kawasan 18+, bijaklah dalam membaca.
Axel Brian pemuda miskin yang mepunyai cita - cita menjadi seorang milyarder
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alveandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 16
...****************...
Tinggalkan like dan komennya guys biar updatenya semangat 😉
...****************...
Brian bersiap - siap pergi ke kalimantan ,Karena Martin menyuruh Brian untuk memotong pita pembukaan Axel Corporation . sementara Martin sedang mengurus perusahaan Yang sedang di bangun di inggris.
" sayang apa kami tidak boleh ikut ?" Tanti merangkul tangan Brian dengan Manja. dia mengayun - ayunkan tangan Brian seperti anak kecil yang meminta permen pada ayahnya.
" Tanti.. Brian kesana untuk bekerja, lebih baik kita jangan mengganggunya ." Sindi lebih bijaksana, karena dia tahu jika Brian membawa mereka pikiran Brian akan terbagi antara kerjaan dan mereka, jadi Sindi pikir lebih baik mereka tidak ikut dengan Brian.
Brian kemudian menjawab dengan tersenyum " aku tidak lama di sana sayang , paling cuma satu bulan untuk meresmikan perusahaan dan mengatur karyawan yang ada di sana, setelah selesai aku pasti langsung pulang ."
Tanti menggembungkan pipinya " satu bulan itu lama sayang .."
Tanti terus saja merengek seperti anak kecil, berbeda dengan Sindi yang bawaannya lebih tenang, karena Sindi mencoba untuk mengerti Brian, dia tidak mau berbuat salah lagi pada Brian.
Brian menangkup kedua pipi Tanti " sayang dengar... kita masih bisa berhubungan lewat video call , aku yakin satu bulan akan terasa cepat jika kita menjalankan dengan saling percaya ."
Brian kemudian mengecup kening Tanti, dia juga menghampiri Sindi dan melakukan hal yang sama " jaga diri kalian baik - baik selama aku di kalimantan oke !"
Mereka berdua mengangguk ,sebenarnya Tanti masih tidak rela di tinggal Brian, tetapi dia juga tahu ,kalau Brian pergi untuk mengurus bisnisnya bukan untuk bermain - main.
mereka melambaikan tangan saat mobil Brian melaju pergi meninggalkan mereka, Sindi merangkul Tanti yang masih menatap kepergian Brian.
Sindi berkata " sudahlah.. Brian pergi bukan untuk meninggalkan kita, dia sedang meraih mimpinya yang mulai jadi kenyataan !"
Tanti menghela napas " huf.. kamu benar , aku juga harus bisa mengerti Brian, jangan cuma dia yang mengerti kita ."
mereka tersenyum bersama, kemudian mereka masuk ke rumah Tanti bergandengan tangan, mereka seperti dua saudari yang sulit di pisahkan.
tiga hari berlalu semenjak keberangkatan Brian ke Kalimantan dia akhirnya sampai di Axel Corporation.
Brian tercengang saat melihat kawasan Axel Corporation, dekorasi yang elegan ,sepanjang pinggir jalan di tanami pohon pinus. Brian yakin jika pohon pinus ini tumbuh besar akan membuat jalanan yang di buat Axel Corporation akan menambah keindahan Kawasan tersebut.
Dari kejauhan Brian melihat satu bangunan pencakar langit , Brian menebak kalau itu adalah kantor pusat Axel Corporation.
Brian sengaja tidak minta di jemput oleh bawahannya yang ada di situ, dia ingin melihat - lihat semua yang ada di situ, Restoran ,Hotel ,pusat perbelanjaan sampai obyek Wisata.
Brian merasa puas saat melihat itu semua ,pasalnya dia hanya memberi sedikit gambaran untuk pembangunan tersebut, tetapi Martin merelasiasikannya dengan sangat baik, seperti biasa dia memang tidak pernah membuat Brian kecewa.
" ah.. ini sudah melampaui expetasiku, Kamu memang bisa di andalkan Martin !" Brian bermonolog dengan senyum lebar di wajahnya.
tidak lama Brian sampai di gedung pencakar langit Axel Corporation, saat dia tiba di sana, Brian mengerutkan keningnya saat melihat seorang wanita berusia sekitar tiga puluh tahunan, sedang di seret security keluar.
Brian juga melihat seorang pria paruh baya yang sedang merundung wanita tersebut.
