NovelToon NovelToon
CINTAKU SEPERTI JEMBATAN GARAM

CINTAKU SEPERTI JEMBATAN GARAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Romansa
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nelki

- 𝗨𝗽𝗱𝗮𝘁𝗲 𝗦𝗲𝘁𝗶𝗮𝗽 𝗛𝗮𝗿𝗶 -

Ria merupakan seorang mahasiswi yang dulunya pernah memiliki kedekatan dengan seorang pria bernama Ryan di dunia maya. Hubungan mereka awalnya mulus dan baik-baik saja, tapi tanpa ada tanda-tanda keretakan berakhir dengan menghilang satu sama lain. Sampai Ryan menghubungi kembali dan ingin memulai hubungan yang nyata.
Akankah Ria menerima atau menolaknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nelki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Luka Hati Terbuka Kembali

Meski waktu telah berlalu, membuatku melupakan. Nyatanya itu semua adalah kebohongan pada diriku sendiri bahwa dia tak pernah ada di dunia nyata. Tak ku sangka dia benar-benar muncul di hadapanku dan terus mengejar.

"Heh, ini salahku atau salahnya. Pasti salah dia. Dia duluan yang ninggalin aku. Pas dah mau move on malah nongol tanpa dosa," kataku dengan kesal.

"Kalo aja ada mesin waktu, aku lebih memilih tidak pernah mengenalmu," harapku dengan sedih.

"Mungkin sudah waktunya mengakhiri kesempatan yang kuberikan padanya," kataku membuat keputusan.

Aku segera menghubungi Fina. Aku mengatakan padanya untuk berhenti melaporkan aku saat di dekatnya.

"Lho, kenapa Ri?"

"Ga ada alesan, cuma mau mengakhiri aja," kataku.

"Tapi kan kamu juga suka dia." Fina mengingatkan.

"Bukan suka, tapi pernah disakiti. Aku kasih kesempatan juga biar dia rasain gimana rasanya waktu udah diberi harapan, tapi malah ngilang tanpa kabar," jelasku.

Fina yang mendengarku tercengang. Apa di balik kisah yang manis ada sebuah rasa pahit yang teramat sangat? Teman baiknya ini ternyata diam-diam menahan semuanya sendirian.

"Oh, soal kamu pinjem uang dia aku bantu kamu lunasin deh nanti kalo aku dah ada," kataku.

Fina menjawab, "Oke deh kalo itu emang keputusanmu. Aku ngikut aja."

"Oke, thanks ya Fin."

"Sama-sama."

Panggilan itu terputus, selanjutnya giliran adikku. Aku bergegas ke kamarnya. Ku ketuk pintu dengan lirih karena takut menganggu ayah dan ibu. Rifqi membuka pintu kamar.

"Apa Kak?" tanyanya.

"Kamu di kasih berapa sama Ryan?"

"Sebenarnya kalo ku hitung harusnya sekitar satu juta ada kali," jawab Rifqi.

"Transfer balik ke dia!" perintahku.

"Lho kenapa?"

"Udah ga usah banyak tanya lagi. Nanti ku ganti deh."

"Oke Kak."

Rifqi segera mentransfer untuk itu kembali. Dia menunjukkan layar ponselnya padaku. Transaksi sudah berhasil.

"Jadi mana Kak?" katanya sambil mengulurkan tangan.

"Sabar napa," kataku sambil berlalu.

"Eh, Kak jangan pergi gitu aja. Duitku gimana?"

Aku ke kamarku untuk mengambil ponsel. Ku transfer uang itu pasa Rifqi. Rifqi sudah tenang di kamarnya, tak lagi mengangguku. Selanjutnya, ibuku. Aku harus cari kesempatan buat blokir nomor Ryan di ponselnya.

Aku mencari ibuku, sepertinya dia lagi di kamar. Ayah tiba-tiba keluar dari kamar. Dia melihatku di depan pintu yang baru saja dibuka.

"Ria ga tidur?"

"Belum ngantuk Yah. Ayah mau ke mana?"

"Biasa temen-temen ngajak kumpul sambil ronda," jawab ayah.

"Ibu dah tidur?" tanyaku.

"Iya kayaknya kecapean. Jadi tidur duluan."

"Ya, udah Ayah mau berangkat dulu ya," pamitnya.

"Iya Yah."

Ayah pergi ke luar rumah. Ini kesempatan bagus buatku. Aku masuk ke kamar dan mencari ponsel ibuku. Ponsel itu tergeletak di sebelah tempat tidur.

Perlahan-lahan ku ambil ponsel itu. Layar itu ku usap, tara terbuka. Untung saja ga dikunci. Segera ku cari kontak Ryan, tapi tak ada. Siapa sangka dinamai "Calon mantuku" sama ibu.🙃

"Jangan berharap dia jadi mantumu deh Bu," kataku lirih sambil melirik ibuku yang tertidur.

