NovelToon NovelToon
Terbelenggu Takdir Ke 2

Terbelenggu Takdir Ke 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Hamil di luar nikah / Diam-Diam Cinta
Popularitas:25.7k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Hafsah bersimpuh di depan makam suaminya, dalam keadaan berbadan dua.

Karena kesalahan fatal dimasalalunya, kini Hafsah harus hidup menderita, dan berakhir diusir oleh orangtuanya.

Sepucuk surat peninggalan suaminya-Raga, berpesan untuk diberikan kepada sahabatnya-Bastian. Hafsah bertekad untuk mencari keberadaan sahabatnya itu.

5 tahun pencarian yang nihil, akhirnya Hafsah bertemu juga dengan Bastian. Namun, pertemuan itu mengungkap sebuah rahasia besar, yang akhirnya membuat Hafsah semakin benci setengah mati kepada Bastian.

"Bunda ... Yuna ingin sekali digendong Ayah!" Ucapan polos Ayuna mampu menggunjang jiwa Hafsah. Ia dihadapkan pada kebingungan, dan sebuah pilihan sulit.

Mampukah Hafsah mengendalikan rasa benci itu, demi sang putri? Dan, apa yang sebenarnya terjadi?

SAQUEL~1 Atap Terbagi 2 Surga~
Cuma disini nama pemeran wanitanya author ganti. Cerita Bastian sempat ngegantung kemaren. Kita simak disini ya🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 27

Hafsah berasa ingin mual menatap keangkuhan wajah Reza saat ini. Bisa-bisanya pria itu playing victim terhadapnya. Ingin sekali Hafsah membenturkan wajah angkuh itu, agar tidak gila seperti saat ini.

"Apa lagi yang kamu inginkan?" ucap Hafsah menaikan nada suaranya. Tatapanya tampak bengis, dengan kedua tangan terkepal kuat.

Dalam hatinya, ingin sekali dia meninju pria disebrang itu.

Reza tersenyum remeh sambil melangkah kedepan, hingga kini dia menyenderkan tubuhnya dipingiran sofa besar pak Mulyo.

"Kamu harus bertanggung jawab atas perbuatanmu tadi, Hafsah! Saya tidak terima saat kamu meludahiku seperti saat tadi!" jawab Reza yang masih terdengar santai ditelinga.

Hafsah yang semula membuang muka, kini menatap remeh juga kearah pria gila itu, sambil bersedekap dada.

"Heh! Kamu memang pantas untuk diludahi! Setelah tadi kamu mencengkram wajahku, lantas kamu kira aku akan diam saja, begitu? Oh tidak! Aku punya mulut, lalu apa gunanya jika tidak untuk meludahi wajahmu!" telak banding Hafsah, menajamkan pandanganya kearah Reza. Dia sama sekali tidak gentar, karena memang dia tidak pernah salah sebelumnya.

Reza langsung naik pitam mendengar bantahan Hafsah saat ini. Dia kembali menegakan badanya, dan langsung membalas tatapan tajam Hafsah.

"Kamu harus meminta maaf kepadaku, Hafsah! Jika kamu tidak mau, maka aku akan membawa kasus ini keranah hukum, atas tindakanku tadi sore." Reza mencoba menggeretak Hafsah, ingin tahu seperti apa reaksi wanita didepannya saat ini.

Bu Mirna dan juga Pak Mulyo langsung mendekat, menampakan wajah melas, karena takut dengan gertakan putra rekannya kini.

"Tidak sudi! Jika kamu ingin membawa kasus ini keranah hukum-"

"Ada apa ini?" suara bariton itu terdengar nyaring sekali, begitu memasuki rumah pak Mulyo.

Semuanya menatap belakang, dan betapa terkejutnya Hafsah saat melihat Bastian sudah ada disampingnya dengan menampilkan wajah serius.

"Tidak perlu takut, ada aku!" bisik Bastian sedikit menundukan wajahnya kearah telinga Hafsah.

