"Pecahkan saja semua, dan ingat jangan ada yang tersisa."ucap seorang pria bertubuh tinggi tegap dengan paras sempurna itu.
"Tidak tuan tolong jangan pecahkan semua ini saya mohon... saya minta maaf atas apa yang terjadi saya janji akan bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan oleh adik saya."
"Siapa anda berani-beraninya menindas orang kecil seperti dia, berapa hutang ibu ini hingga anda melakukan hal kejam seperti ini?"ucap seorang gadis yang baru saja tiba di toko perabotan langganannya.
Namun tidak ada jawaban sedikit pun dari pria yang kini tengah duduk dengan angkuhnya dikelilingi para bodyguard sambil menyaksikan anak buahnya yang tengah menghancurkan perabotan tersebut.
"Jawab aku berharap hutang nya hingga kalian semua menghancurkan semuanya ini!"ucapnya lagi kali ini dia berucap dengan nada tinggi.
Seketika suasana menjadi hening saat pria yang sedari tadi duduk dengan angkuhnya itu berdiri dan menghampiri gadis yang kini tengah menatap kesal pada mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Sementara pasangan suami istri yang baru menikah itu sedang saling menata hati, Azura dan Arthur tengah sibuk dengan ketujuh anak mereka yang saat ini tengah bermain sambil belajar di taman belakang yang begitu luas dan indah itu, kelima bayi yang sibuk merangkak kesana kemari dan Gerald dengan mobilnya begitu juga dengan Zabella yang kini tengah balapan seakan mereka tengah berada di sirkuit balap liar.
Azura berkonsentrasi pada kelima bayi dibantu oleh hot daddy yang sedari tadi menjaga mereka yang hendak kabur dari pengawasan untuk mengejar kedua kakak mereka yang juga dijaga ketat oleh para bodyguard Arthur yang selama ini disebut kerbau oleh Azura.
Azura pun tertawa terbahak-bahak melihat Arthur yang berulang kali membawa kelima anaknya pada tempat bermain nya itu.
"Daddy sebaiknya kamu buat dinding kaca yang tinggi di tempat ini agar mereka tidak kabur-kaburan tapi tetap menikmati keindahan tempat ini."ucap Azura asal.
"Ide bagus."ucap Arthur yang langsung memerintahkan anak buahnya untuk membangun tempat itu dengan dingin kaca anti peluru tepatnya.
Sementara Azura hanya tepok jidat, bagaimana bisa dia malah membuat suaminya itu semakin bersemangat untuk urusan anak karena dia juga lelah jika harus terus seperti itu.
Arthur pun membawa anak-anak nya pergi membawa anak-anak dengan gendongan yang biasa digunakan olehnya.
Sementara Azura berjalan di belakang Arthur untuk memastikan bahwa anak yang ada di punggung Arthur.
"Yank aku ingin membuat sepuluh anak lagi agar kamu tidak bisa dilihat oleh wanita manapun."ucap Azura yang kembali mengatakan lelucon nya.
Arthur pun melirik kearah Azura dengan tatapan mata yang tidak bisa diartikan."Honey apa kau lihat aku pernah jelalatan."ucap Arthur yang merasa bahwa istrinya sangat keterlaluan.
"Apa kau lupa, kau bahkan pernah bercinta di depan ku dihotel mu itu."ucap Azura yang kembali mengingatkan Arthur akan kejadian itu.
"Oh my God honey, aku sedang amnesia saat itu."ucap Arthur.
"Hmm... amnesia tapi membawa nikmat."ucap Azura yang kini meninggalkan Azura lebih dulu.
"Honey tapi setelah itu aku tidak melakukan apapun lagi, aku bahkan menolak wanita itu untuk datang padaku."ucap Arthur.
"Dua minggu lalu kau tidak menolak kedatangannya."ucap Azura.
"Oh ya ampun, dia itu siluman honey. Dia bisa datang kapan saja."ucap Arthur.
"Ah kau benar sayang, dia akan datang kapan saja saat dia mau, dan kau sangat menyukai hal itu."ucap Azura yang dibalas dengan gelengan kepala.
"Aurora, Adelle ayo ikut mommy naik mobil, biar daddy sama mereka bertiga jalan kaki hingga kakinya kebas kesemutan."ucap Azura.
