Cerita seorang laki-laki yang terpikat karena aroma yang mirip dengan seseorang di masa lalunya.
Kisah seorang laki-laki yang jatuh cinta pada pandangan pertama setelah bertemu dengannya. Aroma yang menenangkan, aroma yang mengingatkannya bahwa bahagia itu sederhana tapi terasa mewah.
Lalu bagaimana kisah laki-laki itu? apakah berakhir bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyelir 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23
Sejak pulang dari restauran, Luna tak henti-hentinya untuk tersenyum. Memandangi kalung yang ia kenakan, Luna kembali mengingat momen paling berarti dalam hidupnya. Dirinya berpacaran untuk pertama kalinya. Mengingat momen saat makan malam, Luna memegang kedua pipi chubby nya. Rasa malu meluap begitu saja, dirinya segera menarik selimut untuk menutupi wajahnya.
Tidak jauh berbeda dengan Luna. Marcel saat ini sedang mengalami euforia yang tak terbendung. Dirinya merasa senang sekaligus lega karena sudah mengatakan apa yang ia katakan sejak lama. Apalagi Luna yang menerima dirinya, Marcel merasa sangat senang.
Dia akan meninggalkanmu jika tau kondisimu yang sebenarnya
Mendengar suara itu. Lagi dan lagi Marcel mengepalkan tangannya dengan erat. Marcel menunduk memikirkan perkataan dari bisikan itu.
"Tidak, dia akan selalu bersamaku. Apapun yang terjadi akan selalu begitu," gumam Marcel. Dirinya yakin bahwa Luna akan selalu bersamanya karena Luna adalah tempatnya untuk pulang.
"Iya, dia rumahku. Dia adalah obatku dan jiwaku. Diat tidak akan pergi kemanapun," Marcel menggumamkan itu berulang kali. Menatap dirinya ke cermin, menatap tajam bayangan hitam di belakangnya.
"Dia akan selalu bersamaku. Camkan itu!" Marcel bertekad membuat Luna akan selalu berada di sampingnya. Luna akan selalu memberikan cinta padanya, hanya pada dirinya saja.
...****************...
Luna yang merasakan cahaya pagi yang masuk dari sela-sela gorden kamarnya membuatnya terbangun. Mengingat kembali kejadian malam itu, Luna segera pergi ke kamar mandi dan segera bersiap.
Marcel yang sejak tadi sudah terbangun, membayangkan bagaimana ekspresi Luna menjadi kegiatannya selama ini. Mengingat Luna, dirinya mengingat bahwa mulai kemarin Luna adalah kekasihnya. Mengingat itu, detak jantungnya berdebar dengan kencang.
Melihat jam di tangannya, menunjukkan waktu untuk sarapan. Dirinya berdiri, dia ingin menemui Luna dan makan bersama dengannya. Memikirkan mereka akan sarapan bersama sebagai sepasang kekasih untuk pertama kalinya, membuat Marcel kembali berdebar.
TOK
TOK
"Luna, apakah kau sudah bangun?" Terdengar suara rusuh dari dalam kamar itu.
"Sebentar kak. Tunggu sebentar!"
Suara itu, membuat Marcel tersenyum. Dirinya memilih menunggu tepat di depan kamar Luna. Dirinya menunggu hingga Luna merasa sudah siap.
CEKLEK
Keluarlah seseorang yang sejak ditunggunya. Melihat Luna memakai dress yang begitu cantik. Penampilan Luna seperti seorang peri di mata Marcel. Rambut hitam panjang itu tergerai dengan indahnya. Mata hazel yang mirip denhan Theo menatap dirinya dengan binar keceriaan. Marcel selalu merasa tenang saat melihat mata itu.
"Kak, bagaimana penampilan ku hari ini? Cantikkan?" Luna berputar memamerkan baju yang dipakainya. Marcel tertawa kecil melihat sikap Luna yang seperti anak kecil yang memamerkan sesuatu pada temannya.
"Cantik, Luna selalu cantik!" Itu bukanlah sekedar pujian. Itu adalah kenyataan. Di mata Marcel selalu cantik tanpa celah. Bahkan saat Luna merengut kesal, Luna tetap cantik di matanya.
Marcel mengulurkan tangannya. Dirinya seolah meminta izin untuk memegang tangan Luna.
Luna yang melihat itu segera menerima uluran tangan itu. Dia menggenggam erat tangan Marcel. Luna merasa hangat saat dirinya di genggam oleh Marcel. Tangan besar Marcel seolah melindungi tangan kecil Luna.
Mengingat sesuatu, Luna segera mengeluarkan ponselnya. Kemudian mengangkat tangannya yang sedang bertautan dengan Marcel. Marcel yang melihat tindakan Luna hanya diam saja. Dirinya tak tau apa yang akan dilakukan Luna.
CEKREK
Mendengar suara itu, Marcel bingung. Dirinya kebingungan saat Luna memotret tangannya yang sedang bergandengan itu.