Tidak ingin terlena, dan juga tidak begitu tertarik dengan kedatangan Ayah kandung putrinya itu. Hafsah masih saja kukuh dalam pendiriannya, karena memang dia tidak bersalah.

"Aku juga dapat membawa masalah tadi keranah hukum, karena kamu lebih dulu mencengkram wajahku! Dan untuk permintaan maaf ... Jelas aku TIDAK SUDI meminta maaf kepadamu!" lanjut Hafsah menekan kalimatnya.

"Begini saja, Hafsah! Aku tidak akan memenjarakanmu, jika kamu bersedia melanjutkan lamaranku, dan menikah denganku! Enak bukan, pilihannya?" balas Reza dengan wajah tengilnya. Namun dia sedikit terganggu dengan adanya pria disamping Hafsah saat ini.

"Memenjarakan? Berapa hartamu? Apa keluargamu sudah siap untuk bangkrut? Jika kamu membawa kasus ini keranah hukum, maka bersiaplah akan menjadi miskin setelah itu!" hardik Bastian dengan tatapan nyalangnya.

Reza semakin muak. Dia sedikit melangkah, Sambil menuding wajah Bastian, "Siapa kamu? Tidak usah ikut campur urusanku dengan Hafsah!" Setelah itu Reza menatap kembali kearah Hafsah, "Bagaimana, Hafsah? Menikah, atau dipenjara? Pilih salah satunya!"

"Aku tidak akan memilih dua-duanya, karena aku tidak bersalah!" bantah Hafsah meremas kuat tangannya.

"Oke, baik baik! Baiklah jika itu maumu, Hafsah! Maka jangan salahkan aku, jika masalah ini sampai kekantor polisi!"

"Lakukan saja! Maka siap-siap setelah kamu menginjakan kakimu kekantor polisi, maka hidupmu beserta keluargamu akan hancur!" bukan Hafsah yang menjawab, melainkan Bastian.

Setelah itu, Bastian langsung saja menggenggam tangan Hafsah untuk diajaknya pulang.

"Saya permisi!" pamitnya kepada kedua orang tua Hafsah.

Melihat Hafsah beranjak keluar, Reza langsung menggeram karena merasa terabaikan.

"Hafsah! Aku belum selesai bicara-"

Pak Mulyo lantas mendekat, "Tolong Nak Reza ... Jangan penjarakan putri Bapak! Setelah ini kami pasti akan menegur anak itu. Tolong jangan sampai pak Imam tahu masalah ini," pinta pak Mulyo dengan wajah melasnya.

"Saya tidak mau tahu ... Hafsah harus secepatnya menikah dengan saya!" setelah mengatakan itu, Reza langsung melenggang keluar tanpa salam.

*

*

*

Sejak tadi, Bastian terus saja mengikuti arah motor Hafsah, karena Teller cantik itu tidak mau diajaknya satu mobil.

Dari dalam, Bastian terlihat begitu cemas, saat kerap kali motor Hafsah menghindari jalan berlubang, dan ditambah licin akibat rintikan gerimis saat ini.

Penyesalan yang sudah mengkarat, membuat Bastian tidak dapat berbuat banyak selain hanya sabar dan menyakinkan. Andai saja dulu, jika dia bertanggung jawab kepada Hafsah, dan menikahi sahabatnya itu, niscaya kehidupan Hafsah beserta putrinya tidak akan seperti saat ini.

"Kenapa aku bodoh sekali," lirih Bastian yang kini matanya sudah mulai memanas.

Sementara Hafsah, wanita cantik itu memfokuskan matanya pada jalan, dengan menampakan wajah datar tanpa ekspresi. Yang ada rasanya hanya muak, geram, bahakan benci menjadi satu. Dia rasa, semenjak kepergian suaminya, hidupnya terasa lebih suram, dengan status Jandanya kini.

Ckit!!!!!

