NovelToon NovelToon
Asmara Dunia Lain

Asmara Dunia Lain

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Cinta Beda Dunia / Fantasi Wanita
Popularitas:12.5k
Nilai: 5
Nama Author: Cancer Star

Rukmini gadis desa yang berwajah manis, hilang mendadak tanpa ada yang tau keberadaan nya , 2 tahun kemudian dia kembali ke desa nya, dari mana kah rukmini menghilang
yuk simak cerita selanjutnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cancer Star, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30 Penjaga Misterius

Jefri yang selalu teringat pada rukmini memutuskan untuk mengutarakan perasaannya, walaupun sudah di peringatkan oleh temannya kalau cintanya tidak mungkin di terima karena sepak terjang nya sudah terkenal di dalam kampung.

" Pokonya Apapun Permintaannya Akan Aku Berikan Asalkan Dia Mau Menerima Cintaku." cicit jefri ketika lagi bersama teman-teman nya.

" Hahahaha...Bos..Boss...Memang Apa Yang Dia Minta Darimu, Apa Bos Ndak Lihat Kalau Dia Sudah Memiliki Segalanya ?." pungkas teman nya.

" Iya Bos, Lebih Baik Cari Yang Lain Aja, Banyak Disini Gadis-gadis Cantik Walau Tidak Secantik Perempuan Itu, Oh Ya Namanya Siapa Roni,?." tanya teman nya jefri yang memakai topi merah pada roni.

" Nama Nya Rukmini, Tapi Denger-Denger Dia Sudah Punya Suami Kerja Diluar Kota." ungkap roni.

" Waahhh..Kalau Gitu Nambah Susah Nih Untuk Ngedapetinnya, Ternyata Sudah Punya Suami." timpal si topi merah.

" Alaaa...Aku Tidak Perduli, Mau Punya Suami Kek, Anak Kek, Kalau Aku Mau Harus Aku Dapatkan." tekan nya.

" Kalau Tidak Bisa Dapat Pakai Cara Baik-baik, Pakai Saja Cara Biasa Bos." pekik roni.

" Hahahaha...Pasti Itu." balas jefri.

Jefri yang berasal dari keluarga terpandang dan di segani karena profesi bapak nya sebagai seorang dukun sakti hingga tak seorang pun berani mengusik keluarganya.

Walaupun mbah jiwo hanya seorang dukun, tapi penghasilan yang di dapatkan nya sangatlah banyak, bila permintaan pelanggannya berhasil dia laksanakan maka akan memperoleh bayaran tinggi.

Itulah juga yang membuat jefri jadi angkuh dan berbuat semaunya karena mereka takut bila mbah jiwo bapaknya jefri menyatetnya. Pernah suatu ketika ada seorang bapak yang melabrak jefri di tempat tongkrongan nya karena sudah memperkosa nisa anak gadisnya yang memang terkenal cantik.

Sebetulnya jefri pernah melamar tapi di tolak oleh kedua orang tua nisa karena dia sudah terkenal anak yang suka mabuk-mabukan, mencuri bahkan memperkosa anak-anak gadis di desa nya bila lamaran nya di tolak.

Satu minggu setelah kejadian itu, satu persatu keluarga nisa meregang nyawa. Bapak nya mati setelah mengalami muntah darah hebat yang di sertai nanah dan belatung, ibunya mati mendadak dengan mata melotot tajam dan lidahnya keluar menjuntai. sedangkan nisa sendiri meninggal dengan keadaan isi perut yang terburai karena meledak setelah beberapa hari terus membesar.

Penduduk semakin tak berani bertindak gegabah semenjak kejadian itu yang membuat jefri semena-mena pada siapa saja dan tak pandang bulu.

Seperti biasa setelah jam lima sore tak ada lagi warga satupun yang berani lewat, karena anak berandalan itu selalu nongkrong di depan rumah rukmini.orang-orang lebih memilih menghindari dari pada mencari mati bila berurusan dengan jefri dan anak buahnya

Rukmini yang tiba-tiba merasa gerah bermaksud keluar duduk di teras tapi dilarang bi ijah.