" kamu pikir Tuan Denis akan menirima kamu di sini Anisa !, asal kamu tahu Tuan Denis sedang sibuk mengurus acara peresmian Axel Corporation dan menunggu bos besar datang kemari, semua urusan di sini mutlak aku yang pegang hahaha..!" pria paruh baya itu mengusir dan menertawakan wanita itu.
" Danton kamu keterlaluan , apa cuma gara - gara aku menolak kamu, aku tidak bisa bekerja di sini, aku juga punya hak yang sama !" sambil di seret security wanita itu masih meraung tidak terima.
Brian hanya memperhatikan dari jauh, tetapi karena mereka berbicara dengan keras Brian tentu saja mendengarnya.
Brian menggelengkan kepalanya ,dia bergumam sambil menghela napas " huh.. dimana saja pasti ada orang seperti itu, apa Martin lupa dengan kata - kata aku !"
Brian masih memperhatikan kejadian itu dengan acuh, dia tidak coba untuk melerai, tetapi dia ingin tahu sampai dimana pria itu bertindak pada wanita yang bernama Anisa tersebut.
puncaknya wanita itu di lempar oleh security di depan pintu masuk Axel Corporation, security melempar wanita itu tanpa belas kasihan hingga dia jatuh terduduk di Beton.
" jangan ke sini lagi wanita sialan, atau kami akan bertindak lebih kasar !!" Security tersebut menghardik Anisa.
Anisa memekik " aww !!!"
Brian buru - buru menghampiri dan mengulurkan tangannya " kamu tidak apa - apa ?"
Anisa mendongak ,dia ragu - ragu untuk menerima uluran tangan Brian, kemudian dia bangkit menggenggam tangn Brian " aku tidak apa - apa , terima kasih.."
Brian bertanya " ada masalah apa nona ? ,mengapa anda di usir ?".
Anisa mendesah kesal " huh..sebenarnya aku melamar kerja di sini ,tetapi pria tadi langsung mengusirku, tanpa melihat proposal lamaranku ."
" memangnya prosedur di sini seperti itu ?" Brian pura - pura tidak tahu apa - apa tentang Axel Corporation.
Anisa menjawab " sebenarnya sih tidak seperti itu, tetapi gara - gara aku punya konflik dengan lelaki itu ,yah seperti ini hasilnya, omongan waktu mereka akan membangun Perusahaan di sini yang akan memprioritaskan pribumi mungkin itu hanya kiasan saja, buktinya mau setinggi apapun lulusan aku, kalau tidak punya koneksi orang dalam , beginilah hasilnya ."
Brian tersenyum kecut dia tidak tahu harus tertawa atau menangis, mendengar ucapan anisa yang langsung menusuk hatinya.
Brian tidak tahu jika ada praktek seperti itu di dalam perusahaannya, pasalnya Brian paling tidak suka dengan cara seperti itu.
Brian kemudian mengajak Anisa ke Kafe yang ada di depan Axel Corporation. Untuk mengobrol lebih lanjut .
Anisa pun mengiyakan ajakan Brian ,saat sudah duduk di dalam kafe Anisa bertanya " jadi kamu kesini ada acara apa ?"
Brian tersenyum dan menjawab " aku juga sama sepertimu ,akan melamar kerja di Axel Corporation ."
" oh.. untuk bekerja juga " Anisa mengangguk anggukan kepalanya.
Brian kemudian mengulurkan tangannya " ngomong - ngomong kita belum berkenalan ,aku Brian !"
Anisa menjabat tangan Brian " Anisa !"
Mereka ngobrol ngalor ngidul, Anisa adalah wanita yang cepat akrab dengan orang lain, jika orang itu baik, tetapi sebaliknya jika dia tidak baik Anisa akan menjauhinya.
setelah mengobrol cukup lama dengan Anisa, Brian sedikit tahu tentang Anisa, dia tinggal sendirian semenjak meninggalkan panti aduhan untuk mencari pekerjaan.
Anisa adalah gadis yang pintar ,dia mendapatkan beasiswa hinggga s2 jurusan manajemen dan ekonomi. saat Brian mendengar itu, dia merasa geram dengan orang yang bernama Danton, menurut Brian Danton ini bodoh !, dia menolak mentah - mentah orang yang berkualitas seperti Anisa.
Lanjjuuutkan Thor...💪💪😡😡😍😍🤪🤪🔥🔥
Lanjjuuutkan Thor...💪💪😡😡😍😍🔥🔥
Lanjuuuuitkan Thor...👍👍🤪🤪😇😇🔥🔥💪💪