NovelToon NovelToon
Menantu Bar-bar Itu Aku

Menantu Bar-bar Itu Aku

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Selingkuh / Mengubah Takdir / Suami Tak Berguna / Ibu Mertua Kejam / Chicklit
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Ainun

menikah dengan laki-laki yang masih mengutamakan keluarganya dibandingkan istri membuat Karina menjadi menantu yang sering tertindas.
Namun Karina tak mau hanya diam saja ketika dirinya ditindas oleh keluarga dari suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 22.

Karina melangkah masuk ke dalam rumah yang megah dan mewah. Ia merasa sedikit gugup karena ini adalah hari pertamanya bekerja sebagai pengasuh Aldo.

"Assalamu'alaikum..." ucap Karina dengan sopan saat memasuki rumah.

"Wa'alaikumsalam..." jawab seorang ART yang berdiri di ruang tamu dengan senyum ramah.

"Perkenalkan, saya Karina pengasuh Aldo yang baru. Saya diminta untuk mulai bekerja hari ini."

"Iya, Mbok sudah tahu, Neng. Tuan Andrew mengutus Mbok untuk menghampiri Neng Karina. Perkenalkan, saya Mbok Inem pembantu di rumah ini. Ayo, Mbok antar ke dalam," ajak Mbok Inem.

Karina mengikuti langkah Mbok Inem yang memimpinnya masuk ke dalam rumah.

"Tuan, Nyonya, Mbak Karina sudah tiba."

"Oke, Mbok. Terima kasih banyak. Sekarang Mbok Inem bisa kembali bekerja," jawab Lusi.

"Saya permisi ke belakang dulu , Nyah," ucap Mbok Inem, kemudian berjalan menuju dapur.

"Karina, silakan duduk. Mari kita sarapan bersama dulu," kata Lusi dengan senyum hangat.

"Tidak usah, Tante. Saya sudah sarapan di rumah sebelum berangkat ke sini," jawab Karina yang tentu saja berbohong. Padahal tadi pagi, dirinya belum sempat sarapan.

"Baiklah kalau begitu. Aldo masih berada di kamarnya. Kamu bisa langsung saja masuk ke kamar Aldo yang berada di lantai 2 kamar paling ujung, ya," ucap Lusi.

Karina menganggukkan kepala sebagai tanda mengerti. Kemudian, dia berjalan menaiki tangga menuju lantai dua dengan langkah yang pelan. Karina menyusuri lorong lantai dua yang sunyi dan sepi, hingga akhirnya tiba di depan kamar Aldo yang terletak di ujung lorong.

Tok... Tok... Tok... Karina mengetuk pintu kamar Aldo.

Tak lama kemudian, pintu terbuka kamar terbuka perlahan-lahan, menampilkan Aldo yang sudah siap dengan seragam sekolahnya.

"Mama!" teriak Aldo dengan gembira, matanya bersinar karena senang melihat Karina berdiri di depan pintu kamarnya.

"Pagi jagoan... Sudah selesai bersiap-siap?" tanya karina sambil tersenyum dan memeluk Aldo.

Aldo menganggukkan kepala. "Sudah dong, Ma."

"Kalau begitu, sekarang kita turun ke bawah, ya. Aldo harus segera sarapan, supaya tidak kesiangan."

****

"Karina!" teriak Rudi yang mencari keberadaan istrinya.

Bu Marni keluar dari arah dapur menghampiri Rudi, kemudian berkata, "Sepertinya istrimu sudah pergi. Dari tadi Ibu juga mencarinya, tapi tidak ketemu."

"CK... Kenapa Karina tidak pamitan, Bu."

Bu Marni mengendikkan bahunya dengan santai. "Mana Ibu tahu, yang penting sebelum pergi Karina sudah memasak dan membersihkan rumah dengan rapi," katanya sambil tersenyum.

"Tapi, baju kerjaku belum disiapkan, Bu," protes Rudi.

"Loh, kok kamu protes sama Ibu sih, Rud. Yasudah, hari ini biar Ibu yang siapkan baju kerjamu. Nanti suruh istrimu sebelum pergi untuk siapkan baju kerjamu juga, agar tidak merepotkan Ibu. Sana, kamu mandi dulu! Setelah itu kita sarapan bersama."