" Neng Rukmi Mau Kemana Sore-Sore Begini?." tanya bi Ijah.

" Bibi Mau Tahu Aja, Aku Hanya Ingin Duduk Di Teras Boleh Ndak?." pinta nya .

" Jangan Neng, Anak-anak Berandalan Itu Sudah Ada Di Depan Nanti Di Gangguin." saran bi ijah.

" Kan Cuma Di Teras Bi, Ndak Keluar Ko Boleh Ya Sebentarrrr Aja." bujuknya seperti anak kecil.

" Boleh, Tapi Bibi Temani." pesan nya.

Bi ijah akhirnya menemani rukmini keluar, keduanya duduk sambil mengobrol. Pak kahar yang sedang menyiram tanaman sekali-kali ikut menyela percakapan mereka.

" Apa Suaminya Sudah Tahu Kalau Neng Rukmi Hamil?." tanya bi ijah.

" Belum Bi, Kan Dia Ndak Pernah Pulang Selama Kita Tinggal Disini." balas nya.

" Oh Ya Neng, Ngomong-ngomong Nama Suami Nya Siapa Sih?." tanya bi ijah kembali.

" Bi Ijah Mau Tahu Aja." timpal pak kahar sembari tersenyum kemudian kembali melanjutkan pekerjaan nya .

" Namanya Hanggara Bi," ucap rukmini.

" Namanya Bagus Sekali Pasti Dia Tampan." lanjut bi ijah.

Tiba-tiba jefri sudah berdiri di balik pagar sambil memandangi rukmini lekat, ketika rukmini berbalik dan bertemu pandang dengan jefri dia lalu membuang muka.

Wajah jefri merah padam dapat perlakuan seperti itu dia merasa di rendahkan rukmini. Karena sudah tidak sabar untuk mengutarakan isi hatinya di tambah sikap rukmini semakin membuatnya geram dan ingin segera memilikinya, akhirnya dia memutuskan untuk segera masuk.

" Hoeee..Kahar! Buka Pintunya, Atau Aku Akan Melompat Masuk." perintah nya.

Pak kahar berbalik menatap rukmini seakan meminta persetujuan, tapi dia hanya menggelengkan kepalanya saja. Karena dilarang rukmini akhirnya pak kahar kembali menyirami tanaman.

Melihat pak kahar tak bergerak jefri kembali berteriak. " Ijah Buka Pintu Nya, Aku Mau Masuk." titah nya.

Karena jefri mulai memaksa bi ijah mengajak rukmini masuk begitupun pak kahar segera kembali ke belakang, jefri yang merasa tak dipedulikan betul-betul marah, dia tak menyangka ada yang berani menentang kemauannya.

" Kurang Ajar! Dia Tidak Tahu Siapa Aku Sebenarnya., Awas Saja Kamu Ya Rukmini." jefri menendang pagar sambil menggerutu.

Teman-teman nya yang melihat jefri marah-marah mulai menghasutnya. " Ya...Bos Jefri Tidak Ada Harga Dirinya Di Depan Rukmini, Hahahah...Betul Nggak Don?." celetuk roni.

" Betul Ron, Dan Lebih Parahnya Lagi Dia Tak Di Gubris, Percuma Wajah Bos Tampan Nya Selangit Tapi Tidak Bisa Menaklukkan Seorang Wanita." ejek doni membuat hati jefri semakin panas.

" Diiiammmmm....Kalian Semua Jangan Panggil Aku Jefri Kalau Tak Bisa Mendapatkan Nya, Besok Pagi-pagi Aku Akan Datang Baik-baik Sekalian Saja Ku Minta Dia Jadi Istriku Tapi Bila Berani Menolak Akan Ku Pastikan Nasib Nya Akan Sama Seperti Keluarga Nisa, Ingat Itu!." pekik nya dengan wajah merah padam.