Hafsah spontan mencengkram kedua rem tangan, saat mobil Bastian tiba-tiba memotong jalannya.

Wajah cantik itu terlihat menahan kesal, hingga sang pemilik mobil keluar dari dalam.

"Hafsah ... Kita mampir makan dulu, Ya! Aku tahu, perutmu sejak tadi siang belum kemasukan apapun, kan? Itu ada Cafe buka, kita kesana aja!"

"Aku tidak lapar! Lebih baik kamu minggir, karena aku ingin segera pulang!" balas Hafsah menautkan kedua alisnya.

"Oke, kita bungkus dulu, nanti kita makan dirumah! Aku mohon Hafsah, aku ingin makan dengan kalian berdua! Aku ingin menebus semua kesalahanku dengan kamu, dan Ayuna!" ucap Bastian dengan wajah seriusnya. Kini tanganya memegang stang motor Hafsah, guna meyakinkan sahabatnya itu.

Hafsah membuang muka, sambil menghela nafas dalam.

"Minggir, aku ingin segers pulang! Tolong jangan halangi jalanku!" Hafsah langsung saja menstater motornya, dan bersiap-siap untuk melaju kembali.

"Hafsah, aku mohon! Setidaknya demi Ayuna! Apa kamu tidak ingin melihat dia tersenyum-"

"Tapi kamu sendiri yang sudah merampas senyuman putriku, Bastian! Kamu menghancurkan semuanya!" pungkas Hafsah menekan kalimatnya. Sudah lelah melawan Reza, kini dia harus dihadapkan sahabatnya itu.

'Jikapun dulu aku mau bertanggung jawab, apa kamu akan membalas cintaku, Hafsah! Kamu hanya mencintai Raga, itulah sebabnya kamu mau dinikahi dia!'

Suara itu hanya mampu tercekat dalam tenggorokan Bastian saja. Dia menatap nanar, begitu Hafsah sudah agak menjauh.

Hafsah kini berhenti disalah satu minimarket, untuk membelikan putrinya snack, dan juga susu anak.

Begitu Hafsah meletakan barang-barangnya dikasir, dan ingin membayar, tiba-tiba ....

"Mbak, itu sekalian saya yang bayar!"

Hafsah sempat memejamkan mata, merasa geram, karena dia mengira itu suara Bastian yang diam-diam mengikutinya.

Namun begitu Hafsah menoleh, dibelakangnya sudah ada Amar yang berdiri sambil membawa sebotol air mineral, dan ingin membeli rokok juga.

"Amar ... Kamu ternyata?"

"Iya, Sah! Itu biar saya sekalian saja yang bayar!" seru Amar kembali, dengan sedikit menunduk.

"Nggak usah, Am!" tolak Hafsah yang kini sudah ingin mengambil uangnya.

Namun dengan cepat, Amar diam-diam langsung menyodorkan kartu ATMnya yang bewarna hitam.

"Maaf, mbak ... Barangnya sudah dibayar oleh Mas, ini!" ucap kasir wanita, kal Hafsah menyodorkan satu lembar uang bewarna merah.

Begitu selesai bertransaksi, mereka berdua berjalan keluar, dan berhenti dihalaman minimarket tadi. "Am, makasih ya! Jadi nggak enak, ngerepotin kamu," ucap Hafsah segan.

Amar hanya dapat menunduk, tersenyum tipis, "Sama-sama! Sama sekali nggak ngerepotin kok, Sah! Oh ya, kamu habis dari mana kok sampai disini?"

"Tadi habis dari rumah Bapak, Am!"

"Apa ada sesuatu, Sah? Bapak, Ibu sehat-sehat 'kan?" tanya Amar antusias.

Sementara dari dalam mobil, Bastian yang sejak tadi masih mengikuti Hafsah, kini tampak mencengkram kuat setir mobil, kala melihat Hafsah tengah berbincang dengan seorang pria, yang membelakangi pandangannya.

