NovelToon NovelToon
Suamiku Calon Mertuaku

Suamiku Calon Mertuaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia
Popularitas:14.7k
Nilai: 5
Nama Author: Rodiah Karpiah

Ini kisah Riana , gadis muda yang memiliki kekasih bernama Nathan . Dan mereka sudah menjalin hubungan cukup lama , dan ingin melangkah ke jenjang yang lebih serius yaitu pernikahan .
Namun kejadian tak terduga pun terjadi , Riana memelihat Nathan sedang bermesraan dengan teman masa kecilnya sendiri. Riana yang marah pun memutuskan untuk pergi ke salah satu klub yang ada di kotanya .Naasnya ada salah satu pengunjung yang tertarik hanya dengan melihat Riana dan memberikannya obat perangsang dalam minumannya .
Dan Riana yang tidak tahu apa-apa pun meminum minuman itu dan membuatnya hilang kendali atas tubuhnya. Dan saat laki - laki tadi yang memasukan obat akan beraksi , tiba-tiba ada seorang pria dewasa yang menolongnya. Namun sayangnya obat yang di kasi memiliki dosis yang tinggi sehingga harus membuat Riana dan laki - laki yang menolongnya itu terkena imbasnya .
Dan saat sudah sadar , betapa terkejutnya Riana saat tahu kalau laki-laki yang menidurinya adalah calon ayah mertuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rodiah Karpiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Takdir Menyatukan Kita

" Rania, meskipun saya sudah mendapatkan restu dari kedua orang tua kamu. Saya masih akan bertanya padamu, apakah kamu siap menerima saya sebagai suami dan ayah bagi anak-anak kita nanti?" Ucap Bagaskara dengan tegas, ia tidak ingin Rania menyesal dengan pernikahan mereka nantinya.

Dan Rania yang ditanya seperti itu pun refleks menatap Bagaskara, ia pikir hanya dengan persetujuan orang tuanya mereka akan terikat. Namun, Bagaimana masih meminta jawabannya untuk semua ini.

Mbak Yuni dan Siska yang duduk disebelah Rania pun menggenggam erat tangan wanita yang sedang dilamar itu, mereka memastikan kalau Rania tidak akan pingsan saat ditatap banyak orang seperti sekarang.

"Bila ini memang yang terbaik, saya bersedia menerima Mas Bagas sebagai suami dan ayah dari anak-anak kita nanti!" Ucap Rania dengan pelan namun masih bisa didengar oleh semua orang, para tamu yang hadir pun bertepuk tangan atas jawaban yang Rania berikan.

Bagaskara tersenyum kecil mendengar jawaban Rania, ekspresi yang jarang terlihat darinya. Namun, bagi siapa pun yang mengenalnya, senyum itu bukan hanya tanda lega, tetapi juga bentuk tanggung jawab yang kini semakin besar di pundaknya.

Bu Ani tampak menahan air matanya, sementara Pak Rudi mengangguk puas. Acara lamaran ini berjalan sesuai harapan mereka, dan yang paling penting, Rania sendiri yang menyatakan kesediaannya.

Di tengah suasana haru itu, tiba-tiba Kenan bersuara dengan semangat sehingga dapat didengar oleh semua orang.

" Yeay , Om Bagas sama Tante Nia kawin!" Ucap Kenan dengan polosnya sambil mengangkat kedua tangannya, Rendra yang tengah memangku anaknya itu pun terkejut dengan apa yang dilakukan anak laki-lakinya itu.

Para tamu pun tertawa geli mendengar perkataan polos Kenan, dan Rendra yang malu pun berpura-pura terlihat sibuk dengan ponselnya.

Siska yang mendengarnya hampir tersedak tawa, sementara Rania yang masih berusaha menenangkan jantungnya kini semakin merah padam. Bahkan Bagaskara yang biasanya serius pun terkekeh kecil, meskipun cepat-cepat menutupi ekspresinya agar tidak terlihat terlalu santai.

"Kenan, jangan asal ngomong!" tegur Rendra dengan nada setengah tertawa, sementara istrinya hanya bisa menepuk dahi.