" Iya..Iya..Kami Percaya. Semoga Berhasil Bos." seru doni dan roni bersamaan sambil tertawa.

Karena merasa dongkol jefri tidak ikut nongkrong dengan teman-teman nya dia memilih pulang untuk istirahat. Sesampainya di rumah mbah jiwo bapak jefri menegurnya. " Kamu Kenapa Jeff, Wajahnya Masam Begitu?, Kalau Ada Masalah Cerita Sama Bapak." tanya mbah jiwo pada jefri sambil menepuk pundaknya.

" Aku Suka Dengan Perempuan Yang Membeli Rumah Damis Pak!." balas nya.

" Terus Apa Masalah Nya, Apa Dia Menolakmu?." sambung mbah jiwo.

" Aku Belum Memberitahu Nya Kalau Aku Suka Pak, Tapi Dari Sikapnya Seperti Nya Dia Benci Padaku." balas nya.

" Loh Ko Gitu, Memang Sudah Kamu Apakan Dia Sampai Membencimu?." lanjut bapak jefri.

" Waktu Dia Datang Melihat-lihat Rumah Itu Aku Sempat Menggodanya." ungkap jefri.

" Sudah Lah Nak Tak Usah Di Pikirkan, Bapak Akan Membuat Dia Tergila-gila Padamu. Katakan Saja Pada Bapak Kalau Kamu Sudah Siap Di Kejar-kejar Perempuan Itu, Hahaha..." pesan mbah jiwo sambil tertawa.

Ibu jefri yang mendengar suami dan anaknya berbicara menangis sambil mengurut dadanya. " Yaallah, Tolong Sadarkan Suami Dan Anakku, Berilah Peringatan Padanya Agar Tidak Selalu Menyakiti Orang." ucap nya terisak.

ibu jefri sudah beberapa kali menasehati nya supaya tidak mempermainkan dan menyakiti gadis-gadis di desa ini, tapi hati jefri seperti nya sudah di butakan oleh ambisi dan keangkuhan nya di tambah bapak nya yang selalu mendukung apapun yang dia lakukan membuat ibunya sudah tak sanggup lagi melihat kelakuan putra dan suaminya.

Keesokan paginya jefri betul-betul datang ke rumah rukmini, pak kahar yang kebetulan tidak berada di taman depan rumah di tambah pintu yang terbuka membuat jefri leluasa masuk ke dalam.

           Tok..Tok..Tok

Tak lama pintu terbuka, bi ijah yang melihat jefri berdiri di depan nya bermaksud menutup nya kembali tapi di tahan oleh jefri dengan mengganjalkan kakinya.

Tanpa di suruh masuk jefri langsung menerobos masuk ke dalam lalu duduk di kursi, bi ijah yang membuntuti nya dari belakang bertanya ." Ada Perlu Apa Kamu Kesini, Kalau Untuk Menggangu Kami Lebih Baik Kamu Pulang Saja." usir bi ijah.

" Yeee...Dasar Nenek Peotttt! Siapa Juga Yang Mau Ketemu Kamu, Aku Kesini Hendak Berjumpa Dengan Satu Orang Saja, Itu Loh Majikanmu Yang Cantik." hardik nya pada bi ijah.

Rukmini yang kebetulan hendak ke dapur melihat jefri dan bi ijah mengobrol lebih tepat nya lagi berdebat. Karena penasaran dia segera menghampiri nya, jefri yang melihat rukmini datang langsung memasang wajah manis.

" Ada Apa Kamu Ke Sini?." tanya rukmini dengan wajah tak suka.

" Aku Mau Bertemu Denganmu." balas jefri.

" Bertemu Aku? Memang Nya Ada Apa?." rukmini kembali bertanya.

" Aku Suka Padamu Sejak Pertama Kali Melihat Mu ." ucap nya.