Azura pun langsung meraih kedua putrinya itu, dan membawa nya ke mobil mini miliknya itu.
Arthur hanya tersenyum saat melihat tingkah laku istrinya itu, saat sedang cemburu.
Arthur sering kali diingatkan akan kejadian yang menimpanya waktu itu.
Mungkin saat ini dia sedang akan datang bulan hingga mood nya terganggu seperti itu.
Sesampainya Arthur di dalam kamar anak-anaknya, dia langsung bergegas memandikan mereka berlima dengan Azura yang kini ikut membantunya.
Keduanya begitu kompak untuk urusan anak-anaknya itu meskipun terkadang Arthur jarang berada di rumah.
Tapi rumah tangga mereka tetap harmoni hingga saat ini mungkin karena cinta keduanya yang sudah menemukan jalan nya.
Jika Arthur dan Azura bisa bersatu karena permusuhan mereka selama ini yang selalu saling salah faham, maka Erdogan pun lebih bisa karena mereka bersatu atas persetujuan kedua belah pihak tapi nyatanya pria itu masih enggan untuk memberikan nafkah batin entah apa alasannya yang jelas mereka masih tidur di kamar masing-masing.
...*****...
Lima tahun telah berlalu, sejak hari dimana Azura memberikan benda yang pernah dititipkan padanya waktu itu pada orang yang tepat, kini musuhnya bebuyutan Arthur pun telah lenyap entah kemana.
Keluar Arthur yang semakin hangat karena kini ketujuh anaknya sudah besar, Zabella sudah sebelas tahun, dan dia sudah masuk asrama tempat Arthur belajar dulu dan Gerald berusia delapan tahun dia sudah bersiap untuk pergi ke asrama menyusul Zabella.
Sementara kelima anak kembar itu selama ini selalu belajar segala hal dari Azura karena wanita itu ingin kelimanya menjadi pribadi yang tangguh.
Azura bahkan mengajarkan anak usia lima tahun lebih itu untuk mandi dan berpakaian sendiri dengan pakaian yang telah ia siapkan sebelumnya.
Arthur sempat protes dengan itu karena dia memiliki banyak uang untuk mempekerjakan seratus baby sitter sekaligus jika saja istrinya tidak bilang bahwa mereka harus belajar mandiri karena tidak selamanya mereka akan ada di sisi anak-anaknya apalagi mengingat siapa Arthur yang mungkin memiliki banyak saingan bisnis atau musuh yang bisa sewaktu-waktu menghabisi mereka.
Azura juga mengajarkan ilmu bela diri meskipun saat ini mereka hanya menganggap semua itu sebagai permainan tapi Azura yakin bahwa suatu saat nanti mereka bisa menggunakan itu untuk melindungi diri mereka.
Azura adalah ibu yang memiliki mental baja, dia tidak mungkin menyerah untuk menjadikan anaknya menjadi manusia yang jauh lebih baik.
"Ayo lakukan lagi gerak pertama yang mommy ajarkan tadi."ucap Azura yang kini berdiri di hadapan anak-anaknya.
"Mom aku haus mau minum dulu."ucap Adelle yang selalu mencari alasan.
"Ah baiklah Adelle Ingin minum itu ambil di sana tapi jalan dengan kedua tangan mu dan kaki di atas."ucap Azura tegas .
"Ya mom sama saja bunuh diri."ucap Adelle.
Sementara keempat saudaranya langsung tertawa, terbahak-bahak namun tidak berlangsung lama karena mereka juga dihukum untuk jalan bebek mengitari ruangan yang luas itu.
Jika Azura selalu bersikap tegas terhadap mereka, maka tidak dengan Arthur yang selama ini selalu bersikap lembut pada anak-anaknya yang sudah tersiksa karena ibunya yang selama ini selalu bersikap tegas.
"Kalian sudah selesai bermain dengan mommy ayo ikut daddy, daddy akan bawa kalian berkeliling pulau."ucap Arthur dengan entengnya.
Tapi saat dia berbalik senyumnya terhenti kala sang istri menatap tajam kearah nya.
"Ah mommy bilang daddy harus memperbaiki mobilnya."ucap Arthur beralasan.
