Putri Beracun Sang Pangeran Iblis

Detik selanjutnya, Pangeran Rui menekan rasa gugupnya dan berbalik menatap Pangeran Runan sambil menyapa dengan sopan dan ramah. "Kakak, senang melihatmu lagi."

Pangeran Runan hanya tersenyum dingin pada Pangeran Rui, lalu berkata dengan datar. "Umumkan titahnya!"

Semua orang mulai berlutut dengan patuh, tidak terkecuali Jinyue dan Pangeran Rui yang terlihat paling bersemangat.

"Nona Zhao, dengarkan baik-baik dan terima titah Kaisar."

"Kaisar bertitah bahwa Bangsawan Jing memiliki putri yang lemah lembut dan anggun, serta penuh kebajikan. Untuk itu, Kaisar menganugerahkan pernikahan dengan Pangeran Runan sebagai putri. Semoga kalian harmonis setelah menikah."

Titah yang dibacakan sang kasim membuat Jinyue dan Pangeran Runan saling melayangkan tatapan lembut, seolah-olah ada madu yang menetes di mata mereka berdua.

"Pilihlah hari baik untuk melangsungkan pernikahan. Sekian." Kasim menyudahi pembacaan titah Kaisar dan melipat gulungan kain kuning yang agung itu.

"Jinyue menerima titah." Jinyue mengangkat kedua tangan untuk menerima dekret dari sang kasim.

Jinyue baru saja berdiri ketika Pangeran Rui tiba-tiba mendekatinya dan menarik pergelangan tangannya dengan penuh emosi.

"Jinyue, apa maksudnya ini?" Genggaman Pangeran Rui semakin keras hingga membuat Jinyue meringis kesakitan, tetapi dia tampak tak peduli. "Jelas-jelas kamu putriku, kenapa kamu menikah dengan kakak pertama?"

"Kamu ini bebal, ya?" Jinyue mengerutkan keningnya dengan perasaan tak senang yang menyelimuti hatinya. "Sudah berapa kali kukatakan, aku tidak bersedia menikah denganmu dan aku tidak sudi menjadi putrimu!"

Setelah dipikir-pikir kembali, Jinyue merasa Pangeran Rui bukannya sakit atau pun gila, tetapi bebal.

Dia sudah hampir berbusa mengulangi kalimat penolakan yang sama, tetapi pangeran bodoh itu tetap saja bersikeras ingin menjadikannya Putri Rui.

Pangeran Runan geram, dia mencengkeram tangan Pangeran Rui dengan keras seperti ingin menghancurkannya.

"Xiao Heng, Jinyue adalah kakak iparmu!" Ada niat membunuh yang kental menghiasi netra gelap Pangeran Runan. "Dan ini perintah dari ayahanda."

Setelah mengatakan itu, dia membuang kasar tangan Pangeran Rui dari pergelangan tangan Jinyue.

Detik berikutnya, tatapan Pangeran Runan kembali melembut saat tertuju pada sosok Jinyue. "Yue'er, ayahanda memerintahkanku untuk segera kembali ke istana. Ibunda juga memintaku untuk mengundangmu untuk masuk istana dan mengikuti perjamuan besok."

"Baik, Yue'er pasti akan datang," sahut Jinyue dengan lembut dan penuh kasih.

"Kutunggu kamu di istana nanti."

Sebelum pergi, Pangeran Runan meninggalkan senyuman manis pada Jinyue yang tak pernah dia layangkan kepada siapa pun.

"Jinyue, kamu sengaja membuatku marah, kan?" Pangeran Rui kembali berbicara pada Jinyue setelah memastikan sosok Pangeran Runan hilang dari Paviliun Qilin. "Jelas-jelas kamu putriku, kenapa malah mengkhianati aku dan menikahi kakakku?"

Alis Jinyue berkerut dalam, dia mulai lelah berbicara pada Pangeran Rui yang tingkat kebebalannya sudah tidak tertolong lagi.

Jika terus meladeni Pangeran Rui, bisa-bisa dia ikutan bebal juga.

"Yang Mulia, jelas-jelas kamu yang lebih dulu berkhianat. Kenapa malah menuduhku?"

"Adik Yue'er sungguh beruntung." Suara halus Yi Nan tiba-tiba saja terdengar dan menengahi perdebatan antara Pangeran Rui dengan Jinyue.

Yi Nan awalnya tengah menyusun rencana untuk menarik perhatian Pangeran Rui lagi, tetapi dia justru mendapatkan laporan dari Lan Xin bahwa sang pangeran memanjat tembok Kediaman Bangsawan Jing hanya untuk menemui Jinyue.

Itu sebabnya, dia bergegas kembali ke Kediaman Bangsawan Jing.

Namun, yang dia malah menyaksikan anugerah dan berkah berlimpah yang Jinyue terima dari Kaisar.

Lebih dari itu, Jinyue bahkan diperebutkan oleh dua pangeran Kerajaan Yangtze.

Yi Nan iri sampai hatinya membengkak!

"Baru saja batal menikah dengan Pangeran Rui, sekarang sudah ditaksir oleh Pangeran Runan." Wajah Yi Nan menunjukkan senyuman manis, tetapi hatinya seperti meneteskan darah.