" Terus." lontar rukmini.

" Aku Mau Menikahimu." terang jefri dengan rasa percaya diri.

" Appaaaa! Menikahiku! Kamu Tidak Tahu Ya Kalau Aku Sudah Bersuami Dan Sekarang Ini Lagi Mengandung!." sergah rukmini. Wajah nya yang putih jelas sekali terlihat merah padam menahan amarah di hati nya, gemertak giginya terdengar jelas.

Bi ijah juga sudah kesal melihat tingkah jefri segera menarik lengan nya sambil berkata. " Sekarang Kamu Pergi Saja Dari Sini, Neng Rukmi Sudah Menolakmu Jadi Tidak Ada Lagi Alasan Tetap Berada Disini." cerca bi ijah sembari mengusir jefri.

Jefri yang tidak terima di usir segera menepis kan tangan nya membuat bi ijah yang masih menarik nya terhempas ke lantai seandainya rukmini tidak segera menopang tubuhnya kepala bi ijah pasti membentur sudut meja yang tajam.

" Rukmini! Penolakanmu Padaku Akan Kau Bayar Mahal! Ingat Itu." seru jefri dengan nada mengancam sambil berlalu meninggalkan rumah itu.

Pak kahar yang mendengar suara ribut-ribut di dalam bergegas masuk sesampainya di situ dia hanya melihat bi ijah yang di papah rukmini karena kaki nya terkilir ketika terjatuh tadi.

" Ada Apa Neng Rukmi, Bi Ijah Kenapa Sampai Pincang Begitu?." tanya nya kaget.

" Tadi Jefri Ke Sini Pak, Dia Mengancam Neng Rukmi Karena Lamaran Nya Ditolak." sahut bi ijah wajah nya meringis menahan sakit di kaki nya .

" Ko Aku Tidak Melihat Nya Masuk, Siapa Yang Membukakan Pintu?." tanya pak kahar lagi dengan rasa tak percaya.

" Tidak Ada Pak, Waktu Aku Keluar Dia Sudah Berdiri Di Depan Dan Menyerobot Masuk Tanpa Permisi." tukas bi ijah lagi.

" Dasar,! Memang Sudah Gila Dia Itu ,Kasian Bu Darsih Memiliki Anak Yang Cuma Satu-satunya Tapi Mempunyai Sifat Seperti Setan." tutur pak kahar wajah nya terlihat geram.

Tampak seseorang menggunakan pakaian hitam dan memakai topeng sedang mengendap-endap di pekarangan rumah rukmini, kemudian dia terlihat duduk bersila mulut nya komat-kamit.

Beberapa menit kemudian orang itu lalu mencongkel pintu depan kemudian segera masuk dengan langkah santay tanpa takut kepergok tuan rumah.

" Tidurlah Yang Nyenyak Hahaha...Ajian Sirep Yang Sudah Di Ajarkan Bapak Akan Membuat Kalian Terlelap Sampai Pagi ." gumam jefri dalam hati dengan senyum sarkas.

Jefri Kemudian Menaiki Tangga Yang Menuju Ke Lantai Dua Tempat Rukmini Tidur, Dia Lalu Membuka Pintu Yang Ternyata Tidak Di Kunci Karena Selama Dia Hamil Bi Ijah Melarang Dia Menguncinya Takut Nya Ada Apa-apa Katanya.

wajah jefri tampak begitu senang melihat rukmini tidur terlentang, jakun nya naik turun lalu dia membuka topeng yang menutupi muka nya.

Jefri yang sudah berada di dekat rukmini perlahan menyingkap daster yang di pakai Rukmini lalu mengelus pahanya, tidak sampai di situ saja bahkan jefri menciumi wajah, leher dan bibir Rukmini dengan beringas seperti singa yang menemukan mangsa nya.

Rukmini yang berada dalam pengaruh sirep, tidak merasakan apapun dia terlelap dalam tidur nya.