Luna yang ditatap seperti itu membuat Luna ingin tertawa. Wajah polos Marcel saat ini seperti seorang anak yang sedang tertarik akan sesuatu.
"Kakak bingung ya!!" Luna ingin sekali menggoda Marcel saat ini. Melihat Marcel yang mengangguk pun, Luna kembali tertawa kecil.
"Ini sebagai bukti. Kemarin aku cerita ke Putri, namun dirinya tak percaya kalau aku udah punya pacar sekarang,"
Pacar
Jantung Marcel kembali berdetak dengan kencang saat mendengar kata pacar dari Luna. Apalagi tujuannya memfoto tangan mereka, membuatnya hangat. Ini membuat Marcel merasa dihargai.
Memikirkan sesuatu, Marcel mengambil ponsel Luna. Kemudian Marcel merangkul Luna. Luna yang terkejut saat Marcel tiba-tiba merangkulnya. Luna memandang Marcel seolah bertanya ada apa.
CEKREK
Luna tersentak mendengar suara kamera. Dirinya tak menyangka bahwa dirinya akan berfoto bersama dengan Marcel, kekasihnya.
"Jika ingin pamer, harus foto kita berdua. Bukan hanya tangan kita," ujar Marcel menggoda Luna sambil tersenyum dengan lebar, bukan senyum kecil seperti biasanya
Luna yang mendengar itu merasa senang. Ini adalah pertama kalinya dirinya melihat Marcel tersenyum lebar. Melihat hasil foto itu, Luna merengut kesal. Di foto itu dirinya tampak aneh dengan Marcel yang di sebelahnya terlihat tampan. Merasa tak terima dirinya meminta berfoto ulang. Marcel hanya mengangguk, dirinya akan menuruti apapun yang di minta Luna. Apapun, asal bukan pergi darinya.
Melihat foto mereka, Luna merasa senang. Kemudian mengirimkan foto itu ke Putri dan keluarga besarnya. Tak lupa dirinya juga mengirimkan foto itu ke ponsel Marcel.
Marcel yang melihat foto yang dikirimkan Luna. Marcel senang melihat foto mereka berdua untuk pertama kalinya. Dirinya mengubah tampilan layar ponselnya dengan foto yang dikirimkan Luna padanya. Layar kunci adalah foto tangan mereka yang sedang bergandengan dan layar utama foto mereka berdua.
Luna yang melihat apa yang dilakukan Marcel, dirinya tersenyum kecil. Kemudian dirinya pun mengikuti apa yang baru saja dilakukan Marcel.
"Lihat, wallpaper kita sama kak!" Luna menunjukkan layar ponselnya. Marcel yang melihat itu, tentu saja senang.
"Ehm... wallpaper kita sama," Marcel mengelus lembur rambut Luna dengan sayang. Entah ada angin apa, Marcel mendekatkan wajahnya tepat di hadapan Luna. Luna yang melihat itu, secara spontan menutup matanya.
CUP
Merasakan sebuah kecupan di dahinya,Luna membuka matanya. Dirinya masih melihat Marcel yang masih memandangnya dari jarak yang dekat.
"Terima kasih Luna."
Luna yang tak tau harus berbuat apa hanya diam. Merasakan sebuah pelukan hangat Marcel, Luna pun membalasnya dengan tak kalah erat.
KRUYUKK
Suara perut Luna berbunyi. Hal itu membuat Luna merasa malu saat ini.
Marcel yang mendengar suara perut Luna merasa lucu namun id saat bersamaan, dirinya merasa bersalah.
"Mari kita makan. Kita harus memberi makan cacing-cacing yang ada di perut Luna,"
Luna kesal saat mendengar itu. Dirinya sudah merasa malu, namun Marcel malah menggodanya. Spontan saja, Luna melepas pelukannya dan menatap Marcel dengan pipi chubby yang menggembung.
Marcel tertawa kecil saat melihat Luna seperti melihat tupai kecil. Namun dirinya terkejut dengan Luna yang pergi meninggalkannya dengan berjalan di hentak-hentakan ke lantai. Marcel tertawa dengan keras melihat sikap Luna.
Luna yang mendengar tawa Marcel, segera berbalik untuk melihat. Luna terpesona melihat tawa yang begitu indah itu.
"Kak, katanya makan. Ayo, Luna sudah lapar!" teriak Luna yang membuat tersadar. Marcel segera berlari kecil ke arah Luna dan kembali memegang tangan kecil itu.
Mereka tersenyum dan tertawa bersama. Saling bergandengan dengan erat. Tawa mereka membuat siapapun tau bahwa mereka adalah pasangan yang sangat berbahagia.
...****************...
Bagaimana menurut kalian, itu udah cukup romantis belum??
Tolong yan beri pendapat. Soalnya ini dari imajinasiku aja, hehehe 😁
Jangan lupa follback dan saling dukung ya.
mmpir punyaku juga kakk😻😻