"Daddy pun sama sekarang keliling ruangan sambil jalan bebek sepuluh putaran."ucap Azura tegas hingga tiba saat mereka menonton pertunjukan dimana sang daddy akan sangat merayu sang mommy hingga hukuman itu bertambah.
"Ah kalian sekongkol."ucap Arthur yang kini sudah bercucuran keringat.
"Lanjut dad, tidak boleh berhenti atau hukuman nya aku tambah."ujar Azura tegas.
"Iya honey baiklah aku jalan lagi."ujar Arthur yang kini terlihat tersenyum manis pada Azura.
"Lebih cepat!"
...🍁🍁🍁🍁🍁...
Disini lah mereka saat ini, setelah setelah melewati banyak hal bersama keluarga, Arthur membawa anak istrinya untuk keliling dunia seperti yang pernah Azura mimpikan.
Arthur ingin membahagiakan orang yang sangat ia cintai meskipun mungkin hanya dengan melakukan hal terkecil seperti membantu istrinya mengurus buah hati mereka berdua.
Seperti kelima anaknya yang tidak pernah bisa jauh dari keduanya karena Arthur dan Azura tidak selalu memprioritaskan mereka selama ini dengan didikan keras dari sang ibu, dan kasih sayang dari sang ayah mereka sudah saling melengkapi.
Azura yang ingin anaknya menjadi anak yang tangguh meskipun mungkin terkadang dia akan di cap sebagai seorang ibu yang kejam, tapi semua itu dia lakukan juga karena kasih sayang nya meskipun dalam bentuk pendidikan.
Sementara Arthur yang ingin anaknya menikmati kebahagiaan karena dia mampu memberikan apapun yang mereka mau, tapi kembali lagi jika mereka tidak dibekali dengan akhlak yang baik semua yang mereka miliki itu akan hancur dan tidak ada artinya.
Maka dari itu Arthur pun menyetujui pola asuh anak yang diterapkan oleh istrinya itu, dia tau Azura lebih tau cara mendidik anak mereka daripada dirinya yang sibuk dengan urusan pekerjaan meskipun terkadang dia pun sering menyempatkan waktu untuk bisa quality time bersama keluarga tercinta dan terkadang Arthur akan rela menjadi apa saja disaat mereka tengah berkumpul bersama.
Dia merelakan harga dirinya sebagai ketua Mafia hancur demi untuk membuat anak dan istrinya bisa tertawa bahagia. Seperti yang selama ini Arthur lakukan dia rela dihukum oleh istrinya saat berada di depan anak-anak nya bukan karena dia lemah, tapi selain untuk kebahagiaan keluarga tercinta nya dia juga secara tidak langsung mengajarkan agar anaknya tidak berbuat kesalahan hingga mereka mendapatkan hukuman.
Tapi jangan lupakan saat Arthur dan Azura berada di dalam kamar tersebut, Arthur akan membalas dendam pada istrinya lewat sentuhan lembut yang memabukkan itu seperti saat ini.
Tepat di sebuah rumah di negara tempat mereka singgah di dalam kamar utama Arthur tengah mengajarkan kasih sayang terhadap istrinya yang sedari tadi berteriak merdu karena kasih sayang yang diberikan oleh Arthur.
Azura yang kini berusia 30 tahun dan Arthur 37 tahun, mereka seperti pasangan muda yang baru menikah yang bahkan lupa bahwa saat ini mereka tidak sedang berada di dalam kamar yang memiliki fitur kedap suara.
Al hasil anak-anak nya itu terbangun karena de*ahan Azura yang kian lama kian membuat seisi rumah khawatir. Namun saat pintu kamar itu diketuk secara random suara merdu itu seketika menghilang dan Arthur yang hampir menuju puncak itu pun langsung bergegas menggunakan kimono tidurnya dan bergegas membuka pintu setelah istrinya berlari kedalam kamar mandi.
"Ada apa sayang daddy kalian kenapa berkumpul disini?"tanya Arthur.
"Daddy mommy mana, kenapa mommy terus berteriak, apa daddy menyakiti mommy?"ucap kelimanya kompak.