Setelah puas menciumi wajah rukmini, jefri kemudian mengambil gunting yang seperti nya sudah di siapkan dari rumah. Daster yang di pakai rukmini kini terbelah menjadi dua hanya menyisakan pakaian dalam saja, mata jefri terbelalak melihat tubuh rukmini yang putih mulus hingga hasratnya untuk memperkosanya tidak bisa lagi di tahan nya, senyum seringai tersungging di bibirnya.

Ketika jefri mengangkat tangan nya hendak melepas celana dalam yang masih menempel tiba-tiba sebuah cahaya kuning keemasan menghantam tubuhnya yang masih posisi jongkok di depan rukmini, jefri terlempar menabrak meja. terlihat darah segar keluar dari sudut bibirnya, dia kaget karena tak pernah menyangka mendapat serangan, jefri mengedarkan pandangan nya ke seluruh penjuru ruangan sambil berteriak. " Hei Kalau Berani Keluar..!!! Tunjukan Wujudmu !! Aku Tidak Takut Siapapun Dirimu!!!." mata jefri melotot wajah nya merah padam menahan amarah karena ada yang berani melukainya.

Setelah menunggu beberapa saat namun tak ada tanda-tanda adanya orang selain dia dan rukmini di dalam kamar, jefri bermaksud melanjutkan niatnya yang sempat tertunda, kembali dia menindih tubuh rukmini.

Tapi lagi-lagi cahaya kuning menghantam tubuh Jefri, kali ini bukan main-main karena hempasan tubuhnya merobohkan pintu kamar. Darah hitam kental keluar dari mulut nya, tampak wajah dan leher jefri melepuh bahkan sebagian rambut nya hangus terbakar menyisakan bau gosong.

Jefri yang terluka cukup parah berlari meninggalkan rumah rukmini dengan rasa sakit dan dendam yang semakin membara, baru saja sampai di depan pintu rumah nya jefri kembali memuntahkan darah berwarna hitam kental pekat kemudian tak sadarkan diri.

ibu Darsih yang mendengar suara orang di depan segera keluar, alangkah kagetnya ibu jefri melihat putranya terbaring di depan.

" Pak..!! Ayo Keluar ..! Jefri Pingsan Pak.!" teriak ibu darsih panik dan terlihat cairan bening menetes dari matanya.

Mbah jiwo tergopoh-gopoh ketika mendengar putra kesayangannya di sebut-sebut istrinya dengan nada khawatir. Geram dan marah itulah yang ada di hati mbah jiwo tatkala melihat kondisi putra nya seperti itu.

Mbah jiwo dan istrinya kemudian mengangkat Jefri ke dalam lalu di baringkan di atas kasur, bu darsih terlihat membersihkan darah yang sudah mengering di bibir jefri.

" Siapapun Yang Sudah Melakukan Ini Pada Putraku Akan Mendapatkan Balasan Yang Lebih Pedih Lagi Dari Yang Sudah Dialami Jefri." pekik nya dengan mata mendelik.

" Sudah Lah Pak, Jangan Tambah Memperkeruh Keadaan, Ibu Sudah Berapa Kali Mengatakan Jangan Menyakiti Orang Lagi, Lihat Sekarang Jefri Yang Menanggung Akibatnya." teriak istrinya terisak.

" Tidaaaaakkkkk Bu....! Nyawa Di Bayar Nyawa! Darah Di Bayar Darah !. Tapi Perlakuan Orang Itu Akan Aku Balas Dengan Mencabut Nyawanya." gemertak gigi mbah jiwo terdengar begitu jelas urat-urat wajah nya menyembul menahan marah.

" Huhuhuhu....Paaakkk...! Sudahlah Cukup Jefri Saja Yang Terluka, Ibu Tidak Mau Kalau Bapak Juga Mengalaminya.," ungkap istrinya sambil menangis.

" Apa Ibu Meragukan Kesaktian Yang Ku Miliki," ketus mbah jiwo.

