadi membuat Alana membuat wajah yang sedikit kesal.

“Oke, cukup basa-basinya, kita mulai saja pertemuan hari ini," Shala memotong dengan nada santai.

Semua di sana akhirnya fokus melihat ke arah Shala yang duduk di di tengah meja, Caela melihati satu-satu para Host. Fae tetap duduk santai melihat ke arah ibunya dan kadang mencuri pandangan ke Caela.

“Pertama, aku ucapkan selamat atas terpilihnya Host Dewa Air, Caela. Lalu yang kedua, sepertinya sebagai pemimpin di sini, aku harus meminta bantuan kalian semua para Host.” ucap Shala.

Semua hadirin terdiam dan menunggu lanjutan dari Shala.

“Hingga hari ini, semua pasukanku kewalahan mencari tempat Kuil Dewa Petir berada. Menurut scroll lama, seharusnya, letaknya ada di dekat kota Moriad tempat Lady Alana berasal, di mana Kuil Dewa Angin berada. Pasukan dari kota tersebut sudah dikerahkan namun hasilnya nihil,” lanjut Shala.

Alana mengangguk setuju akan hal itu. Semua masih menyimak dengan saksama lalu Shala melanjutkan penjelasannya.

“Ada wilayah yang saat ini belum coba kita semua jelajaho, yaitu daerah Barat Riverbend, konon ada sebuah Forgotten Ruins yang tidak tercatat oleh peta hingga saat ini. Kita perlu beberapa pasukan untuk menjelajahi dan mengobservasi daerah itu. Bisa jadi, kuil Dewa Petir berada di situ,” kata Shala.

Caela terdiam lalu mengangguk, “Aku bisa coba atur pasukannya, kalau dekat dari Riverbend.”

Shala melihat ke arah Caela lalu mengangguk, “Terima kasih, Lady Caela. Fae, aku minta kau juga untuk melihat keadaan di sana.”

Fae tersenyum puas dengan perintah tersebut, “Baik, Yang Mulia. Dengan senang hati.” katanya. Caela mengangkat alisnya melihat reaksi Fae yang sungguh menyebalkan, lalu Alana tiba-tiba menyahut.

“Moriad juga bisa membantu, Yang Mulia,” katanya.

“Tidak perlu, Lady Alana. Moriad punya tugas lain lagi,” balas Shala.

“T-tapi…” Alana menyanggah sedikit.

“Lagipula, kau harus peduli kesehatanmu Lady Alana. Dan untuk Moriad, ada satu tugas yang aku ingin ajukan, yaitu mengembangkan kembali kristal baru, namun kali ini dalam jumlah yang cukup besar.”

Semua hadirin terkejut di dalam hall, termasuk Caela. Pengembangan kristal baru? Jadi Moriad lah yang selama ini membuat semua kristal itu? Caela berpikir dan sedikit terkejut.

“Untuk apa itu, Ibu?” tanya Fae dengan nada penasaran.

“Ini baru hanya akan kuajukan ku untuk sebuah langkah antisipasi,” Shala membalas.

Fae dan Caela terdiam, seperti tidak puas dengan jawaban Shala.

“Maaf, aku baru di sini, boleh kah aku bertanya?” tanya Caela.

“Silakan, Lady Caela.” kata Shala mengangguk.

“Kristal itu bukan kah benda suci dari langit?” tanya Caela.

“Benar. Kristal adalah benda suci yang jatuh dari langit. Namun, itu semua hanyalah pecahan dan serpihan yang tidak sempurna. Teknologi lah yang menyempurnakan itu menjadi kembali utuh sempurna. Dari bantuan para Scholar dan juga alat dari kota Moriad. Selama ini kita memproduksi kristal di Moriad karena Moriad adalah kota paling maju secara teknologi.”

Caela terdiam sejenak, mencerna semua kata-kata Shala barusan. Teknologi? Jadi selama ini kristal itu disempurnakan oleh gabungan sihir dan teknologi?

“Lalu, apa maksud dengan pembuatan kristal baru?” tanya Caela kembali.

Shala terdiam sejenak lalu membalikkan badannya. “Aku hanya bersiap-siap jika kristal yang saat ini kalian gunakan untuk menjadi wadah Dewa akan hancur.”

Semua yang berada di ruangan itu terdiam sejenak dan terkejut, Valia lalu mengangkat alisnya. “Hancur? Jadi ada kemungkinan hal itu bisa terjadi?”

Shala mengangguk ke arah Valia, “Benar, karena kristal yang datang dari langit ini hanya kumpulan pecahan dan serpihan, bukan kristal secara utuh. Jadi kemungkinan masih bisa terjadi kehancuran karena ketidak sempurnaan bentuk kristal itu.”

Alana dan Valia terkejut, lain hal dengan Caela dan Fae yang hanya terdiam. Caela jadi sedikit demi sedikit percaya bahwa sebenarnya memasukkan Dewa ke dalam kristal itu adalah bagian dari dosa manusia seperti apa yang Rieva bilang padanya sebelumnya.

**

Setelah perbincangan tersebut, Shala membubarkan pertemuan, dan menugaskan Caela dan Fae untuk siap-siap segera berangkat ke Forgotten Ruins yang ingin diobservasi. Caela segera meninggalkan ruangan disusul Fae yang segera ingin menyusul Caela keluar. Valia pun akhirnya memberikan gestur untuk pamit dari hall dan juga pergi.  Melihat Valia yang sudah keluar dari ruangan, Alana masih duduk di kursinya dan dia pun segera berdiri menghampiri Shala.

“Yang Mulia… Kau tidak bisa seperti ini terus…” kata Alana pada Shala dengan raut wajah muram.

“Apa maksudmu, Lady Alana?” tanya Shala dengan nada dan tatapan dingin tidak ramah seperti sebelumnya.

“… Aku tak bisa bernegosiasi dengan ayahku lagi soal pembuatan kristal baru…” kata Alana mencoba tenang.

“Benarkah?” tanya Shala lalu dia berjalan sedikit ke arah Alana dan mendekat, tangannya perlahan meraih dagu Alana dan berkata, “Aku akan berikan apa yang kau inginkan kalau kau mau membantuku lagi,” kata Shala.

Alana terdiam tangan dan matanya sedikit bergetar akibat kedekatannya dengan Shala lalu dia mencoba tenang dan menatap mata Shala. “… Kau tahu apa yang ku mau, Yang Mulia…” katanya pelan.

Shala mengangkat alisnya dan tersenyum lalu menarik kembali tangan di dagu Alana dengan cepat lalu berjalan ke arah berseberangan dari Alana lalu dia tertawa.

“Sungguh gadis yang putus asa mencari cinta. Kau menginginkan Fae?”

“… Ya…” balas Alana pelan namun tegas.

“Itu perkara mudah. Aku bisa urus itu, dan kau pastikan aku bisa kembali dapat izin untuk membuat kristal baru di Moriad.” kata Shala.

“Baik, aku sepakat....” kata Alana dengan tegas.

***

1
Firenia
bukannya harusnya yg rambut putih yg khawatir /Sweat/
menderita karena kmu
Aku jadi bisa melupakan masalah sehari-hari setelah baca cerita ini, terima kasih author!
kirlsahoshii: Makasih ya udah mampir 😊🤍
total 1 replies
0-Lui-0
Ngakak sampai sakit perut 😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!