Kadang kala, yang bersama tidak selamanya bersatu. Tuhan selalu punya rencana untuk setiap manusia. Begitu pun dengan kisah Agra. Aurora mungkin dikirim Tuhan hanya untuk membuat Agra belajar satu hal, bahwa tidak semua yang ia inginkan bisa terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Zakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Deon Home's
"Rara?!"
Aurora berjalan dengan wajah kagetnya ke Keyra sementara Agra menghampiri teman-temannya yang tak lain adalah anggota Wolfer, Agra berjalan menghampiri mereka lalu bersalaman dan bertos ala pria. Anggota Wolfer yang hadir hanya ada sepuluh orang ditambah Agra, Alif, dan Deon. Sebenarnya Wolfer mempunyai 25 anggota namun yang bisa datang hanyalah sepuluh orang.
Aurora sudah duduk di rumput taman rumah Deon. Gadis itu berada disamping Keyra.
"Key lo kok bisa ada disini?" tanya Aurora bingung. Mengabaikan tatapan anak-anak Wolfer yang seolah bingung dengan gadis yang datang bersama Agra. Pasalnya ini sejarah baru dalam geng mereka Agra mengajak perempuan untuk ikut ngumpul dengan mereka.
"Gue diculik sama nih dua orang!" jawab Keyra sedikit kesal lalu melempari Alif dan Deon kulit kuaci bekasnya.
"Huaa... Keyra jorok lo bego?!" heboh Deon saat kulit kuaci bekas Keyra mendarat di pipinya. Sedangkan Alif memandang Keyra sebal lalu merampas bungkusan kuaci ditangan Keyra dan ngacir ke samping Agra.
Keyra melotot tidak terima melihat Alif merampas kuaci yang telah susah payah ia rebut dari Deon tadi. Gadis itu pun beranjak menghampiri Alif yang kini telah bersiap-siap kabur saat Keyra berdiri dari duduknya.
"Alif itu punya gue!" pekik Keyra lalu berlari mengejar Alif yang kini tertawa kemenangan.
"Eh pak bos ini siapa?" celutuk Alex kepada Agra sambil menunjuk Aurora dengan lirikan matanya.
Mereka semua menatap Agra seolah menunggu jawaban yang akan keluar dari bibir sexy pemuda itu. Kecuali Deon yang memang sudah tahu, ia malah memilih menyusul Alif untuk mengerjai Keyra yang menurutnya sangat lucu ketika mencak-mencak karena kelakuan mereka berdua.
"Calon bini" jawab Agra asal.
Semua anggota Wolfer berteriak heboh saat mendengar jawaban yang keluar dari mulut Agra. Berbeda dengan Aurora yang kini menatap Agra tajam karena jawaban yang keluar dari pemuda itu membuatnya malu. Bukan karena malu menjadi pacar Agra. Melainkan malu karena semua anggota Wolfer kini menggodanya.
"Aduu... Dapat dari mana pak bos? Manis bener euy!" timpal Daniel dengan wajah jahilnya
"Dapet dari kolong jembatan" jawab Agra asal sambil memakan cemilan yang ada dihadapannya, dan menghiraukan Aurora yang kini menatapnya kesal.
Agra benar-benar ngeselin yah. Baru satu hari jadian aja udah bikin Aurora pengen ngebunuh dia. Bagaimana hari-hari selanjutnya?
"Dasar cowok manja!!"
"Agraaa.." desis Aurora kesal namun Agra hanya cuek dan memakan cemilannya.
"Fansisco!!" geram Aurora mulai kesal.
"Iya sayaang..." sahut Agra membuat Aurora semakin ingin menghilang saja dari tempatnya sedangkan teman2nya kini saling melempar godaan kepadanya.
"Ahsiiyaaap..."
"Aseekk di panggil sayangg"
"Aduuhh bang Agra cocwit dechh.."
"Sikat bosskuuhh!!"
Begitulah kira-kira godaan yang keluar dari mulut anggota Wolfer membuat Aurora semakin ingin membunuh Agra.
Agra yang menyadari perubahan raut wajah Aurora pun beranjak menghampiri gadis itu lalu mengelus puncak kepala Aurora dengan lembut.
"Udah.. Gak usah kesel gue becanda kok!"
Aurora berdecak kesal lalu sengaja menyibukkan dirinya dengan memakan cemilan yang tadi dimakan Agra. Sungguh ia benar-benar kesal dengan Agra saat ini.
"Lo semua diem! Jangan bikin dia kesel lagi!" ujar Agra kepada teman-temannya.
Anggota geng Wolfer terkekeh melihat pasangan baru itu.
