Warning
Harap Bijak dalam membaca!
Seorang Mafia Kondang yang tidak percaya menemukan seorang gadis yang terdampar di pulau pribadi miliknya dalam keadaan masih hidup. Namun masalah muncul ketika ia tidak tahu siapa gadis itu karena dia hilang ingatan setelah pengalaman tragis dialaminya.
Disisi lain Pria Mafia itu akan dijodohkan dengan wanita pilihan ayah nya, yang jelas dia akan menolak nya karena pekerjaan yang terlalu beresiko.
Nasib gadis terdampar itu mengalami hal buruk karena tak sengaja bertemu pria mafia itu.
Bagaimana dia akan menemukan kembali ingatan nya? Dan bagaimana pria mafia itu apakah menerima perjodohan nya atau dengan pertumpahan darah?
Silahkan baca disini yaa^^
OrchidCho
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon OrchidCho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 29
...Budidayakan Like/Vote sebelum membaca, cerita ini fiksi hanya hiburan semata ^^...
...Happy Reading!...
...⋋*。・🐰・。*⋌...
Para tamu mulai berdatangan, bahkan mereka menikmati makanan dan minuman yang disuguhkan, alunan musik klasik yang santai dimainkan dekat air mancur indah saat malam.
Gemercik air mancur serta lilin-lilin putih itu menghiasi pesta malam tersebut yang di rayakan di outdoor.
Tidak hanya di outdoor, didalam rumah pesta juga lebih menyenangkan karena ada casino dan billiard yang menjadi hiburan.
Para tamu bersenang-senang begitu juga dengan Chris yang menikmati segelas champagne dengan para tamu yang ia kenal.
Setelah itu Chris juga mengobrol tamu yang diluar, Ia juga menunggu Alice untuk melihat kostum yang ia kenakan. Namun ia belum muncul sangat lama, sampai Chris yakin kalau ia tidak akan berani dengan memakai baju itu.
Tapi itu semua terpatahkan ketika mata Chris menangkap siluet gadis itu dengan berani memakai baju maid sambil membawa nampan berisi minuman, kaki jenjangnya menuruni tangga.
Alice dengan senyum menawarkan minuman dinampan nya. Para tamu memusatkan perhatian mereka jadi teralihkan karena kostum yang dipakai Alice.
"Hóllyshítt.. Siapa wanita itu? Bódy nya sangat tipe ku" bisik salah satu tamu yang mengagumi Alice tepat didengar oleh Chris.
Mata Chris tidak berhenti selalu melihat ke arah Alice yang bercengkrama dengan para tamunya. Perhatian Chris adalah tertuju dengan ekor kelinci kecil tepat di belakangnya.
"Hah! Dia pendengar yang baik" smrik Chris sembari meminum champagne nya, matanya terus tertuju pada Alice.
Tidak sampai 5 menit minuman habis yang Alice bawa, sampai dia harus kebelakang untuk mengambilnya lagi.
Namun saking banyaknya mengangumi kecantikan dan túbuh Alice, Chris makin tidak nyaman karena mendengar mereka berbicara kotor. Chris mulai menyesal memberikan baju itu.
Bahkan Alice tak luput dari sentuhan para pria, dari memegang punggung nya, bahkan menyentuh bókóng nya meski dengan lembut. Namun Alice tetap berusaha tersenyum dibalik semuanya.
Setelah mengantar minuman, dibelakang Alice benar-benar mulai jengah.
Didepan Zac mendekati Chris, dan berbisik.
"Kau apakan Alice?" tanya Zac.
"Dia hanya bekerja" santai Chris yang pergi menuju meja casino.
"Dia mulai keterlaluan, sifat nya tidak bisa diubah" monolog Zac yang melihat Chris menyapa tamu lain dengan ramah.
Dibelakang pantry Alice menghela nafasnya sambil mengambil beberapa minuman.
"Permisi--" seorang pria muda menghampirinya.
"Iya. Anda butuh minuman?' tawar Alice.
"Tidak, ada pria yang ingin bertemu denganmu" ujar nya yang membuat Alice bingung.
Alice pun dituntun ke ruang baca dirumah Chris. Lalu terlihatlah pria sedang duduk disofa, pria 40-an sedang merokok dengan santainya.
Chris mengetahui itu namun ia tetap diam saja, sampai pintu ruang baca tertutup.
"Anda memanggil ku?" tanya Alice yang nampak melihat ruang baca yang agak gelap hanya beberapa lampu baca yang menyala.
Bukannya menjawab pria tersebut masih merokok bahkan memandang tubuh Alice dari atas sampai bawah. Tidak nyaman dilihat begitu.
"Apa ada yang anda butuhkan. Tuan?" tanya sekali lagi Alice yang mulai menahan kekesalan nya.
"Kau benar bekerja disini??" tanya nya dengan tatapan terus tertuju pada Alice.
"Iya.. Hanya itu yang ingin anda butuhkan?" lanjut Alice yang mempertanyakan kenapa bertanya begitu.
