Hari pernikahan harusnya menjadi momen yang sangat di tunggu serta membahagiakan.
Namun hal itu berbanding terbalik dengan apa yang di rasakan Ivana Faderica dan Gevariel Marcio.
Ivana mendapatkan sebuah penghianatan di hari pernikahannya, sedangkan Gevariel pun di tinggal sang kekasih tepat beberapa jam sebelum pernikahannya di langsungkan.
Seolah di pertemukan oleh takdir sehingga Gevariel pun menawarkan sebuah kesepakatan pada Ivana demi menyelamatkan reputasi serta nama baik keluarganya dengan imbalan pemuda itu mau membantu Ivana membalaskan dendamnya.
Apakah nantinya mereka dapat melewati hari-hari sebagaimana pasangan suami istri pada umumnya?
Dapatkan mereka saling jatuh cinta dengan seiring berjalannya waktu?
Ikuti kisah mereka berdua dengan adanya sedikit aksi balas dendam, air mata serta rasa suka cita...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
❤️ Happy Reading ❤️
Pagi ini kediaman Marcio sudah sangat ramai, karena sang nyonya muda yang semalam baru pulang jalan-jalan lagi bagi-bagi oleh-oleh.
Kenapa gak nanti-nanti saja agak siangan? kenapa harus sepagi ini? jawabannya adalah karena Ivana...nyonya muda mereka hari ini juga harus kembali bekerja.
''Bik Sri.'' panggil Ivana pada kepala art di kediaman Marcio.
'' Iya saya nyonya muda.'' sahut bik Sri.
''Bik, tolong bagi-bagikan oleh-oleh yang ada di koper ini ke semua pekerja ya...'' kata Ivana dengan sopan.
''Oh baik nyonya dan saya mewakili rekan-rekan yang lainnya mengucapkan terimakasih sebelumnya nyonya.'' kata bik Sri.
''Iya bik sama-sama dan semoga kalian suka ya sama oleh-olehnya.'' kata Ivana.
Semua interaksi yang Ivana lakukan tak lepas dari tatapan mata sang nyonya dan tuan besar Marcio.
''Mantu kita baik banget ya pa.'' kata mama Cecil.
''Iya ma.'' jawab papa Geri. ''Menantu kita semuanya baik...Ivana juga Ica.'' kata papa Geri.
''Mama berharap cinta akan benar-benar tumbuh di hati mereka berdua pa...jadi mereka tak perlu lagi berpura-pura mesra kalau di hadapan kita.'' kata mama Cecil mengatakan harapannya untuk kehidupan rumah tangga putra sulungnya. ''Mama lebih suka Ivana dari pada si wanita ulat bulu itu.'' sambungnya lagi. ''Dan mama sangat berterimakasih pada Tuhan dan semesta yang mengabulkan do'a-do'a mama.'' imbuhnya.
Kemudian kedua orang pasangan yang sudah tak muda itu kembali lagi ke kamarnya.
Sedangkan sang menantu yang sedari tadi mereka bicarakan memilih untuk pergi ke dapur menyiapkan sarapan untuk seluruh anggota keluarga.
❤️
''Sarapan apa kita pagi ini bik?'' tanya Geva pada bik Sri yang sedang menuangkan air minum ke dalam gelas para majikannya.
''Kenapa gak tanya mantu mama saja kita pagi ini sarapan apa.'' sahut mama Cecil. ''Sekarangkan dapur jadi wilayah istri kamu jika pagi hari.'' sambung mama Cecil. ''Mantu mama yang cantik ini selalu bangun pagi untuk menyiapkan sarapan bagi kita.'' imbuhnya lagi. ''Jadi pagi ini kita sarapan sama apa sayang?'' tanya mama Cecil pada Ivana yang sedang mendekat membawa nampan berisikan empat gelas susu hangat.
''Maaf ma...aku cuma buat oatmeal saja.'' kata Ivana.
''Gak apa-apa sayang...mama malah gak tau kalau ini hanya oatmeal, soalnya tampilannya sangat cantik dengan beberapa buah potong.'' kata mama Cecil.
''Mana kopi saya Sri?'' tanya papa Geri.
''Itu...'' kata Sri.
''Maaf papa, ini Ivana sudah buatkan susu.'' kata Ivana yang menyahut. ''Papa dan mas Geva di kantor pasti dalam sehari minum banyak kopi, jadi Ivana pikir lebih baik papa dan mas Geva ganti minum susu di pagi hari.'' sambung Ivana.
