10jt Dollar mengandung Bayi untuk Bos Mafia!!!??
Memutuskan untuk menjadi ibu pengganti ketika sebuah tawaran dari seseorang tak dikenalnya hingga iming-iming uang jutaan dollar, membuat Laila menerima tawaran itu dalam keadaan masih perawan dan terdesak?
Laila Aplebarry, wanita energik yang rela menjadi ibu pengganti untuk pasangan suami-istri. Namun naasnya, dia tidak tahu bahwa yang dia tolong adalah pasangan Mafia yang seharusnya dijauhi. Dan lebih parahnya lagi, mau tak mau Laila yang tidak tahu apa-apa malah memilih Parsial Surrogate Mother / Surrogasi Tradisional yang membuatnya one night stand dengan Donovan Stone-Brooks— si mafia bengis dan terkenal kejam yang berperan sebagai ayah adopsi.
Keadaan nya semakin rumit, saat Laila malah membawa kabur anaknya usai melahirkan karena tak tega bila harus memberikannya kepada orang lain dan itu membuat nyawanya hampir melayang.
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ABftMB — BAB 31
PEMIKIRAN YANG SAMA
Tak mempedulikan kemarahan Donovan, Laila memilih pergi mengantar Aurora. “Menyebalkan.”
“Kenapa Ibu marah?” tanya Aurora menoleh ke Laila. Wanita itu tersenyum dan menggeleng.
“Jangan tersinggung, tapi ayahmu menyebalkan.” Ucap Laila terus terang sehingga Aurora terkekeh kecil.
“Tapi dia sangat tampan!” ucap Aurora membuat Laila terdiam hingga berpaling mencoba menghindari kenyataan.
Memang benar, Laila akui pria itu tampan dan tegas. Namun keangkuhannya benar-benar membuat nya kesal.
“Apa ayahku bisa berubah menjadi ayah yang lembut?” tanya Aurora dengan serius sehingga Laila kembali menatapnya dan tersenyum.
“Apa kau percaya dia akan berubah?”
“Iya!”
“Kenapa?” tanya Laila terheran.
“Karena dia tidak pernah memukulku, ayah tidak pernah bersikap kasar kepadaku.” Jelas gadis kecil dengan rambut pendeknya yang lucu.
Mendengar itu Laila ikut senang, setidaknya Donovan tidak pernah bersikap kasar seperti memukul nya. Ya... Meski Donovan selalu tegas saat bicara dengan Aurora.
Laila menyentuh pipi Aurora. “Dia akan berubah!” ucap Laila.
...***...
Tek! Sebuah gelas kaca baru saja diletakkan di atas meja saat Connie berjalan menghampiri Alan dan duduk di sofa sebelah pria itu duduk.
“Apa rencanamu? Saat ini Donovan sibuk mengejar pria bernama Caleb, aku sendiri tidak tahu apa yang terjadi setelahnya.” Ujar Connie memutar malas bola matanya.
Sementara Alan baru saja meneguk beer nya. “Ck. Aku akan mencari Caleb Esposito itu, aku yakin itu bisa menjadi bumerang.” Ucap Alan dengan yakin sehingga Connie terkekeh kecil.
Melihat hal itu, Alan berkerut alis. “Why?”
“Tidak. Hanya saja ucapanmu tidak bisa dipercaya. Orang yang akan kau hadapi 11,12 seperti Donovan. Apa kau sanggup melakukannya? Melihat... Sampai saat ini kau tidak bisa apa-apa. Itu sebabnya aku lebih memilih Marlon untuk diseriusi!” jelas Connie terus terang sehingga membuat Alan nampak marah.
“Tutup mulutmu, sialan!” kesal Alan kembali meneguk minumannya.
Pria berpakaian kemeja putih itu mencondongkan tubuhnya, menatap lekat dan tajam ke Connie yang masih menyeringai kecil dan mengangkat satu alisnya.
“Tidak ada gunanya berdebat. Tujuan kita sama. Jangan memancing emosiku Connie. Aku bisa berbuat yang tidak bisa lakukan.” Ancam Alan membaut wanita itu terdiam.
Seketika pria itu berdiri dari duduknya dengan wajah penuh keyakinan. “Aku akan memulainya di luar, dan kau bisa memulainya di dalam.” Ucap Alan lalu melangkah pergi sembari mengenakan jas hitamnya.
...***...
Seorang pria berkaos hitam baru saja masuk ke sebuah ruangan VIP yang mana kini bosnya tengah berbincang dengan seseorang. “Permisi!” ucap Caleb kepada tamunya itu hingga anak buahnya yang datang, segera mendekat lalu berbisik.
“Erika sudah tewas, Tuan.” Bisiknya yang membuat Caleb tersenyum paksa menatap ke para tamunya tadi hingga selang beberapa menit selesai pertemuan, pria itu nampak marah dan berjalan pergi.
Selama perjalanan menuju mansion nya. Caleb terus menatap garang setelah mendengar kabar kematian Erika.
“Di mana wanita itu?” tanya Caleb kepada para penjaga nya.
“Ada di kamar.” Jawab sang anak buah.
Brakk! Dengan sedikit kasar pria tampan berlesung pipi itu membuka pintu kamar yang terdapat seorang wanita cantik baru saja selesai berenang, sehingga kini wanita itu hanya mengenakan bikini berwarna biru.