Rudi pun nurut saja dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum sarapan.

15 menit kemudian, Rudi sudah selesai mandi dan hendak berganti pakaian. Namun, dia terkejut melihat baju yang sudah disiapkan oleh ibunya di atas tempat tidur.

Pakaian yang Bu Marni pilihkan sama sekali tidak matching, membuat Rudi merasa kesal. Bagaimana tidak, Bu Marni memilihkan kemeja berwarna merah yang mencolok, sedangkan dasinya berwarna hijau tua yang tidak sesuai.

"Yaampun, Ibu! Bisa-bisanya milihin kemeja sama dasi tapi nggak matching," gumam Rudi dengan nada kesal. Akhirnya Rudi memilih sendiri kemeja dan dasinya.

Setelah selesai bersiap-siap, Rudi menuju meja makan dengan perut yang sudah keroncongan. Sesampainya di sana, Rudi sudah melihat Ibu dan kedua adik kembarnya sudah menunggunya dengan di meja makan.

"Lama banget sih, Rud. Eh, tunggu-tunggu, sepertinya kemeja dan dasi yang Ibu pilihkan bukan yang ini deh," ucap Bu Marni.

"Ha! Ini memang bukan kemeja dan dasi pilihan Ibu," kata Rudi sambil tersenyum. "Aku menggantinya sendiri karena tidak suka dengan pilihan Ibu. Mana ada kemeja warna merah sedangkan dasi warna hijau tua, benar-benar tidak matching sama sekali."

Rina dan Rani menahan napas untuk tidak tertawa, karena mereka tahu akan menjadi berabe jika sampai mereka tertawa.

"Warna merah dan hijau itu perpaduan warna yang menarik, Rud. Bukan pilihan Ibu yang tidak matching, tapi istrimu saja yang tidak pernah bisa memadukan warna yang menarik dan enak dipandang," kata Bu Marni dengan santainya.

"Terserah lah, Bu. Aku sudah lapar, mau makan."

"Yasudah, Ibu juga mau makan, kok," sahut Bu Marni.

****

Sepulang sekolah, Aldo dijemput oleh Karina menggunakan mobil mewah dan supir yang sudah disiapkan oleh Andrew.

"Selamat siang Aldo! sudah pulang, Nak?" kata Karina dengan senyum ramah.

"Sudah, Ma," jawab Aldo sambil tersenyum.

"Kita masuk mobil, ya." Aldo pun mengangguk.

Di dalam mobil, Aldo banyak bercerita tentang kegiatan sehari-harinya di sekolah kepada Karina. Aldo terus saja berceloteh tanpa henti, membuat Karina tersenyum mendengar cerita-cerita menggemaskan dari Aldo.

"Oh ya? Berarti Aldo harus lebih giat lagi ya dalam belajarnya, supaya bisa mengalahkan nilai Alea dan menduduki posisi pertama," kata Karina dengan nada yang sangat mendukung.

"Siap, Mama. Mulai sekarang aku akan lebih giat belajar lagi. Aku ingin membuat Mama Karina bangga."

"Tidak, Aldo! Jangan hanya karena Tante, ya. Tapi kamu harus giat belajar untuk masa depanmu sendiri kelak," kata Karina dengan lembut.

Aldo menganggukkan kepala, kemudian memeluk Karina dari samping.

Kini, mobil yang ditumpangi Aldo dan Karina sudah berhenti di halaman rumah. Dengan senyum bahagia, Karina dan Aldo berjalan masuk ke dalam rumah, bergandengan tangan dengan penuh kasih sayang.

"Aldo, Tante siapkan makan siang untuk Aldo dulu, ya."

"Tunggu, Ma!"

"Ada apa, Aldo? butuh bantuan?" tanya karina.

Aldo menggelengkan kepala. "Tidak, Ma. Tapi aku mau makan masakan Mama, boleh?"

Karina tersenyum. Kemudian bertanya, "Aldo mau makan apa?"

"Apa saja, Ma. Yang penting masakan Mama Karina."