"Ah itu tadi mommy minta dipijat tapi saat dipijat tapi mungkin daddy terlalu kencang menekannya, tapi mommy baik-baik saja kok dia sedang mandi kalian mending kembali tidur karena besok kita akan pergi lagi."ucap Arthur yang akhirnya bisa membuat kelima anaknya tenang dan mau kembali.
Setelah itu pria itu pun mengaktifkan sistem kedap suara di dalam kamar tersebut, dan pelajaran yang sempat tertunda pun kembali Azura terima dengan pasrah dan mengikuti arahan dari suaminya itu.
Azura benar-benar mendapatkan pelajaran yang paling berharga yaitu dengan bercocok tanam meskipun lahan tersebut sudah tidak subur lagi.
Sampai mereka terlelap dalam tidurnya.
Sementara itu di kediaman Erdogan, pasangan suami istri yang sudah lima tahun menikah itu ternyata membuktikan bahwa Erdogan tidak kunjung menyentuh istrinya itu karena Orla mengingatnya pada adik perempuan nya yang telah tiada setelah aksi brutal sekelompok anak buah mafia itu memperkosa nya.
Namun kini Orla yang sudah jauh lebih dewasa dari sebelumnya telah membuat Erdogan melupakan tentang masa lalu yang kelam itu, meskipun dia tetap mengingat mendiang keluarga tercintanya itu.
Orla yang sudah lulus kuliah di jurusan kedokteran itupun tampak semakin anggun dan cantik dengan segala kemewahan yang telah Erdogan berikan selama lima tahun pernikahan mereka.
Dan di tahun keenam ini, suara-suara merdu mengalun indah dari dalam kamar Erdogan bersama istri yang selalu bisa membuat dirinya sangat puas dengan hasil riset Orla selama lima tahun terakhir.
Erdogan bahkan akan rela mengorbankan waktu nya yang berharga itu demi bisa bercinta dengan istri kecil nya yang sexy itu.
Erdogan yang sudah hampir kepala empat itu semakin dibuat menggila oleh lubang kenikmatan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya meskipun hidupnya selama ini selalu dikelilingi oleh para wanita cantik.
"Babe ayolah satu jam saja itu tidak akan membuat mu terlambat untuk pergi ke rumah sakit bukan."rengek Erdogan yang kini terus berusaha membuat istrinya terangsang.
"Sayang aku ada jadwal operasi hari ini."ucap Orla yang kini berada di dalam dilema.
"Hanya satu jam babe please."ucap Erdogan.
"Baiklah eum..."jawaban itu tidak lagi terdengar saat Erdogan meraup bibir manis yang sudah menjadi candu baginya selama beberapa bulan ini.
Begitu juga dengan Orla yang kini menikmati sentuhan lembut dari suaminya tidak lupa dengan pisang tanduk yang sudah berdiri tegak dan itu membuat Orla semakin dibuat mabuk karena nyatanya pisang tanduk itu sungguh nikmat saat dimakan.
Orla langsung mel*ng*h saat pisang tanduk itu masuk kedalam bibir bawahnya itu dengan sempurna dan tumbuh itu selalu dibuat menegang karena kenikmatan tersebut.
"Kau sungguh sangat sempurna babe dan aku sangat mencintaimu."ucap Erdogan ditengah deru nafas yang memburu karena dia benar-benar mempercepat pergerakan nya itu.
Jangan tanyakan bagaimana kondisi Orla saat ini, dia sungguh tidak bisa berkata apa-apa selain menjerit di tengah-tengah des*hanya karena pisang tanduk itu sudah membuat dia muntah berkali-kali saking nikmatnya.
"Oh, babe..!!!"teriak Erdogan yang kembali meraup bibir manis itu disela menuju puncaknya dengan semburan lahar hangat itu yang telah mengisi penuh ruang terdalam goa milik Orla yang langsung bergegas bangkit hendak bersih-bersih kembali agar dia bisa secepatnya berangkat menuju rumah sakit dimana dulu mendiang ayah Erdogan bekerja di sana.
"Babe jangan terburu-buru rumah sakit itu sudah menjadi milikmu jadi kamu tinggal tunjuk siapa saja yang bisa menggantikan mu."ucap Erdogan.
"Tidak sayang, aku harus tetap profesional meskipun semua fasilitas itu telah menjadi milik ku."balas Orla dari dalam kamar mandi.