NovelToon NovelToon
25 ATURAN IBLIS

25 ATURAN IBLIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual
Popularitas:228
Nilai: 5
Nama Author: muhamad aidin

Sarah sang pemeran utama beserta para survivor lainnya telah berada di sebuah dunia tiruan yang nampak aneh. Mereka harus bisa bertahan hidup dengan melewati permainan yang di sebut dengan " 25 aturan iblis ", dimana permainan ini memiliki setiap aturan dan teka teki yang cukup menyulitkan. yang berhasil bertahan hidup sampai akhir, adalah pemenangnya. lalu hadiah yang akan di terima adalah satu permintaan apa saja yang diinginkan...... Mampukah Sarah dan para survivor lainnya keluar dari dunia aneh itu..? lalu bagaimana caranya Alena adik perempuan Sarah yang telah menghilang selama 12 tahun berada di dunia itu....?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon muhamad aidin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 : tantangan gaib dan ketiga belas setan sangat ganas

Malam itu angin berhembus tidak seperti biasanya. Hawa dingin yang menusuk tulang, terasa ngeri hingga mencapai tengkuk leher. Setelah di beritahukannya bahwa game aturan ke lima akan di mulai. Di hadapan kami adalah sebuah ladang luas ,perkebunan lalu semakin ke atas adalah rimbunnya hutan , zona memasuki gunung dengan rapatnya vegetasi hutan yang lebat.

   Aeter tersenyum menyambut para survivor bagian utama dalam permainan iblis ini dengan cukup meriah. Jantungku terasa berdebar kali ini, dengan arena yang akan kami mainkan, lantaran pertama kalinya berlangsung bukan di dalam kota seperti pada umumnya, namun sebuah gunung, arena yang menurutku sangat luas. Aku melirik ke sana kemari, menghitung, dan memperkirakan jumlah para survivor yang berada di sini. Jumlahnya tidak terlalu banyak seperti yang di stadion, dalam penilainku mungkin jumlahnya hanya setengah dari jumlah pemain di aturan ke dua.

  " Baiklah, saya akan memberitahukan klue untuk game aturan ke lima ini, tolong dengarkan baik-baik.... ". Suasana hening, tidak ada yang bersuara kali ini.

" Permainan aturan ke lima, yaitu bertahan hidup hingga menuju puncak. Kali ini cukup sederhana yaitu kalian harus mencapai puncak gunung ini, dimana di atasnya berdiri sebuah villa dua lantai sebagai tempat finish. Namun kalian harus mewaspadai tiga belas setan yang berada di pelosok hutan ". Aeter menunjuk ke atas dimana pintu rimba hutan berada.

" Bagaimana dengan batas waktu.....? ". Tanya salah seorang survivor.

" Tidak ada batas waktu, selama kalian mampu mencapai tempat itu, maka kalian di nyatakan berhasil lolos ". Aeter tersenyum menyeringai.

     Kali ini penjelasannya cukup singkat, namun bagiku ini juga mungkin adalah teka-teki dari game ini. Selalu ada jebakan untuk para survivor di dalam game ini yang sulit bagi kami untuk mengetahuinya.

" Master ke tiga belas, apa anda ingin bermain ? ". Aeter melirik ke arah Alena. Seperti sebelumnya, setiap game akan di mulai, sang master akan mengingatkan soal keistimewaan yang di dapat Alena.

" Saya ikut ". Masih dengan jawaban yang sama. Alena tetap akan mengikutinya ,demi untuk melindungi Sarah.

    Game di mulai ketika akhirnya Aeter menghilang di telan kegelapan malam. Di hadapan kami lampu-lampu petromak zaman dulu tersedia, sekedar untuk penerangan kami di gelapnya malam. Tidak ada perbekalan, maupun bawaan yang kami bawa kecuali apa yang menempel di tubuh kami. Permainan ini seolah memberikan kami penderitaan untuk bertahan hidup dengan arena yang sangat luas.

      Satu persatu para survivor berjalan, mengambil satu demi satu alat pencahayaan tua itu. Begitu jengan dengan kami. Kami berjalan beriringan dan berkelompok supaya tidak terlalu menjauh. Untuk saat ini, rupanya kelompok kami adalah jumlah terbesar di bandingkan dengan yang lain. Kami diuntungkan dengan jumlah maupun keuntungan pencahayaan karena jumlah yang mampu membawa satu-satu alat pencahayaan itu.

  " Cukup singkat bukan... ". Bara sudah berada di depan. Mengimbangi jalan Alena. Mereka berdua bertugas untuk menjadi penunjuk jalan di depan, lalu anak-anak di belakang bersama Dian dan Hadi. Sementara di barisan belakang Sarah dan Elang berada untuk menjaga para anak-anak.

" Game ini bisa mempermainkan hati dan perasaan manusia, bukan hanya itu, tapi karena ketidaktahuan maka kematian akan lebih dekat bersama kita ". Alena memberi sebuah wejangan dan pengalaman untuk di ajari kepada Bara.

" Saya paham maksudmu..... Mencapai puncak, lalu masuk ke dalam villa yang sudah di sediakan di atas puncak sana, Mereka benar-benar mempermainkan kita ". Bara setengah berbisik, takut bahwa obrolannya terdengar sampai ke telinga yang lain.

Kami masih terus berjalan menyusuri jalan setapak di perkebunan. Kanan kirinya hanya ada perkebunan saja tanpa ada satupun rumah. Gelapnya malam tidak membuat kami menyerah ataupun takut. Rasa itu semua terkalahkan dengan rasa ingin memenggal keluar cepat dari tempat ini. Tiga puluh menit berlalu ketika kami semua sampai pintu rimba batas vegetasi pepohonannya yang rimbun.

" seram sekali, seakan hutan ini bernyanyi menyambut kita " Bara mengerutkan keningnya. Bara memperhatikan di sekitar. Tidak terlalu jauh dari sorotan lampu templok untuk memadamkan api miliknya.

1
🍧·🍨Kem tình yêu
wah, jalan ceritanya bikin gue deg-degan 😱
LaConstieConsti
Benar-benar merinding dan merasa terobsesi dengan cerita ini, thor! ❤️
muhamad aidin: terima kasih untuk masukannya.... semoga ke depannya bisa terus menulis untuk para pembaca.....
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!