"Yasudah, Aldo ganti baju dulu, ya. Tante akan siapkan makan siang terlebih dahulu."

Karina berjalan ke dapur. Sebelum mulai memasak, dia mencuci tangan dan mempersiapkan bahan-bahan yang akan dimasak.

Setelah melihat isi kulkas, Karina menemukan berbagai macam bahan makanan, mulai dari sayuran, ikan, daging, ayam, hingga buah-buahan. Hampir semua kebutuhan makanan ada di sana. Akhirnya Karina memutuskan untuk masak soto daging saja.

Dengan cekatan tangan Karina mulai memotong motong daging menjadi ukuran lebih kecil kemudian merebusnya hingga empuk dan matang.

30 menit kemudian, soto daging buatan Karina sudah matang dan siap disajikan. Setelah dirasakan dan rasanya sudah sesuai yang diinginkan, Karina segera membawanya ke meja makan dengan senyum puas.

"Loh, Neng Karina masak? Harusnya tadi panggil Mbok Inem saja, biar Mbok Inem yang masakin."

"Tidak apa-apa, Mbok. Tadi Aldo memang kepengen makan masakan Karina."

Mbok Inem mengangguk. "Yasudah, kalau begitu. Oh iya, Nyonya sedang arisan di luar. Tadi Nyonya berpesan, supaya Neng Karina jangan sampai lupa makan siang. Biar Mbok Inem saja yang nyiapin piring dan nasinya, Neng Karina panggil den Aldo saja."

"Baik Mbok, terimakasih banyak, ya."

Aldo menikmati makan siangnya dengan lahap bersama Karina. Melihat Aldo yang sangat menikmati masakannya, membuat Karina puas.

"Gimana, enak tidak rasanya?" tanya karina.

"Enak, Ma. Masakan mama memang juara," jawab Aldo kemudian mengangkat kedua jempolnya.

Setelah selesai makan siang, Aldo mengajak Karina untuk menonton TV di ruang keluarga sambil makan buah yang sudah dikupas oleh Karina.

Saat mereka sedang asyik menonton TV, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh seseorang yang memberi salam.

"Assalamu'alaikum..." Karina dan Aldo menoleh secara bersamaan, mata mereka tertuju pada seseorang yang baru saja datang.

"Wa'alaikumsalam..." jawab Karina.

"Tante Vania, ada apa Tante kesini? Kalau mau ketemu sama Papa, Papa tidak ada di rumah."

"Tante tidak ingin bertemu dengan Papamu, kok. Tante ada perlu sebentar sama Tante Karina. Karina, bisa kita bicara sebentar?" tanya Vania.

Bersambung...

1
Sulfia Nuriawati
cm istri bodoh yg d selikuhi msh trma, apa pun alasannya kalo berbahi hati jg body g bakalan nyaman, so mending ngalah demi kewarasan mental
mama Ainun: nanti ada waktunya kak🙏🏻
total 1 replies
aries
ceritanya menarik
mama Ainun: terimakasih banyak kak
total 1 replies
aries
🤣🤣🤣 makan tuh ikan cue
mama Ainun: 🤣🤣🤣 ikan cue juga enak kak
total 1 replies
aries
ati2 Karina, pelakor jaman sekarang ngeriw
mama Ainun: betul kak
total 1 replies
aries
aduh, mertua begini enaknya diapain ya.
aries
jadi Karina selalu salah 😌
mama Ainun: tidak pernah benar kak
total 1 replies
wong jowo
Terima saja Karina. kan lumayan 10 JT, aku juga mau.
mama Ainun: 10 juta, kapan lagi ya, kak.
total 1 replies
wong jowo
harusnya Andrew bisa lebih dewasa. kasihan Aldo.
wong jowo
ceritanya bagus.. menantu tidak bisa ditindas begitu saja 👍👍👍
mama Ainun: terimakasih banyak sudah mampir kak🙏🏻
total 1 replies
wong jowo
Double up thor
mama Ainun: ditunggu ya kak
total 1 replies
Sena Kobayakawa
Semangat terus penulisnya!
mama Ainun: terimakasih banyak kk semangatnya 🙏🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!