"Neng! Namanya siapa atuh?" celutuk Kevin.
"Ngapain lo nanya-nanya nama dia?!" timpal Alex tak santai.
"Kepo lo keturunannya pithecantrhopus erectus!" balas Kevin sewot.
"Yeuuu... Bilang aja lo mau modus! Awas lo pacarnya galak kalo lo mau modusin dia!"
"Siap-"
"Aurora" ucapan Kevin terpotong saat dengan tiba-tiba Aurora menyebut namanya, membuat Kevin dan Alex menatapnya bingung.
"Hah?" heran kedua pemuda itu pasalnya tak mengerti dengan ucapan gadis itu.
"Nama gue Aurora" ulang gadis itu membuat Kevin dan Alex mengangguk dan bergumam dengan mulut berbentuk "O"
"Salam kenal neng Auro-"
"Aww.. Aww.. Lepasin Key!"
"Kuping gue Key ya Allah!"
Ucapan Kevin terpotong lagi saat mendengar suara rintihan kesakitan. Mereka semua menoleh ke arah suara itu. Disana ada Alif dan Deon yang mengadu kesakitan karena Keyra menyeret mereka dengan menjewer kuping kedua pemuda itu.
Agra dan Aurora tertawa kecil melihat itu, sementara anggota Wolfer tertawa melihat Alif dan Deon seperti layaknya anak yang sedang di jewer oleh ibunya. Apalagi Kevin yang ketawanya paling besar diantara mereka, karena pemuda itu sangat senang melihat Deon menderita.
"Hahaha... Deon ya Allah muke lo.. Haha tarik lagi Key kupingnya kurang kenceng itu!" kompor Kevin pada Keyra membuat Deon menatap pemuda itu seolah berkata "Sialan lo!" namun Kevin hanya mengabaikan itu dan tetap tertawa.
Keyra melepaskan jewerannya dari kuping Alif dan Deon. Kedua pemuda itu kini nampak mengelus-elus kuping mereka yang memerah.
"Cewek bar-bar!!" cibir Alif.
"Cewek galak!!" timpal Deon.
Keyra menatap kedua pemuda itu dengan tatapan membunuhnya membuat Alif dan Deon cengengesan lalu ngacir entah kemana.
Keyra menghentak-hentakkan kakinya kesal lalu duduk disamping Aurora.
"Pak bos gak ada acara makan-makan nih?" celutuk Gara-salah satu anggota Wolfer, pada Agra.
"Kuy cabut!" jawab Agra lalu berdiri dari tempatnya, membuat semua orang menatap pemuda itu bingung.
"Ngapain pada liatin gue?" tanya Agra dengan wajah herannya saat melihat semua temannya menatapnya bingung.
"Kan tadi minta makan-makan bukan cabut" jawab Daniel dengan wajah polosnya.
Agra memutar bola matanya malas lalu mengulurkan tangannya ke Aurora agar gadis itu bangkit. Aurora pun bangkit dengan wajah bingungnya.
"Kita habisin satu Mall yang ada dijakarta!" ujar pemuda itu lalu menggenggam tangan Aurora keluar.
Semua temannya nampak diam seperti mencerna ucapan Agra. Lima detik kemudian semuanya membulatkan matanya dengan mulut yang sedikit terbuka seperti tak percaya dengan ucapan Agra.
"Gileee.. Kalo gitu kita susul kuy!"
"Aseekk borong satu mall!"
"Kapan lagi beli baju bagus-bagus gratis pula!"
"Sultan mah beda gaeess!!"
Semua teman Agra bersorak kegirangan lalu mengambil jaket serta barang-barang mereka dan berlari kecil menyusul Agra dan Aurora.
"OY MAU KEMANA LO SEMUA?!"
Aggota geng Wolfer yang awalnya akan melangkahkan kakinya kini menoleh kebelakang dan melihat Deon yang kini berjalan ke arah mereka bersama Alif
"Mau kemana lo semua?" ulang Deon.
"Mau nyusul pak boss sama bu boss" jawab Kevin.
"Ngapain? Emang Agra sama Aurora kemana?" tanya Alif dengan sedikit bingung.
"Itu pak boss ngajakin kita blanja gratis di mall" timpal Alex.
Alif dan Deon membulatkan matanya tak percaya.
"Demi apa?!" pekik Deon lebay membuat Kevin mendengus malas.
"Demi calon bini lah!" sewot Kevin lalu berjalan meninggalkan Alif dan Deon yang cengok ditempatnya, anggota Wolfer yang lainnya mengikuti Kevin.
"Segitu senengnya Agra bisa jadian sama Aurora?" gumam Deon tak percaya.