“Kau mencari ku?” tanya wanita itu menyeringai kecil.
Tentu saja, Caleb menghampirinya, mengamatinya dari atas ke bawah. “Kau sudah mendengar kabarnya?”
“Ya! Dia terlalu gegabah.” Jawab wanita cantik tadi berbalik membelakangi Caleb dan meraih segelas wine untuk diteguknya.
Caleb langsung menarik lengan wanita itu dan membuatnya berbalik menatapnya lekat-lekat. “Aku serius. Aku ingin segera menghancurkan Stone-Brooks, aku mempercayaimu tapi kau malah bermain-main denganku?” tegas Caleb yang saat ini jarak wajahnya begitu dekat dengan wajah wanita itu.
Bukannya takut, wanita itu malah menyeringai kecil. “Kalau begitu kita terus terang saja!” ucapnya malah membuat Caleb berkerut alis.
Dengan santainya, wanita berpakaian bikini itu melepas cengkraman Caleb dan meraih kembali gelas wine nya.
“Austin! Pria itu baru saja mengirim pesan, dia bilang Donovan Stone-Brooks ingin bertemu langsung dengan mu. Caleb Esposito!” jelas nya dengan sejelas mungkin sembari tersenyum puas.
Tak menjawabnya namun hanya menatap ke wanita tadi dengan penuh tanda tanya. Caleb akhirnya ikut tersenyum.
“Bagaimana?” tanya wanita itu.
“Kirim pesan balik. Aku menerimanya.” Ujar Caleb yang akhirnya menerima ajakan Donovan.
Ya! Mereka akan bertemu dan saling bertatapan muka satu sama lain. Setidaknya hanya Donovan lah yang tersisa dari keluarga Stone-Brooks. Dan soal Aurora? Mungkin Caleb akan mengurusnya sendiri, karena dia lebih mudah.
Melihat kepergian Caleb. Wanita tadi hanya diam menatapnya datar.
.
.
.
Chicago School
Seperti orang tua lainnya, Laila dengan senang hati menunggu putrinya di luar sekolah. Meski para ibu lainnya memilih pergi sejenak, namun Laila enggan meninggalkan tempat itu, dia tetap di sana sampai Aurora benar-benar menyelesaikan sekolahnya.
Seketika kedua mata Laila menyipit saat dia melihat kedatangan seorang wanita yang dia kenal. Stacey!
“Maaf membuatmu tidak nyaman! Donovan menyuruhku mengawasi kalian— untuk berjaga-jaga.” Jelasnya dengan senyum kecil.
Laila tak keberatan karena Stacey yang menjaga, namun dia kesal saja ketika Donovan yang menyuruhnya, itu artinya pria itu benar-benar takut bahwa dia membawa pergi anaknya? Atau ada hal lainnya.
“Jangan pikirkan tentang keangkuhan Donovan, tidak akan ada habisnya. Percayalah, dia pria yang unik!” ujar Stacey sekedar mencairkan suasana hati saja.
Kedua wanita tadi memutuskan untuk duduk dan berbincang ringan, sedikit serius saat harus membahas soal Donovan.
“Aku pernah mendengar soal... Quinn— ”
“Dia sudah tewas. Bom meledak di dalam mobilnya.” Jelas Stacey sehingga keduanya saling memandang.
Cukup mengejutkan. Namun Stacey sama seperti Austin dan juga Donovan, bahwa ada hal yang mencurigakan yang sengaja mereka tutupi.
“Apa kalian mempunyai banyak musuh?” tanya Laila yang sekedar ingin tahu saja.
“Ya. Itu sudah konsekuensi!”
“Termasuk orang yang seperti Erika?”
Stacey menatap serius tanpa senyuman, lalu dia mengangguk kecil. “Ya.”
Entahlah, tapi Laila hanya mencemaskan putrinya saja. Tinggal di rumah besar milik Stone-Brooks tak menjamin hidup Aurora akan baik-baik saja.
Jika dia membawa pergi, Donovan akan tahu dan akan mencarinya.
“Boleh aku bertanya sesuatu?” ucap Stacey yang kembali tersenyum heran sehingga Laila menoleh ke arahnya.
“Yes, what?”
“Aku pernah membaca biodata mu. Kau kabur bersama ayah, nenek dan adikmu di Washington untuk menghindari Sean Bandit, benar?”
Laila masih terlihat ragu, namun dia menjawabnya. “Iya.”
“Apa mengubah nama juga rencana mu untuk bisa menghindarinya? Maksudku— Applebarry bukanlah nama mu. Benar?”
Seketika Laila terdiam, menatap lekat Stacey dengan penuh pengamatan.
“Ya.” Jawabnya yang akhirnya mengaku bahwa Applebarry bukanlah nama aslinya.
Stacey tersenyum tipis, lalu menarik napas dalam-dalam. “It's okay! Namaku juga bukan Stacey Stone-Brooks. Itu adalah nama setelah Donovan menjadikan ku adiknya!” jelas wanita itu mencoba mencairkan suasana.
Sementara Laila masih terdiam cukup lama hingga dia kembali tersenyum tipis.
apakah akan menjadi kenyata,an hehehehe..
ternyata mereka saling merindukan & saling terikat satu sama lain 😀😍😘🫢🤭