Hanum Khumaira, seorang wanita soleha yang taat beragama, terpaksa menerima perjodohan dari kedua orangtuanya dengan seorang perwira polisi bernama Aditama Putra Pradipta. Perjodohan ini merupakan keinginan kedua orangtua mereka masing-masing.
Namun, di balik kesediaannya menerima perjodohan, Aditama sendiri memiliki rahasia besar. Ia telah berhubungan dengan seorang wanita yang sudah lama dicintainya dan berjanji akan menikahinya. Akan tetapi, ia takut jika kedua orangtuanya mengetahui siapa kekasihnya, maka mereka akan di pisahkan.
Diam-diam rupanya Aditama telah menikahi kekasihnya secara siri, ia memanfaatkan pernikahannya bersama Hanum, agar hubungannya dengan istri keduanya tidak dicurigai oleh orangtuanya.
Hanum yang tidak mengetahui rahasia Aditama, mulai merasakan ketidaknyamanan dengan pernikahannya ini.
Konflik dan drama mulai terjadi ketika Hanum mengetahui suaminya telah menikahi wanita lain, akankah Hanun tetap mempertahankan rumah tangganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sikapmu sangat menyebalkan
Menjelang pagi, Hanum cukup terkejut saat mendapati Suaminya sedang tertidur di kursi sofa dekat jendela kamar, pikirnya jika Suaminya tidak akan kembali lagi ke kamar tidurnya. Kemudian Hanum bergegas menuju kamar mandi dan segera melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim yang taat.
Tidak lama kemudian, Aditama terbangun dari tidurnya yang lelap, ia mencoba mengedarkan pandangannya ke arah samping tempat tidur, rupanya disana sudah ada istrinya yang sedang melaksanakan solat subuh, lalu Tama mencoba berpindah tempat yakni menuju ranjang tempat tidur, kemudian melanjutkan kembali tidurnya karena semalaman suntuk ia pergi bersama dengan Bella, menemani sang kekasih yang merasakan kesedihan karena belum merelakan dirinya menjadi milik wanita lain.
Hanum yang menyadari Suaminya telah berpindah tempat, ia mencoba untuk mengingatkannya untuk melaksanakan kewajibannya sebagai seorang umat muslim, namun sayangnya Tama telah mengabaikannya, kali ini Hanum hanya bisa mengelus dadanya.
Akhirnya Hanum memutuskan untuk pergi keluar dari dalam kamar karena perutnya sudah keroncongan karena lapar, ia pun sempat kebingungan mencari sarapan dimana? mengingat seumur hidupnya ia belum pernah menginjakan kakinya ke sebuah Hotel.
"aku harus bagaimana ini? Kemana aku harus mencari sarapan?" tanyanya bermonolog.
Kemudian saat Hanum mencoba menelusuri koridor, tanpa disengaja ia bertemu dengan Papah mertuanya.
"Loh Num, kamu mau kemana? Lantas Suamimu mana?" tanya Pak Cahyo sambil tengok ke kanan dan kiri mencari keberadaan putranya.
"Emmhhh...Mas Tama masih tidur, Pah!" jawabnya dengan wajah tertunduk.
"Apa, masih tidur? Kenapa tidak kau bangunkan? Setidaknya saat kau keluar kamar ada yang mendampingi mu, Hanum!" protes sang Papah mertua
"Mungkin Mas Tama masih kelelahan dan juga sangat mengantuk Pah, jadi Hanum tidak berani untuk membangunkannya!" jawabnya jujur.
Mendengar menantunya berkata seperti itu, terlintas pikiran aneh di dalam benaknya, seketika Pak Cahyo langsung tersenyum senang di buatnya.
"iya..iya...Papah baru mengerti Num, kalian kan pengantin baru, wah rupanya Tama sedang berusaha memberikan Papah seorang cucu sampai ia kelelahan seperti itu!" ucapnya tersenyum puas, perkataan dari sang Papah mertua malah membuat Hanum membulatkan Kedua pupil matanya, ia pun sampai menelan ludahnya sendiri.
'Kenapa Papah malah berpikiran kesitu? Lagian semalaman suntuk Mas Tama malah pergi entah kemana!' jawabnya dalam hati.
"Bukan begitu Pah, Papah jangan salah paham dulu!" elaknya dengan raut wajahnya yang gugup.
"Sudahlah Num, Papah tahu kok semuanya! Lantas kamu mau pergi kemana?" tanya Pak Cahyo penuh selidik.
"Hanum mau cari sarapan Pah!" jawabnya singkat.
"Oh, mau cari sarapan! Yasudah nanti Papah pesankan lewat Room Service, sebaiknya kau kembali ke kamarmu, tidak baik seorang wanita yang sudah menikah pergi seorang diri tanpa di dampingi suaminya!" tegas sang Papah mertua.
Hanum pun mengangguk patuh, lalu ia segera berpamitan kepada Papah mertuanya, kemudian bergegas masuk kembali ke dalam kamarnya.
Menjelang siang, Pak Cahyo berencana untuk mengajak besannya yakni Abi Zakaria beserta istrinya untuk jalan-jalan mengelilingi kota Jakarta, sedangkan Hanum, ia terlihat kesal karena sang Suami masih betah di atas tempat tidur dengan kedua bola matanya yang masih terpejam.