Ibuku tidur nyenyak, ga ada masalah. Lalu, ku blokir kontaknya dan ku hapus.

"Hahaha rasain kamu," kataku lirih.

Aku puas dengan kinerja hari ini. Aku telah menyelamatkan diri dari jurang yang ku gali sendiri. Segera ku kembalikan ponsel itu dan kabur ke kamarku.

...****************...

Ryan yang tak sengaja terlelap, terbangun oleh notifikasi ponselnya. Dia mengira itu dariku, tapi itu dari Rifqi yang mengembalikan uang.

"Kok dibalikin?" kata Ryan heran.

Ryan mencoba menghubungi, tapi baik Rifqi, ibu, dan aku tak bisa.

"Kok pada ga bisa dihubungi sih?" keluh Ryan.

Akhirnya dia mencoba menghubungi Fina. Siapa sangka itu bisa tersambung? Ah, Fina harusnya kamu blokir langsung sehabis telpon sama aku.

"Apa lu?" teriak Fina di telepon.

Ryan kaget dan mengelus dada.

"Kok teriak-teriak, aku kan mau tanya... "

"Ga usah tanya orangnya dah pergi. Dia ga mau ketemu sama kamu lagi."

Fina memutuskan panggilan secara sepihak. Lalu, dia memblokir nomor Ryan. Ryan yang mencoba menghubungi balik, tapi tak bisa. Ryan makin panik.

Dia segera berdiri dan ingin pergi menemuiku. Ponselnya berdering, dia mengangkat tanpa melihat nama pemanggil.

"Ryan, perusahaan luar negeri lagi ada masalah. Kamu ke sana gih, biar aku yang urus di sini!" kata Ayah.

"Ini Ayah?" tanya Ryan yang masih kebingungan.

"Iyalah, kamu kira siapa?"

"Cewekku," gerutu Ryan.

"Siapa?"

"Dah lah. Jangan bahas dia!"

Ryan memutus telepon. Dia mengecek kontak wakil perusahaan yang di luar negeri. Tak ada kabar apa pun. Dia mengirimkan pesan singkat.

✉️ Aku ke sana sekarang. Nanti tolong jemput aku.

Ryan segera bergegas mengambil setelah jas yang ada di rumah neneknya. Untung keluarganya berada jadi punya banyak pakaian di tempat lain. Tanpa pamit pada orang, hanya sekedar pesan lisan pada pembantu di rumah. Dia pergi ke bandara diantar oleh sopir.

...****************...

Bandara tampak lenggang, hanya beberapa penerbangan yang masih berjalan. Beruntung penerbangan Internasional masih ada. Ryan segera memesan tiket ke Singapura. Sembari menunggu waktu, dia menghubungkan Adit untuk mengawasi Ria.

✉️

Ryan: Dit, titip cewekku ya.

Adit: Mau ke mana Bro? Berapa lama?

Ryan: Ga pasti nih. Kayaknya lama sih perusahaan di luar kena masalah. Aku harus ke sana buat urusin.

Adit: Oke, Bro, tapi gue ga janji ya.

Ryan: Kenapa? Kalo mau dibayar juga oke, ku kasih.

Adit: Lah gue ada pacar nanti dia kalo salah paham gimana? Mau tanggung jawab.

Ryan: Oke, berkala aja seminggu sekali. Eh, ga ding tiap hari aja deh. Dia bikin khawatir orang.

Adit: Napa ga lo nikahin sekalian. Jadi bisa dibawa ke mana aja pas pergi. Ga perlu nyuruh orang lain buat mantau.

Ryan: Orangnya belum mau. Mana tadi dia marah pula. Aku mau muncul malah harus ke luar negeri nih. Kebayang kan?

Adit: Berhubung kita masih keluarga, gue bantu dikit deh. Seminggu atau sebulan sekali fix ya. Ga bisa kalo tiap hari.

Ryan: Oke deh.

Suara panggilan penerbangan Internasional menggema, meminta penumpang untuk naik. Ryan menuju ke pesawat. Langkah kakinya menapaki anak tangga, tapi pikirannya melayang buana.

"Cepetan jalannya Mas!" kata orang di belakang Ryan.

"Maaf, maaf," kata Ryan dan mempercepat langkah.

Di dalam pesawat, Ryan duduk dengan tenang. Matanya melihat keluar. Deru mesin pesawat hendak lepas landas terdengar. Perlahan burung besi ini terangkat perlahan. Pemandangan di luar berganti awan dan langit gelap. Sinar-sinar kecil di bawahnya adalah pemukiman. Ryan melamun tentang pujaan hatinya.

"Ria, tunggu aku kembali!"

1
Alucard
Aku gak bisa tidur kalau belum baca next chapter, fix it thor! 🥴
ALISA<3
Gemesin banget! 😍
MindlessKilling
Luar biasa! 👏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!