Jennaira Queenzy Hill berada disituasi sulit dimana ia harus merelakan laki-laki yang akan menjadi tunangannya kepada sahabatnya.
Terjebak menjadi orang ketiga diantara sepasang manusia yang saling mencintai membuat Jennaira harus kuat menghadapi tatapan sinis dan rendah orang lain. Berusaha terlihat baik-baik saja, namun tak semudah itu. semua menjadi rumit saat satu persatu hal buruk menghampirinya, hingga rahasia yang terkuak menambah luka yang sudah ada. Membuatnya tak lagi berharap pada apapun dan siapapun, kecewa yang tak berpenghujung membuat Jennaira tercekik dengan takdirnya sendiri.
Akankah akhir bahagia menjadi milik Ara?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Little Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tingkah Kylie
Dari kejauhan ada Rain dan Kylie yang melihat semua adegan tadi. Tampak Rain mengepalkan tangannya erat, entah apa yang ia rasa dan fikirkan saat ini. Yang jelas ia tak bisa bersikap biasa saja melihat dan mendengar sahabatnya mengungkapkan perasaannya pada adik kesayangannya.
Sedangkan Kylie yang bersebelahan dengan Rain, menatap haru sekaligus terkejut dengan apa yang dilihatnya. Mereka baru menghabiskan waktu beberapa hari disini kini ia mendengar pengakuan cinta. Di tempat romantis dan moment yang pas adalah impian semua gadis saat diminta menjadi kekasih.
Rain yang sedari tadi fokus kepada sepasang anak manusia didepannya, kini ia melihat Kylie yang mengusap butiran air mata di pipinya.
" Kenapa kamu menangis? " Kylie menatap sinis Rain yang bertanya padanya.
" Apa? Kenapa? gak boleh? cerewet banget " Rain melotot mendengar ia diomeli oleh gadis berambut pirang ini.
" Oh sudah pandai marah-marah sekarang?! " Suara Rain terdengar tegas dan mengintimidasi, Kylie langsung melangkah mundur menyadari kesalahannya. Ia memukuli bibirnya yang lancang mengomel pada kakak dari atasannya itu.
" Eh, i-itu... " Rain mengecup bibir Kylie lalu bergitu saja meninggalkan gadis itu yang masih terkejut.
Kylie meraba bibirnya yang telah dikecup tanpa izin. Gadis itu mencak-mencak mengambil daun yang berguguran dan melemparkannya ke arah Rain yang sedang berjalan menjauhinya.
" Aarrrghh, dasar cabul! " Kylie berteriak mengumpat pada laki-laki yang terus berjalan tanpa menoleh kebelakang. Rain melebarkan senyum nya mengingat ekspresi lucu asisten adiknya itu.
Teriakan Kylie menyita perhatian beberapa orang termasuk Laiv dan Aira. Mereka berdua melerai pelukan mereka dan memandang aneh Rain yang tersenyum lebar kontras dengan Kylie yang ngamuk dibelakangnya sambil menendang daun-daun kering.
*
*
Setelah puas berkeliling mereka berempat kembali ke hotel dengan sepeda. Kylie yang masih kesal dibonceng Rain, berbeda dengan Aira yang tersenyum dibonceng oleh Laiv.
Walaupun pernyataan cinta Laiv belum dijawab olehnya tapi perlakuan manis Laiv semakin terasa. Jujur saja gadis mana yang tak suka diperlakukan bak ratu. Di pandang dengan tatapan memuja, begitu juga dengan Aira. Ia merasa bahagia karena merasa sangat special.
Sesekali pemandangan manis itu tertangkap oleh Rain. Ia ikut bahagia jika sang adik bahagia, ia percaya Laiv benar-benar mencintai adiknya. Hanya saja ia merasa cemburu jika perhatian sang adik kini mulai terbagi.
Karena saat Aira dijodohkan dengan Sean, Rain tak merasakan perubahan signifikan dari sang adik. Adiknya masih manja kepadanya, suka menghabiskan uangnya dan selalu mencarinya. Kini ia bisa melihat adik cantiknya itu bisa bergantung banyak pada Laiv.
Mereka baru saja memasuki loby hotel. Rain langsung menggandeng Aira dan Kylie di kanan kirinya, tak memberi kesempatan Laiv memimpin adiknya.
" Ck, baby jangan menggandeng tangannya" Laiv menarik tangan Aira yang menganggur.
" Eh tapi.. " ucapannya terhenti karena Rain menarik tangan Aira yang ia genggam.