"Temen lo itu!" balas Alif lalu pergi meninggalkan Deon yang kini mendengus kesal.
"Temen lo juga Fernando?!!" pekik Deon lalu menyusul Alif masuk kerumahnya.
***
"Udah mau pulang Gra?" tanya Mama Deon saat melihat Agra dan Aurora berjalan di ruang tengah menuju pintu utama.
"Eh... Bunda!" sahut Agra lalu menghampiri mama Deon.
"Iya bun... Agra mau jalan dulu sama temen-temen!" jawab Agra membuat mama Deon sedikit mendesah kecewa.
"Yahh... Padahal bunda belum sempat ngobrol sama calon mantu bunda" ucap mama Deon kecewa. Aurora sedikit kikuk mendengar ucapan mamanya Deon.
"Maaf yah tan-"
"APA?! MAMA PUNYA CALON MANTU?!" teriak Deon tiba-tiba dari arah belakang.
Agra, Aurora dan Tante Diana tersentak kagetendengar suara makhluk gaib itu, sedangkan teman-teman mereka ada yang geleng-geleng, memutar bola matanya malas, dan ada juga yang mendengus kesal, Deon benar-benar menyebalkan!
"Deon! Ngapain teriak-teriak sih. Ini bukan hutan tau!" omel Diana kepada anaknya.
Deon mengabaikan ucapan mamanya.
"Mana calon mantu mama?" tanya Deon menghampiri mamanya yang berhadapan dengan Agra dan Aurora.
"Aurora lah!" jawab mama Deon santai.
Deon membulatkan matanya lalu menatap Agra dan mamanya bergantian.
"Maaa... Deon masih sayang nyawa Ma buat berurusan sama Agra" ujar Deon menggaruk tengkuknya yang tak gatal membuat sang mama menjadi bingung.
"Maksud kamu?"
"Aurora itu pacarnya Agra Maa... De-"
"Emang yang bilang pacarnya Aurora itu kamu, siapa?" potong tante Diana.
"Lah? Tadi mama bilang Aurora itu calon mantu mam-"
Pletak!!
"Gak usah kegeeran kamu! Anak mama itu bukan cuma kamu doang!" ucap mama Deon membuat Deon nyengir ditempatnya karena telah salah paham dan akhirnya malu sendiri.
"Yaudah bun.. Agra pamit yah!" pamit Agra lalu mencium pipi kanan tante Diana.
"Aku juga pamit tante" pamit Aurora juga dengan mengulurkan tangannya untuk menyalimi mama Deon, namun respon wanita parubaya itu membuatnya sedikit kaget begitupun dengan yang lainnya. Bagaimana tidak, bukannya menerima uluran tangan Aurora, wanita parubaya itu malah memeluknya.
"Panggil bunda aja, biar sama Kek Agra" ucap mama Deon membuat Aurora tersenyum lalu membalas pelukan hangat itu.
"makasih bu-bunda" ujarnya sedikit gugup. Jujur menyebut panggilan itu membuatnya merindukan Almarhumah bundanya.
Mama Deon melepaskan pelukannya lalu menatap Aurora bingung pasalnya mata gadis itu nampak sedikit berkaca-kaca?
"Kenapa sayang? Kok matanya merah?" tanya mama Deon lembut.
Agra tersentak kaget mendengar pertanyaan mama Deon. Pemuda itu lantas memberi intruksi kepada teman-temannya untuk menunggu diluar saja. Semuanya lun menurut, yang tinggal hanyalah Alif, Deon, dan Keyra.
"Eh... Gak kok. Gak pa-pa bunda" kikuk Aurora. Gadis itu hanya tak ingin membuat mama Deon khawatir
"Rara kangen bunda" batin gadis itu lirih.
Keyra tersenyum tipis melihat Aurora. Ia tahu betul apa yang sedang gadis itu fikirkan.
***
Aurora pun sudah stay dijok belakang motor Agra. Gadis itu berpegangan pada jaket Agra yang sempat ia pinjam ke Deon karena jaketnya ia pakaikan ke Aurora.
Agra berdecak kesal saat melihat gadis itu masih saja memegang jaketnya. Dengan cepat Agra pun menarik kedua tangan Aurora lalu menuntunnya untuk memeluk pinggangnya.
Aurora tersentak kaget lalu menabok pelan bahu pemuda itu dan setelahnya ia pun memeluk pinggang Agra, membuat pemuda itu tersenyum dibalik helm fullfacenya.
Motor sport hitam itupun berjalan meninggalkan halaman rumah Deon menuju Mall yang akan mereka datangi. Teman-teman Agra mengikut dibelakangnya.