Bagaskara kemudian menoleh ke arah Rania yang masih menundukkan kepala karena malu. Ia mencondongkan tubuhnya sedikit ke arahnya, berbicara cukup pelan sehingga hanya Rania yang bisa mendengar.

"Saya berjanji tidak akan mengecewakan kamu dan keluarga kamu karena telah menerima lamaran saya," ucapnya, nada suaranya terdengar tenang tetapi juga mengandung makna mendalam.

Rania, yang mendengar ucapan itu, semakin merasa wajahnya memanas. Ia tidak berani menatap Bagaskara dan hanya bisa fokus pada motif kebayanya sendiri.

Siska dan Mbak Yuni yang melihat kalau kedua pasangan itu tengah saling berbisik pun terus menggodanya dengan bisikan-bisikan jahil yang mampu membuat pipi Rania memerah.

Namun, di sela-sela kebahagiaan itu, ada satu orang yang masih diam di tempatnya—Nathan.

Ia tidak banyak bicara sejak awal, hanya memperhatikan dari kejauhan. Tangannya terkepal di atas paha, dan matanya terus tertuju pada Rania. Ada banyak hal yang ingin ia katakan, tetapi semuanya terasa sia-sia sekarang.

Rania sudah menemukan jalannya, dan jalan itu bukan bersamanya. Andai saja jika dulu ia tidak selingkuh dengan Claudia, pasti ia yang berada diposisi papa angkatnya itu.

Para tamu dari pihak Bagaskara berbincang akrab dengan keluarga Rania, membahas rencana pernikahan yang akan segera digelar. Ibu Ani tampak berkali-kali menyeka sudut matanya, mungkin masih sulit percaya bahwa putrinya akan menikah secepat ini.

Siska dan Mbak Yuni, yang duduk di samping Rania, berusaha menenangkan kegugupan sahabat mereka dengan bercanda pelan. Namun, Rania sendiri masih berusaha mencerna semua yang terjadi. Kini tidak ada lagi jalan mundur.

" Om Bagas nggak pakaikan Tante Nia cincin yang kemarin di beli ?" Ucap Kenan yang tidak melihat cincin dijari tantenya seperti yang ada dijari ibunya.

"Ohh , iya . Kalian belum tukar cincin!" Ucap Bu Ani sambil menatap kedua pasangan itu.

Bagaskara, yang tadi sudah duduk dengan tenang di sisi keluarganya lagi pun tersentak, ia lupa tentang cincin itu, akhirnya ia pun berdiri dan melangkah menuju Rania lagi. Langkahnya mantap, penuh wibawa, tetapi ada sesuatu di matanya yang sulit ditebak—entah itu ketegasan, ketulusan, atau mungkin sesuatu yang lebih dalam.

Semua mata langsung tertuju pada mereka berdua. Rania merasakan jantungnya berdetak kencang, tetapi ia berusaha menjaga ekspresinya tetap tenang. Tangannya yang terlipat di pangkuannya sedikit gemetar, tetapi ia segera menggenggam ujung kebayanya untuk menenangkan diri.

Bagaskara sudah berdiri tepat di hadapannya, lalu tersenyum kecil. Senyum yang jarang sekali ia tunjukkan, tapi entah kenapa kali ini terasa lebih hangat dari biasanya. Ia kemudian menunduk sedikit, memberikan kotak beludru kecil berwarna biru tua kepada Rania.

"Terima kasih sudah menerima lamaranku, Rania," ucap Bagaskara dengan suara rendah dan dalam, hal itu pun mampu membuat Rania panas dingin.

Rania terdiam sesaat sebelum perlahan mengulurkan tangannya untuk menerima kotak itu. Saat jari-jarinya bersentuhan dengan permukaan beludru halus, ia bisa merasakan seluruh ruangan seakan menjadi sunyi. Ia menelan ludah sebelum akhirnya membuka kotak tersebut.

Di dalamnya, terdapat cincin emas putih dengan berlian kecil di tengahnya—sederhana, tetapi begitu elegan. Rania tidak tahu harus berkata apa. Ia hanya menatap cincin itu, lalu melirik Bagaskara yang masih menatapnya dengan ekspresi tenang.