" Rain, hentikan kau menyakiti kekasihku " Laiv tidak Terima melihat Rain menguasai gadisnya.
" Dengar ya playboy gagal, Aira adikku. Adikku ingat itu, enak saja mengakui kekasih " Aira menatap bingung dua orang yang berdebat itu.
" Ck, egois sekali. Mengalahlah dan cari kekasih sendiri saja sana" Laiv tetap tak mau mengalah, kini Aira terombang ambing ditarik dua pria.
Kylie yang sejak tadi sudah badmood, ditambah drama memusingkan ini membuatnya semakin pusing. Ia ingin cepat naik kekamar dan membersihkan diri, dia juga lapar karena kesal tadi.
Dengan cepat dan kuat ia tarik kuat tangan Rain dan Laiv yang menarik Aira dan memberikan mereka tatapan tajam.
" Dasad bocah! Enyahlah kalian sana! " Rain dan Laiv terdiam melihat kemarahan Kylie.
" Jangan ada yang mengikuti kami! Lanjutkan saja berkelahi sana! " ancam Kylie. Rain dan Laiv menelan ludah mereka kasar. Nada suara datar dan wajah sarat emosi Kylie sangat mengerikan.
Kylie menarik Aira untuk mengikutinya. Aira yang ditarik hanya pasrah dan sempat melambaikan tangan pada kakaknya dan calon kekasihnya itu dengan senyum lebar.
Tingkah mereka membuat beberapa orang diloby tersenyum geli. Dua laki-laki tampan nan gagah dimarahi oleh seorang gadis.
*
*
Didalam kamar Kylie membanting tubuhnya diatas ranjang, dengan nafas kasar terdengar.
" Seperti anak kecil yang berebut mainan, tidak ada kerjaan lain apa " Kyli mulai mengomel.
" Yang satu gila yang satu cabul " Aira yang sedang membersihkan wajahnya dengan Micelar water hanya tersenyum mendengar ocehan asistennya itu.
" Siapa yang cabul? " celetuk Aira.
" Rain Hill lah siapa lagi manusia paling cabul yang mencuri ciuman pertama putri Watson " ujar Kylie. untuk sesaat suasana hening hingga gadis berambut pirang itu membolakan matanya dan menutup mulutnya. Ia langsung terduduk menatap takut pada Aira.
Aira yang ditatap malah tertawa terbahak-bahak. Bahkan ia melupakan kapas di tangannya entah kemana.
" Ja-jadi kamu berciuman, de-dengab Rain Hill begitu? " Aira menahan sekuat tenaga tawanya tapi tak bisa. Kini ia masih tertawa , ia jadi punya bahan untuk menggoda sang kakak dan asistennya.
" Ish, bukan berciuman! Kakakmu mencuri ciuman " rengek Kylie dan Aira semakin semangat menggoda.
" Ohh, kakakku mencurinya? Apakah terasa kurang lama? " Kylie melotot dan spontan ia melempar bantal kearah Aira yang menggodanya.
" Dasar menyebalkan, pantas saja kalian terlahir sebagai kakak dan adik" sungut Kylie.
" Ck, sudah berani asisten ku ini mengomel. Tidak usah diragukan lagi, kami adik beradik sejati" lanjut Aira.
" Ini semua karena kalian berdua" Kylie masih bersungut-sungut.
" Kami? kami berdua? maksudnya? " Aira bertanya dengan wajah bingungnya.
" Ya, karena kalian saling mengatakan cinta dengan ciuman di danau tadi "
Blush
Wajah Aira memerah sempurna dan ia tersenyum malu-malu.
" Jadi kalian melihatnya? " lirih Aira.
" Jangankan kami, katak-katak di danau juga melihat kalian" ketus Kylie.
" Apakah kak Rain marah? " tanya Aira hati-hati.
" Sepertinya ia kesal, sampai aku ikut kena getahnya " Kylie mendesah lemah
" Ya sudah, minta tanggungjawab saja pada kakak. Lalu Kylie akan jadi kakak iparku " seloroh Aira. Kylie yang mendengar itu wajahnya memerah hingga ketelinga.
" Awas kau ya! berhenti menggodaku! " Kulie mengejar Aira yang menghindari nya dengan mengelilingi kamar.
Aira semakin menjadi mentertawakan Kylie. " Berhenti Ky, aku akan bilang kakak bahwa kau menganiaya calon adik mu sendiri "
" Adik ipar your ass! " terjadilah perang bantal dikamar itu.