Senyum itu ... Sungguh Bastian sangat rindu melihat senyum Hafsah yang pernah dia berikan untuknya dulu. Hafsah bagaikan mentari pagi diantara dia dan Raga, yang selalu menebar hal positif dalam persahabatannya.

Setelah bercengkrama singkat, Hafsah pamit terlebih dulu, karena takut jika Ayuna rewel.

Amar, pria itu masih terdiam ditempat, hingga motor Hafsah semakin menjauh dari minimarket tersebut. Tanpa dia rasa, tanganya terangkat untuk memegang sebelah dadanya. Jantung Amar berdegup duakali lebih cepat, hingga membuat pria itu berkeringat dingin.

'Bukannya ... Bukannya dia Ustadz yang waktu lalu bertausiyah di Masjid, saat aku singgah dengan Dimas! Benar, dia Ustadz itu!'

Bastian membolakan mata tajam, bahkan memajukan setengah badanya, kala melihat Amar sedang berbalik dan segera masuk dalam mobilnya.

'Bagaimana bisa Hafsah kenal dengan Ustadz itu? Atau mereka sudah pernah mengenal sebelumnya?'

Merasa penat, Bastian langsung saja melajukan kembali mobilnya. Sejujurnya, kedatanganya kerumah Hafsah karena ada sesuatu yang ingin dia bicarakan tentang Ayuna. Namun, mengingat keadaan Hafsah yang baru saja mendapat masalah, jadi dia memutuskan untuk pulang, memberi ruang untuk Hafsah berpikir terlebih dulu.