''Wah mama setuju tuh.'' sahut mama Cecil. ''Kita ini sudah mulai berumur pa...jadi lebih baik mulai menjaga kesehatan termasuk dengan apa yang kita konsumsi.'' ujar mama Cecil.
''Ya baiklah...papa minum susu.'' kata papa Geri dengan pasrah.
Mana mungkin dia bisa membantah bila sang ratu dalam hati dan hidupnya yang telah bicara.
''Minum ini gak apa-apakan mas?'' tanya Ivana saat meletakkan satu gelas susu di hadapan Geva.
''Hem.'' sahut Geva yang cari aman.
Geva tak mau kena ceramah juga dari sang mama kalau sampai protes.
❤️
''Beuh aura-aura yang baru pulang dari bulan madu memang beda...'' celetuk Mela yang melihat Ivana berjalan mendekat dengan bibir yang menampilkan senyuman.
''Apaan sih Mel.'' sahut Ivana. ''Nih oleh-oleh buat kamu sekaligus rasa terimakasih dan permintaan maafku karena kamu jadi harus mengambil alih pekerjaanku.'' kata Ivana dengan menyodorkan dua paper bag pada Mela.
''Banyak amat bu'...'' kata Mela. ''Wih makanan...enak kayaknya.'' kata Mela ketika membuka salah satu paper bag. ''Ini bagus banget Vi...pasti mahal ya?'' tanya Mela ketika tangannya beralih membuka paper bag yang lain, yang ternyata berisi beberapa kain dengan corak khas Bali yang indah dan di tambah lagi dengan bahan yang halus, lembut dan yang pasti adem.
''Enggak kok Mel...masih gak sebanding dengan kamu yang selalu aku repotin karena harus mengambil alih pekerjaan aku.'' kata Ivana.
''Sudah pulang Vi?'' tanya Rafael yang baru saja tiba.
''Iya pak.'' jawab Ivana. ''O iya ini ada oleh-oleh untuk paka Rafael.'' kata Ivana dengan tangan yang terulur ke arah Rafael.
''Thank's ya Vi.'' ucap Rafael. ''Saya masuk dulu.'' pamitnya.
Sementara di perusahaan GA corp di ruangan pimpinan perusahaan ada Geva yang sedang duduk di kursi kebesarannya dengan sang asisten yang duduk di kursi yang bersebrangan dengannya.
''Bagaimana An?'' tanya Geva.
Beberapa waktu lalu Geva meminta Antoni untuk menyelidiki bisnis milik Thomas juga milik keluarga Andrew.
''Anda bisa lihat di sini.'' kata Antonio yabg yang memberikan berkas pada Geva.
''Oh jadi bisnisnya club malam dan karaoke.'' kata Geva. ''Minta orang untuk menyelidiki bisnisnya An, jadi ada celah buat kita bisa menghancurkannya.'' perintah Geva.
''Baik tuan muda.'' jawab Antonio.
''O iya aku juga mau kamu kirim orang untuk menyelidiki kasus kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orangtua Ivana.'' kata Geva lagi. ''Aku rasa ini bukan sebuah kasus kecelakaan biasa.'' ujarnya.
''Maksud tuan itu semua di sengaja atau sudah di rencanakan?'' tebak Antonio.
''Iya kamu benar.'' sahut Geva yang kemudian beralih membuka berkas yang lain. ''Andrew Prawira...putra sekaligus pewaris perusahan PW corp.'' ucap Geva. ''Selidiki juga tentang keluarga mereka.'' kata Geva.
''Baik tuan muda.'' jawab Antonio. ''Apakah ada yang yang lain tuan muda?'' tanyanya.
''Sementara ini gak ada, kamu bisa kembali keruangan kamu.'' kata Geva.
''Baik tuan muda, saya permisi.'' pamit Antonio yang langsung berdiri dan meninggalkan ruangan Geva.
''Nikmati saja kebahagian kalian saat ini dan tunggu waktu di mana akan terjadi kehancuran untuk kalian semua...'' gumam Geva. ''Ivana...tunggulah sebentar lagi...aku akan balaskan semua dendam dan rasa sakit hatimu pada mereka semua.'' gumamannya lagi dengan mengepalkan kedua tangannya yang berada di atas meja.