Tidak lama kemudian, Hanum bergegas masuk ke dalam kamar mandi untuk mengambil wudhu dan melaksanakan solat zuhur, namun sialnya keran air di dalam kamar mandi tiba-tiba saja patah saat Hanum berusaha memutarnya dengan kuat karena keran tersebut cukup susah untuk di putar, alhasil air yang cukup deras telah membasahi sekujur tubuhnya, Hanum sempat berteriak karena terkejut dan teriakannya tersebut telah membangunkan Aditama dari tidur lelapnya, dengan sikapnya yang sigap, Aditama bangkit dari atas tempat tidurnya lalu ia bergegas pergi menuju arah kamar mandi, ia sempat terkejut saat kamar mandi di penuhi oleh derasnya air yang keluar dari dalam keran, dan dirinya mendapati sang istri yang berusaha menutup keran tersebut dengan kedua tangannya namun tidak berhasil, sampai akhirnya Tama mencoba menyentuh kedua tangan sang istri dan berusaha menutup aliran air yang terus keluar dari dalam keran.
Hanum sempat terkejut atas kehadiran suaminya yang muncul secara tiba-tiba dan menggenggam kedua tangannya, kemudian ia sempat menoleh dan menatap suaminya yang masih terlihat mengantuk itu.
Tiba-tiba tubuhnya gemetar saat Tama berada begitu dekat dengannya, dan kedua tangan suaminya telah menyentuh tangannya apalagi wajah tampannya begitu nyata dan tepat berada di hadapannya.
"Kau ini sangat ceroboh sekali, apa yang kau lakukan dengan keran air ini hah? apakah kau tidak bisa menggunakannya? Dasar kampungan!" jawabnya sangat ketus.
Sontak Hanum yang semula mengagumi akan sosok dan sikap Suaminya yang sigap, tiba-tiba saja ia merasa sangat kesal saat dirinya dikatai wanita kampungan oleh suaminya sendiri.
"M maaf, tadi kerannya sempat macet saat aku memutarnya!" jawabnya sambil tertunduk.
Tama yang pada saat itu enggan melihat wajah sang istri, hanya bisa menghela nafasnya secara kasar, kemudian ia memerintahkan istrinya untuk menghubungi pihak Hotel agar segera memperbaiki keran air yang rusak, Hanum pun bergegas untuk melaksanakan apa yang di perintahkan oleh suaminya tersebut.
Setelah kejadian insiden tersebut, akhirnya Tama memutuskan untuk tidak melanjutkan tidurnya, dan memilih untuk mandi, sedangkan Hanum, ia sudah seperti kerupuk alot yang sedari tadi kehadirannya terus di abaikan.
Setelah Tama selesai membersihkan diri, ia menoleh ke arah Hanum yang sudah terlihat rapi plus dengan cadarnya, dan kini hanya terlihat bola matanya yang menurutnya cukup menarik.
'Ha..ha..ha, apa yang kau pikirkan Tama? memang wanita itu sedari dulu memiliki bola mata yang indah, tapi setelah ia membuka cadarnya, kau pasti akan sangat terkejut saat melihatnya.' ejeknya dalam hati.
"Ayo ikut denganku!" ajak Tama kepada Hanum
"Kita mau kemana Mas!" tanya Hanum gugup.
"Sudahlah jangan kebanyakan nanya, sebaiknya kau diam dan ikuti semua perintahku, karena kau sekarang adalah istriku, jadi kau harus patuh dengan semua perintahku, paham kamu!"
Hanum pun mengangguk pelan, namun dari lubuk hatinya, ia merasa cukup kesal atas sikap suaminya yang selalu berbicara kasar padanya.
'Sabar Hanum, kau harus terbiasa dengan keadaan seperti ini.' ucapnya dalam hati.
Lalu Hanum pun mengikuti ajakan dari suaminya, dan bergegas pergi ke suatu tempat.
Saat dalam perjalanan, Hanum sempat terpana akan susana gedung pencakar langit kota Jakarta dan ia berusaha untuk membuka kaca jendela mobil, Tama yang tidak fokus memperhatikan istrinya, ia cukup geram saat mengetahui jendela kaca mobilnya terbuka cukup lebar dan Hanum sempat mengeluarkan sebelah tangannya yang sengaja ia lambaikan, Hanum sendiri sangat menikmatinya.
"Hey wanita udik, kenapa kau malah membuka kaca jendelanya? Tutup tidak!" perintahnya dengan cara membentak, Tama sangat geram akan sikap Hanum yang menurutnya sangat kampungan itu
Lalu Hanum segera menutup kembali kaca jendela mobil suaminya.
"Jangan pernah kau melakukan hal konyol itu lagi, bikin malu saja!" cetusnya sambil pandangannya fokus menyetir ke arah jalan.
Semenjak menikah dengan Hanum, entah kenapa Tama samasekali enggan untuk menatap wajah sang istri, bahkan melihat tampangnya saja bagaikan mimpi buruk untuknya, ia selalu teringat akan masalalu dirinya saat melihat wajah Hanum, dan Tama pun selalu bergidik ngeri di buatnya. Padahal Hanum yang dulu tidak sama dengan Hanum yang sekarang, tentunya Tama akan sangat menyesal karena telah bersikap dan memperlakukan istrinya dengan cara seperti ini.
Kini mobil pun melaju cukup kencang menuju suatu tempat dimana teman satu profesinya telah mengadakan acara ulangtahun di salah satu kafe di kota ini, dan berharap Hanum tidak membuat malu di acara tersebut.
Bersambung....
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐
masa udah seneng seneng sama si Bella tapi setelah si Bella dia rasain trus dia malah balik ke si Hanum