" Kalau Itu Kmauan Bapak..Ibu Tidak Akan Melarang Lagi "tekan nya lalu meninggalkan anak dan suami dikamar .

Mbah jiwo menemani putranya menunggu sampai dia sadar karena hendak tahu apa sebenarnya yang sudah terjadi, tak berapa lama jefri membuka matanya terdengar erangan kesakitan keluar dari mulutnya. Melihat anak nya sudah sadar mbah jiwo segera mendekatinya.

" Jefri! Apa Yang Sudah Terjadi Nak? Katakan Pada Bapak Aku Akan Membalaskan Perbuatan Nya Padamu." seru mbah jiwo.

" Rukmini Pak, Orang Yang Sudah Membeli Rumah Damis Pantas Saja Dia Tidak Takut Padaku." dengusnya.

" Maksud Kamu,Ada Yang Menjaganya? Siapa!." timpal mbah jiwo.

" Aku Tidak Tahu Pak, Sebab Tidak Ada Siapa-siapa Selain Aku Dan Rukmini Di Kamar Itu Hanya Ada Cahaya Kuning Yang Menghantam Tubuhku Saat Aku Hendak Memperkosa Wanita Sialan Itu." mata jefri memerah seperti nya dia sangat marah pada rukmini .

" Kamu Tenang Saja, Biar Bapak Yang Membalasnya, Dia Akan Ku Buat Lebih Menderita Lagi. Jadi Kamu Sudah Tidak Menginginkan Nya Lagi?." lontar mbah jiwo.

" Bunuh Saja Dia Pak, Aku Sudah Muak Melihatnya." titah jefri.

" Hahahahaah...Kamu Tenang Saja Nak, Bapak Akan Membalaskan Dendammu Hahahahah." pungkas nya sambil tertawa terbahak-bahak.

         Kukuruyukkkkk.... Kukuruyukkkkk....

Suara ayam jantan membangunkan penduduk yang masih tertidur, matahari pagi memancarkan sinar nya menerangi alam yang ada di bawah nya.

Rukmini yang sudah terbangun segera turun dari ranjang nya dan alangkah terkejutnya melihat daster yang semalam di pakainya terbelah jadi dua, dia lalu mengambil sarung untuk menutup tubuhnya, tapi tatkala melihat pintu kamar nya yang hancur dia berteriak histeris memanggil bi ijah dan pak kahar.

" Biiiiiiii....Pak Kaharrrrr...Kemari Cepat."

Bi ijah yang lagi megang sendok terjatuh begitu saja sanking kagetnya bahkan latah nya kembali kambuh. " Eeee...Kucing Kucing. Eeeee Kuuuuccccingggg. Hehehe...Neng Rukmi Bikin Kaget Aja." ucap nya berulang sambil menutup mulut nya lalu tertawa kemudian bergegas menuju kamar rukmini di susul pak kahar dengan wajah binggung.

ketika sampai di depan kamar keduanya terkejut mata bi ijah dan pak kahar melotot.

" Kenapa Pintunya Hancur Begini Neng?." tanya pak kahar heran.

" Aku Juga Tidak Tahu Pak, Waktu Bangun Sudah Seperti Ini." pungkasnya.

" Apa Neng Rukmi Tidak Mendengar Sesuatu Tadi Malam?." lanjut pak kahar kembali.

" Tidak Pak, Tidurku Nyenyak Sekali Semalam." lontar nya.

" Aku Juga Tidak Mendengar Apa-Apa Padahal Kamarku Tepat Di Bawah Kamar Neng Rukmi." tutur bi ijah.

" Sudah Lah Yang Terpenting Neng Rukmi Tidak Apa-apa, Nanti Pintu Nya Bapak Perbaiki." pesan pak kahar.

Pak kahar dan bi ijah kembali bekerja, rukmini yang masih berdiri dekat pintu yang rusak itu terlihat seperti memikirkan sesuatu.