"Dipakaikan?" bisik Siska di sampingnya, membuat Rania sedikit tersentak. Wajahnya semakin memanas.

Bagaskara tampaknya mendengar bisikan itu karena ia langsung mengulurkan tangannya, menunggu Rania menyodorkan tangannya. Dengan sedikit ragu, Rania akhirnya mengangkat tangannya, membiarkan Bagaskara menyematkan cincin itu di jari manisnya.

Seketika terdengar tepuk tangan dan gumaman kagum dari keluarga yang menyaksikan. Ibu Ani bahkan terlihat menyeka air matanya dengan sudut kerudungnya, sementara Ayah Rania mengangguk pelan dengan senyum puas.

"Alhamdulillah," gumam Bu Ani dengan mata berkaca-kaca.

Sementara itu, di sisi lain ruangan, Nathan yang sejak tadi duduk diam hanya bisa menatap pemandangan itu dengan ekspresi sulit ditebak. Tangannya mengepal di atas pahanya, tetapi ia tetap berusaha menjaga wajahnya agar tetap datar.

didalam hatinya ia selalu menekankan untuk mengikhlaskan Rania untuk ayahnya, mau bagaimanapun ada Nyawa ditengah-tengah mereka berdua.

Bagaskara, setelah selesai menyematkan cincin, menatap Rania sebentar sebelum kembali duduk di tempatnya. Tidak ada kata-kata manis atau gestur romantis yang berlebihan—hanya tindakan sederhana, tetapi cukup untuk membuat Rania sadar bahwa hidupnya kini benar-benar akan berubah.

" Akhirnya bestie gue mau nikah juga, selamat ya Rania pak Bagaskara !" ucap Siska pada sahabat dan bosnya itu , dan Rania yang mendengar itu pun tersenyum malu sedangkan Bagaskara hanya menganggukkan kepalanya saja.

Setelah momen emosional itu, acara pun berlanjut dengan santap bersama. Makanan yang telah disiapkan sejak pagi mulai dihidangkan, dan suasana kembali mencair dengan obrolan ringan di antara dua keluarga yang kini resmi akan menjadi besan.

.

.

Bersambung....

1
hasatsk
so sweet...
hasatsk
ceritanya bagus,tapi sepi like'.semangat Thor💪
Hitam_Putih: Terimakasih dukungannya 🤭🥰
total 1 replies
Lauren Florin Lesusien
𝚔𝚎𝚗𝚊𝚙𝚊 𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚋𝚊𝚌𝚊 𝚗𝚘𝚟𝚎𝚕 𝚙𝚞𝚝𝚞𝚜 𝚌𝚒𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚘𝚎𝚗𝚐𝚑𝚒𝚊𝚗𝚊𝚊𝚝𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚔𝚎 𝚌𝚕𝚞𝚋 𝚢𝚊 🤣😂😂😂😂𝚞𝚍𝚑 𝚓𝚍 𝚌𝚒𝚛𝚒 𝚔𝚑𝚊𝚜 𝚔𝚊𝚕𝚒 ya
Hitam_Putih: sepertinya sudah hukum alam kak 🤭😅
total 1 replies
ollyooliver🍌🥒🍆
lah..apa hubungannya dengan rania? rania tau atau tdk pun kesenangan nathan ttp berjalan kan.
ollyooliver🍌🥒🍆
lah kan cuman mainan..tapi gak masuk akal juga sih kalau mainan...kan dia gak bisa ngapa"in pacaranya..jadi mainnya dimana?
ollyooliver🍌🥒🍆
bukan anak sambung tapi anak angkat
Krh15
seru novelnya , wajib dibaca 🤩
Reni Anjarwani
lanjut thor
Hitam_Putih
Selamat menikmati cerita aku 🤗🥰

Dimohon untuk tidak menjadi silent reader ya , aku menunggu keritik dan saran dari kalian 🤭🤗😍
Satsuki Kitaoji
Got me hooked, dari awal sampe akhir!
Yoi Lindra
Tersentuh banget dengan kisah ini.
Desi Natalia
Makin lama makin suka, top deh karya thor ini!
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!