Dari kata-katanya, Yi Nan secara tak langsung mengungkapkan bahwa Pangeran Runan dan Jinyue sudah berhubungan sejak lama.

Itu membuat amarah Pangeran Rui semakin terpicu.

"Jinyue, ternyata kamu sejak awal sudah bersama kakak pertama. Pantas saja kamu buru-buru membatalkan pernikahan kita."

Jejak sarkasme terlukis jelas di wajah Pangeran Rui.

"Tidak kusangka, Nona Besar Bangsawan Jing yang menjunjung tinggi moral dan kesopanan ternyata pandai memanfaatkan keadaan."

"Yang Mulia, jangan bertindak sembarangan!" Jinyue memperingati dengan tegas dan menepis kasar tangan Pangeran Rui yang kembali mendarat di pergelangan tangannya. "Aku ini istri Pangeran Runan, calon kakak iparmu yang dipilih langsung oleh Kaisar."

Lebih tepatnya, bukan Kaisar yang memilih Jinyue untuk menjadi kakak ipar bagi Pangeran Rui.

Namun, Jinyue-lah yang telah memilih Pangeran Runan menjadi suaminya.

"Jika kamu bertindak tidak sopan padaku lagi, aku akan mengadu pada Kaisar!"

Pangeran Rui terbungkam, dia tiba-tiba teringat pada hukuman yang diberikan Kaisar terakhir kali karena bertindak kasar pada Jinyue.

Tidak hanya dihukum berlutut selama tiga hari tiga malam, pernikahan yang diatur oleh ibu selirnya juga terpaksa harus diundur.

Flashback .....

"Yang Mulia, Pangeran Rui dan Nona Zhao ada di sini."

Setelah memastikan Kaisar tidak begitu marah lagi dan sudah menyelesaikan perbincangan dengan Pangeran Runan, penjaga di depan pintu memberanikan diri memasuki ruang kerja sang naga.

Kaisar melirik Pangeran Runan sejenak, lalu menatap sang penjaga sambil berkata, "Persilahkan mereka masuk."

Kaisar menghilangkan semua jejak emosi yang masih tertinggal di wajahnya berkat Raja Pingnan, si adik pemberontak.

Bagaimanapun, dia sudah terlanjur mengundang Jinyue dan Pangeran Rui memasuki istana demi menyelesaikan permasalahan di antara mereka.

"Pangeran Rui dan Nona Zhao memasuki istana."

Jinyue memasuki ruang kerja Kaisar dengan gerakan anggun dan elegan layaknya wanita bangsawan, sementara Pangeran Rui berjalan di sampingnya.

Ada jarak yang cukup renggang di antara mereka, keduanya terlihat seperti pasangan yang sedang bermusuhan.

Begitu berada di hadapan Kaisar, Jinyue bersujud sebagai penghormatan dan salam. "Zhao Jinyue menghadap Kaisar."

"Jinyue, berdirilah."

"Terimakasih, Yang Mulia." Jinyue dengan patuh berdiri.

Sementara itu, Pangeran Rui terlambat bereaksi untuk memberikan salam kepada Kaisar karena sangat terkejut melihat keberadaan Pangeran Runan.

'Dia mungkin sedang sekarat dan akan segera mati.' Pangeran Rui segera tersadar dan menekan segala perasaan yang menyelimuti hatinya saat menyadari kondisi tubuh sang kakak tidak begitu baik.

"Ananda menghadap Ayahanda."

Kaisar mendelik tak senang dan mendengus. "Berdirilah!"

Tanpa menghiraukan Pangeran Rui, Kaisar menatap Jinyue sambil berkata, "Jinyue, sebelumnya aku tidak menyangka Xiao Heng akan melakukan perbuatan memalukan seperti itu dan membuatmu tersakiti."

Suara Kaisar sangat bersahabat ketika berbicara pada Jinyue, tetapi netranya yang setajam pisau seperti ingin mencabik-cabik Pangeran Rui. "Demi masalah ini, aku akan memberikan wewenang padamu untuk menghukumnya. Bagaimana menurutmu?"

Mendengar itu, Jinyue langsung berlutut dan dengan rendah hati berkata, "Yang Mulia, Jinyue memang agak marah. Namun, Jinyue tidak berani menghukum Pangeran Rui. Jinyue hanya ingin Yang Mulia membatalkan pernikahan."

Dia memang berniat menghukum Pangeran Rui dengan tangannya sendiri, tetapi tidak sekarang!

"Bangunlah, bangun." Kaisar melambaikan tangannya ke arah Jinyue. "Ini kesalahanku dalam mendidiknya dan anak durhaka inilah yang berbuat salah, sama sekali tidak ada hubungannya denganmu."

Kaisar mana mungkin berani menyalahkan Jinyue atas perbuatan tercela Pangeran Rui, lagipula Bangsawan Jing juga sudah menemuinya untuk membahas masalah ini.

Namun, dia perlu memastikan dan bertanya pendapat Jinyue secara langsung. "Hanya saja, apa kamu benar-benar ingin membatalkan pertunangan?"