" Semalam Ko Mimpiku Aneh Banget, Perut Ku Seperti Mengeluarkan Cahaya Kuning, Apa Ya Itu? " gumam nya dalam hati.

Wajah dan leher jefri yang terkena cahaya kuning tampak bernanah dan mengeluarkan bau busuk, dia begitu syok melihat luka di wajah nya semakin melebar, hingga semua barang-barang yang ada di kamar nya di lempar sampai hancur.

Darsih dan mbah jiwo yang mendengar suara benda jatuh dari kamar anaknya gegas melihatnya. Ketika sampai mereka terkejut karena barang-barang yang ada di situ sudah hancur.

" Jeefffriiiiiii...." bentak mbah jiwo, tapi jefri tetap membelakangi bapak nya tak menghiraukan nya .

" Apa-Apaan Ini Kenapa Kamu Sampai Merusak Semua Benda-Benda Yang Ada Di Sini?." tanya nya lagi.

Jefri yang terus diberondong segera membalikan badannya, mata ibu nya melotot mulutnya menganga sambil melihat wajah anaknya.mbah jiwo segera memeluk jefri.

" Siapa Sebenarnya Wanita Bernama Rukmini Itu, Kenapa Dia Memiliki Penjaga Yang Memiliki Kekuatan Yang Luar Biasa, Hanya Dalam Semalam Wajah Anakku Seperti Ini." gumamnya.

Jefri melongarkan pelukan bapaknya sembari berkata ." Pak Aku Tidak Mau Kalau Wajah Ku Rusak." ucap nya, ada rasa takut yang terpancar di wajah nya yang terus mengeluarkan cairan hijau berbau busuk.

" Nak! Mungkin Ini Azab Dari Tuhan Karena Tidak Mau Mendengar Nasihat Dari Ibu." timpal ibunya sambil membelai rambut jefri.

" Alaaa..Ibu Tidak Usah Ikut Campur, Bapak Yang Akan Membalas Ini Semua, Kamu Tenang Saja Nak Aku Akan Menyembuhkan Wajah Mu Setelah Wanita Dan Penjaganya Itu Ku Singkirkan Nanti Malam." hembus nya. rahang mbah jiwo nampak menegang.

Malam harinya mbah jiwo mulai mempersiapkan semua perlengkapan sesajen . " Mari Kita Lihat Perempuan Bangsat, Aku Atau Kamu Yang Akan Mati." geram nya ,nafas nya naik turun menahan amarah di hatinya.

" Wahaii Penguasa Hutan Wingittt..Datanglah Aku Membutuhkan Bantuan Mu." tiba-tiba berdiri mahkluk besar bermata merah dan berambut lebat.

       Geeeeerrrrrrrr...Geeeerrrrrrr....

" Ada Apa Kau Memanggilku, Geeerrrr.." hardik mahkluk itu.

" Genderuwo Penguasa Hutan Wingittt Aku Ingin Kamu Membunuh Seorang Wanita," perintah mbah jiwo.

" Apa Yang Akan Kau Berikan Padaku Jiwo Bila Berhasil Melakukannya." pekik genderuwo itu.

" Ambilah Istriku Sebagai Tumbal." pesan mbah jiwo tanpa rasa iba pada istrinya.

" Hahaahah...Hatimu Betul-betul Gelap Jiwo Sampai Istrimu Pun Kamu Tumbalkan. Haahahah...Tapi Aku Suka Dengan Sikapmu Yang Tak Pandang Bulu." hembusnya lalu menghilang.

Rukmini yang sudah tertidur nyenyak tidak menyadari sesosok makhluk besar berdiri di samping ranjang sambil menatapnya.

genderuwo itu tampak ragu menyerang rukmini tapi mengingat tumbal yang di janjikan mbah jiwo dia membuang rasa itu.