1
Sunaryati
Kamu saja sampai tidur di rumah Hafsah kenapa marah Jessica bersama pria lain sebenarnya hatimu untuk siapa Bastian
Sunaryati
Semoga terlaksana pernikahan kalian, jika terjadi maka tidak akan ada sebutan pelakor untuk Hafsah karena sudah menikah. Dan aku juga lebih suka jika Hafsah menikah dengan Amar, biarkan yoh dulu pernah berjanji akan meikahi Jessica, jika mau mengikuti keyakinan Bastian.
yumi chan
hduh jesika siap prng ke 2 sm baztian....thor bt hafsah bhgia thor kasihn sama yuna thor dia ingin punya ayh..dn mersakn ks syg seorng ayah thor
Septi.sari: kak yumi❤❤🤗🤗🤗
total 1 replies
Retno Harningsih
lanjut
Septi.sari: kak udah 3 episode🤗🤗❤
Septi.sari: kak udah 3 episode🤗🤗❤
total 2 replies
yumi chan
bt aja bastian mnysl thor...hafsah jgn mau kmbli sm bnstian..dn km hafsah lbh krs lg sm bastian ..ingt hafsah kluarga bastian gk sk sm kmu..jd km sama yuna krus mnjauh i bastian agar kluarga mnysl nanti..
Sunaryati
Kamu benar Hafsah, teguhlah hatimu. Jessica lepaskan Bastian ada ustadz yang terpesona padamu, dan sudah beberapa kali bertemu padamu mungkin itu jodoh sejatimu.
Septi.sari: Jesica juga berhak bahagia kok.🤧
total 1 replies
Sunaryati
Kamu juga keterlaluan Bastian dari pada kau sisa batin Jessica kemar tak usah menikahinya. Walau itukeegoisan Jessica, kasihan juga namun Karena Jessica memaksakan Bastian nikmati saja Jes
Septi.sari: membingungkan ya bu🤣🤧🤧
total 1 replies
Retno Harningsih
up
Septi.sari: kak udah kak❤❤❤ kak retno mana ya
total 1 replies
yumi chan
thor jgn smpai hafsah di sebt plokor thor karna ke rgoisan bastian...jngn smpk hafsah terluka ke dua klinya karna sift egois bastian..septutnya slsaikn mslh km dlu bas sm jesica.
Septi.sari: kak otw bahagia ya mereka❤❤
Ambo Nai: cepat ceraikan Jesica,biar bersatu dengan Hafsah dan ayuna.
total 2 replies
Sunaryati
Terimakasih upnya thoor
Septi.sari: sami-sami bu🙏🙏🙏❤❤❤
total 1 replies
Sunaryati
Jessica sudah sakit hati Sah,karena semalam tidur di teras rumahmu. Bastian akan mempersulit Hafsah bahkan bisa dapat sebutan pelakor, padahal dia sudah menolak Bastian. Sikap Bastian sudah menyakiti Hafsah dan Jessica , walau itu resiko yang harus ditanggung Jessica.
Septi.sari: mau kasihan sama Jesica, tapi lebih sakit jadi Hafsah. kesanya Hafsah kek jadi wanita gak bener. 🤧🤧
total 1 replies
Sunaryati
Sebenarnya aku kasihan sama Jessica MP kok malah ditinggal namun sejak awal Bastian sudah menolaknya, Jessica sendiri yang memaksa karena saking cintanya. Sedangkan Hafsah yang dikejar-kejar Bastian tidak punya perasaan apapun Kalau aku sih suka jika Hafsah berjodoh dengan Amar
Septi.sari: kisah cintanya lebih sulit dari tugas ujian ya bu, terlalu rumit🤣🤣
total 1 replies
yumi chan
jgn mau hafsah...karna bastia sndrilh yg gk ada penderian wktu itu..biarlh dia mndrita dgn apa yg dia putuskn mau menuruti orngtuonya..thor bt lah yuna bhgia tmpa bstian ..
Septi.sari: kak maksih tetap stay❤❤🤗
total 1 replies
Retno Harningsih
up
Septi.sari: 🤗❤❤❤❤❤
total 1 replies
Ambo Nai
selesaikan dulu hubunganmu dengan wanita tak tau malu itu,bawa Hafsah dan ayuna menjauh dari kota itu dan mulai hidup baru .demi kebahagian putri mu yang kamu sia siakan selama ini.kamu harus tegas
Septi.sari: benar kak, kalau itu aku setuju. 🤧
total 1 replies
Sunaryati
Terlambat Bastian, seharusnya kamu berkata seperti itu sebelum menikahi Jessica. Benar banyak wanita yang terluka karena sikapmu yang tidak tegas. Dan lebih berat nama dan harta dari pada putrimu pada tindakanmu. Ingat Jessica sudah berkorban keyakinan dan memupuk sikap egoisnya hanya demi meiksh denganmu Bastian.
Septi.sari: benar bu, tidak hanya satu yang sakit. wanita seantero merasa tertipu😭
total 1 replies
Sunaryati
Penderitaan kamu baru dimulai Jessica itulah jika memaksakan kehendakmu, ingat ya kamu sebelumnya sudah mantan
Septi.sari: jesica juga kasian bu, dia tidak tahu. ahhh ini pekara Bastian jdi runyam🤧🤧
total 1 replies
Sunaryati
Benar kamu Hafsah biarkan saja orang tahu siapa bapak biologis Ayuns toh orang yang menjebakmu sudah mengakui. Jika keluarga Tuan Gading tetep malu mengakuinya biarkan karma yang menghampirinya.
Septi.sari: ❤❤❤🤗betul bu
total 1 replies
Sunaryati
Selamat berumah tangga yang mungkin akan penuh derita, Jessica nikmati buah egoismu. Hafsah seger buka hatimu untuk menjalin hubungan yang halal dan raih kebahagiaan kamu bersama putrimu Ayuna. Bastian hidupmu akan terbelenggu dalam penyesalan
Septi.sari: mereka sama2 terbelenggu, bu🤧❤
total 1 replies
Retno Harningsih
lanjut
Septi.sari: kak retno udah otw 3 episode langsung. spesial ya, biar bacanya puas😭❤❤
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!