"Aku hanya ingin memastikan, kau orang yang kukenal atau bukan" terang nya menaruh rokoknya di asbak.
"Anda salah orang, aku baru bertemu dengan anda" terang Alice dengan yakin.
"Begitu yaa.. Jadi kau bukan orang yang kukenal, atau.. Kau ingin melakukan sesuatu disini?" ujar pria tersebut yang bernama Mr. Varent.
"Sesuatu? Apa itu?" tanya Alice yang tidak paham.
"Kau sedang akting. Atau benar-benar bukan orang yang ku kenal" ucap nya sembari berdiri.
"Jangan bicara melantur, Tuan. Aku bahkan tidak tahu siapa dirimu. Jika tidak ada lagi yang ingin kau butuhkan, aku pamit" ucap Alice yang ingin melengos pergi.
"Tunggu.. Tapi selalu ada pembuktian, kau bukan orang itu" Varent mendekati Alice matanya selalu memperhatikan pakaian maid Alice kenakan.
"Anda mengenalku?" tanya Alice ingin memastikan juga, barangkali memang ternyata dia mengenalnya bisa jadi baik atau buruk.
"Siapa namamu?" tanya Varent malah balik bertanya.
"Bam" jawab Alice yang memberitahu nama diberi oleh Chris, bukan nama yang ia ingat.
"Tidak, bukan nama itu.. Tapi Nama asli mu" terang Varent yang makin melihat ke arah Alice.
"Namaku cuman satu. Bam, itu namaku" jawab Alice kekeuh dengan namanya itu.
"Benarkah. Kalau begitu.." Verent menatap Alice dengan matanya.
Alice menahan mati-matian dirinya agar tetap biasa saja, kalau dia kenal dengannya sepertinya akan berakhir buruk, entah dari mana hanya feeling Alice mengatakan begitu.
"Kau bukan orang yang ku kenal rupanya.." senyum Varent, Alice hanya ikut tersenyum meski canggung.
"Maaf ya.. Karena kau sangat mirip" lanjut Varent makin mendekati Alice sambil membawa gelas whisky nya.
Alice memundurkan langkahnya sampai tubuhnya membentur rak buku.
"Tak apa. Wajahku sangat pasaran, jadi sangat mudah orang salah kenal" jawab Alice tenang.
"Benarkah begitu, kurasa wajahmu tidak pasaran" pungkas nya yang wajahnya mendekati Alice.
"Lalu apa yang ingin kau ketahui?" ucap Alice menatap pria didepannya.
Pyaaaarrr
Suara gelas kaca yang sengaja Varent jatuhkan ke lantai tepatnya samping kaki Alice, suara itu membuat Alice tersentak.
"Upss.. Tangan ku licin" pungkas Varent yang menyentuh pàhà mulus Alice dari bawah hingga ke atas dengan lembut.
"Maaf ya, aku hanya mengantar minuman, bukan pélàcúr" balas Alice memegang tangan pria tersebut yang berada dipàhà nya.
"Entahlah.. Kau nampak terlihat cantik" ujar Varent yang malah menekan tubuh Alice dan menghimpitnya ke rak buku.
Alice nampak diam menahan diri agar tidak memukul orang didepannya ini, karena dia tamu penting Chris.
"Hentikan, jangan melewati batas. Tuan" ucap Alice itu adalah peringatan.
Namun sepertinya pria itu tidak mendengarkan, malah terus mendekat dan mencium leher jenjang Alice. Disaat tubuhnya terpojok, tangan Alice meraih buku, namun buku terlalu besar dan tidak bisa ia gapai.
"Henti--" Alice berusaha berontak dengan sekuat tenaganya, bahkan ia mendorong tubuh tinggi Varent, namun nihil dia tidak bergerak sama sekali.
Tangan Varent meraba bókóng Alice yang terdapat benda kecil itu.
"Kalau bukan pélàcúr, benda ini seharusnya bukan disini" ujar nya dengan suara bas nya, lalu tangan nya menarik benda itu dari bókóng Alice.
"Aaghhh.." désàh Alice keluar begitu saja, Varent membuang benda kecil itu ke sofa.
"Salah mu karena menyentuhku" dingin Alice raut wajahnya tiba-tiba berubah cepat.
Seeeekk
Pisau kecil diarah kan ke leher Varent, reaksinya biasa saja, malah melihat pisau kecil itu ditangan Alice.
"Kenapa? Kau mau menusukku?" tanya Varent.
"Iya. Aku bisa mencabikmu juga" Alice menekan kan kata-kata nya.
Varent menjauhkan wajahnya dan memundurkan langkahnya.
"Ini dia, sisi gelap mu sesungguhnya, wanita yang kukenal seperti ini" smirk Varent yang menantikan gertakan ini.
"Apa?" bingung Alice yang masih menodongkan pisau kecilnya ke leher Varent.
...灬。•☆•。灬...
...Jangan lupakan tinggalkan jejak ya^^...
...OrchidCho...