Tampak genderuwo suruhan mbah jiwo mengatupkan kedua tangannya kemudian menghentakkan ke depan seberkas cahaya biru keluar bersamaan dengan cahaya kuning keemasan dari perut rukmini menghantam serangan si genderuwo hingga memudar.

Baru saja hendak kembali menyerang tiba-tiba cahaya kuning itu melesat begitu cepat menghempaskan tubuhnya dan menimbulkan aroma daging terbakar, serangan tadi membuat nya tersurut mundur kebelakang karena terkejut.

" Bukankah Yang Memiliki Serangan Seperti Itu Hanya Penguasa Istana Kancana? Siapa Sebenarnya Gadis Itu?, Kenapa Dia Dijaga Oleh Penguasa Istana Kancana? Tapi Siapa Yang Menjaganya? Geeerrrr..." pertanyaan dari pertanyaan keluar dari mulut genderuwo itu di sertai geraman.

" Kurang Ajar Kau Jiwo Hampir Saja Aku Hancur Karena Mu Jiwo, Aku Akan Membunuhmu Hahahaah...Cukup Kau Yang Menjadi Tumbalku Jiwo Hahahaha..." teriak nya lalu menghilang kembali kerumah mbah jiwo.

Mbah jiwo terlempar menghantam dinding kamar tempatnya melakukan semedi . " Kenapa Kau Menyerangku Genderuwo." ucap mbah jiwo.

" Kau Menyuruhmu Menyerang Wanita Yang Mempunyai Hubungan Dengan Penguasa Istana Kancana." hardiknya.

" Aku Tidak Tahu, Tapi Siapa Penguasa Istana Kancana Yang Kamu Maksud." lontar mbah jiwo.

" Dia Adalah Seorang Raja Yang Berasal Dari Bangsa Jin Dan Ditakuti." geram nya.

Mbah jiwo yang merasa mulai terancam mengeluarkan keris kecil dalam kotak yang mempunyai ukiran sangat indah.

Genderuwo melihat apa yang dilakukan mbah jiwo tertawa " Hahahaha...Rupanya Kamu Sudah Bersiap Jiwo, Baiklah." genderuwo itu menyerang mbah jiwo dengan cakarnya yang panjang walau tidak mengenai tubuhnya tapi angin dari sabetan masih sempat menggoyangkan tubuh mbah jiwo hingga sempoyongan.

disaat itulah genderuwo suruhan nya menghentakkan tangan dan seberkas cahaya biru menghantam tubuh mbah jiwo.

Darsih dan jefri yang mendengar suara ribut-ribut di kamar suaminya segera berlari dan menemukan tubuh mbah jiwo yang sudah tak bernyawa dalam keadaan gosong. Jefri menangis sejadi-jadinya melihat kondisi bapaknya orang yang di harapkan mengobati nya sudah tidak ada .

Darsih ibu jefri menenangkan anaknya agar mengikhlaskan kepergian bapak nya, bukannya diam jefri malah mendorong ibunya sambil berkata . " Ini Semua Gara-gara Ibu Yang Tidak Pernah Mendukung Apa Yang Bapak Lakukan, Kematian Bapak Mungkin Karena Doa Ibu, Jefri Benci Padamu Aku Menyesal Terlahir Dari Rahimmu."

Darsih menangis pilu mendengar tuduhan anaknya sambil mengurut dadanya dan beristighfar.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
CiCi Sila Syawal
next
Yuli
baik kakak terimakasih sudah membaca novelnya akan segera di update bab terbaru nya 😊
T3rr0r1st
Dijamin ngakak mulu!
Yuli: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Robert
cerita ini memicu imajinasiku, aku merasa seakan-akan hidup di dunia lain ketika membacanya.
Max Goof
Aku nggak sabar nunggu chapter berikutnya, cepet update ya thor!
Yuli: sudah ada kelanjutannya ya /Smile/ selamat menikmati cerita author.. dan ditunggu kelanjutan nya akan segera diterbitkan/Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!